Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theresia Evita
Abstrak :
Pemanasan global yang disebabkan oleh kegiatan manusia yang menghasilkan gas rumah kaca pada dua abad terakhir mengakibatkan terjadinya perubahan iklim global. Peningkatan suhu bumi ini pada gilirannya akan membawa perubahan pada pola dan distribusi curah hujan yang membawa pengaruh pada sistem sumber daya air. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam tesis ini dilakukan penelitian terhadap perubahan intensitas curah hujan maksimum untuk melihat indikasi perubahan iklim seiring terjadinya perubahan iklim global. Perubahan pada intensitas curah hujan maksimum pada penelitian ini, dilihat dari kecenderungan peningkatan maupun penurunannya. Analisis dilakukan dengan mengumpulkan data intensitas curah hujan maksimum dari tiga stasiun penakar hujan yaitu stasiun Pondok Betung, Darmaga dan Citeko. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada wilayah Jakarta sebagai daerah pesisir dan Bogor sebagai daerah pegunungan. Pengolahan data dilakukan dengan metode statistik yaitu Spearman Rank Test dan Moving Average. Hasil analisis memperlihatkan untuk ± 15 tahun pengamatan terjadi kecenderungan peningkatan intensitas hujan maksimum pada bulan-bulan musim hujan di ketiga stasiun penakar hujan tersebut walaupun tidak semua periode waktu signifikan. Namun untuk ± 10 tahun terakhir kecenderungan peningkatan intensitas hujan dilihat dari nilai koefisien korelasi (Rs) lebih kuat dibandingkan dengan 15 tahun pengamatan. Perubahan yang dilihat ini diduga adalah bagian dari perubahan iklim global. Diharapkan dengan hasil analisis ini pengelolaan sumber daya air dapat lebih ditingkatkan untuk mengantisipasi meningkatnya ketersedian air pada musim ? musim penghujan yang diakibatkan perubahan iklim global.
Global warming due to increasing greenhouse gases in the last two centuries had changed global climate. Increasing global temperature will change precipitation patterns and distributions. This condition leads to the change on water resources system. This paper studies the change on intensity of maximum precipitation in order to indicate climate change along with global climate change. In this research, intensity of maximum precipitation changing is observed from its trend both increase and decrease. Data from three stations Pondok Betung, Darmaga, and Citeko are collected and analyzed with Spearman Rank Test and Moving Average. In the research method Jakarta as a coastal area and Bogor as a mountain area are used as cases study. The result shows that in ±15 years observed there have been trends of increasing intensity of maximum precipitation on months in rainy season in three stations considered even though it only significant in some periods. However, according to correlation index (Rs) the trend of increasing intensity of precipitation in the last 10 years is more considerable than 15 years periods observed. This condition is believed as a part of global climate change. This research also suggests that water resources should be manage more appropriate in order to anticipate the increasing water supply on months in rainy season as a result of global climate change.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Budi Wahyono
Abstrak :
ABSTRAK
CO2 merupakan salah satu gas penyebab utama pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim dunia sehingga terjadi kekeringan, kebakaran hutan, naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas dan periode hujan. Darat, laut dan atmosfer penyerap CO2 alami. Perairan Indonesia berpotensi menyerap CO2 karena produktifitas primer tinggi.

Penelitian ini untuk mengetahui variabilitas CO2 dalam menentukan apakah perairan Indonesia sebagai carbon source atau carbon sink dan mengisi kekosongan data CO2. Penelitian pada bulan Februari-Maret 2010 di Selat Sunda dan bulan April 2010 di Barat Sumatera menggunakan K/R Baruna Jaya III. Data pCO2 udara didapatkan dari hasil rata-rata pengamatan bulanan stasiun Global Atmospheric Watch di Kototabang Bukittinggi pada Februari, Maret dan April 2010.

CO2 di lihat dari parameter karbon anorganik, derajat keasaman, total alkalinitas dan tekanan parsial CO2 di lokasi studi bervariasi dengan nilai berbedabeda. Selat Sunda berperan sebagai source karbon dan barat Sumatera berperan sebagai sink karbon. Tekanan parsial CO2 di selat Sunda dan barat Sumatera lebih dipengaruhi oleh parameter pH. Rata-rata flux bersih CO2 di selat Sunda 841.603 mol CO2cm-2hr-1 yang menunjukkan pelepasan CO2 dari laut ke atmosfer terjadi di wilayah ini dan rata-rata flux bersih CO2 di barat Sumatera -945.292 mol CO2cm-2hr-1 yang menunjukkan penyerapan CO2 oleh laut terjadi di wilayah ini.
ABSTRACT
CO2 is one of the main causes of global warming gases which cause global climate change, droughts, forest fire, sea level rise and flooding. Natural CO2 sinks are the Mainland, oceans and atmosphere. Indonesian waters has the potential to absorb CO2 due to high primary productivity.

This research is to know the variability of CO2 in determining whether the Indonesian waters as carbon sources or carbon sinks and fill the CO2 data gaps. dan mengisi kekosongan data CO2. Research in February-March 2010 in the Sunda Strait and April 2010 in west Sumatra, using the RV Baruna Jaya III. Air pCO2 data obtained from the average of monthly observations of the Global Atmospheric Watch station in Kototabang Bukittinggi in February, March and April 2010.

CO2 gases in view of the inorganic carbon parameters, acidity, alkalinity and total CO2 partial pressure in the study area varies with different values. Sunda Strait have a role carbon source and west Sumatra as carbon sinks. Partial pressure of CO2 in the Sunda Strait and west Sumatra is more influenced by the pH. The average net flux of CO2 in the Sunda strait 841.603 mol CO2cm-2day-1 which shows the release of CO2 from the ocean into the atmosphere occur in this region and average net flux of CO2 in the west of Sumatra -945.292 mol CO2cm-2day-1 which shows the absorption of CO2 by the ocean occurs in the region.
2011
T29918
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Duty Andhika Nurkalam
Abstrak :
ABSTRACT
Skripsi ini membahas makna pemanasan global di pembaca majalah National Geographic (NGI). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara serta angket sebagai tambahan untuk melihat pola umum yang ada di pembaca majalah NGI. Hasil penelitian ini adalah bahwa realitas klaim pemanasan global yang dibentuk oleh majalah NGI dapat mempengaruhi makna pembaca majalah NGI. Meskipun ada pengaruhnya, majalah NGI lebih sebagai media penguat karena dengan banyaknya media massa saat ini dan mudahnya media massa diakses membuat tidak ada media yang benar-benar menjadi media massa utama yang dapat mempengaruhi makna pembaca.
ABSTRACT
These thesis studying about the meaning of global warming at audiences of National Geographic Indonesia magazine (NGI). These reaserch use a qualitative methode and using an interview and also questionnaire as an addition to see a common model on audiences of NGI. The result is that the reality of global warming who is produced by NGI can affect the meaning on audiences of NGI. Although it could do affected, NGI is just an amplifier because there is a lots of mass media today and audiences can access mass media easily so there is no mass media prominently to affect the meaning of audiences.
2014
S56482
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Verlianda Pratama
Abstrak :
Karena masalah pemanasan global, upaya sedang dilakukan untuk membuat dan mengembangkan pembangkit energi baru dan terbarukan. Namun, energi energi terbarukan memiliki permasalahan karena ketergantungan pada alam yang tidak teratur. Oleh karena itu, pembuatan genset lebih mahal, karena perlu manipulasi keluaran listrik agar stabil dan dapat disambungkan ke jaringan. Salah satu cara untuk menstabilkan keluaran listrik adalah dengan menggunakan baterai. Salah satu jenis baterai yang digunakan adalah timbal-asam baterai. Baterai ini merupakan jenis baterai yang sering digunakan karena harga pembuatannya yang murah. Jika dibandingkan dengan baterai lithium-ion, baterai timbal-asam ternyata lebih sensitif terhadap suhu dan faktor lainnya. Ditemukan bahwa baterai timbal-asam lebih mahal untuk dirawat dan memiliki umur yang lebih pendek. Penelitian ini diharapkan dapat membantu bisnis memecahkan masalah suhu dingin di negara-negara yang mengalami musim dingin. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa baterai 9 Ah memiliki kapasitas yang 27% lebih rendah pada suhu lingkungan -100 C dibandingkan dengan baterai pada suhu lingkungan 500 C. Ditemukan juga bahwa baterai 5 Ah memiliki kapasitas 271,2% lebih sedikit saat memiliki arus discharge 6 Ampere dibandingkan saat baterai memiliki arus discharge 1,2 Amper. ......Due to the problem of global warming, efforts are being made to make and developing new and renewable energy plants. However, energy renewable energy has problems due to dependence on nature which does not regular. Therefore, the manufacture of the generator is more expensive, because the need for manipulation of the electrical output to be stable and can be connected to the grid. One way to stabilize the electrical output is to use battery. One type of battery used is lead-acid battery. This battery is the type of battery that is often used because it is cheap manufacturing price. When compared to lithium-ion batteries, batteries lead-acid was found to be more sensitive to temperature and other factors. It was found that lead-acid batteries are more expensive to maintain and have shorter lifespan. This research is expected to help businesses solve the problem of cold temperatures in countries that experience monsoons cold. In this study it was found that the 9 Ah battery has a capacity of which is 27% lower when at -100 C ambient temperature compared to with when the battery is in an ambient temperature of 500 C. It was also found that 5 Ah battery has 271.2% less capacity when it has current discharge 6 Ampere compared to when the battery has a discharge current 1.2 Ampere
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harvey, L.D. Danny
New York: Prentice-Hall, 2000
363.738 74 HAR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Parks, Peggy J.
San Diego: Thomson Gale, 2004
363.738 74 PAR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pearce, Fred
London : Dorling Kindersley, 2002
363.738 74 PEA g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Emira Bunga Ramadhan
Abstrak :
Distopia adalah sebuah tempat yang menyebabkan ketidaknyamanan, sesuatu yang dianggap sebagai hal yang berkonotasi negatif. Tanpa manusia sadari, seiring berjalannya waktu, semakin dekat pula manusia dengan kondisi distopia. Walaupun beragam macam distopia, satu hal yang paling nyata dari kondisi saat ini adalah distopia alam, dimana kondisi pemanasan global sudah marak dan perlahan menghancurkan hidup manusia. Saat ini, manusia kerap tidak menghargai alam, hal itulah yang membuat alam membalaskan dendamnya kepada manusia, melalui distopia. Meski begitu, tetap terdapat subjek-subjek yang menghargai keberadaan alam, dan bergantung penuh kepada alam untuk menghidupi kehidupannya. Dalam kajian ini, penulis mencoba untuk menjabarkan proses bagaimana arsitektur dapat membantu keberlangsungan hidup subjek ini, namun, disambungkan dengan komentar penulis mengenai bagaimanapun itu, seberapa efektif karya arsitektur yang dapat dibuat, akan ada masanya dimana hasil buatan manusia akan kalah dengan apa yang alam punya. Tulisan ini juga menjelaskan secara lebih lanjut mengenai narasi yang akan diterapkan dan bagaimana cara penerapannya dalam proyek ini. ......Dystopia is a place that creates an uncomfortable feeling, a feeling that is unsafe for the subject, and is something that is perceived as a negative thing. Without the humans realizing, the more time goes, the closer we are to dystopia. Eventhough there are multiple kinds of dystopia, one thing that is very clear and close to the human being is about the nature’s dystopia, in which the case now is about global warming that is slowly coming to ruin the life of humans. As for now, humans are perceived as a subject that does not respect the nature, and that is the reason why nature is trying to fight back through dystopia. Even though there are always some bad humans, there are also the good subjects who respected the nature, and is hanging consistently to live their lifes through nature, and only by nature. In this researc, writer tries to explain on how architecture can help with the lives of the subject that is slowly ruined by dystopia, however combined with the writer’s commentary regarding on even how effective the architecture is, there will be a time where a man made object loses to what the nature has. This writing will also explain regarding the narration that will be put on the project and how does the narration works.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pemanasan global dikatakan sebagai adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut dan daratan bumi. Maningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumalh dan pola presipitasi....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
While widely accepted as the only global instrument to tackle global warning, Kyoto protocol has proven its inadequacy to enforce the basic principles of polluter pays and common but different responsibility. Kyoto's legacies which was concluded by the results of 13th conference of parties (COP) in Bali, late last year, has overtly shown that its flexible mechanism are failing ever since its acquiescence....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>