Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elvi Oktarina
Abstrak :
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang menyerang sistem imun. Penderita HIV/AIDS hingga saat ini masih mendapat stigma dan diskriminasi termasuk dilingkungan pelayanan kesehatan. Perawat sebagai bagian pemberi pelayanan kesehatan berperan penting dalam memberikan asuhan keperawatan dalam pencegahan dan penularan HIV/AIDS. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi bertujuan untuk memperoleh gambaran persepsi perawat tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien HIV/AIDS. Enam partisipan dipilih sesuai kriteria dengan metode purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam yang dilengkapi catatan lapangan, direkam kemudian dibuat transkrip verbatim, selanjutnya dianalisis menggunakan metoda Colaizzi. Hasil penelitian mengidentifikasi delapan tema utama yaitu: sikap perawat, pengetahuan, aktivitas pengkajian, perubahan fisiologis, perubahan psikologis, perubahan sosialisasi, kondisi ekonomi dan kondisi spritual pasien HIV/AIDS. Peneliti menyimpulkan persepsi negatif dan positif perawat berhubungan dengan pengetahuan perawat tentang HIV/AIDS. Hasil penelitian menyarankan perlunya dilakukan asuhan keperawatan secara biopsikososial spritual kepada pasien HIV/AIDS karena mereka mengalami perubahan yang kompleks.
HIV / AIDS is an infection disease that attacks the immune system. People with HIV / AIDS still received a stigma and discrimination until now, as well as in the health care service. Nurses as a part of health care providers play an important role in nursing care process to prevent and reduce the transmission of HIV / AIDS. The aim of qualitative research with phenomenological approach was to obtain a description about the nurses's perception in nursing care given to HIV / AIDS patients. Six participants were selected according to the purposive sampling criteria. Data was collected through in-depth interviews supported by field notes, recorded and then verbatim transcript, then analyzed by Colaizzi methods. This study were identified eight major themes, namely: nurses attitude, knowledge, assessment practice, physiological changes, psychological changes, socialization alteration, economic condition, and the spiritual condition on HIV/AIDS patient. The researcher concluded that negative or positive nurses perceptions related to the nurse's knowledge about HIV / AIDS. Based on this study result, suggested that the HIV / AIDS patients needed biopsychosocial spiritual nursing care because of their suffered complex changes.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Nur Azza
Abstrak :
Menurut Bellak (1993), fungsi utama TAT adalah untuk mengungkapkan dinamika tes kepribadian dan kaitannya dengan fungsi ego. Tes ini menggunakan metode yang sifatnya idiografik, dimana individu dilihat sebagai makhluk yang unik. Murray (dalam Bellak, 1993) menyatakan bahwa setiap kartu TAT dapat dianggap sebagai simulasi situasi sosial , sehingga respon apapun yang muncul akan mencerminkan perilaku individu dalam masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian terhadap Orang dengan HIV AIDS (Odha). Saat seseorang didiagnosa terinfeksi HIV/AIDS, maka ia dihadapkan pada berbagai masalah yang tidak hanya mempengaruhi kondisi fisiknya, tetapi juga memunculkan reaksi psikologis yang mengikuti reaksi seperti yang ditunjukkan oleh pasien terminal illness. Reaksi-reaksi tersebut berupa shock, denial, anger, bargaining, depression dan acceptance. Tidak hanya itu, mereka juga harus menghadapi kenyataan bahwa penyakit kronis yang mereka peroleh memiliki stigma negatif dari masyarakat. Hal ini berkaitan dengan penemuan awal AIDS pada kaum homoseksual serta penyebarannya yang erat berhubungan dengan penggunaan narkoba Serta perilaku seks diluar nikah. Akibatnya, Odha cenderung dijauhi dan mendapatkan diskriminasi saat berada dalam masyarakat. Dengan beragamnya masalah yang dihadapi. oleh Odha, maka penggunaan TAT yang memiliki kemampuan untuk melihat gambaran here and now dari individu menjadi cukup tepat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif; terhadap 4 Odha yang berada di sebuah yayasan pemulihan adiksi. Dari hasil penelitian ini, terlihat bahwa tidak ada satu kata pun yang ditolak. Seluruh subyek dapat memberikan respon terhadap kartu-kartu yang diberikan. Hasil ini menunjukkan bahwa keempat subyek tidak merasa terganggu dengan gambar dalam kartu TAT yang mungkin mirip dengan peristiwa yang pernah mereka alami. Kemudian, Saat memberikan respon pada gambar, 3 orang subyek (W, S, U) cenderung menggunakan dirinya sendiri sebagai sumber cerita dalam 1 atau lebih kartu yang diberikan. Ketiganya menjelaskan bahwa tokoh dalam kann persis seperti dirinya atau serupa dengan kejadian yang pernah mereka alami sebelumnya Berdasarkan tema deskriptif terlihat bahwa semua subjek cenderung terlihat ragu-ragu dan bingung dalam menghadapi kondisi mereka saat ini. Selain itu, juga terdapat rasa takut akan kematian, penyesalan karena telah menyusahkan keluarga. Serta merasa berdosa karena telah melakukan kesalahan. Selanjutnya, terlihat juga bahwa keempat subjek memiliki persepsi yang negatif mengenai lingkungannya (mengancam, mencampakkan, mengucilkan, diskriminasi) Masih dalam tema deskriptif tiga orang subyek (kann 1?GF) menunjukkan adanya keinginan untuk melakukan bunuh diri saat merasa putus asa.Meskipun begitu, hal ini perlu ditelaah lebih lanjut dengan wawancara lebih Lanjut sena interpretasi hasil TAT yang lebih mendalam Sedangkan berdasarkan anamnesis. lampak tiga orang subyek (W,U,N) terlihai berusaha menutupi perasaan berkenaan dengan kondisi HIV positifnya, dan hanya subyek S yang terlihat lebih terbuka dalam menunjukkan kekhawatirannya. Meskipun Begitu, keempat subjek terlihat sama-sama memiliki pandangan negatif terhadap perilakunya semasa menggunakan narkoba dan semuanya memberikan reaksi yang sama saat tahu dirinya positif HIV, yaitu kaget, merasa shock. Lebih lanjut, pemberian konseling pre dan posttest HIV/AIDS dianggap cukup beque ngaruh dalam menyiapkan subjek saat ia menerima hasil tes darah dan keberadaan dukungan (baik oleh keluarga alan yayasan) dipersepsikan sebagai suatu hal yang positif oleh seluruh subjek Hasil anamnesa dan respon TAK terlihat saling memanjang. Beberapa hal yang tidak muncul di anamnesa, ternyata muncul di TAT dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan penggunaan TAT disertai dengan anamnesa dapat memperkaya pemahaman tentang subjek. TAT juga dapat mengungkapkan hal yang tidak bersedia diungkapkan oleh subyek aian pun yang tidak dapat cli ungkapkan selama proses wawancara karena tidak disadarinya. Kemudian., indak dapat disimpulkan adanya kecenderungan patologis pada tiga orang subyek (W, SU) yang menyatakan dengan islam saat memberikan respon bahwa mereka seperti melihat diri mereka sendiri sebagai tokoh di dalam kartu akan bahkan merasa bahwa situasi dalam kartu pernah mereka alami sebelumnya, karena dalam penelitian ini terlihat bahwa hal tersebut dapat memberikan dampak yang positif. Dampak ini terutama terlihat pada subyek S yang menyatakan bahwa melalui bercerita dengan kartu, ia merasa seperti mendapatkan kesempatan untuk sharing dan lebih memahami dirinya sendiri. Selain itu, dalam memberikan respon, tiga subjek menyatakan bahwa mereka merasa lebih bebas bercerita saat diberikan karm 16 (blank card). Hal ini sesuai dengan pernyataan Bellak (1993) bahwa kartu ini memungkinkan subyek untuk membeberkan imajinasinya dan bebas melakukan proyeksi. Dalam penelitian ini, masih belum terungkap dengan jelas apakah tema yang diproyeksikan melalui kartu berhubungan dengan kondisi positif HIV/AIDS yang oleh subjek ataukah lebih dipengaruhi oleh kondisinya saat ini yang berada pada pemulihan adiksinya Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam, diperkirakan penggunaan level interpretasi yang lebih baik dari tema deskriptif Serta skoring TAT secara lengkap akan lebih membantu. Selain itu, disarankan untuk melakukan penelitian dengan subjek yang memiliki latar belakang berbeda (Odha wanita atau yang tertular melalui hubungan seksual, dst). Penggunaan jumlah kartu yang lebih banyak juga dianjurkan sehingga pemahaman yang didapat menjadi lebih luas. Kemudian, hasil pemeriksaan dan interpretasi TAT yang didapatkan dari subyek dapat dijadikan umpan balik untuknya, sehingga mereka dapat lebih mengenali dan memahami perasaan-perasaan serta cara pandang yang mereka mengenai diri dan lingkungannya.. Berdasarkan hasil penelitian yang ada, dapat disarankan agar TAT digunakan oleh tenaga yang terlatih sebagai sarana bagi Odha untuk mengekspresikan perasaannya dengan lebih mudah.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnowati
Abstrak :
Jumlah penderita Human Immunodeficiency virus (HIV) di dunia setiap tahun semakin bertambah, dengan proporsi perempuan berjumlah lebih sedikit dari laki-laki, namun mereka mempunyai kesadaran yang rendah terhadap pengobatan dan perawatan HIV, self efficacysebagai prediktor utama dalam pengobatan HIV sangat dibutuhkan bagi keberlangsungan pengobatan HIV mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara stigma dan kesejahteraan mental dengan self efficacy kepatuhan pengobatan HIV pada perempuan dengan HIV/AIDS dimasa pandemi Covid-19. Menggunakan metode kuntitatif dengan pendekatan cross sectional dengan responden sebanyak 122 perempuan dengan HIV/AIDS yang berusia lebih dari 15 tahun. Hasil: karakteristik responden menunjukkan mayoritas usia 36-45 sebanyak 59%, berstatus menikah 62.3%, berpendidikan menengah 74.6%, tidak bekerja 54.1%, lama terdiagnosa HIV 1-5 tahun. skor median 28 pada stigma, 60 pada kesejahteraan mental dan skor median 115 pada self efficacy.  study ini menunjukkan hasil bahwa terdapat korelasi antara stigma dengan self efficacy dengan nilai p value 0.020, kesejahteraan mental dengan self efficacy (p=0.005), Dan antara status pernikahan dengan self efficacy (p=0.024) Kesimpulan: stigma, kesejahteraan mental serta status pernikahan berhubungan dengan self efficacy kepatuhan pengobatan pada perempuan dengan HIV/AIDS di RSUP Fatmawati di masa pandemi Covid-19. ......The number of sufferers of Human Immunodeficiency virus (HIV) in the world is increasing every year.  the proportion of women is fewer than men, but they have low awareness of HIV treatment and care, self-efficacy as the main predictor of HIV treatment is urgently needed for the continuation of their HIV treatment. The purpose of this study was to identify self-efficacy in women with HIV/AIDS during the Covid-19 pandemic. Using a quantitative method with a cross sectional approach with respondents as many as 122 women with HIV/AIDS aged more than 15 years. Results: The characteristics of the respondents showed that the majority were aged 36-45 as much as 59%, married status 62.3%, secondary education 74.6%, 54.1% unemployed, 1-5 years diagnosed with HIV. median score of 28 on stigma, 60 on mental health and median score of 115 on self-efficacy. This study shows the results that there is a correlation between stigma and self-efficacy with a p-value of 0.020, mental health and self-efficacy (p=0.005), and between marital status and self-efficacy (p=0.024). Conclusion: stigma, mental health and marital status related to self-efficacy for medication adherence in women with HIV/AIDS at Fatmawati General Hospital during the Covid-19 pandemic.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reynold R. Ubra
Abstrak :
Tantangan pengobatan ARV adalah kepatuhan. Kepatuhan pengobatan ARV di Kabupaten Mimika menurun dari 84.3% pada tahun 2009 menjadi 62% pada tahun 2011. Berdasarkan fakta ini dilakukan penelitian cross sectional agar diketahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepatuhan ≥ 80% : 44.59% dan kepatuhan < 80% : 55.41%. Hasil uji regresi logistik menunjukan bahwa pasien berpendidikan tinggi lebih patuh dari berpendidikan rendah, pasien tidak bekerja lebih patuh dari pasien yang bekerja, Pasien bukan suku Papua lebih patuh dari pasien suku Papua dan pasien yang mendapat dukungan keluarga lebih patuh dari pasien yang tidak mendapat dukungan keluarga. ......ARV treatment is compliance challenges. ARV treatment adherence in Mimika District decreased from 84.3% in 2009 to 62% in 2011. This fact-based cross sectional study carried out in order to know the factors related to medication adherence. The results showed that compliance ≥ 80%: 44.59% and adherence <80%: 55.41%. The results of logistic regression test showed that highly educated patients had better adherence than less educated, not working more adherent patients than patients who work, not the tribe of Papua patients more adherent than patients Papuan tribal and family support for patients who received more adherent than patients who did not receive family support.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31089
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Ema Hulina Wissaputri
Abstrak :
Tujuan penelitian uji klinis ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kolostrum sapi terhadap jumlah limfosit CD4+ penderita HIV. Penelitian dilakukan di UPT HIV RSUPNCM, mulai bulan Pebruari 2010 sampai dengan Mei 2010. Sebanyak empat puluh subyek terseleksi dari penderita HIV dengan metode consecutive sampling. Dengan alokasi random blok, dihasilkan dua puluh subyek mendapat kolostrum sapi dan konseling gizi, dan dua puluh subyek lain hanya mendapat konseling gizi saja. Data dikumpulkan sebelum dan setelah periode perlakuan melalui wawancara, pengukuran antropometrik dan pemeriksaan laboratorium darah untuk penentuan jumlah limfosit CD4+. Data asupan makanan ditentukan dengan menggunakan metode food record 1 hari dalam seminggu pada awal dan a.ldrir penelitian. Selama periode penelitian, empat subyek di drop out karena kondisi memburuk (satu orang), tugas keluar kota (dua orang) dan satu orang tidak dapat dihubungi. Nilai rerata jumlah limfosit CD4+ sebelum pemberian kolostrum sapi pada kelompok perlakuan adalah 188,67±79,29 sel/mm sedang pada kelompok kontrol 186,56±83,48 sel/mm dengan uji t tidak berpasangan kedua kelompok memberikan hasil tidak berbeda bermakna (p=0,938). Setelah perlakuan, terjadi peningkatan jumlah limfosit CD4+ pada kedua kelompok menjadi 246,06±161,18 sel/mm pada kelompok perlakuan, sedang pada kelompok kontrol menjadi 201,61±83,5 sel/mm dengan uji t tidak berpasangan menunjukkan hasil tidak berbeda bermakna. Skor kualitas hidup dengan menggunakan SF-36v2 pada kelompok perlakuan memberikan nilai rata 108,78 dan di akhir penelitian menjadi 113. Pada kelompok kontrol, sebelum perlakuan didapatkan nilai rata skor kualitas hidup adalah 108,89, setelah enam minggu, nilairerata menjadi 111,94. Uji t tidak berpasangan pada kelompok perlakuan maupun kontrol tidak menunjukan perbedaan yang bermakna. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa setelah pemberian kolostrum sapi selama enam minggu dapat mingkatkan jumlah limfosit CD4+ dan skor kualitas hidup yang secara statistik tidak bermakna. Walaupun secara statistik tidak bermakna, tetapi secara klinis ada manfaatnya.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T29146
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Maulidina
Abstrak :
Tat Oyi HIV-1 merupakan komponen vaksin penelitian yang sedang dipelajari sebagai vaksin terapeutik untuk HIV. Vaksin terapeutik HIV merupakan jenis vaksin yang dirancang untuk memperbaiki respon kekebalan tubuh terhadap HIV pada orang yang sudah terinfeksi HIV. Tat Oyi digunakan sebagai komponen vaksin karena sifatnya yang tidak toksik. Protein Tat Oyi didapatkan dari hasil gen Tat Oyi yang telah diekspresikan, ekspresi protein Tat Oyi dilakukan dengan mengekspresikan gen Tat Oyi ke dalam suatu vektor ekspresi. Ekspresi Protein membutuhkan gen Tat Oyi dalam jumlah banyak dan konsentrasi tinggi untuk itu dilakukan pengklonaan agar didapatkan jumlah yang mencukupi. Pensubklonaan gen Tat Oyi ini dilakukan dalam suatu vektor klona pQE-80L. Plasmid rekombinan Tat Oyi diperbanyak dalam sel inang Escherichia coli TOP10. Hasil yang diperoleh dari pensubklonaan ini adalah klona gen Tat Oyi dalam plasmid rekombinan pQE-80L. Tujuan dilakukan pensubklonaan adalah untuk memperbanyak gen Tat Oyi yang akan dibutuhkan dalam proses ekspresi protein Tat Oyi. Hasil verifikasi digesti dan sekuensing menunjukkan gen Tat Oyi HIV-1 berhasil disisipkan ke dalam vektor pQE-80L tetapi terdapat sebanyak 42 nukleotida dan 14 asam amino terdelesi.
Tat Oyi HIV-1 is a component of a research vaccine that is being studied as a therapeutic vaccine for HIV. The therapeutic HIV vaccine is a type of vaccines designed to improve the response to HIV in people who have already HIV infected. Tat Oyi is used as a component of vaccines because of its non-toxic nature. Tat Oyis protein is obtained from the results of Tat Oyi gene expression. Tat Oyi protein expression was received from the results of the expressed Tat Oyi gene. Protein expression requires a large amount and high concentrations of Oyi genes for which cloning is carried out in order to obtain sufficient amount. The Tat Oyi gene subcloning is carried out in the pQE-80L clone vector. Recombinant Tat Oyi plasmids were reproduced in the host cell, which type is E. coli TOP10. The results obtained from this subcloning are the clones of the Tat Oyi gene in the recombinant pQE-80L plasmids. The purpose of the subcloning was to multiply the Tat Oyi gene that would be needed in the process of Tat Oyis protein expression. The digestion and sequencing verification results showed the Tat Oyi HIV-1 gene is successfully inserted into the pQE-80L vector. However, 42 nucleotides and 14 amino acids are deleted.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaki Dinul
Abstrak :
ABSTRAK
Biaya pengobatan HIV/AIDS mahal. ODHA mengeluarkan biaya sendiri yang besar untuk membiayai pengobatan. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan OOP pada pasien HIV/AIDS rawat jalan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif secara retrospektif dengan desain penelitian berupa desain studi potong lintang. Adapun sampel pada penelitian ini, yaitu pasien HIV/AIDS rawat jalan yang diambil secara acak sebesar 144 pasien. Rata-rata pengeluaran per kunjungan pasien sebesar Rp100.763,35 yang terdiri dari jasa dokter Rp41.557,32, administrasi Rp4563,56 dan biaya tes laboratorium sebesar Rp13.833,03. Rata-rata pengeluaran pasien umum dalam setahun sebesar Rp999.755,10 dan pasien jaminan sebesar Rp268.116,50. Ada hubungan secara statistik antara cara pembayaran terhadap Biaya Pengobatan setelah mengontrol variabel status pasien, jumlah infeksi oportunistik, dan jumlah kunjungan (nilai p sebesar 0,0005). Diharapkan pemerintah bisa menjamin penderita HIV/AIDS untuk mendapatkan pengobatan agar bisa terhindar dari kerugian ekonomi.
ABSTRACT
cost for treatment HIV/AIDS is expensive. PLHIV spent high cost for treatment (out-of-pocket). This research analized cost for treatment in outpatient with HIV/AIDS, used cross sectional design. The sample in this research was 144 outpatient HIV/AIDS in RSKO, taken by simple random sampling. Out-of-Pocket for treatment was Rp 100.763,35/visit consists of physician Rp41.557,31, medical (non-ARV) Rp5, administration Rp4.563,56, and laboratorium test Rp13.833,03. The mean for patient with no insurance Rp999.755,10/year and with insurance Rp268.116,50. There is significant relationship between payment and number of visit to expense (p value 0,0005). Hope government could insure PLHIV for avoiding financial burden.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eulis Mar`atul Kamilah
Abstrak :
Acquired Immune Deficiency Sindrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus tersebut merusak kekebalan tubuh manusia dan menyebabkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi .Hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan secara bergantian,transfusi darah yang terinfeksi HIV,dan penularan ibu yang terinfeksi HIV ke anak yang dikandungnya merupakan faktor resiko yang dapat menularkan HIV dari satu orang ke orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik pasien yang terdiri dari jenis kelamin, umur, status kawin, pendidikan, pekerjaan, dan perilaku beresiko serta IMS dengan kejadian HIV/AIDS di Klinik VCT Puskesmas Cikarang Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari data kunjungan pasien yang melakukan VCT ( Voluntary Counselling and Testing) dari bulan Januari - Desember 2013. Desain penelitian menggunakan desain potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel sebanyak 587 orang. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran karakteristik pada setiap variabel yang diteliti. Sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Adapun analisis multivariate digunakan untuk melihat faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kejadian HIV/AIDS. Uji statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-squre untuk bivariat dan regresi logistic ganda untuk multivariat. Hasil analisis menunjukkan persentase pasien yang mengalami kejadian HIV positif di Klinik VCT Puskesmas Cikarang pada Tahun 2013 sebesar 12,4 %. Variabel yang berhubungan bermakna dengan dengan kejadian HIV adalah variabel status kawin (p= 0,012) dan status IMS (p=0,012). Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian HIV adalah status bercerai dengan OR 5,3. Untuk mencegah terjadinya HIV/AIDS maka penulis menyarankan untuk selalu menggunakan kondom pada saat melakukan perilaku seks beresiko juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan IMS untuk mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS. ...... Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is a collection of symptoms that are caused by the Human Immunodeficiency Virus (HIV). This virus damages the immune humans and cause a decrease or loss of endurance, so to infection and illness. Unsafe sex, use of unsterile needles and in turn, HIV-infected blood transfusions, and transmission of HIV-infected mother to child it contains a risk factor that can transmit HIV from one person to another. This study aims to determine the relationship of patient characteristics consisting of gender, age, marital status, education, occupation, and risk behavior and STI incidence of HIV / AIDS in the health center VCT Clinic Cikarang Bekasi. The data used in this study is a secondary data derived from traffic data of patients undergoing VCT (Voluntary Counselling and Testing) of the month from January to December 2013. Study design using cross-sectional design (cross-sectional) with a total sample of 587 people. The data were then analyzed using univariate, bivariate and multivariate analyzes. Univariate analysis was conducted to determine the characteristic features of each variable studied. While the bivariate analysis was conducted to determine the relationship between the independent variables and the dependent variable. The multivariate analysis is used to see the most dominant factors associated with the incidence of HIV / AIDS. Statistical tests used in this study is the chi-square test for bivariate and multiple logistic regression for multivariate analyzes. The analysis showed the percentage of patients who experienced a positive HIV incidence in Cikarang VCT clinic at the health center in 2013 of 12.4%. Variables significantly associated with the incidence of HIV is variable marital status (p = 0.012) and the status of STI (p = 0.012). The most dominant variables associated with HIV incidence is divorced marital status with OR of 5.3. To prevent HIV / AIDS, the authors suggest to always use a condom when doing risky sexual behavior are also advised to check the IMS to prevent the transmission of HIV / AIDS.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Alphi Nabila
Abstrak :
ABSTRAK
Perilaku berobat dalam penelitian ini ialah perilaku ODHA dalam meminum obat ARV. Penggunaan ARV menuntut ODHA untuk patuh menjalankan pengobatannya. Sedikit pelanggaran dari ketentuan dapat menyebabkan kegagalan proses pengobatan dan memicu munculnya resistensi. Di Indonesia, angka kejadian kegagalan dalam pengobatan ARV masih tinggi. Hingga September 2014, ada 38.399 orang yang berhenti melakukan pengobatan ARV dan tidak ter-followup. Tujuan dari penelitian ini ialah memperoleh gambaran yang mendalam tentang perilaku berobat ODHA Yayasan Kotex Mandiri yang berkaitan dengan pengetahuan, self efficacy, riwayat efek samping obat, akses layanan kesehatan, pengalaman mendapat stigma dan diskriminasi di layanan kesehatan, dukungan tenaga kesehatan, dan dukungan kelompok. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan desain studi kasus. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ODHA Yayasan Kotex Mandiri memiliki pengetahuan yang baik mengenai HIV, memiliki self efficacy yang tinggi, mengalami riwayat efek samping obat namun dapat diatasi dengan baik dan tidak menimbulkan putus obat, mendapat akses layanan kesehatan mudah, tidak mengalami stigma dan diskriminasi di layanan kesehatan, mendapat dukungan dari tenaga kesehatan, dan kelompok (keluarga, teman, dan LSM). Adanya program pendampingan dari Yayasan Kotex Mandiri di layanan kesehatan memberikan dampak seperti peningkatan pengetahuan dan motivasi berobat ODHA.
ABSTRACT
The treatment behavior in this study is the behavior of ODHA in taking ARV drugs, starting from taking ARV in health services to their consumption. The use of antiretrovirals requires ODHA to comply and carry out their treatment regularly. Few violations of the provisions for taking these drugs can cause a failure of the treatment process and trigger resistance. In Indonesia, the incidence of ARV treatment failure is still high due to poor adherence to treatment. Until September 2014, there were 38,399 people who stopped taking ARV treatment and were not followed up. The purpose of this study was to obtain an in-depth picture of the treatment behavior of the ODHA of Kotex Mandiri Foundation relating to knowledge, self efficacy, history of drug side effects, access to health services, experience of getting stigma and discrimination in health services, support of health workers, and group support. This research is a type of qualitative research using case study design. The method used is in-depth interviews and document review. The results showed that most ODHA in Kotex Mandiri Foundation had good knowledge about HIV, modes of transmission, and ARV treatment, had high self efficacy, experienced a history of drug side effects such as nausea, fever, rashes, but could be treated well and does not cause drug breaking behavior, gets access to health services very easily, does not experience stigma and discrimination in health services where he is treated, gets support from health workers, and groups (family, friends and NGOs). The existence of a mentoring program from Kotex Mandiri Foundation in health services has had an impact such as increasing the knowledge and motivation of ODHA treatment.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Alphi Nabila
Abstrak :
Perilaku pengobatan dalam penelitian ini adalah perilaku ODHA dalam minum obat ARV, mulai dari minum obat ARV hingga konsumsinya. Penggunaan ARV mengharuskan ODHA untuk mematuhi dan menjalankan pengobatannya secara teratur. Pelanggaran ringan terhadap ketentuan minum obat dapat mengakibatkan kegagalan proses pengobatan dan mengakibatkan timbulnya resistensi. Di Di Indonesia, angka kejadian kegagalan pengobatan ARV masih tinggi karena kepatuhan minum obat yang buruk. Per September 2014, ada 38.399 orang yang menghentikan pengobatan ARV dan tidak ditindaklanjuti. Tujuan penelitian Hal ini untuk mendapatkan gambaran yang mendalam tentang perilaku pengobatan ODHA Yayasan Kotex Mandiri terkait pengetahuan, efikasi diri, sejarah efek samping obat, akses ke layanan kesehatan, pengalaman distigmatisasi dan diskriminasi dalam pelayanan kesehatan, dukungan tenaga kesehatan, dan dukungan kelompok. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan desain studi kasus. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam dan penelitian dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ODHA di Kotex. Dasar Mandiri memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV, cara penularan, dan Pengobatan ARV, memiliki efikasi diri yang tinggi, memiliki riwayat efek samping obat-obatan seperti mual, demam, ruam, tetapi dapat ditangani dengan baik dan tidak menyebabkan perilaku putus obat, mendapatkan akses pelayanan kesehatan sangat mudah, tidak mengalami stigma dan diskriminasi dalam pelayanan kesehatan dimana mereka berobat, mendapat dukungan dari tenaga kesehatan, dan kelompok (keluarga, teman, dan LSM). Adanya program pendampingan dari Yayasan Kotex Mandiri dalam pelayanan kesehatan memberikan dampak seperti peningkatan pengetahuan dan motivasi untuk berobat ODHA.
The treatment behavior in this study is the behavior of PLWHA in taking ARV drugs, starting from taking ARV drugs to their consumption. The use of ARV requires PLWHA to comply with and carry out their treatment pengobatan regularly. Minor violations of the provisions for taking medication can result in failure of the treatment process and lead to the emergence of resistance. In Indonesia, the incidence of ARV treatment failure is still high due to poor medication adherence. As of September 2014, there were 38,399 people who stopped ARV treatment and were not followed up. The purpose of this research is to get an in-depth picture of the treatment behavior of PLWHA at the Kotex Mandiri Foundation regarding knowledge, self-efficacy, history of drug side effects, access to health services, experiences of stigmatization and discrimination in health services, support for health workers, and group support. This research is a type of qualitative research using a case study design. The method used is in-depth interviews and document research. The results showed that most of the PLWHA in Kotex. Basic Mandiri has good knowledge about HIV, modes of transmission, and ARV treatment, has high self-efficacy, has a history of side effects of drugs such as nausea, fever, rash, but can be handled well and not causing drug withdrawal behavior, getting access to health services is very easy, not experiencing stigma and discrimination in health services where they seek treatment, getting support from health workers, and groups (family, friends, and NGOs). The existence of a mentoring program from the Kotex Mandiri Foundation in health services has an impact such as increasing knowledge and motivation to seek treatment for PLWHA.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>