Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Dhewani Mirah Sjafrie
Abstrak :
ABSTRAK
Gracilaria merupakan salah satu agarofit yang menjadi komoditi ekspor hasil laut Indonesia. Hidup tersebar di daerah litoral dan sublitoral, dijumpai hampir di seluruh perairan laut Indonesia. Gracilaria dapat hidup di perairan yang tenang dengan substrat lumpur, kisaran salinitas 5-43 permil dan pH 6-9.

Percobaan penanaman berlangsung selama 8 minggu dari tanggal 8 Maret-30 April 1985 di tambak di desa Suwung, kelurahan Sesetan, kecamatan Denpasar Selatan, Bali. G. gigas ditanam pada 2 buah rak bambu, masing-masing berukuran 2,5 x 2 m dengan kedalaman 7 cm dan 75 cm.

Biota-biota yang terdapat di dalam jaringan yang dipasang di sekeliling rak penanaman antara lain: ikan mujair (Sarotherodon mossambica), kepiting (Scylla sp.), rajungan (Portunus sp.), ular kadut (Acrochordus granulatus). Suhu udara rata-rata harian berkisar antara 26,5-29,5 derajat celcius, suhu air di permuakan 28,5-33 derajat celcius, suhu air di dasar 28,5-32 derajat celcius, salinitas 15-29 permil, pH 6,5-7,5 dan kecerahan 45-90 cm.

G. gigas dapat ditanam di alam tambak, kecepatan pertumbuhan rata-rata per hari pada rak permukaan 3,29 % dengan tingkat kerusakan 10,63 %, sedangkan pada rak dasar 2,05% dengan tingkat kerusakan 37,50 %. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pemanenan dilakukan pada minggu ketiga, sehingga didapatkan hasil yang optimal.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Hermawan
Abstrak :
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2015 di Rumah Akuakultur Laboratorium Biologi Kelautan, FMIPA UI dan bertujuan : (1) Mengetahui pengaruh perbedaan persentase Sargassum sp. pada komposisi pakan buatan terhadap pertambahan biomassa, panjang dan kelangsungan hidup ikan bandeng (Chanos chanos) dalam akuaponik air laut. (2) Mengetahui pertambahan biomassa Gracilaria sp. dalam akuaponik air laut. Ikan bandeng yang diteliti berukuran 3,57-4,13 cm dengan kepadatan 20 ekor/bak dan Gracilaria sp. yang ditanam memiliki biomassa 30 gram/bak. Penelitian ini berlangsung 60 hari dengan 3 perlakuan berbeda, yaitu : perlakuan pakan komposisi (0% Sargassum sp., 6% Sargassum sp. dan 12% Sargassum sp.). Setiap perlakuan dilakukan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh perbedaan persentase Sargassum sp. dalam pakan buatan. Komposisi 12% Sargassum sp. yang paling berpengaruh nyata terhadap pertambahan biomassa dan panjang ikan bandeng, sedangkan untuk kelangsungan hidup ikan bandeng tidak berpengaruh. Pertambahan biomassa Gracilaria sp. paling berpengaruh terjadi di bak kultur yang perairannya bersumber dari sisa konsentrasi pakan komposisi 12% Sargassum sp. dalam sistem akuaponik air laut. ......This research was conducted in April to July, 2015 in Aquaculture House of Marine Biology Laboratory of FMIPA, UI. The aims of this research are : (1) Discover the impact of different Sargassum sp. percentage in artificial feed composition to biomass growth, length, and survival of milkfish. (2) Discover biomass growth of Gracilaria sp. in Marine Aquaponic. The objects of this research are 3,57-4,13 cm of milkfish (Chanos chanos) which are placed in a pond (each pond consists of 20 milkfish) and Gracilaria sp. whose biomass is 30 gram/in each pond. This research was conducted in 60 days, by giving 3 different feed compositions to the fish 3 times (0% Sargassum sp., 6% Sargassum sp. and 12% Sargassum sp.). This research found the impact of different Sargassum sp. percentage in artificial feed. 12% composition of Sargassum sp. shows the best impact to the growth of biomass and milkfish length. However, it does not show any impact to the survival of milkfish. The Gracilaria sp. biomass growth is most visible in culture pond. The water of the pond sourced from the concentrate of 12% feed composition of Sargassum sp. in marine aquaponic system.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Rahmah
Abstrak :
Usaha mitigasi perubahan iklim dengan memanfaatkan vegetasi laut sebagaipenyerap blue carbon saat ini sedang digencarkan, salah satu vegetasi tersebut ialahmakroalga. Muara Binuangeun, Banten yang terletak di pesisir pulau Jawa merupakankawasan yang berpotensi sebagai penyerap CO2 dan dihuni oleh beragam jenismakroalga, antara lain Gracilaria verrucosa yang merupakan makroalga denganfrekuensi kehadiran tertinggi dan Halimeda opuntia yang dikenal sebagai makroalgaberkapur dimana kandungan nutriennya pernah diteliti di Muara Binuangeunsebelumnya. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret--Mei 2018, dengan tujuanuntuk mengetahui seberapa besar perbedaan potensi penyerapan dan penyimpanankarbon pada makroalga Gracilaria verrucosa dan Halimeda opuntia di MuaraBinuangeun, Banten. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu rata-rata potensipenyerapan karbon G. verrucosa dan H. opuntia berturut-turut adalah sebesar 228,73gC/m2/hari dan 1500,57 gC/m2/hari, sedangkan rata-rata potensi penyimpanan karbonG. verrucosa dan H. opuntia berturut-turut adalah sebesar 135,29 gC/m2/hari dan217,01 gC/m2/hari. Kandungan karbon pada G. verrucosa adalah sebesar 4,47 sedangkan H. opuntia sebesar 4,64 . Berdasarkan analisis hasil uji T, potensipenyerapan karbon H. opuntia secara signifikan lebih tinggi dari G. verrucosa danpenyimpanan karbon H. opuntia lebih tinggi dari G. verrucosa namun tidak signifikan.Selain itu, kadar abu pada H. opuntia lebih tinggi daripada G. verrucosa dan kadar airH. opuntia lebih rendah daripada G. verrucosa. Hal tersebut dikarenakan H. opuntialebih banyak menyimpan karbon dalam bentuk zat kapur. Oleh karena itu, usahakonservasi dapat dilakukan pada makroalga yang berpotensi tinggi dalam penyerap danpenyimpan karbon seperti H. opuntia untuk mengurangi emisi karbon dari atmosfer. ...... Efforts to mitigate climate change by utilizing marine vegetation as a blue carbonabsorber are currently being intensified, one of which is macroalgae vegetation. MuaraBinuangeun, Banten, which is located on the coast of Java, is a potential area as a CO2absorber and is inhabited by various types of macroalgae, including Gracilariaverrucosa which is the macroalgae with the highest attendance frequency and Halimedaopuntia, known as calcareous macroalgae, whose nutrient content have been studied inMuara Binuangeun before. This research was conducted in March May 2018, with theaim to know how much the difference of the carbon absorption and storage potentialbetween Gracilaria verrucosa and Halimeda opuntia in Muara Binuangeun, Banten.The result showed that the average carbon absorption potential of G. verrucosa and H.opuntia was 228.73 gC m2 day and 1500.57 gC m2 day, respectively, while the averagecarbon storage potential of G. verrucosa and H. opuntia were respectively 135.29gC m2 day and 217.01 gC m2 day. The carbon content of G. verrucosa was 4.47 whileH. opuntia was 4.64. Based on the analysis of T test results, the potential of H.opuntia carbon absorption was significantly higher than G. verrucosa and the carbonstorage of H. opuntia was higher than G. verrucosa but not significant. In addition, ashcontent in H. opuntia is higher than G. verrucosa while H. opuntia water content islower than G. verrucosa. It is because H. opuntia stores more carbon in the form ofcalcium carbonate. Therefore, conservation efforts can be done on high potential macroalgaein carbon sinks and storage such as H. opuntia to reduce carbon emissions fromthe atmosphere.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Raisya Zahira
Abstrak :
Pendahuluan. Rumput laut terdiri dari senyawa fitokimia, yang merupakan nutrisi anti-karsinogenik. Rumput laut telah diketahui untuk memiliki kemampuan mengatur kadar estrogen di tubuh dan mempunyai efek antikanker yang dapat menekan pertumbuhan sel kanker payudara. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efek penghambatan dari empat ekstrak pekat dari rumput laut merah Gracilaria verrucosa terhadap kanker payudara MCF-7, dan membandingkan efektivitasnya. Metode. Gracilaria verrucosa rumput laut diperoleh dari perairan pesisir Labuhan Haji, Lombok, Indonesia. Rumput laut diekstraksi menjadi empat pelarut polaritas berbeda, yaitu etil asetat, etanol, kloroform dan n-heksana. Selanjutnya, keempat ekstrak G. verrucosa ini diencerkan menjadi delapan variasi konsentrasi. Efek penghambatan ditentukan secara in vitro oleh uji proliferasi sel MTT terhadap sel MCF-7 kanker payudara (hormon sensitif). Hasil. Dibandingkan dengan ekstrak lain, ekstrak etil asetat G. verrucosa yang merupakan ekstrak semi-polar, menunjukkan potensi sitotoksisitas terkuat terhadap sel payudara MCF-7 dengan nilai IC50 11,08 μg/mL. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat merupakan ekstrak yang berpotensi paling efektif dalam menghambat sel kanker payudara MCF-7 karena sifatnya semi-polar, yang dapat mengekstrak berbagai macam fitokimia anti-kanker seperti triterpenoid dan saponin yang memiliki polaritas berbeda.
Introduction. Seaweed comprise of phytochemical compound, which is considered to be anti-carcinogenic nutrition. It is known to possess estrogen regulating ability and anticancer effect that could suppress breast cancer cell growth. This research aims to evaluate the inhibitory effect of four concentrated extracts of red seaweed Gracilaria verrucosa against breast cancer MCF-7 and compares their effectivity. Methods. Gracilaria verrucosa seaweed was obtained from coastal waters of Labuhan Haji, Lombok, Indonesia. The seaweed was extracted into four different polarity solvents, those are ethyl acetate, ethanol, chloroform and n-hexane. Subsequently, these four G. verrucosa extracts were diluted into eight varieties of concentrations. The inhibitory effects were determined in vitro by MTT cell proliferation assay against breast cancer MCF-7 cells (hormonal sensitive). Results. Compared to other extracts, ethyl acetate extract of G. verrucosa which is a semi-polar extract, showed the potential strongest anti-proliferative activity against breast MCF-7 cells with IC50 value of 11.08 µg/mL. This result suggest that ethyl acetate extract is potentially the most effective extract in inhibiting breast cancer MCF-7 cell due to its semi-polar trait, which could extract wide range of anti-cancer phytochemicals such as triterpenoid and saponin that have different polarity.
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Dwi Kurniasari
Abstrak :
Kanker kolorektal merupakan suatu tumor ganas yang menyerang kolon dan menjadi penyebab kematian terbanyak kedua di Indonesia. Sementara, hingga saat ini, belum ada pengobatan yang efektif. Makroalga Gracilaria verrucosa merupakan salah satu spesies yang belum banyak diteliti, tetapi diduga memiliki efek sitotoksik dan antioksidan. Penelitian terhadap Gracilaria verrucosa ini bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksik yang dimiliki pada sel line kanker HCT 116. Penelitian dilakukan dengan ekstraksi makroalga menggunakan pelarut etanol, kloroform, etil asetat, dan n-heksana setelah sebelumnya makroalga diuji kandungan metabolit sekundernya melalui uji fitokimia. Kemudian, 20 L dari setiap ekstrak dimasukkan ke sel HCT 116 yang sebelumnya sudah dicampurkan 100 L DMEM dan diinkubasi selama 24 jam. Setiap sampel kemudian diencerkan secara triplo dalam 8 konsentrasi yaitu 1,5625 g/ml; 3,125 g/ml; 6,25 g/ml; 12,5 g/ml; 25 g/ml; 50 g/ml; 100 g/ml; dan 200 g/ml. Selanjutnya, setiap sampel yang sudah diinkubasi selama 24 jam diujikan aktivitas antikankernya sebagai penghambat pertumbuhan sel kanker kolorektal HCT-116 menggunakan metode MTT assay pada panjang gelombang 490 nm. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk menghasilkan nilai IC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat ekstrak menunjukkan penghambatan terhadap pertumbuhan sel kanker HCT-116 dengan nilai IC50. ...... Colorectal cancer is one of malignant tumors that occurs in colon area. This cancer has become the second killer in Indonesia, after lung cancer. Up until now, there is no effective cure. Macroalgae Gracilaria verrucosa is one of Gracilaria species which has been identified, but is supposed to have anti cytotoxic and anti oxidant effect. This experiment uses Gracilaria verrucosa to identify the cytotoxic effect towards HCT 116 cancer cell. The experiment has extracted Gracilaria verrucosa into four different solvents alkocol, chloroform, ethyl acetate, and n n heksanae. Before extraction, macroalgae was used for phytochemical test in order to identify the secondary metabolit contained in Gracilaria verrucosa. Aftrer extracton, 20 L of the extract then was put into HCT 116 cells which has been mixed with 1 00 L DMEM and incubated for 24 hours. Every sample, afterwards, mixed as triplo in eight concentrations 1,5625 g ml 3,125 g ml 6,25 g ml 12,5 g ml 25 g ml 50 g ml 100 g ml and 200 g ml. Sample extract which has been incubated for 24 hours then was analyzed using MTT assay with 490nm wavelength to identify the anti cancer activity as inhibitor of colorectal cancer HCT 116 cells. Data collected from the experiment would be analyzed so that the researcher can know IC50 value. The result of experiment shows that all of the extract can be used as growth inhibitor of HCT 116 colorectal cancer cells with IC50 value below 100. Meanwhile, the ethanol extract of Gracilaria verrucosa has been proved as the best growth inhibitor due to its lowest IC50 value. From the data, it has been concluded that Gracilaria verrucosa extract has a potential use as a new anti colorectal ancer agent of HCT 116 cells. Keywords phytochemical analysis, Gracilaria verrucosa, cytotoxic effect, colorectal cancer HCT 116 cells
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library