Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yurina Alhayu
Abstrak :
Latar belakang: Meningkatnya jumlah pengguna narkoba di Indonesia, dapat meningkatkan jumlah kasus HIV/AIDS melalui tindakan berisiko. Pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDS dapat menurunkan risiko transmisi penyakit tersebut. Terdapat MOinfeksi HIV/AIDS yang dapat menurunkan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Pengetahuan tentang MO HIV/AIDS dapat meningkatkan kewaspadaan individu terkait infeksi tersebut. Belum diketahui data pengetahuan pencegahan dan MO HIV/AIDS pada klien Badan Narkotika Nasional (BNN), Lido, Jawa Barat. Tujuan: Mengetahui pengetahuan, sikap, tindakan pencegahan HIV/AIDS dan manifestasi oralnya, pada klien yang berada di BNN, Lido, Jawa Barat serta kaitannya dengan sosiodemografi, lama pakai narkoba dan lama di rehabilitasi. Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik potong lintang menggunakan kuesioner yang telah diadaptasi lintas budaya pada klien BNN, Lido, Jawa Barat. Hasil: Terdapat 133 responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan masuk dalam kriteria inklusi. Hampir seluruh responden mengetahui HIV/AIDS dan penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan HIV/AIDS, termasuk pengguna jarum suntik, namun beberapa faktor risiko lain belum dapat dijawab dengan benar. Hanya 50% responden beranggapan tidak berisiko menularkan HIV/AIDS karena setia pada pasangan. Sebesar 63,2% responden tahu jika jamur di mulut merupakan MO HIV/AIDS dan 48% menilai bau mulut merupakan gangguan yang dapat dialami oleh ODHA. Hanya sedikit responden yang mengetahui MO EC-Clearinghouse dan yang paling sering dijawab adalah kandidiasis dan keilitis angularis. Selanjutnya pendidikan memiliki hubungan dengan pengetahuan pencegahan HIV/AIDS, lama direhabilitasi memiliki hubungan dengan sikap risiko HIV/AIDS, pekerjaan memiliki hubungan dengan pengetahuan MO HIV/AIDS, serta pengetahuan HIV/AIDS memiliki hubungan dengan sikap tentang HIV/AIDS dan MO HIV/AIDS. Kesimpulan: Telah didapatkannya data mengenai karakteristik umum, pengetahuan, sikap, tindakan pencegahan HIV/AIDS serta manifestasi oralnya pada pengguna narkoba. Masih diperlukan edukasi mengenai pencegahan HIV/AIDS serta pengetahuan mengenai MO HIV/AIDS pada klien BNN, Lido, Jawa Barat. ......Background: The increasing number of drug users in Indonesia, can also increase the number of HIV/AIDS cases through risky behaviors. Good knowledge about the prevention of HIV/AIDS can reduce the risk of transmission. The presence of oral manifestations (OM) of HIV/AIDS infection can reduce the quality of life of people living with HIV/AIDS (PLWHA). Knowledge of MO HIV/AIDS can increase awareness regarding the transmission. There was no known data regarding HIV/AIDS and its OM on clients at National Narcotics Agency Rehabilitation Centre (BNN), Lido, West Java. Objective: To know the knowledge, attitudes, and practices for HIV/AIDS and its OM, among drug users at BNN, Lido, West Java and its relation with sociodemography, duration of drug use and length of rehabilitation. Methods: This study was a cross￾sectional analytic descriptive using a cross-culturally adapted questionnaire that consist of 31 questions. The questionnaire was distributed to the clients at Lido, BNN, West Java. Results: One hundred thirty-three respondents who were willing to participate in the study and matched with the inclusion criteria. Almost all respondents had heard about HIV/AIDS and knew that the use of condoms could reduce the risk of HIV/AIDS transmission, including injecting needle users, but they could not answer several other risk factors. Only 50% of the respondents think they were not at risk of transmitting HIV/AIDS because they were loyal to their partners. As many as 63.2% of respondents knew that yeast in the mouth was one of the OM of HIV/AIDS and 48% rate that bad breath was a disorder that could be experienced by PLWHA. Only a few respondents knew about OM EC-Clearinghouse and the most frequently answered OM were candidiasis and angular cheilitis. Furthermore, level of education had an association with knowledge of HIV/AIDS prevention, length of rehabilitation had an association with HIV/AIDS risk attitudes, work status had an association with knowledge of OM of HIV/AIDS, and knowledge of HIV/AIDS had an association with OM of HIV/AIDS and HIV/AIDS’s attitudes. Conclusion: This study provided data about general characteristics, knowledge, attitudes, and practices prevention of HIV/AIDS and its OM among drug users. Education about HIV/AIDS prevention and knowledge about OM HIV/AIDS is still needed at clients of BNN, Lido, West Java.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Yuriandro
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang. Pengobatan dengan tenofovir pada pasien HIV/AIDS mempunyai risiko timbulnya efek samping pada ginjal berupa penurunan cepat laju filtrasi glomerulus LFG > 5 ml/menit/1,72 m2 setelah pengobatan selama setahun. Besarnya angka kejadian penurunan cepat LFG dan faktor yang mempengaruhinya selama ini masih kontradiktif dan belum dikaji secara lengkap.Tujuan. Mengetahui angka insidens nefrotoksiksitas terkait tenofovir dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Metode. Penelitian dengan desain kohort retrospektif dilakukan di unit pelayanan terpadu HIV RSUPN Cipto Mangunkusumo pada pasien yang memulai pengobatan tenofovir sejak Januari 2010 sampai dengan Januari 2015 dengan metode sampling konsekutif. Kriteria inklusi yaitu berobat minimal setahun dan mempunyai LFG awal > 60 ml/menit/1,72m2. Kriteria eksklusi apabila tidak ada data LFG ulang setelah satu tahun pengobatan. Penelitian dilakukan dengan pengambilan data sekunder melalui penelusuran rekam medis. Variabel-variabel yang berpotensi berhubungan dengan penurunan cepat LFG dianalisis dengan regresi logistik.Hasil. Sebanyak 164 subyek diikutkan dalam penelitian. Insidens penurunan cepat LFG didapatkan pada 87 subyek 53 IK 95 45 - 60,4 . Faktor-faktor yang berpengaruh adalah jenis kelamin laki-laki OR 4,0 IK 95 1,1 - 4,8 , jumlah CD4 dibawah 100 sel/mm3 OR 3,7 IK 95 1,7 ndash; 8,1 , Penambahan berat badan > 20 OR 4,0 IK 95 1,0 ndash; 4,8 dan nilai LFG sebelum pengobatan >90 ml/menit/1,72 m2 OR 9,8 IK 95 2,3 ndash; 42,1 .Simpulan. Insidens penurunan cepat LFG pada setelah pemakaian tenofovir selama setahun adalah 53 . Faktor risiko yang berpengaruh adalah jenis kelamin laki-laki, jumlah CD4 kurang dari 100 sel/mm3, penambahan berat badan > 20 dan LFG awal sebelum pengobatan > 90 ml/menit/1,72 m2.
ABSTRACT
Background. Tenofovir treatment in HIV AIDS patient has a possible side effect for kidney, which is rapid decline in glomerular filtration rate GFR 5 cc min 1,72 m2 after patient undergo tenofovir treatment for one year. The incidence rate for rapid decline in GFR and factors affecting it are still contradictive and not assessed completely.Aim. To identify cumulative incidence and factors affecting tenofovir related nephrotoxicity.Methods. A retrospective cohort study was conducted in HIV AIDS outpatient clinic in Cipto Mangunkusumo Hospital. We include patients who start to take tenofovir as their medication from January 2010 until January 2015 with consecutive sampling method. Inclusion criterias are minimum one year of tenofovir treatment and baseline GFR 60 cc minute 1,72m2. Exclution criteria is no data for GFR evaluation after one year. Our study use secondary data, taken from patient rsquo s medical record. Logistic regression test was used for variabels that could potentially affect rapid decline in glomerular filtration rate.Results. 164 subjects were included for analysis and we found incidence rate for rapid decline in GFR after one year of tenofovir medication in 87 subjects 53 CI 95 45 60,4 . Factors those affecting rapid decline in GFR are male gender OR 4,0 CI 95 1,1 4,8 , CD4 cell count below 100 cell mm3 OR 3,7 CI 95 1,7 ndash 8,1 , weight increase 20 OR 4,0 IK 95 1,0 ndash 4,8 , and baseline GFR 90 cc min 1,72 m2 OR 9,8 CI 95 2,3 ndash 42,1 .Conclusion. The incidence rate for rapid decline in GFR aftre one year of tenofovir medication in HIV AIDS patients in Cipto Mangunkusumo hospital is 53 . Risk Factors that affecting nephrotoxicity are male gender, CD4 cell count below 100 cell mm3, weight increase 20 , and baseline GFR 90 cc min 1,72 m2.
2016
T55601
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library