Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Knapp, Stephen
Ohio: Pockport Pub, 1998
R 721.004 96 KNA a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Wurm, Jan
Basel: Birkhal'user, 2007
721.044 9 WUR g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Forch, Matthias
"The present doctoral dissertation contributes to the analysis of glass panels subjected to blast load, concentrating on monolithic and laminated glass prior to glass fracture. A straightforward graphical solution for monolithic glass is presented to identify maximum deformation and maximum principal stress for small and large deformations for static and idealized blast load without software. On the basis of experimental tests, load duration factors kmod for impact and blast load design for annealed glass, heat strengthened glass and fully tempered glass are proposed and design strength values for impact and blast design based on the European and German standards are suggested. As a result, blast pressure capacity charts for monolithic fully tempered glass plates subjected to idealized blast load are presented. Moreover, design temperatures of interlayer in blast design situation based on empirical data in accordance with Eurocode are determined for vertical double glazed and triple glazed units for Germany, showing that laminated glass should not be regarded with monolithic glass approach in general."
Berlin: Springer Nature, 2019
e20506429
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Erry Rizal
"A research was being done for analyzing strength and stiffness characteristic of two types of laminated fiber glass/aramid/epoxy composite material. Each type consists of eight and ten layers in same configuration with two different kinds of angle orientations. The base materials used in this research were glass epoxy and aramyd/epoxy fiber composites in which the epoxy is used as matrix. Some mechanical tests and optical observation was carried out for analyzing its macro and micro mechanical characteristics for both types.
From the result of mechanical test, it was found that the compressive strength, stiffness and impact characteristic of the second type was better than the first type, but its tensile strength was slightly lower then the first type. In impact test for both type, there was found an increasing in impact strength by decreasing the temperature from 27 °C to -10 °C, which at temperature was -10 °C the both of material was becoming brittle. Optically, it was found that the second type more rigid than first type by observing the shape and direction of its fracture."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Nursiyanto
"ABSTRAK
Telah dilakukan pengujian sifat 5 jenis gelas borosilikat yang komposisi kandungan Na20 bervariasi dari 8,3% (G1), 7,3% (G2), 6,3% (G3), 5,30 (G4) dan 4,30 (G5) dari berat. Sifat gelas yang diuji antara lain titik lunak (softening point), rapat jenis, koefisien muai panjang, kejut suhu (thermal shock) dan ketahanan kimia. Kandungan Na2O yang rendah dapat menaikkan titik lunak, menurunkan tingkat pelucutan dan menaikkan kejut suhu. Terhadap rapat jenis dan koefisien muai tidak terlihat gelas karena perubahan kandungan Na20 terlalu kecil. Dengan difraksi sinar-x, membuktikan bahwa peleburan komposisi oksida benar-benar menjadi gelas, yang ditunjukkan dengan struktur amorf. Setelah dibandingkan dengan persyaratan gelas laboratorium dari Standar Industri Indonesia (SII), semua gelas yang terbentuk memenuhi syarat sebagai gelas laboratorium yaitu kejut suhu (LT) minimum 1500C dan ketahanan kimia ditandai dengan banyaknya Na20 yang terlucut lebih kecil dari 0,075 mg Na20/gram cuplikan . Komposisi gelas (G5) mempunyai sifat tahan panas dan tahan kimia yang lebih tinggi, yaitu sebesar ΔT = 199 °C dan 0,031 mg Na20/gram cuplikan.



"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wardhani
"Proses irradiasi dalam penelitian tenaga atom akan menghasilkan unsur bahan bakar radio isotop dan hasil samping limbah radio aktif. Penanganan limbah ini harus dikelola dengan baik supaya tidak membahayakan manusia dan lingkungannya. Agar radio nuklida dalam limbah tidak mudah lepas, maka limbah radio aktif diubah dalam bentuk padat. Untuk tujuan ini digunakan bahan matriks yang dapat mengikat atau sebagai perangkap radio nuklida misalnya bahan matriks gelas borosilikat. Proses ini mengakibatkan terbentuknya gelas limbah borosilikat.
Untuk menentukan mutu gelas limbah antara lain dengan menentukan ketahanan kimianya, apa bila gelas ini kontak dengan larutan. Ketahanan kimia berarti adanya radio nuklida yang terlucut dan pemecahan rangkaian gelas silikat.
Penentuan ketahanan kimia dari gelas limbah dengan membuat gelas borosilikat yang mengandung 10%, 20%, 25%, 30% clan 40% limbah radio aktif atau galas limbah WL 10, WL 20, WL 25, WL 30 dan WL 40. Pembuatan gelas limbah ini dilakukan pada temperatur 1150°C selama 165 menit kemudian didinginkan sampai temperatur kamar.
Cara untuk menentikan ketahanan kimia dapat dilakukan dengan metoda sokslet dengan menggunakan 50 ml larutan pelucut yang dipanaskan dalam air mendidih. Adanya kontak antara permukaan gelas dan larutan pelucut mengakibatkan terlucutnya unsur-unsur dari gelas limbah tersebut. Unsur yang terlucut dianalisa dengan menggunakan AAS (Spektroskopi Serapan Atom).
Dari jenis gelas limbah yang ditentukan ketahanan kimianya didalam air destilasi diperoleh hasil bahwa ketahanan kimia gelas WL 10 > WL 20 > WL 25 > WL 30 > W1 40. Ketahanan kimia gelas limbah dengan WL 25 dan WL 30 dilakukan juga terhadap larutan yang bersifat asam yaitu pH = 2 (1.10-2M HC1); pH = 4 (1.10-4M HC1); netral (air destilasi A- 1 tetes KOH 0,01 M) dan larutan basa pH - 10 (1.10-4M KOH) dan pH = 12 (1.10-2M KOH). Dengan variabel pH diperoleh hasil bahwa ketahanan kimia dalam larutan netral larutan basa > larutan asam.
Mutu dari pada gelas limbah ini ditemukan juga terhadap gelas limbah WL 30 yang mengalami devitrifikasi pada 850°C dengan variasi lamanya waktu devitrifikasi antara lain 6, 10, 18, 26, 34, 42 dan 50 jam. Dari percobaan ini diperoleh hasil bahwa makin lama waktu devitrifikasi ketahanan kimia gelas WL semakin kecil berarti unsur-unsur yang terlucut dari gelas limbah semakin banyak."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adryanta
"Sejak saat pertama kali ditemukan sampai sekarang, kaca sudah mengalami kemajuan yang pesat. Kaca tidak lagi hanya berfungsi untuk hiasan, tetapi menjadi sebuah benda yang memiliki fungsi sendiri, seperti pot dan vas. Perkembangan kaca menjadi sangat cepat sejak ditemukan cara-cara baru dalam membuatnya. Dengan menambahkan unsur-unsur kimia tertentu, kaca bias memiliki sifat sesuai dengan kebutuhannya. Kaca tidak hanya menjadi lebih variatif, melainkan juga menjadi lebih kuat dan solid.
Dengan perkembangan tersebut, kaca mulai digunakan sebagai elemen pengisi bangunan, seperti dinding kaca. Tangga kaca dan lantai kaca juga mulai dipakai pada zaman sekarang, walaupun anggapan masyarakat mengenai kaca masih tidak berubah. Kaca masih dianggap sebuah material yang getas dan mudah pecah.
Dengan perkembangan teknologi, kaca bisa menjadi material yang cukup kuat untuk menjadi struktur dalam bangunan, dengan tetap mempertahankan sifat-sifat estetika kaca tersebut.

Since glass discovered, it already has a very fast development progress. Glass is not used just for decoration, but it became the subject itself, such as pot or vase. The development of glass goes more advance since the new way of producing glass were invented. By adding a certain chemicals, the characteristics of glass can be changed. It will become more varies, solid, and even stronger.
By that reason, glass nowadays is used in a building as walls, floors, and stairs. Even so, people?s opinion about glass is still the same. It still has the image as a very weak material, easy to break and crush.
With advance technology, glass can be strong enough to be used as structures, while it still has the aesthetic characteristics.
"
2008
S48422
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Design couch spect gamma camera. Design has been carried out couch spect gamma camera. This plan aims to complement the patient's bed gamma camera of fiber glass materials. Methods of making fiber by fiber glass casting. The shape of the bed made curved in the middle to add strength. From the result of design gain is expected to be on the couch spect gamma camera is made of fiber glass."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Design couch spect gamma camera. Design has been carried out couch spect gamma camera. this plant aims to complement the patlent's bed gamma camera of fiber glass materials. Methods of making fiber by fiber glass casting. The shape of the bed made curved in the middle to add strength. From the result of design gain is expected to be on the couch spect gamma camera is made of fiber glass."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Academic Press, 1982
620.11 TRE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>