Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Saputra
"Pada suatu proyek konstruksi, peralatan merupakan sumber daya proyek yang penting. Oleh karena itu diperlukan suatu rencana atau metode kerja yang tepat terhadap peralatan yang digunakan untuk pemasangan precast girder agar perbandingan antara masukan dan keluaran menjadi optimal.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor produktivitas alat berat pada pekerjaan pemasangan precast girder pelaksanaan proyek flyover serta rekomendasi untuk peningkatan kinerja produktivitas alat berat tersebut. Tahapan penelitian adalah mengumpulkan data kuisioner, selanjutnya dianalisis dengan SPSS.
Hasil penelitian adalah faktor dominan yaitu (X16) Tingkat keakurasian penjadwalan yang memperhatikan waktu penggunaan alat, lokasi tempat kerja, jumlah alat dan volume pekerjaan dan (X18) kapasitas alat yang digunakan serta model persamaan.

On a construction project, the equipment is an important resource projects. Therefore, we need a plan or working methods appropriate to the equipment used for the installation of precast girder so that the ratio between input and output to be optimal.
The study aims to determine the factors of productivity of heavy equipment on the job installing precast girder flyover project implementation and recommendations for improving the productivity performance of equipment. Stages of the research is to collect questionnaire data, then analyzed with SPSS.
The results showed that the dominant factor (X16) Level of accuracy that takes into account when scheduling the use of tools, work site location, number and volume of work and equipment (X18) the capacity of equipment used.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50685
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Tri Widodo
"Untuk menganalisis dan mendesain suatu struktur portal baja pada saat ini adalah dengan mengasumsikan sambungan antara balok dan kolom sebagai sambungan rigid atau sambungan pin. Pada sambungan yang diasumsikan sebagai sambungan pin, rotasi pada ujung - ujung elemen dapat bebas bergerak sehingga momen yang terjadi selalu nol. Sedangkan pada sambungan yang diasumsikan sebagai sambungan rigid, tidak terjadi rotasi sehingga momen didistribusikan pada elemen terlemah dari sambungan tersebut. Meskipun penyederhanaan tersebut mempermudah dalam proses analisis dan desain tetapi pada kenyataannya hal tersebut menyimpang dari kejadian yang sebenarnya terjadi dilapangan karena pada setiap sambungan umurnnya terjadi rotasi sehingga yang terjadi pada struktur dilapangan adalah sambungan semirigid. Dari percobaan didapatkan perbandingan antara sambungan semirigid dengan sambungan rigid dan perbandingan basil percobaan dengan basil perhitungan dengan memakai software drain 2 Dx serta basil analisis perhitungan kekakuan rotasi sambungan berdasarkan Eurocode 3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Sarastiti
"Penulangan pada join balok kolom untuk gedung bertingkat rendah cenderung terlalu rapat karena terbatasnya area join. Pengadaan voute adalah salah satu solusinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau pengaruh adanya voute pada kekuatan join balok kolom yang mengalami beban lateral. Sebagai perhitungan teoritis adalah model analisa kuat geser join berdasarkan SNT 03-xxxx-2001, Strut-and-Tie-Model, dan Softened Strut-and-Tie-Model. Analisa kuat geser join menurut SNI hanya memperhitungkan kuat geser baton, Strut-and-Tie-Model memperhitungkan hukum kesetimbangan untuk model rangkanya, sedangkan Softened Strut-and-Tie-Model turut memperhitungkan hukum kompatibilitas dan hukum konstitutif beton retak serta hukum kesetimbangan model rangka pads join. Penelitian yang dilakukan adalah dengan membandingkan dua bush prototipe join balok kolom interior, join standar dan join voute. Jenis pembebanan adalah semi siklik dengan displacement control dan dilanjutkan dengan pembebanan statik monotonik, diberikan pada kedua ujung balok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban lateral ultimit dan kekakuan join pada join voute lebih besar daripada join standar. Retak lentur balok muncul pada pembebanan yang hampir sama. Retak geser join pertama muncul pads siklus yang sama. Berdasarkan regangan pada tulangan lentur balok, gaya geser yang masuk ke dalam join jauh lebih besar dan perhitungan awal. Regangan pada tie vertikal tidak terlalu jauh dari perhitungan, tetapi regangan pada tie horisontal jauh di bawah dari perhitungan. Berdasarkan data strain gauge, dapat disimpulkan bahwa yang meningkatkan kekuatan join voute adalah karena lebih kecilnya gaya geser yang masuk ke dalam inti join. Dengan demikian, maka diperlukan penelitian lebih dalam tentang besar gaya geser yang masuk ke dalam join dan mekanisme pemikulan gaya geser pada inti join."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhikmawan Abdi
"Penelitian join balok kolom eksterior berupa percobaan di Laboratorium untuk mengetahui pengaruh voute pada join balok kolom, karena dengan adanya voute merupakan salah satu solusi untuk penulangan join yang terlalu rapat. Tujuan penelitian ini untuk meninjau pengaruh voute pada kekuatan join balok kolom yang mengalami beban lateral. Dalam penelitian ini terdapat dua bush prototype join yaitu join balok kolom eksterior dengan voute dan tanpa voute. Beban lateral pada kedua join tersebut adalah semi siklik di Ujung balok. Model analisa kuat geser join berdasarkan SNI 03-xxxx-2001, Strut and Tie Model dan Softened Strut and Tie Model. Kuat geser join menurut SNI hanya memperhitungkan kuat geser beton, Strut and Tie Model memperhitungkan hukum kesetimbangan untuk model rangkanya, sedangkan softened strut and tie model turut memperhitungkan hukum kompatibilitas dan hukum konstitutif beton retak serta hukum kesetimbangan model rangka pada join. Hasil penelitian yang diharapkan adalah perbandingan kedua jenis join balok kolom eksterior berupa perbandingan beban lateral yang dapat dipikul join, hubungan beban dan peralihan, serta pola retak yang terjadi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mico Yustika
"Perkembangan sistem rekayasa struktur telah meningkat dengan pesat, dimana struktur - struktur tersebut telah sedemikian rumit sehingga cukup sulit untuk diselesaikan melalui metode analisa klasik. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu metode lain yang mampu memecahkan masalah tersebut dan memberikan solusi yang mendekati kenyataan.
Metode Elemen Hingga sebagai suatu prosedur numerik adalah salah satu metode yang cukup memadai dalam menganalisa masalah mekanika kontinu. Permasalahan tersebut mencakup Stress Analysis, Heat Transfer. Fluid Flaw, Magnetic Field, dan masih banyak lagi, sehingga metode ini mampu melakukan perencanaan diberbagai bidang seperti perancangan bangunan, motor listrik, kapal dan pesawat ruang angkasa. Dalam penggunaannya, Metode Elemen Hingga akan sangat berkaitan dengan komputer yang untuk meyelesaikan persamaan - persamaan aljabar simultan yang dihasilkan oleh metode ini.
Dalam penulisan skripsi ini, akan dibahas penggunaan Metode Elemen Hingga untuk aplikasinya di bidang Teknik Sipil, yaitu Analisa Struktur Jembatan Prestressed - Box Girder. Pada Metode Elemen Hingga ini, struktur jembatan beserta kabel prestress-nya. diformulasikan sebagai gabungan dari sejumlah elemen diskrit, kemudian untuk memperoleh hasil yang mendekati eksak, jumlah elemen tersebut diperbanyak sampai diperoleh hasil yang cukup konvergen. Adapun hasil yang akan dibandingkan dengan Metode Klasik adalah nilai lendutan yang terjadi, gaya - gaya dalam, dan nilai - nilai tegangan yang terjadi pada titik - titik kritis pada struktur jembatan tersebut.
Untuk menyelesaikan proses penggabungan matriks - matriks kekakuan elemen yang cukup banyak jumlahnya menjadi sebuah matriks kekakuan struktur, diperlukan perangkat komputer beserta piranti lunaknya yang mampu menyelesaikan proses tersebut dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu dalam pengerjaan skripsi ini dipergunakan program GT-STRUDL, suatu piranti lunak di bidang perencanaan dan perancangan struktur yang memiliki kemampuan analisa Metode Elemen Hingga dengan perbendaharaan sekitar 100 buah tipe elemen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardi Purnawan
"Compo-girder merupakan salah satu jenis dari berbagai type girder. Bagian-bagian dari compo-girder adalah bagian flange yang terbuat dari pelat baja. bagian web yang terbuat dari beton bertulang, dan penghubung antara flange dengan web yaitu shear connector. Jumlah shear connector yang mencukupi akan menjamin kesatuan flange dan web sehingga dapat bekerja bersama-sama. Beban yang diterima compo-girder adalah beban mati struktur jembatan dan beban lalu lintas yang bekerja. Beban lalu-lintas bekerja pada deck jembatan kemudian diteruskan ke girder jembatan. Deck jembatan selain berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas juga berfungsi sebagai penahan arah lateral adalah cross flame. Penggunaan cross flame sudah terlebih maka tidak akan memberi banyak pengaruh pada kekuatan struktur secara keseluruhan. Pada skripsi ini dibahas sejauh mana efektifitas dari penggunaan cross flame pada struktur jembatan. Salah satu parameter yang menentukan kekuatan compo-girder adalah tulangan longitudinal pada bagian web. Pada penelitian ini parameter inilah yang diteliti sedangkan mengenai tulangan geser, flange compo-girder dan shear connector tidak diteliti. Pengaruh tulangan terdistribusi terhadap kekuatan pengampang menjadi bahasan dalam penelitian ini."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S34738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Widhatama Kurniawan
"Struktur jembatan open girden melengkung lateral komposit adalah beberapa profil girder yang diterapkan sebagai penompang lantai jalan raya pada struktur jembatan jalan raya secara pararel dan komposit serta dilengkapi dengan cross frame berupa rangka (truss), stiffener, dan longitudinal bracing. Simulasi berbasis finite element method dengan program SAP 2000 Nonlinear Ver. 7.42 digunakan untuk menciptakan model jembatan melengkung lateral komposit lengkap dengan cross frame, stiffiner, dan longitudinal bracing-nya. Peranan cross frame pada struktur jembatan melengkung lateral terutama dalam menambah kekakuan cross sectional struktrur terhadap pengaruh warping, sebagai penahan beban lateral, serta mengintegritaskan keseluruhan struktur open girder. Efektifitas cross frame ditentukan oleh parameter-parameter yang berupa : perilaku struktur yang timbul akibat kondisi geometrik struktur dan pembebanan yang diberikan jumlah cross frame serta kombinasi penempatannya pada bentang struktur."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S34747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryasa Pradeni
"Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi perlakuan pada struktur gelegar boks terhadap beban awal retaknya. Variasi perlakuan yang diteliti adalah tebal pelat, jarak pembebanan, bidang kontak pembebanan, jarak perletakan, mutu beton, dan keberadaan tendon prategang transversal. Analisis dilakukan dengan memodelkan struktur secara finite element menggunakan elemen solid 3 dimensi, dengan pembebanan secara bertahap untuk mendapatkan besar beban pada saat mulai retak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban awal retak akan lebih tinggi pada struktur gelegar boks dengan tebal pelat lebih besar, jarak beban lebih jauh, bidang kontak lebih luas, dan yang menggunakan tendon prategang.

This study aims to observe the effect of various treatments given to a box girder structure against its initial cracking load. The treatments varied in this study include slab thickness, loading position, loading area, support position, concrete strength, and usage of transversely post-tensioned tendons. The analysis is done by modeling the structure with finite element method using 3 dimensional solid elements. Incremental loading is used to acquire the magnitude of the load at initial cracking condition. The result shows that the initial cracking load is higher in the box girder structure with thicker slab, farther loading distance, bigger loading area, and prestressed box girder structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabhela Vergiandini
"ABSTRAK
Plate girder adalah komponen struktur yang dapat menahan beban lebih banyak jika dibandingkan dengan balok biasa akibat bentangnya yang lebih panjang dan strukturnya yang langsing dan sering digunakan untuk jembatan atau pun bangunan industrial. Namun akibat hal ini, plate girder rentan terhadap terjadinya tekuk sehingga membutuhkan pengaku. Hal ini berpengaruh pada berat berat material yang digunakan dan secara tidak langsung terhadap biaya materialnya. Terdapat alternatif bagi plate girder ini, yaitu plate girder dengan pelat bergelombang. Keuntungan plate girder dengan pelat bergelombang lainnya adalah untuk ketahanannya yang sama dengan plate girder konvensional, plate girder dengan pelat bergelombang membutuhkan lebih sedikit material dibandingkan dengan plate girder konvensional. Studi menggunakan metode elemen hingga mengenai material yang dibutuhkan dan studi perilaku kedua jenis plate girder menjadi fokusan penelitian ini.

ABSTRACT<>br>
Plate girders are a material used commonly for large scale, known for its high load capacity compared to flat web plate girder and could withstand more load when compared with beams due to longer spans and slender structures and are often used for bridges or industrial buildings. However, due to slender member, plate girders is susceptible to bending, thus required stiffeners along the girders. This affects the weight of the material used and indirectly to the material cost. An alternative for plate girders are widely known, namely plate girder with corrugated webs. For similar load carrying capacity and shear capacity, plate girder with corrugated plate requires less material compared with conventional girder plate. The study of the required materials and the study of the behavior of plate girders with corrugated webs using finite element method becomes the focus of this research. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochim
"Pekerjaan Erection Girder merupakan pekerjaan konstruksi beresiko tinggi yang menuntut kontraktor pelaksana untuk mematuhi standard dan peraturan yang berlaku guna melaksanakan pekerjaan yang aman. Dalam Proyek Pembangunan Akses Simpang Tak Sebidang (STS) Martadinata terdapat pekerjaan Erection Girder dengan tipe PCI dengan bentang 40.6 m sebanyak 5 buah pada lokasi Overpas Bukit Indah. Metode pelaksanaan pengangkatan menggunakan crane dengan jenis Crawler dengan kapasitas angkat 250 Ton sebanyak 2 buah. Setelah dilakukan Review untuk menjaga stabilitas girder, perlu dipastikan bahwa aspek – aspek penunjang harus terpenuhi yaitu pengecekan nilai Camber yang didapatkan sebesar 73 mm, 57mm, 41 mm, 56 mm dan 44 mm serta nilai Deformasi Lateral sebesar 16 mm, 26 mm, 34 mm, 35 mm dan 45 mm. Selain itu dalam perhitungan Safery Factor didapatkan nilai Crane Ratio sebesar 2.9 , Safety Factor Shacle sebesar 19.95 dan Safety Factor Sling sebesar 17.57. Dari segi keamanan bracing, terdapat rekomendasi atas penggunaan Bracing atau pengaku pada Girder berupa leverblock pada bagian tumpuan girder dengan penggunaan 2 turnbuckles untuk memastikan keseimbangan pengencangan chainblock, baja siku yang di ikat dengan tieroad dan dilas dengan angkur pada abutment, bracing menggunakan baja yang dikaitkan antar girder, serta bracing silang menggunakan besi yang di las antar girder.

Girder lifting work is a high-risk construction work that requires the implementing contractor to comply with applicable standards and regulations in order to carry out the work safely. In the Interchange of Martadinata Project, there are 5 PCI type Erection Girder works with a span of 40.6 m at the Bukit Indah’s Overpass. The lifting method uses 2 cranes of the crawler type with a lifting capacity of 250 tonnes. After a review is carried out to maintain the stability of the girder, it is necessary to ensure that the supporting aspects must be fulfilled, namely checking the Camber values obtained at 73 mm, 57mm, 41 mm, 56 mm and 44 mm and the Lateral Deformation values at 16 mm, 26 mm, 34 mm , 35mm and 45mm. Apart from that, in calculating the Safery Factor, the Crane Ratio value was 2.9, the Shacle Safety Factor was 19.95 and the Sling Safety Factor was 17.57. In terms of bracing safety, there are recommendations for the use of bracing or stiffeners on girders in the form of leverblocks at the support of the girder with the use of 2 turnbuckles to ensure the balance of chainblock tensioning, steel angles tied with tieroads and welded with anchors on the abutments, bracing using steel that is linked between girders, as well as cross bracing using iron welded between the girders."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 23
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>