Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridwan Zahdi Sjaaf
Depok: Universitas Indonesia, 1980
S2086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fivianty Wijaya
Abstrak :
ABSTRAK
Perhatian pada sumber daya manusia mendukung dan mendorong diberikannya perhatian khusus bagi anak-anak yang berbakat. Anak berbakat adalah mereka yang karena kemampuan-kemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi. Namun tidak semua anak berbakat dapat berprestasi setara dengan potensinya. Mereka disebut anak berbakat yang berprestasi kurang (ABPK) atau underachiever, yaitu seseorang yang berprestasi dibawah taraf kemampuannya. Bahkan di antara mereka ada yang putus sekolah.

Faktor-faktor penyebab seseorang menjadi ABPK dapat ditinjau dari keadaan kelas di sekolah, latar belakang lingkungan keluarga, dan kepribadiannya. Pada karakteristik kepribadiannya, yang paling sering ditemukan adalah anak yang mempunyai harga diri (self-esteem) yang rendah (Fine & Pitts, 1980, Rimm, 1983, Whitmore, 1980 dalam Davis & Rimm, 1985). ABPK tidak percaya bahwa dirinya mampu melaksanakan apa yang diharapkan orang tua dau guru mereka. Berkaitan dengan hal ini, mereka mempunyai kontrol terhadap diri yang rendah. Bila gagal, mereka akan menyalahkan kurangnya kemampuan mereka., dan bila berhasil mereka akan mengatribusikannya sebagai keberuntungan. Berbeda dengan anak berbakat yang berprestasi (ABP), mereka mempunyai kontrol terhadap diri secara internal. Mereka merasa bertanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan mereka dan merasa mampu mengontrol nasib sendiri (Milgrain & Milgram, 1976; Weiner, 1980 dalam Utami Munandar, 1995).

Weiner dkk (1979) menjelaskan adanya tiga dimensi atribusi kausal yaitu dimensi fokus (internal-eksternal), dimensi stabilitas (stabil-tidak stabil) dan dimensi kontrolabilitas (terkontrol-tidak terkontrol). Ia juga menyatakan bahwa harapan seseorang tentang keadaan yang akan datang dapat ditentukan oleh bagaimana kestabilan dari atribusi kausal seseorang. Misalnya seseorang gagal dalam suatu ujian. Bila ia mengatribusikan kegagalannya stabil, maka untuk ujian berikutnya ia akan memperkirakan gagal lagi. Tetapi bila ia mengatribusikannya kegagalannya tidak stabil, maka untuk ujian berikutnya ia akan mengharapkan berhasil.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah ?Bagaimana gambaran atribusi kausal atas keberhasilan dan kegagalan dari anak berbakat yang berprestasi (ABP) dan yang berprestasi kurang (ABPK) pada SMU Unggulan?"

Dari penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan yaitu Gambaran atribusi kausal atas keberhasilan dari ABP adalah internal, tidak stabil dan terkontrol. Gambaran atribusi kausal atas keberhasilan dari ABPK adalah internal, tidak stabil dan terkontrol. Gambaran atribusi kausal atas kegagalan dari ABP adalah internal, tidak stabil dan terkontrol. Gambaran atribusi kausal atas kegagalan dari ABPK adalah internal, tidak stabil dan terkontrol. Bila dilihat kemungkinan penyebab yang dikemukakan Weiner, adalah usaha yang dilakukan untuk tugas-tugas tertentu. Misalnya, tugas untuk nilai rapor, guru yang memberi tugas pemarah, ada hukuman yang diberikan dan sebagainya.
1996
S2562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sismai Herni
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan berawal dari maraknya upaya pemerintah untuk meningkatkan sumberdaya manusia agar memperoleh manuasia yang unggul melalui sekolah unggulan yang hampir merata di setiap propinsi di Indonesia. Sementara itu negara kita sedang dilanda krisis moneter yang mengakibatkan banyak dari orang tua anak sekolah yang di PHK dan kehilangan pekerjaan, sehingga banyak diantara anak-anak mereka yang tidak dapat mengikuti pendidikan sewajarnya sesuai dengan UUD 1945 dan Undang-Undang Repoblik Indonesia no 2 tahun 1989. Menurut Wardiman Djojonegoro dalam Utami Munandar dan Conny Semiawan ( 1996) bahwa jumlah anak berbakat secara khusus tingkat pendidikan dasar adalah 2 % dari 30 juta anak ( 600.000) orang. Anak-anak tersebut belum seluruhnya tertampung di kelas unggul/ sekolah unggul. Anak berbakat ini membutuhkan pelayanan pendidikan minimal sama dengan siswa unggul di SMU Unggulan. Disisi lain penulis melihat latar belakang orang tua ( ibu ) juga memberikan dukungan untuk menciptakan sumberdaya manusia yang unggul, terutama pada anak berbakat dikelas unggul tingkat SLTP. Faktor -- faktor yang mempengaruhi tersebut diantaranya dilihat dari budaya daerah, tingkat pendidikan ibu, status sosial ekonomi orang tua, peranan dan sikap orang tua terhadap pendidikan anak berbakat. Penelitian ini diadakan di empat SLTP N Bukittinggi, sampel penelitian adalah anak berbakat di kelas dua unggul, dan orang tua mereka ( ibu). Anak berbakat dipilih dengan melakukan identifikasi anak berbakat dengan menggunakan tiga buah tes, TIKI - M Bentuk Pendek, TKV Paralel 1 dan Task Commitment. Siswa yang terpilih sebagai anak berbakat adalah yang memiliki IQ, CQ diatas rata-rata dan task Commitment tinggi. Pada anak berbakat juga diambil data pribadi melalui daftar isian, nilai rapor kelas I dan NEM ketika masuk SLIP. Kemudian, kepada orang tua anak berbakat diberikan kuesioner Status Sosial Ekonomi, Skala peranan dan sikap orang tua, Daftar isian data orang tua. Sistem keluarga masyarakat di tempat penelitian ini , berbentuk matrilineal, dimana garis keturunan berdasarkan pada garis ibu, yang berbeda dengan suku lainnya di Indonesia dan satu - satunya sistem keluarga martrilineal yang ada di Indonesia. Keluarga di Bukitinggi (Minangkabau) ini sangat dipengaruhi oleh adat istiadat dimana dalam kehidupannya berdasarkan " Adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah " yang masih dianut sampai saat ini. Penelitian ini menggunakan uji coba terpakai. Analisis butir dilakukan dengan metode skala Likert. Reliabelitas dan validitas setiap item, digunakan rumus Cronbach's Alpha. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara latar belakang ibu dengan prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul SLTP N Bikittinggi. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran anak berbakat sesuat karakteristik keluarga anak berbakat; melihat gambaran umum oarang tua (ibu) anak berbakat sesuai dengan karakteristik keluarga anak berbakat; melihat hubungan antara pendidikan ibu dengan prestasi anak berbakat; melihat hubungan SES orang tua dengan prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul; melihat hubungan antara peranan ibu dengan prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul,; melihat hubungan antara sikap ibu dengan prestasi belajar anak berbakat; melihat hubungan bersama antara pendidikan ibu, SES orang tua, peranan dan sikap ibu terhadap prestasi belajar anak berbakat; melihat sebereba besar sumbangan dari pendidikan ibu, SES orang tua, peranan dan sikap ibu pada prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu, SES orang tua dan peranan orang tua dengan prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul. Tetapi sikap ibu tidak berhubungan dengan prestasi belajar anak berbakat di kelas unggul. Bila dilihat besar sumbangan dari keempat variabel, maka peranan ibu memeberikan sumbangan yang besar sekali pada prestasi belajar anak berbakat, kemudian SES orang tua dan pendidikan ibu memberikan sumbangan yang bermakna pada prestasi belajar anak berbakat. Tetapi sikap ibu, tidak memberikan sumbangan yang bermakna pada prestasi belajar anak berbakat. Saran yang dikemukakan dalam penelitian lanjutan : Penempatan siswa di kelas unggul tingkat SLTP N, perlu diidentifikasikan dengan menggunakan tes TIKI-M, Betuk Pendek, TKV, dan Task Commitment, agar diperoleh anak-anak yang betul-betul berbakat / unggul ; Perlu memberikan informasi pada anak berbakat tentang keberbakatnya, agar mereka dapat mengembangkan motif intrinsik dan merealisasikan bakat mereka ; Para orang tua perlu diberitahukan tentang keberbakatan dan prestasi anak berbakat di sekolah agar mereka dapat memahami dan memberikan bimbingan untuk mengembangkan bakat dan prestasi anak berbakat. ;Antara ibu dan sekolah perlu menciptakan kerjasama yang baik untuk membantu perkembangan bakat dan prestasi anak berbakat; Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan ruang lingkup yang lebih luas tentang anak berbakat, untuk mengembangkan potensi anak berbakat agar berkembang secara maksimal.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Gifted visual-spatial laearners is one of categories of gifted children that has been ovelooked and under diagnosed. Linda Kreger Silverman (1995;2002) defined Gifted Visual spatial learner as those highly intelligence children (gifted) with special developmental pattern and characteristics. Their strenghts are the visual - spatial ability and gestalt cognitive style. They learn better visually that auditory. They learn all-at-once, and when they got the concept, the learning is permanent. Gifted children with visual-spatial learning style often have asynchronous developmental pattern and tend to have speech and language expressive disorder, or more commonly known as a specific Language Impairment (SLI) or Pure Dysphasic Development. These unique developmental characteristic often cause problems generally worsen without proper assistance and strategies of intervention. They also often misdiagnosed under the label of high function autism, ADHD and / or learning disabilities. A collaborative diagnostic with a long term continual observation and special approach is needed to help this population.
150 PJIP 1:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Trini S. Soemarko
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukarni Catur Utami Munandar
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999
153.35 MUN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Conny R. Semiawan
Jakarta: Kencana Prenada Media Graoup, 2010
371.9 CON k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
JPK 16(1-3)2010 ed.khusus
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The second edition of this handbook incorporates the latest theory, research, and best practices in serving gifted and talented children and adolescents. The expanded and updated edition explores new and emerging ideas, themes, and findings, including the latest research from neuroscience and developmental psychology. It incorporates expanding conceptions of giftedness among researchers as both general and domain specific as well as the value of viewing giftedness from a developmental perspective. Chapters discuss a wide range of topics including assessment, the role of family in nurturing talent, and issues specific to subgroups such as disadvantaged gifted children and gifted children with special needs. In addition the handbook provides guidelines for creating relevant interventions and designing curriculum for this diverse population
Cham, Switzerland: Springer, 2018
305.908
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>