Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Mahrani
"ABSTRAK
Latar belakang: Anak HIV yang hidup di daerah endemis campak harus memiliki antibodi campak yang protektif karena mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi dan mendapatkan komplikasinya. Belum ada laporan mengenai seroprevalens antibodi campak pada anak HIV di Jakarta. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seroprevalens antibodi campak dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya pada anak-anak HIV.
Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan di poliklinik Alergi-Imunologi RSCM pada Desember 2019 hingga Februari 2020. Kriteria inklusi
adalah anak usia 1-18 tahun yang telah didiagnosis terinfeksi HIV dan bersedia ikut dalam penelitian. Sampel darah diperiksa untuk mengetahui nilai IgG anti campak.
Seroprotektif jika nilai IgG anti campak ≥330 IU/l. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil: Dari 74 subjek, didapatkan laki-laki 44 orang (59,5%), 64,9% anak didiagnosis terinfeksi HIV dan mendapatkan terapi ART pada usia 12 sampai 60 bulan, 73% anak mendapatkan vaksin campak pertama mereka pada usia kurang dari 12 bulan, 52,7% mendapat vaksin campak yang terakhir pada usia sekolah, dan 55,4% mendapatkan vaksinasi campak sebanyak dua kali atau lebih. Sebagian besar pasien tanpa imunodefisiensi (86,5%), dan 50% subjek memiliki status seroprotektif antibodi campak. Tidak ada hubungan bermakna antara status seroprotektif antibodi campak dengan usia, usia vaksinasi campak pertama, frekuensi vaksinasi campak, dan status imunodefisiensi.
Simpulan: Sebesar 50% anak HIV memiliki antibodi campak protektif. Status seroprotektif ini tidak memiliki hubungan bermakna dengan usia, usia vaksinasi campak
pertama, frekuensi vaksinasi campak, dan status imunodefisiensi.

Background: HIV children living in endemic measles areas must have protective measles antibodies because they have a higher risk to be infected and get complications. There are no reports of measles antibody seroprevalence in HIV children in Jakarta. Aim: The aim of this study was to determine the seroprevalens of measles antibodies
and its related factors in HIV children. Methods: This is a cross-sectional study conducted at the RSCM Allergy-Immunology Clinic from December 2019 to February 2020. Inclusion criteria were children aged 1- 18 years who had been diagnosed with HIV and were willing to participate in this study. Blood samples were examined to determine the value of anti-measles IgG. Seroprotective if IgG anti-measles titre ≥330 IU/l. Data is collected and analyzed using logistic regression test. Results: Of 74 samples, there were 44 men (59.5%), 64.9% of children were diagnosed
with HIV and received ART at 12 to 60 months, 73% of children received their first measles vaccine before 12 months of age, 52.7% got their last measles vaccine at school age, and 55.4% got measles vaccinations twice or more. The majority of patients without immunodeficiency (86.5%), and 50% of the sample had seroprotective status
for measles antibodies. There was no significant relationship between seroprotective status of measles antibody with age, age of first measles vaccination, frequency of measles vaccination, and immunodeficient status. Conclusion: As 50% HIV children have seroprotective measles antibody. There is no significant relationship between seroprotective status and age, age at first meaasles vaccination, number of measles vaccination, and immunodeficiency status."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Wahyu Fathurrahman
"ABSTRAK
Latar Belakang: Diare kronik meningkatkan risiko kematian serta morbiditas jangka panjang pada anak. Anak dengan infeksi HIV memiliki risiko lebih tinggi terjadi diare kronik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik, prevalensi, serta faktor risiko yang terkait dengan kejadian diare kronik pada pasien anak dengan infeksi HIV di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Faktor risiko yang diteliti ialah usia, status nutrisi, status dehidrasi, status pemberian ASI, fase infeksi HIV, penggunaan obat antiretroviral ARV , kultur tinja, serta sindrom malabsorbsi. Metode: Desain penelitian adalah potong lintang dengan sumber data dari rekam medis pasien departemen anak RSCM dengan infeksi HIV pada tahun 2014-2016. Seluruh data memenuhi kriteria dianalisis. Data dianalisis menggunakan analisis bivariat diikuti analisis multivariat. Hasil: Karena keterbatasan data rekam medis, variabel kultur tinja, sindrom malabsorbsi, serta status pemberian ASI dikeluarkan dari penelitian ini. Prevalensi diare kronik pada pasien anak HIV ialah 12,9 . Analisis multivariat atas 132 data menunjukkan hubungan bermakna antara gizi kurang dan buruk p=0,037, adjusted OR=5,737 dan dehidrasi p=0,026, adjusted OR=6,891 dengan kejadian diare kronik pada pasien anak dengan infeksi HIV. Diskusi: Hasil ini dapat dijelaskan dengan pengaruh imunosupresi dari status gizi yang rendah serta dehidrasi, selain bahwa diare pun dapat menyebabkan dehidrasi serta penurunan status gizi.

ABSTRACT
Introduction Chronic diarrhea increases mortality and other long term morbidities in children. Children with HIV infections are at higher risk of developing chronic diarrhea. Objective This study aims to investigate the characteristics, prevalence, and risk factors of chronic diarrhea in HIV children. Factors analyzed are age, nutritional status, dehydration status, breastfeeding, HIV infection phase, use of antiretroviral ARV drugs, stool culture, and malabsorbtive syndrome. Methods In this cross sectional study data are obtained from medical records of children with HIV infection in Cipto Mangunkusumo Hospital from 2014 until 2016. All data that satisfy the inclusion criteria and are not excluded are analyzed by bivariate followed by multivariate analysis. Results Due to insufficient data on stool culture, breastfeeding, and malabsorbtive syndrome, aforementioned variables are dropped from this study. Data shows that prevalence of chronic diarrhea in children with HIV in CMH is 12.9 . Analysis of 132 data shows that low nutritional status p 0.037, adjusted OR 5.737 and dehydration p 0.026, adjusted OR 6.891 are significantly associated with chronic diarrhea in HIV children. Discussions This finding may be due to the immunosupression caused by low nutritional status and dehydration, also by the fact that diarrhea can also cause a decrease in nutritional status and induce dehydration."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library