Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shelvy Soetanto
Abstrak :
Latar belakang: Ekstrak Biji Anggur (EBA) mengandung Proanthosianidin yang efektif sebagai agen antibakteri. Biofilm adalah komunitas mikrobialmultiseluler yang terdiri atas sel-sel yang berlekatan dan dapat membentuk matriks ekstraselular polisakarida. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan antibakteri larutan EBA terhadap biofilm E.faecalis. Metoda: E.faecalis ATCC 29212 dibuat dalam bentuk biofilm dengan cara diinokulasi diatas membran filter selulosa nitrat steril yang diletakkan di atas BHIA dandiinkubasi pada suhu 37oC selama 72 jam pada keadaan aerob. Kemudian dipapar dengan PBS (kontrol), larutan EBA, dan larutan Klorheksidin 2% masing-masing kelompok terdiri dari 3 tabung. Setiap tabung ditambahkan PMA dan analisis DNA E.faecalis menggunakan RT-PCR. Data dianalisis secara statistik dengan uji non parametrik Kruskal Wallis dan Mann-Whitney. Hasil: Larutan EBA memiliki kemampuan antibakteri terhadap biofilm E.faecalis. Apabila antar kelompok dibandingkan maka kemampuan antibakteri antar kelompok mempunyai nilai yang berbeda bermakna. Kesimpulan: Ekstrak Biji Anggur (EBA) memiliki kemampuan antibakteri terhadap biofilm E. faecalis. ...... Background: Grape Seed Extract contains Proanthosianidin which proven to be effective as antimicrobial agent. Biofilm is defined as multicelular microbial community, consist of cells attached to others and produce polisacharide extracelullar matrix. The aim of this study is to investigate antibacterial efficacy of grape seed extract againts E.faecalis biofilm. Method: E.faecalis ATCC 29212 strain was prepared in biofilmform using sterile nitrate selulose membrane, incubated on BHIA media at 37oC for 72 h. Each membrane contain E.faecalis biofilm was added to 3 tubes of PBS (control), 3 tubes of Grape Seed Extract, and 3 tubes of Clorhexidine 2%. The value of viable DNA cells was measured using RT-PCR. The data was analyzed statistically using non-parametric Kruskal-Wallis test and Mann-Whitney test. Result: Grape Seed Extract has antibacterial efficacy againts E.faecalis biofilm. The difference between all groups were statistically significant. Conclusion: Grape Seed Extract has antibacterial efficacy againts E.faecalis Biofilm.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afriani Nov Angellina
Abstrak :
Latar Belakang: Ekstrak biji anggur (GSE) mengandung 74-78% proantosianidin yang berfungsi sebagai pengikat silang kolagen. Tujuan: menganalisis kemampuan GSE sebagai larutan irigasi saluran akar dalam membersihkan smear layer pada daerah sepertiga apeks. Metode: lima puluh gigi dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok 1 meggunakan aquades, kelompok 2 menggunakan GSE 3.25%, kelompok 3 menggunakan GSE 6.5%, kelompok 4 menggunakan GSE 13% dan kelompok 5 menggunakan EDTA 17%. Kemudian dilakukan pemeriksaan tingkat kebersihan sepertiga apeks menggunakan SEM dan diberi skor. Analisis data menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Hasil: Skor 0 terbanyak pada GSE 13% (40%), skor 1 terbanyak pada GSE 6.5% (70%) dan skor 2 terbanyak pada aquades (80%). Kesimpulan: Larutan ekstrak biji anggur mempunyai potensi dapat membersihkan smear layer pada daerah sepertiga apeks dinding saluran akar. ......Background: Grape seed extract (GSE) consisting of 74-78% proanthocyanidin, is a cross linking agent. Purpose: investigate the ability of GSE in removing smear layer on apical third of root canal wall. Materials and Method: fifty five extracted incisors were divided into 5 groups. Grup 1 used aquadest, group 2 used 3.25% GSE, group 3 used 6.5% GSE, group 4 used 13% GSE and group 5 used 17% EDTA. The cleanliness of smear layer were evaluated by SEM and scored. The data were analyzed using kolmogorov-smirnov test. Results: Score 0 maximum in group GSE 13% (40%), score 1 maximum in group GSE 6.5% (70%) and score 2 maximum in group aquadest (80%). Conclusion: Grape seed extract solution has a potential to remove smear layer on apical third of root canal wall.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mazhar Alamsyah
Abstrak :
Latar Belakang: Penggunaan larutan irigasi dapat berkontribusi terhadap keberhasilan perawatan saluran akar, EBA mulai dikembangkan sebagai larutan irigasi Tujuan: menganalisis tingkat kebocoran pengisian saluran akar pada sepertiga apeks dengan siler berbasis resin. Metode: 66 gigi premolar bawah manusia, dibagi secara acak kedalam 3 kelompok: EBA 2,9%, NaOCl 2,625%, aquades. Dilakukan pengisian, diinkubasi sebelum dilapisi cat kuku, serta direndam kedalam tinta india. Dekalsifikasi dan transparansi dengan metode Robertson. Penetrasi tinta diukur dengan skala Panthamvonich. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna tingkat kebocoran EBA 2,9% dibandingkan antar kelompok. Kesimpulan: Larutan EBA 2,9% mampu menurunkan tingkat kebocoran sepertiga apeks pengisian saluran akar ......Background: Irrigation can contribute to the succes of root canal treatment, Grape seed extract developed as irrigation solution. Purpose: analyze apical third leakage of root canal filling. Methods: 66 mandibular human premolars, randomly divided into 3 groups, EBA 2.9%, NaOCl 2.625%, aquadest. Each group obturated using guttap and siler-based resin (37 0C for 24 hours). coated all of samples with nail polish, immersed into indian ink. Decalcified and transparency with Robertson’s method. Evaluated and measured with Panthamvonich’s scale. Results: There are significant differences grape seed extract leakage rate compared between groups. Conclusion: Grape seed extract solution 2.9% is able to reduce of apical third leakage of root canal filling
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariha Ulfah Azzahrah
Abstrak :
Minyak biji anggur Vitis vinifera L. merupakan minyak nabati berwujud cair yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena kandungan asam linoleat di dalamnya. Namun, wujud cair yang dimiliki oleh minyak biji anggur ini dapat membatasi proses penyimpanannya. Mikroenkapsulasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengubah bentuk cair menjadi bentuk padat. Penelitian ini bertujuan untuk mengubah minyak biji menjadi serbuk mikrokapsul dengan metode emulsifikasi sambung silang menggunakan gum arab sebagai penyalut. Minyak biji anggur diformulasikan dengan perbandingan minyak dengan polimer yaitu 1:2, 1:3, 1:4, dan 1:5. Evaluasi mikrokapsul yang dilakukan yaitu bentuk dan morfologi, ukuran mikrokapsul, indeks mengembang, kadar air, dan efisiensi penjerapan. Hasil evaluasi dari keempat formulasi mikrokapsul yang diperoleh berwarna putih kekuningan berbentuk sferis. Mikrokapsul pada F1 memiliki ukuran 69 m, F2 memiliki ukuran 82 m, F3 memiliki ukuran 125 m, dan mikrokapsul pada F4 memiliki ukuran 131 m. Nilai kadar air dari keempat formulasi berkisar 4,37-5,70 . Indeks mengambang dari keempat formulasi berkisar 5,54-5,94. Sedangkan nilai efisiensi penjerapan dari F1 adalah 17,33 , F2 20,73 , F3 34,22 , dan F4 67,15 . Hasil evaluasi menunjukkan bahwa F4 merupakan formula terbaik dengan nilai efisiensi penjerapan 67,15 . Dapat disimpulkan bahwa minyak biji anggur mampu diubah menjadi mikrokapsul dengan metode emulsifikasi sambung silang. ...... Grape seed oil Vitis vinifera L. is a liquid vegetable oil used mainly for its linoleic acid. However, there are many efforts to convert the liquid form of the oil into a solid form due to its instability under poor storage condition. Thus, microencapsulation can be used to convert its liquid into a solid form. The aim of this study was to convert grape seed oil into a microcapsule powder by cross linked emulsification method using gum arabic as a coating polymer. The grape seed oil was formulated with gum arabic in the ratios of 1 2, 1 3, 1 4, and 1 5. Microcapsules were characterized in terms of shape and morphology, size, swelling index, water content, and entrapment efficiency. The evaluation result showed that all the formulation microcapsule had a white yellowish spherical form. The particle size of F1, F2, F3 and F4 size 69 m, 82 m, 125 m, and 131 m, respectively. The water content of the F1 ndash F4 ranged from 4,37 5,70 and swelling indexes 5.54 to 5.94. The value of entrapment efficiency of F1, F2, F3, and F4 were 17.33 , 20.73 , 34.22 , and 67.15 , respectively. The result of the evaluation indicated that microcapsule F4 was the best formula with an entrapment efficiency values of 67.15 . It can be concluded that the grape seed oil could be converted into microcapsules by cross linked emulsification using gum arabic.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Natalia
Abstrak :
Ekstrak biji anggur (EBA) memiliki potensi besar sebagai pencerah kulit karena banyak mengandung senyawa polifenol. Namun, efeknya membutuhkan waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas serum emulgel EBA sebagai pencerah kulit serta derajat iritasinya pada kulit sukarelawan. Penetapan kadar fenol total dan resveratrol, aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase dilakukan pada EBA. EBA dibuat dalam serum emulgel dengan konsentrasi 20% dan dievaluasi sifat fisikokimia dan stabilitas fisiknya. Potensi iritasi kulit dari formula dinilai dengan uji tempel 48 jam. Manfaat serum emulgel EBA sebagai pencerah kulit dievaluasi menggunakan Mexameter dengan mengukur indeks melanin kulit pada 30 orang sukarelawan. Kadar fenol total dan resveratrol pada EBA adalah 830 mg GAE/g (setara asam galat) dan 15,45 mg/100 g. EBA menunjukkan aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase dengan nilai konsentrasi penghambatan setengah maksimal (IC50) adalah 7,84 dan 207,72 μg/mL. Serum emulgel EBA menunjukkan stabilitas fisik dan karakteristik yang baik yaitu homogen dan tidak terjadi sineresis. Penggunaan serum emulgel EBA tidak menyebabkan iritasi kulit dan menunjukkan penurunan indeks melanin yang signifikan (p < 0,05) sebesar 7,42% setelah 14 hari. Kesimpulan penelitian adalah serum emulgel EBA memiliki karakteristik yang baik, aman dan efektif sebagai kosmetik pencerah kulit. ......Grape seed extract (GSE) has great potential in exhibiting skin lightening properties due to its rich polyphenolic compounds. However, its effect takes a long time. The current study aimed to assess the effectiveness of the skin lightening GSE emulgel- based serum and also its degree of irritation in the skin of volunteers. The GSE was determined for the total phenolic and resveratrol contents, antioxidant, and tyrosinase inhibition activities. The GSE was prepared in 20% emulgel-based serum and evaluated for its physicochemical properties and physical stability. The potential for skin irritation of the formulation was assessed using the 48 h patch test. The effectiveness of the skin lightening GSE emulgel-based serum was evaluated using Mexameter by measuring the melanin index in 30 volunteers. The total phenolic and resveratrol contents of GSE were 830 mg GAE/g (gallic acid equivalent) and 15.45 mg/100 g, respectively. GSE demonstrated antioxidant and tyrosinase inhibitory activities with the half-maximal inhibitory concentration (IC50) of 7.84 and 207.72 μg/mL, respectively. The GSE emulgel-based serum showed good physical stability and characteristics which homogeneous and no syneresis. The application of the GSE emulgel-based serum did not cause any skin irritation and showed a significant decrease in the skin melanin index (p < 0.05) by 7.42% after 2 weeks. In conclusion, the GSE emulgel-based serum was safe and effective as a skin lightening product.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Nursatyani
Abstrak :
Minyak biji anggur (Vitis vinifera L.) memiliki kandungan asam linoleat tinggi yang dapat bermanfaat untuk menjaga kelembapan dan kesehatan kulit. Kemampuan asam linoleat dalam menjaga kelembapan dan kesehatan kulit ini dapat digunakan sebagai zat aktif dalam sediaan kosmetik. Namun, asam linoleat mudah teroksidasi sehingga membatasi penyimpanan serta penanganannya dalam sediaan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan minyak biji anggur ke dalam bentuk padat melalui teknik mikroenkapsulasi untuk meningkatkan stabilitas dan membuat sediaan gel dengan mikrokapsul minyak biji anggur sebagai sediaan pelembap kulit. Mikrokapsul minyak biji anggur dibuat dengan metode penguapan pelarut menggunakan penyalut etilselulosa yang bersifat hidrofobik. Minyak biji anggur diformulasikan dengan perbandingan minyak dan polimer 1:1, 1:2, 1:3 dan 1:4 berdasarkan perbedaan jumlah antara zat aktif dan polimer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa F4 adalah formula terbaik dengan nilai efisiensi penjerapan 75,10% sehingga digunakan pada formulasi sediaan gel untuk sediaan pelembap kulit. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa mikroenkapsulasi menggunakan penyalut etilselulosa melalui metode penguapan pelarut dapat mengubah minyak biji anggur cair menjadi bentuk padat dan meningkatkan kestabilannya sehingga dapat dimasukkan ke dalam sediaan gel sebagai suatu sediaan kosmetik yang menarik untuk pelembap kulit. ...... Grape seed oil (Vitis vinifera L.) has a high linoleic acid content which can be used as moisturizer and skin health. The ability of linoleic acid as moisturizer and skin health can be utilized as an active ingredient in cosmetic products. However, linoleic acid is easily oxidized, it gives an effect to limited the storage conditions and application in cosmetic products. The aims of this research were to formulate grape seed oil into a solid form through the microencapsulation technique to improve the stability, as well as formulate the gel containing grape seed oil microcapsules as skin moisturizer product. Grape seed oil microcapsules were prepared by solvent evaporation method using ethylcellulose as coating polymer. The grape seed oil was formulated with ethylcellulose in the ratio of 1:1, 1:2, 1:3 and 1:4 based on the amount of oil and polymer ratio. The F4 microcapsules was incorporated into gel dosage form, since the F4 microcapsules had the highest entrapment efficiency (75,10%). The results revealed that microencapsulation technique by solvent evaporation method using ethylcellulose as a coating polymer could change grape seed oil in liquid form to solid forms. Furthermore, the microcapsules of grape seed oil might enhance the stability of linoleic acid. Therefore, they could be incorporated into gel formulation to be an interesting cosmetic product for skin moisturizer.;
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiah Rakhma Wisnu Wardani
Abstrak :
Anggur merupakan salah satu buah yang sudah dikenal. Masyarakat biasanya hanya dikonsumsi buah dan kulitnya saja padahal pada bijinya terkandung polifenol yang bermanfaat sebagai antioksidan. Namun, biji anggur dan ekstraknya memiliki rasa yang kurang enak. Oleh karena itu, pada penelitian ini ekstrak biji anggur diformulasikan menjadi sediaan tablet effervescent untuk menutupi rasa yang kurang enak. Tablet effervescent ekstrak biji anggur dibuat dalam tiga formulasi yang dibedakan konsentrasi effervescent mix-nya dan dibuat menggunakan metode granulasi basah di ruangan dengan kelembaban relatif (RH) 40% pada suhu 25°C. Selain dilakukan evaluasi granul massa tablet dan tablet, tablet effervescent ekstrak biji anggur ketiga formula dilakukan uji kesukaan kepada 30 responden. Hasil evaluasi granul massa tablet dan tablet effervescent ekstrak biji anggur menunjukkan hasil yang baik. Untuk hasil pengujian terhadap waktu larut berkisar antara 3,67 menit dan 4,69 menit. Selanjutnya, berdasarkan uji pH didapatkan hasil dengan rentang antara 5,18 dan 5,80. Berdasarkan analisis uji kesukaan, larutan effervescent ekstrak biji anggur disukai dari segi penampilan, rasa, dan aroma serta cukup disukai dari segi penampilan tabletnya. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa tablet effervescent ekstrak biji anggur berpotensi untuk diproduksi sebagai sediaan nutrasetika yang menarik. ...... Grape is one of the most well-known fruits. People usually consume only the fruit and the skin, whereas the seed actually has polyphenol content which can act as antioxidant. However, grape seed and its extract have unpleasant taste. For that reason, the aim of this study was to formulate grape seed extract into effervescent tablets, in order to overcome the unpleasant taste. Effervescent tablet of grape seed extract was formulated into three formulas which were differentiated by the percentage of effervescent mix. The effervescent tablet was prepared by wet granulation in condition of 40% relative humidity (RH) and 25˚C temperature. The effervescent granules and tablets were evaluated. Effervescent tablets and solutions of three formulas were also evaluated with hedonic test which involved 30 panels. The effervescent granules and tablets evaluation showed good characteristics. Disintegration time of three formulas was in acceptable range, between 3.67 minutes and 4.69 minutes. pH of effervescent solution was between 5.18 and 5.80. From hedonic test result, it was showed that all effervescent solutions of grape seed extract were favorable for their appearance, taste, and flavor. It can be concluded that effervescent tablet of grape seed extract is potential to be produced as nutraceutical dosage form.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S63548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aminatuh Juhriah
Abstrak :
Timbulnya black spot pada udang vaname Litopenaeus vannamei yang disebabkan oleh aktivitas enzim polifenoloksidase PPO menyebabkan penurunan jumlah konsumen yang mengonsumsi udang tersebut. Sodium metabisulfit selama ini digunakan sebagai penghambat laju black spot pada udang. Zat tersebut bersifat efektif tetapi memiliki efek samping yang merugikan manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik ekstrak daun mangrove Avicennia marina dan potensinya dalam menghambat pembentukan black spot pada udang vaname Litopenaeus vannamei. Ekstrak dibuat dengan konsentrasi 1,5 dan 2 yang diimersi selama 15 menit dengan penyimpanan pada suhu 4oC selama 0, 3 dan 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun mangrove 2 memiliki efektivitas yang terbaik pada pengujian organoleptik kenampakan,tekstur,sensori , TVB dan ALT dibandingkan dengan ekstrak daun mangrove 1,5 dan kontrol.
Black spot appearance on vamame shrimp Litopenaeus vannamei usually caused by polyphenoloxidase enzyme PPO activities that can decrease consumer demand to these shrimps. Sodium metabisulphite has been used to inhibit the rate of black spot formation in vaname shrimp Litopenaeus vannamei. This substance is effective to minimize blackspot, but it can give negative effect to human health. The purpose of this study was to determine the characterization of mangrove Avicennia marina leaves extracts and its potential in inhibiting blackspot formation on vaname shrimp Litopenaeus vannamei. Concentration of extract as much as 1,5 and 2 respectively were immersed for 15 minutes with 4oC temperature on day 0, day 3, and day 7 of storage. The result showed that 2 mangrove leaves extract has the best effectiveness based on organoleptic test appearance, texture, and sensory , TVB and TPC compared 1,5 mangrove leaves extract and control.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Manohara
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus anggur 300 gram per hari selama dua minggu terhadap kadar kolesterol LDL laki danperempuan dengan kolesterol total batas tinggi. Penelitian ini merupakan uji klinik para!el, membandingkan 18 orang dalam kelompok yang mendapat jus anggur disertai penyuluhan gizi dengan 17 orang daJam kelmnpok yang hanya mendapat penyuluhan gizi. Subyek yang memenuhi kriteria penelitian dibagi menjadi dua kelompok dengan randomisasi sederhana. Data yang diambil meliputi usia. jenis kelamin1 tingkat pendidikan, indeks massa tubuh (IMT), aktivitas ftSik, riwayat hiperkolesterolemia, asupan energi, lemak, serat kolesterol dan polifenol. Pemeriksaan IMT, asupan energi) lemak, serat, kofesterol, dan polifenol serta kolesterol LDL dlakukan pada awal, selama dan akhir perlakuan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan dan Mann wliitncy dengan batas kemaknaan 5%. Sebanyak l8 orang kelompok P dan 14 orang ke!ompok K dengan usia 25-44 tahun dapat mengikuti penelitian seear.t. fengkap, Indeks aktivitas fisik rata rata termasuk eukup. Data awal menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05). Setelah 14 hari perlakuan. diketahui persentase asupan energi subyek terhadap kebutuhan energi total termasuk kategori cub.'Up pada kelompok perlakuan (89,1 ± 21,6%) dan kurang pada kelompok kontrol (78,8 ± 17,2%). Asupan lemak kedua kelompok seiama pedakuan tergolong cukup. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok. Asupan serat dan kolesterol kedua kelompok selama perlakuan tidak berbeda bermakna. Asupan polifenol lebih tinggi pada kelompok perlakuan 631,9 (594,4-753,4) mg/hari dibandingkan dengan asupan kelompok kontrol 63,1 (4,5-140,4) mg/hari Pada kedua kelompok didapatkan penurunan kadar kolesterol LDL. Penurunan yang lebih besar teijadi pada kelompok perlakuan, namun tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan penurunan pada kelompok kontrol. Dengan pemberian 300 gram jus anggur scJama dua minggu tidak didapatkan perbedaan bermakna penurunan kolestcrot LDL antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. ......The aim of this study was to investigate the effect of 300 gram per day grape juice for two weeks on LDL-cholesterol le""is in borderline total cholesterol of male and female subjects. The study is a parallel! randomized clinical trial. The subjects random were divided into two groups using simple randomization. The treatment group was given grape juice and nutrition counseling (n = 18) and the control group received nutrition counseling alone, n=l7. Data collected including age, sex, Jevel of education, physical activity, body mass index (BMl), hypercholesterolemic intake of energy, fat, fiber, cho!esteroand polyphenol. Laboratory findings of LDL­ cholesterol levels and BMI examination were done before and after treatment Intake of energy, fut, fiber, cholesterol, and polyphenoi were examined before) during, and after the treatment Statistical analysis, was done using unpaired t and Mann Whitney tests with the signnficant level of 5%. Eighteen subjects. were age 25-44 years old, in the treatment group and fourteen subjects in the control group completed the study. The physical activity index in both groups is categorized as sufficient. The characteristics of the two groups not significantly different at base line (p >0,05). After fourteen days of treatment, ail subjects in the treatment group had energy intake meet the requirement of&9,1 ± 21,6 %whereas the control group average did not 7&,& ± i7.2 %. Intake off in both groups was sufficient, the control group had above recommended intake. Intake of fiber and cholesterol in both group was not significantly different. The average intake of polyphcnol in the treatment group increased significantly higher than in the control group 631,9 (594,4-753,4) and 63,12 (4,5-140,4) mg/day respectively. There was a greater decrease in LOL-cholesterol levels in the treatment group compared to the control group.although not statistically significant (p >0,05). In conclusions, the effects of 300 gram per day grape juice for two weeks decrease LDL-cholesterol the treatment group higher than the control but was not significantly.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T31663
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuke Anjani Anabella
Abstrak :
Tor soro adalah ikan endemik yang ditemukan di beberapa pulau di Indonesia meliputi Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. Ikan kancra Tor soro) mengalami penurunan jumlah di alam karena adanya overfishing,rusaknya habitat dan waktu pematangan kematangan gonad jantan dan betina yang berbeda. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal salah satunya dengan melakukan kriopreservasi materi genetik (spermatozoa). Telah dilakukan penelitian mengenai kriopreservasi ikan kancraTor soromenggunakan berbagai konsentrasi sari buah anggur Vitis vinifer sebagai antioksidan alami yang dikombinasikan dengan DMSO 10%. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi sari buah anggur (KK 0%; KP1 10%; KP2 20%; dan KP3 30%) yang dikombinasikan dengan DMSO 10% terhadap kualitas spermatozoa dan kemampuan fertilisasi spermatozoa ikan kancra 24 jam pascakriopreservasi. Hipotesis penelitian adalah sari buah anggur dengan berbagai konsentrasi (KK 0%; KP1 10%; KP2 20%; dan KP3 30%) memberikan pengaruh terhadap parameter uji meliputi motilitas, viabilitas, abnormalitas dan kemampuan fertilisasi spermatozoa ikan kancra 24 jam pascakriopreservasi. Hasil uji ANAVA satu faktor menunjukkan pemberian berbagai konsentrasi sari buah anggur memiliki rata-rata persentase motilitas, viabilitas, dan kemampuan fertilisasi spermatozoa ikan kancra 24 jam pascakriopreservasi berbeda yang nyata (P<0,05). Sedangkan pada rata-rata abnormalitas tidak ditemukan perbedaan (P>0,05). Hasil uji perbandingan berganda Tukey menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antarkelompok perlakuan KK (Sari buah anggur 0%) dengan KP1 (Sari buah anggur 10%) terhadap persentase motilitas, viabilitas dan kemampuan fertilisasi spermatozoa ikan kancra 24 jam pascakriopreservasi. Kombinasi terbaik adalah DMSO 10% dan sari buah anggur 10% karena dapat mempertahankan nilai persentase motilitas, viabilitas, kemampuan fertilisasi tertinggi dan nilai peresentase abnormalitas terendah dengan nilai 41,8 ± 11,2 %; 31,7%± 10,1 %; 77,8% ± 1,7 % ; dan 77,8% ± 1,7 %.Tor soro is an endemic fish found on several islands in Indonesia including Java, Sulawesi and Kalimantan. Kancra fishTor sorohas decreased in number due to overfishing, habitat destruction and asynchronous maturation timr of male and female gonad. Efforts that can be made to overcome this problems are cryopreserving of genetic material (spermatozoa). Cryopreservation of kancra fish Tor soro using various concentrations of grape juice (Vitis vinifera) as a natural antioxidant combined with 10% DMSO has been studied. The objective of this study was to determine the effect of grape juice (KK 0%; KP1 10%; KP2 20%; and KP3 30%)  combined with 10% DMSO on spermatozoa quality and fertilitation rate of spermatozoa kancra fish 24 hours postriopreservation. The hypothesis is grape juice concentration (KK 0%; KP1 10%; KP2 20%; and KP3 30%) influences the test parameters including motility, viability, abnormality and fertilization rates of kancra fish spermatozoa 24 hours postcryopreservation. The results of the one factor ANAVA test showed that giving various concentrations of grape juice had an average percentage of motility, viability, and fertilization rates of spermatozoa for 24 hour cryopreservation significantly different (P <0.05). While the abnormalities were found no difference (P> 0.05). The results of Tukey's multiple comparison test showed that there were significant differences between the control groups (0% grape juice) and KP1 (10% grape juice) to the percentage of motility, viability and fertilization ability of spermatozoa of kancra fish 24 hours postriopreservation. The best combination is DMSO 10% and grape juice 10% because it can maintain the highest percentage of motility, viability, fertilization ability and the lowest percentage of abnormalities with a values are 41,8 ± 11,2 %; 31,7%± 10,1 %; 77,8% ± 1,7 % ; and 77,8% ± 1,7 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library