Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmatsjah Said
Abstrak :
PENDAHULUAN
Dengan berkembangnya ilmu kedokteran dan meningkatnya usaha-usaha di bidang pelayanan medik untuk pasien, maka banyak masalah-masalah kesehatan yang tadinya tidak dapat diatasi kemudian dapat tertolong. Dengan berkembangnya teknik diagnostik dan terapi timbul juga masalah-masalah lain, seperti adanya ketergantungan akan tindakan tersebut. Keadaan ini juga terjadi pada pasien gagal ginjal terminal yang perjalanan penyakitnya tidak reversibel dan terus berlanjut. Untuk menolong pasien dengan gagal ginjal terminal dapat dilakukan terapi pengganti seperti dialisis dan transplantasi ginjai.

Dialisis adalah suatu cara untuk menggantikan sebagian fungsi ginjal. Dialisis bukan metode untuk membantu kegagalan ginjal seperti misalnya: digitalis membantu otot jantung yang lemah. Pada dialisis terjadi pengambilalihan fungsi. Ginjal buatan (hemodialyzer/dialyzer) adalah alat yang digunakan untuk mengeluarkan sampah metabolisme tubuh atau zat toksis lain dari dalam tubuh bila fungsi kedua buah ginjal sudah tidak memadai lagi. Hemodialisis berasal dari bahasa Yunani, haima berarti darah sedangkan dialisis berarti memisahkan dari yang lain. Yang terjadi secara klinis ialah zat sisa atau sampah dalam darah disaring lewat membran semipermiabel dan kemudian dibuang. Ginjal buatan dapat menggantikan hanya sebagian fungsi ekskresi dan tidak dapat menggantikan fungsi endokrin, metabolik, sintetik ginjal normal. Meskipun dengan keterbatasan tersebut, pada saat ini hemodialisis kronik telah berhasil mempertahankan hidup sekitar 200.000 orang pasien gagal ginjal terminal dengan tingkat rehabilitasi yang cukup baik di seluruh dunia.

Data dan studi epidemiologik tentang gagal ginjal kronik di Indonesia dapat dikatakan tidak ada. Yang ada adalah studi atau data epidemiologik klinik. Pada saat ini tidak dapat dikemukakan pola prevalensi di Indonesia, demikian juga pola morbiditas dan mortalitas. Data klinik berasal dari rumah sakit rujukan nasional, rumah sakit rujukan propinsi dan rumah sakit swasta spesialistik, sehingga dapat dipahami, bahwa data tersebut berasal dari kelompok yang khas.

1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Muhamad Firmansyah
Abstrak :
ABSTRAK
Interdialytic Weight Gain (​IDWG) merupakan akumulasi cairan pada dua waktu dialisis yang dapat dipengaruhi ​oleh asupan cairan, natrium, dan tidak adekuatnya ultrafiltrasi. Kenaikan IDWG yang tinggi akan meningkatkan mortalitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan manajemen terapi dialisis kronis dengan IDWG. Desain penelitian ini adalah ​cross-sectional yang melibatkan 94 responden yang dipilih melalui consecutive sampling. Kepatuhan dinilai menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari End Stage Renal Disease Adherence Quesstionaire. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif yang sedang antara kepatuhan manajemen terapi dialisis kronis dengan IDWG (P value = 0,001), (r = - 0,49) artinya semakin tinggi kepatuhan manajemen terapi dialisis kronis maka IDWG akan semakin ringan. Pembatasan cairan dan makanan menunjukkan ada hubungan dengan IDWG (P value = 0,001), (r = -0,48); r = -0,38) untuk keduanya. Mayoritas pasien patuh terhadap manajemen terapi dialisis kronis (61,7%) dan IDWG terbanyak dalam kategori ringan (46,8%). Disarankan bagi perawat HD agar memilih strategi yang tepat dalam meningkatkan kepatuhan pasien HD untuk menurunkan IDWG.
ABSTRACT
Interdialytic Weight Gain (IDWG) is an accumulation of fluid between two-time dialysis which influenced by fluid intake, sodium, and inadequate of ultrafiltration, the increase of IDWG may enhance mortality among haemodialysis patient. This study aims to identify the relationship between chronic dialysis therapy management and IDWG. The design of this study was cross-sectional, involved 94 respondents being selected by consecutive sampling. The adherence was assesed using questionnaire that was adapted from End Stage Renal Disease Adherence Qustionnaire. The result of the study shows there is a significant relationship between chronic dialysis therapy management and IDWG (P value = 0,001), (r = - 0,49) it means higher the adherence of chronic dialysis therapy management then IDWG will be lighter. Fluid restriction and diet restriction showed a relationship with IDWG (P value = 0,001), (r = -0,48; r = -0,38) respectively. Majority patients had adherence of chronic dialysis therapy management (61,7%) had IDWG in low category (46,8%). it can be suggested that nurses have to create appropriate strategies to increase patients' adherence in order to reduce IDWG on haemodialysis patients
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S66030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Fuad Almubarok
Abstrak :
[ABSTRAK
Hemodialisis (HD) dengan metoda single-use dan reuse berdampak terhadap aktivitas harian, peran sosial dan aspek psikologis. Pemakaian metoda tersebut dapat menghasilkan kualitas hidup yang berbeda pada pasien gagal ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis dengan metoda single-use dan reuse. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif cross sectional dan melibatkan 70 pasien gagal ginjal yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner KDQOL-SF 36 dan catatan rekam medik, analisa menggunakan univariat dan bivariat: T-test dan Chisquare untuk melihat hubungan beberapa faktor dengan kualitas hidup. Terdapat 45,70% responden dengan metoda single-use yang memiliki kualitas hidup baik dan 34,30% responden dengan metoda reuse yang memiliki kualitas hidup baik. Faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup adalah: adekuasi (P: 0,001), Hb (P: 0,003), albumin (P: 0,001), tekanan darah (P: 0,002) dan lama menjalani hemodialisis (P: 0,030). Responden yang berkualitas hidup baik masih rendah jumlahnya, maka perlu melakukan evaluasi penilaian kualitas hidup secara reguler dan konsisten untuk selanjutnya menjadi tolok ukur mengupayakan manajemen keperawatan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
ABSTRACT
Haemodialysis may impact on various aspects of haemodialysis patients, including: their daily activities, social roles and psychological aspects. The application of reuse and single-use methods of haemodialysis could be resulting in different quality of life of haemodialysis patients. This study aimed to explore quality of life of kidney failure patients undergoing haemodialysis with single-use and reuse methods. This descriptive study used cross sectional approach, recruited 70 kidney failure patients undergoing haemodialysis by consecutive sampling technique. Data collecting used KDQOL-SF 36 questionnaires and medical record, analysis used univariat and bivariate: T-test and chi-square test to determine the relating factors of quality of life. The result revealed that there were 45,7% respondents with single-use method had good quality of life and 34,30% respondents with reuse method had good quality of life. The related factors of quality of life were adequacy (P: 0,001), Hb (P: 0,003), albumin (P: 0,001), blood pressure (P: 0,002), and periode of haemodialysis (P: 0,030). The quality of life among those patients (single-use and reuse method) mostly were poor. It is necessary to evaluate quality of life on these patients regularly and consistently, thus initiate to develop nursing management to increase their quality of life, Haemodialysis may impact on various aspects of haemodialysis patients, including: their daily activities, social roles and psychological aspects. The application of reuse and single-use methods of haemodialysis could be resulting in different quality of life of haemodialysis patients. This study aimed to explore quality of life of kidney failure patients undergoing haemodialysis with single-use and reuse methods. This descriptive study used cross sectional approach, recruited 70 kidney failure patients undergoing haemodialysis by consecutive sampling technique. Data collecting used KDQOL-SF 36 questionnaires and medical record, analysis used univariat and bivariate: T-test and chi-square test to determine the relating factors of quality of life. The result revealed that there were 45,7% respondents with single-use method had good quality of life and 34,30% respondents with reuse method had good quality of life. The related factors of quality of life were adequacy (P: 0,001), Hb (P: 0,003), albumin (P: 0,001), blood pressure (P: 0,002), and periode of haemodialysis (P: 0,030). The quality of life among those patients (single-use and reuse method) mostly were poor. It is necessary to evaluate quality of life on these patients regularly and consistently, thus initiate to develop nursing management to increase their quality of life]
2015
T43595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library