Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Finisha Haedara
Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu negara dengan aktifitas tektonik yang tinggi. Parameter untuk memprediksi gerakan tanah menjadi sangat penting untuk diteliti. Salah satu parameter yang digunakan untuk memprediksi gerakan tanah adalah cepat rambat gelombang tanah (VS30). Namun di Indonesia ketersediaan data VS30 masih belum mencukupi dikarenakan mahalnya biaya dan waktu pelaksanaan yang relative lebih lama untuk melakukan uji VS30. Perhitungan nilai VS30 dengan pendekatan tertentu kemudian menjadi sebuah solusi yang dapat digunakan untuk memprediksi nilai VS30, salah satunya adalah dengan pendekatan topografi. Teori Allen dan Wald sebagai salah satu peneliti yang menyatakan bahwa nilai slope berbanding lurus dengan nilai VS30 menjadi dasar yang digunakan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mencari model yang sesuai dengan tanah di wilayah Indonesia. Dengan menggunakan 380 data dari titik pengujian MASW yang dikumpulkan dari peneliti sebelumnya dan tersebar di 9 wilayah di Indonesia dan nilai slope serta elevasi yang didapat dari peta topografi SRTM 30 1 arcsecond yang kemudian diolah menggunakan software ArcGIS, pemodelan berbasis slope didapatkan dengan menggunakan metode analisis bivariat dan dievalusi berdasarkan nilai standar deviasi, median serta diagram histogram hasil residu perbandingan VS30 MASW dengan hasil estimasi. Hasil analisis menunjukan bahwa model terbaik didapat dengan mengkorelasikan nilai VS30 dengan slope sesuai dengan elevasinya per 100 meter tanpa menyertakan nilai yang dianggap sebagai slope. Elevasi dibagi menjadi per 100 meter untuk menciptakan model yang baik. Hubungan elevasi dan slope dapat dibuat dalam persamaan log(Vc30) = 2,724 + 0, 192 log(Lr) dengan hasil standar deviasi 0,167 dan merupakan standar deinasi yang terendah diantara nilai lainnya. ......Indonesia is one with highly intensity of tectonic activity area. A parameters to predict ground motion becomes very important to be studied. One of the parameters used to predict ground motion is the shear-wave velocity (VS30). However, in Indonesia the availability of VS30 data is still insufficient due to the high cost and relatively longer implementation time to conduct VS30 tests. Calculation of the VS30 value with a certain approaches then becomes a solution that can be used to predict the VS30 value, one of these is the topographic approaches. The theory by Allen and Wald as one of the researchers who stated that slope value is directly proportional to the VS30 value is the basis used in this study which aims to find a model that is suitable for soils in the Indonesian region. Using 380 data from MASW test points collected from previous researchers and spread across 9 regions in Indonesia and slope and elevation values obtained from SRTM 30 1 arcsecond topographic maps then processed using ArcGIS software, slope- based modeling was obtained using the bivariate analysis method and evaluated based on the values of standard deviation, median and histogram diagram of the residual results of MASW VS30 comparison with the estimated results. The analysis showed that the best model was obtained by correlating the VS30 values with the slope according to the elevation per 100 meters without the values considered as slopes. Elevation was divided into per 100 meters to create a good model. The relationship between elevation and slope can be made in the equation log(Vs30) = 2.724 + 0.192 log(Lr) with a standar deviation result of 0,167 and is the lowest standard devition among other values.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S28486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Try Putra Wibowo
Abstrak :
Inspeksi beton perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan struktur pada beton. Ground-penetrating radar (GPR) menjadi salah satu alat yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan tulangan baja di dalam beton, dimana GPR mampu mendeteksi dan mencitrakan obyek yang berada di dalam beton tanpa diperlukannya tindakan invasif. Pada skripsi ini telah dilakukan rancang bangun GPR untuk aplikasi inspeksi beton sedalam 1 meter. Sistem GPR dirancang menggunakan frequency modulated continuous wave (FMCW) dan bekerja pada pita frekuensi ISM 2,4 - 2,5 GHz. Sistem FMCW GPR yang dibuat menggunakan LimeSDR Mini sebagai modul transceiver, antena Vivaldi elemen tunggal sebagai antena TX, antena susun rectangular patch terintegrasi unequal Wilkinson power divider sebagai antena RX tipe pertama dan antena susun Vivaldi sebagai antena RX tipe kedua. Kedua antena susun menggunakan metode Dolph-Chebyshev weighting. Pengujian dilakukan pada setiap komponen sistem FMCW GPR terlebih dahulu sebelum pengujian sistem seutuhnya. Pengukuran antena TX menunjukkan bahwa antena mampu bekerja pada frekuensi 2,4 – 2,5 GHz, memiliki H-plane beamwidth sebesar 105o, gain sebesar 5,12 dB. Pengukuran antena RX tipe pertama menunjukkan bahwa antena mampu bekerja pada frekuensi 2,356 – 2,589 GHz, memiliki H-plane beamwidth sebesar 26o, sidelobe level sebesar -17,451 dB, front-to-back ratio sebesar -20,22 dB, dan gain sebesar 5,12 dB. Pengukuran antena RX tipe kedua menunjukkan bahwa antena mampu bekerja pada frekuensi 2,4 – 2,5 GHz, memiliki H-plane beamwidth sebesar 25o, sidelobe level sebesar -13,939 dB, front-to-back ratio sebesar -8,208 dB, dan gain sebesar 10,096 dB. Pengukuran low noise amplifier menunjukkan bahwa LNA memiliki gain dengan rentang 11,85 – 13,1 dB pada frekuensi 2,3 – 2,7 GHz. Pengukuran kabel coaxial menunjukkan bahwa kabel memiliki loss dengan rentang -0,49 dB hingga -0,66 dB. Semua komponen dapat bekerja sesuai spesifikasi yang telah ditentukan. Pengujian sistem FMCW GPR dilakukan menggunakan beton bertulang ketebalan 30 cm. Target deteksi berupa besi dalam beton. Hasil pengujian diolah menggunakan perangkat lunak MATLAB untuk kemudian diperoleh citra melintang dari beton. Hasil citra yang diperoleh menunjukkan perbedaan permukaan dengan isi beton uji. Besarnya pantulan dibedakan dengan warna. Spektrum merah menandakan pantulan terbesar dengan nilai maksimum -650 dB, sedangkan spektrum biru menandakan pantulan daya terkecil dengan nilai maksimum -690 dB. ......Concrete structure needs inspection to prevent structural failures. In concrete inspection activity, ground-penetrating radar (GPR) is one of the tools used to detect the location of steel reinforcement in concrete without the need for invasive action. In this research, GPR was designed for concrete inspection applications with concrete thickness of 1 meter. GPR for concrete inspection application is designed using frequency modulated continuous wave (FMCW) and works on ISM bands with a frequency range of 2.4 – 2.5 GHz. FMCW GPR system is designed using LimeSDR Mini as transceiver module, rectangular patch antenna array integrated with unequal Wilkinson power divider as first type RX antenna, Vivaldi antenna array as second type RX antenna, and single element Vivaldi antenna as TX antenna. Tests are performed on each component of the FMCW GPR. Measurement of TX antenna shows the antenna works at a frequency range of 2.4 – 2.5 GHz, has a H-plane beamwidth of 105o and a gain of 5.12 dB. Measurement of first type RX antenna shows the antenna works at frequency range of 2.356 – 2.589 GHz, has a H-plane beamwidth of 26o, sidelobe level of -17.451 dB, front-to-back ratio of -20.22, and gain of 5.12 dB. Measurement of second type RX antenna shows the antenna works at frequency range of 2.4 – 2.52 GHz, has a H-plane beamwidth of 25o, sidelobe level of –13.939 dB, front-to- back ratio of -8.208, and gain of 10.096 dB. Measurement of low noise amplifier shows that the LNA has a gain range of 11.85 – 13.1 dB in the frequency range of 2.3 – 2.7 GHz. Measurement of coaxial cable shows that the cable has loss range of 0.49 – 0.66 dB. All components can be used according to predetermined specifications. FMCW GPR system test were conducted using reinforced concrete with 30 cm thickness and steel bar inside the concrete as target. The test results were processed using MATLAB software to get transection image of the concrete. Image results show that it can differentiate between the concrete surface and inner concrete. The magnitude of radar wave reflection is distinguished by color. The red spectrum indicates the largest reflection with a maximum value of -650 dB, while the blue spectrum indicates the smallest reflection of power with a maximum value of -690 dB.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoiron
Abstrak :
Pemrosesan data GPR (Ground Penetrating Radar) yang telah dilakukan di gedung A dan gedung B Bank Indonesia masih belum sempurna. Dari hasil pemrosesan data, masih terlihat ringing/background noise berupa terhapusnya amplitude yang menerus hingga lapisan yang lebih dalam. Akibat dari Ringing/background noise ini, kemenerusan/kontinuitas lapisan secara horisontal menjadi buram. Dalam penelitian ini, penulis membandingkan metode penghilangan ringing/background noise dengan berbagai metode yaitu background removal, bandpass filtering, bandpass-butterworth filtering, f-k filtering, dan radon transform. Hasilnya, metode yang lebih efektif yaitu menggunakan radon transform (Kim et all., 2007) yang terlihat dari kemenerusan/kontinuitas lapisan secara horisontal semakin baik. Setelah kemenerusan/kontinuitas lapisan secara horisontal semakin baik, penelitian diteruskan dengan melakukan pemodelan perlapisan bawah permukaan berupa pemodelan litologi dan pemodelan lapisan bedrock pada data GPR dengan mengacu kepada data kecepatan rata-rata GPR dari data WARR (Wide Angle Reflection Refraction), dibandingkan dengan data kedalaman litologi maupun data kedalaman SPT (Standard Penetrarion Test) sumur sehingga data twt (two way traveltime) dapat dihitung untuk dilakukan picking horizon pada batas litologi maupun batas bedrock. Kontras litologi maupun kontras lapisan bedrock pada data GPR sendiri tidak cukup kuat, namun dengan mengacu kepada kecepatan WARR dan kedalaman dari data litologi maupun data SPT sumur, posisi twt reflektor dapat ditentukan dan pemodelan perlapisan bawah permukaan dapat dilakukan. ......GPR data processing (Ground Penetrating Radar) that has been conducted in building A and B of Bank Indonesia was still imperfect. The result of data processing still shows the ringing / background noise that constitutes the elimination of continuously infiltrated amplitude to the deeper layers. Due to this Ringing / background noise, the horizontal layer of continuity becomes opaque. In this study, the author compared the methods of removing ringing / background noise with different methods: background removal, bandpass filtering, bandpass-butterworth filtering, f-k filtering, and radon transform. The result shows that the more effective method is using radon transform (Kim et al., 2007) as seen from a better horizontal layer of continuity. After the horizontal layer of continuity became better, the study continued to do the modeling of the surface bottom layer in the form of lithology and bedrock layer modeling based on GPR data which refers to average velocity of GPR compared to WARR (Wide Angle Reflection refraction) data. If it is compared to the depth of lithology data as well as the depth data of SPT (Standard Penetrarion Test) wells, so the data of TWT (Two Way Traveltime) will be able to be calculated for picking horizon at the limit of both lithology and bedrock. Both of lithology contrast and bedrock layer contrast on GPR data are not strong enough, but referring to the velocity of WARR and the depth of both lithology data and SPT well, TWT reflector position can be determined and the modeling of surface bottom layer can be conducted.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S44328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasya Nabilah Fathan
Abstrak :
ABSTRAK
Mengaplikasikan metode Ground Penetrating Radar (GPR) pada tambang bawah tanah Grasberg Block Caving untuk mengidentifikasi adanya perkembangan propagasi cave pada panel tersebut. Prinsip kerja metode ini didasarkan pada perbedaan konstanta dielektrik pada batas zona caving. Data yang digunakan terdiri dari 3 lintasan akuisisi. Data tersebut diolah dengan menggunakan software ReflexW. Hasil pengolahan data ini di analisis dan di interpretasikan untuk di identifikasi perkembangan propagasi cave nya pada ketiga lintasan akuisisi tersebut. Hasil pengolahan data GPR ini juga didukung oleh data geologi dan data RQD. Berdasarkan hasil interpretasi, terlihat adanya perkembangan propagasi cave yang disebabkan oleh adanya aktifitas penambangan pada ketiga lintasan tersebut.
ABSTRACT
Applied the Ground Penetrating Radar (GPR) method to the Grasberg Block Caving underground mine for identify the development of cave propagation on the panel. The principle of this method is based on the difference of dielectric constants on the caving zone boundary. The data that used consists of 3 acquisition line. The data was processed by using ReflexW software. The results of this data processing were in analysis and interpreted to identify the development of its cave propagation on all three of the acquisition line. GPR data processing results are also supported by geological data and RQD data. Based on the interpretation, there is a development of cave propagation caused by mining activities in the three acquisition line.
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muflih Abdul Halim
Abstrak :
Penelitian dilakukan pada daerah di Sumedang desa Cilayung, kabupaten Sumedang, provinsi Jawa Barat. Investigasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi bidang gelincir dan retakan vertikal pada bawah permukaan yang menjadi faktor terjadinya bencana tanah longsor dengan menggunakan metode Ground Penetrating Radar (GPR) data pendukung pada studi ini adalah data curah hujan dari Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Station data (CHIRPS) dan data DEMNAS metode Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mengetahui intensitas curah hujan dan kemiringan lereng pada daerah penelitian. Pada hasil penampang GPR diidentifikasi adanya bidang gelincir pada kedalaman 4-5 meter pada penampang 1, kemudian 5-6 meter pada penampang 2, 3-4 meter pada penampang 3, 3-5 meter pada penampang 4, dan pada penampang 5 tidak terdapat bidang gelincir. Serta retakan vertikal yang menjadi jalur masuk fluida memiliki penerusan pada kedalaman 2-3 meter pada penampang 1, 4-5 meter pada penampang 2, 1-2 meter dan 3-4 meter pada penampang 3, dan 1-2 meter dan 3-4 meter pada penampang 4. Hasil pengolahan SIG menunjukkan bahwa pada desa Cilayung memiliki intensitas curah hujan yang sedang dan hasil dari pengolahan data DEMNAS didapat mulai dari datar sampai agak curam. Kesimpulan dari penelitian ini desa Cilayung terkategori sebagai daerah yang memiliki potensi tanah longsor hal ini disebabkan dari 5 lintasan GPR yang diukur didapati bidang gelincir didukung dengan keberadaan retakan vertikal, intensitas curah hujan, dan kemiringan lereng yang bisa menjadi faktor untuk memicu tanah longsor. ......The research was conducted in the Sumedang area of Cilayung village, Sumedang district, West Java province. This investigation was carried out to identify slip planes and vertical subsurface cracks, which are factors in the occurrence of landslides, using the Ground Penetrating Radar (GPR) method. The supporting data for this study are rainfall data from the Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Station Data (CHIRPS) and DEMNAS data using the Geographic Information System (GIS) method to determine rainfall intensity and slope in the study area. In the results of the GPR cross-section, it was identified that there was a slip plane at a depth of 4-5 meters at cross-section 1, then 5-6 meters at cross-section 2, 3-4 meters at cross-section 3, 3-5 meters at cross-section 4, and no plane slip at cross-section 5. as well as soil cracks that become fluid entry routes and have a continuation at a depth of 2-3 meters at cross section 1, 4-5 meters at section 2, 1-2 meters and 3-4 meters at section 3, and 1-2 meters and 3-4 meters in cross section 4. The GIS processing results show that the Cilayung village has moderate rainfall intensity, and the results from DEMNAS data processing range from flat to slightly steep. The conclusion from this research is that Cilayung village is categorized as an area that has the potential for landslides. This is due to the fact that the five measured GPR tracks found that the slip plane is supported by the presence of soil cracks, rainfall intensity, and slope, which can be factors for triggering landslides.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedict Avner
Abstrak :
Bidang gelincir adalah penyebab terjadinya bencan Gerakan tanah. Bidang gelincir bisa di artikan sebagai bidang yang menjadi batasan bergeraknya massa tanah terhadap massa tanah yang diam. Gerakan tanah yang terjadi di Desa Pairsuren memberikan dampak kerusakan bagi permukiman dan area persawahan di sekitar lokasi bencana. Untuk mengantisipasi adanya gerakan tanah susulan, maka dilakukan analisis mengenai penyebab gerakan tanah dan identifikasi bidang gelincir menggunakan metode geofisika. Ground penetrating radar (GPR) merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bawah permukaan tanah. Kontras amplitudo yang didapat pada perekaman data digunakan sebagai pendekatan litologi batuan dan lapisan batuan bawah permukaan tanah sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab longsor. Metode Resistivitas DC digunakan untuk memperoleh informasi mengenai bidang gelincir pada area gerakan tanah berdasarkan tahanan jenis batuan. Pengukuran kedua metode tersebut dilakukan pada satu lintasan yang sama. Hasil dari dilakukannya penelitian ini adalah dapat memberikan pengetahuan sekaligus informasi tentang potensi akan daerah rawan longsor. ......The slip plane is the cause of the ground motion disaster. The slip plane can be interpreted as a field which is the boundary for the movement of the soil mass against the stationary soil mass. The ground movement that occurred in Pairsuren Village had a damaging impact on settlements and rice fields around the disaster site. To anticipate any subsequent ground motions, an analysis of the causes of ground motions is carried out and identification of slip planes using geophysical methods. Ground penetrating radar (GPR) is one of the geophysical methods that can be used to identify the subsurface. The amplitude contrast obtained in the data recording is used as an approach to rock lithology and subsurface rock layers so that it can be used to identify the causes of landslides. The DC resistivity method is used to obtain information about the slip planes in the ground motion area based on the rock resistivity. Measurements of both methods are carried out on the same trajectory. The result of conducting this research is that it can provide knowledge as well as information about the potential for landslide-prone areas.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Anka
Abstrak :
Candi Gana adalah salah satu candi di Jawa Tengah yang kondisi nya belum sepenuhnya ditata ulang. Pemugaran candi perlu dilakukan untuk mengembalikan tampilan candi ke bentuk aslinya. Banyak batuan candi atau objek candi yang masih banyak terkubur di sekitar Candi Gana. Dengan melakukan pemrosesan dan analisis data GPR dalam penelitian ini, objek bawah permukaan dapat diidentifikasi. Penelitian ini dapat membantu proses pemugaran candi dan candi dapat direstorasi dan kembali ke bentuk awalnya. Penelitian ini dilakukan di dalam dan di luar Candi Gana dengan mengakuisisi data GPR pada 6 lintasan. Akuisisi data dilakukan dengan alat CBD Cobra dengan menggunakan triple frequency yaitu 200 MHz, 400 MHz, dan 800 MHz dalam satu pancaran. Penampang di dalam Candi Gana memperlihatkan anomali-anomali berupa batuan candi, logam, dan juga pipa PVC. Sedangkan penampang di bagian selatan luar Candi Gana memperlihatkan anomali-anomali batuan candi, logam, tugu candi, pipa PVC berisi air, pipa PVC kosong, dan pipa metal. ......Candi Gana in Central Java is one of temple that has not been completely restored. Restoration is essential to return the temple to its original appearance. Numerous temple stones and other temple objects remain buried around Candi Gana. This research aims to identify subsurface objects by processing and analyzing Ground Penetrating Radar (GPR) data. The findings of this study can assist in the restoration process and restore Candi Gana to its original form. The research was conducted both inside and outside Candi Gana by acquiring GPR data along six tracks. Data acquisition was performed using the CBD Cobra device, employing triple frequencies of 200 MHz, 400 MHz, and 800 MHz in a single emission. Inside Candi Gana, the profiles reveal anomalies such as temple stones, metals, and PVC pipes. Meanwhile, profiles from the southern exterior of Candi Gana display anomalies such as temple stones, metals, temple pillars, PVC pipes with water, empty PVC pipes, and metal pipes.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Atikah
Abstrak :
Kebutuhan pasir baik di Indonesia dan dunia semakin besar. Dalam setahun Indonesia membutuhkan 200 Juta ton pasir. Kebutuhan pasir secara global mencapai 40 – 50 miliar ton per tahun. Dengan besarnya kebutuhan ini, maka diperlukan penelitian mengenai informasi awal estimasi volume geometri pasir untuk tambang pasir. Salah satu metode yang dapat diterapkan ialah metode GPR. Metode GPR memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan pada salah satu sungai terbesar di Kalimantan Utara dengan menggunakan alat berfrekuensi 90 MHz. Terdapat 7 lintasan pengukuran pada area penelitian. Penelitian dilakukan dengan mengolah data mentah GPR menjadi sebuah penampang GPR 2D. Proses pengolahan pada data mentah GPR meliputi import data, dewow, background removal, gain, bandpass filter, dan time to depth. Range frekuensi yang digunakan dalam pengolahan data yaitu sebesar 22,5 MHz hingga 157,5 MHz. Hasil dari penampang GPR 2D diinterpretasi dan dianalisis untuk menentukan batas atas dan batas bawah lapisan dari endapan pasir pada area penelitian. Batas atas dan batas bawah lapisan pasir diinterpolasi dan dimodelkan hingga mendapatkan model konseptual penampang GPR, peta Isopach (ketebalan lapisan) area penelitian, dan estimasi volume geometri endapan pasir pada area penelitian. Hasil tersebut dapat digunakan sebagai informasi awal untuk tambang pasir pada area penelitian. ......The need for sand both in Indonesia and the world is getting bigger. In a year Indonesia needs 200 million tons of sand. Global demand for sand reaches 40- 50 billion tons per year. Because of this demand, it is necessary to research on initial information on the estimated volume of sand geometry for sand mining. One of the method that can be applied is the GPR method. The GPR method utilizes electromagnetic waves to determine the conditions below the surface. This research was conducted in one of the largest rivers in North Kalimantan using a 90 MHz frequency instrument. There are 7 measurement trajectories in the research area. The research was conducted by processing the raw GPR data into a 2D GPR cross- section. The processing of raw GPR data includes import data, dewow, background removal, gain, bandpass filter, dan time to depth. The frequency range used in data processing is 22.5 MHz to 157.5 MHz. The results of the 2D GPR cross-section are interpreted and analyzed to determine the upper and lower boundary of the layer from the sand surface in the study area. The upper and lower boundary of the sand layer are interpolated and modeled to obtain a conceptual model of the GPR cross- section, an Isopach map (layer thickness) of the study area, and an estimate of the geometric volume of sand deposits in the study area. These results can be used as initial information for sand mining in the research area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Ria Tifany
Abstrak :
Seiring berkembangnya zaman pembangunan infrastruktur semakin berkembang pesat setiap harinya. Mengingat dalam pembangunan sebuah infrastruktur sangat bergantung dengan kondisi dibawah permukaan seperti kondisi tanah dan persebaran utilitas, sering kali ketidaktahuan mengenai kondisi tanah dan persebaran utilitas dibawah permukaan tanah menimbulkan masalah ketika dilakukan penggalian seperti pecahnya pipa, putusnya kabel dibawah tanah dan lain-lain. Untuk menghindari hal tersebut dimanfaatkan Metode untuk mengidentifikasi utilitas bawah permukaan yang merupakan salah satu metode Geofisika yaitu metode Ground Penetrating Radar (GPR) sebagai metode yang efektif untuk memetakan utilitas bawah tanah. Data yang digunakan merupakan data sekunder PT Geo Stroom Indonesia yang diakuisisi menggunakan alat RD1500 frekuensi 250MHz yang terdiri dari 82 data lintasan. Pengolahan data dilakukan dengan software Reflexw dan EKKO Project untuk mengolah raw data menjadi penampang radargram 2 dimensi kemudian digunakan software Discover 3D untuk mencitrakan persebaran utilitas dalam bentuk 3 dimensi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui letak dan sebaran utilitas bawah permukaan di lokasi penelitian berdasarkan respon sinyal Ground Penetrating Radar. Hasil dari penelitian ini terdapat 5 pipa metal melintang dari arah Barat - Timur dan 1 pipa metal melintang dari arah Selatan - Utara kemudian berbelok ke arah Timur. Pipa-pia metal tersebut diindikasikan terkubur pada variasi kedalaman dari 0,5 hingga 1,3 meter di bawah permukaan tanah. ......As time goes on, infrastructure development is growing rapidly every single day. As we know, the construction of an infrastructure is dependent by the subsurface conditions, such as soil conditions and the distribution of utilities. Oftenly, the ignorance of soil conditions and the distribution of subsurface utilities causes problems when excavation is carried out such as pipe ruptures, underground cable breaks and others. As prevention of these problems, a method to identify subsurface utilities is used, which is one of the geophysical methods called the Ground Penetrating Radar (GPR) method, as an effective method for mapping subsurface utilities. The data used for this study is secondary data from PT Geo Stroom Indonesia which was acquired using the RD1500 device with a frequency of 250MHz that consists of 82 track data. Data processing was carried out using Reflexw and EKKO Project software to process the raw data into a 2 dimensional radargram section and then the Discover 3D software was used to image the distribution of utilities in 3 Dimensional. The purpose of this study was to determine the location and distribution of subsurface utilities at the research site based on the response of the Ground Penetrating Radar. According to the results of this study, there are 5 metal pipes that cross from the West - East and 1 metal pipe that crosses from the South - North then turn to the East. The metal pipes are indicated to be buried at varying depths from 0.5 to 1.3 meters below ground level.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>