Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Yoga Kartika
Abstrak :
Ada 4 unsur utama sebagai bentuk medan Pulau Jawa, yaitu Wilayah Lipatan Tersier Selatan dengan dataran-dataran rendah yang tercakup diantaranya. Wilayah Pegunungan Tengah yang sebenarnya adalah sebuah depresi, tetapi karena tutupan bahan vulkanik wilayah ml menjadi tinggi. Wilayah Lipatan Utara dengan beberapa bentuk diantaranya. Wilayah Dataran Aluvial yang terdapat di pesisir Utara Jawa. Adapun pembagian fisiografi di Jawa Tengah yaitu terdiri dari empat zona fisiografi yaltu Zona Pesisir Utara Jawa Tengah, Zona Serayu Utara, Zona Pegunungan Serayu Selatan dan Zona Pesisir Selatan Jawa Tengah. Menurut Bemmelen (1949), Gunung Sundoro - Sumbing sendini terletak pada bagian diantara Zona Serayu Utara dan Zona Pegunungan Serayu Selatan, yaltu merupakan daerah depresi yang disebut dengan Zona Serayu. Gunung Sundoro - Sumbing merupakan gunung api muda yang memisahkan Zona Serayu Utara dengan Zona Pegunungan Serayu Selatan dan merupakan awal dari suatu seri dan dataran antar pegunungan di Jawa Timur. Masaah yang ditelaah dalam penelitian mi adalah Unit-unit geomorfologi apa saja yang terdapat pada Gunung Sundoro - Sumbing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisa peta topografi yang dibantu dengan peta geologi yang kemudian menghasiikan peta unit geomorfologi, serta metode deskripsi untuk menerangkan unit geomorfologi. Hasil akhir dari penelitian mi berupa ningkasan sebagai benikut : Di wilayah penetitian terdapat 3 unit geomorfologi. Unit Gunung Api terdini dari Gunung Api Sundoro, Gunung Api Sumbing, Gunung Api Gianti, Gunung Api Bencong, Gunung Api Prahu, Gunung Api Sroja, Depresi Serayu, Lembah Begaluh,. Kubah Lava Sumbing, Kaldera Sumbing, Cone Sundoro, Dataran Antar Pegunungan Sundoro - Sumbing, dan Maar. Unit Struktural terdini dari Lembah Hulu Sungai Serayu, Perbukitan Lipatan Serayu Selatan, Lembah Purworejo, Dome Progo Barat dan Perbukitan Lipatan Krikil. Unit Fluvial terdini dari Depresi Progo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Pingkan
Abstrak :
[Kecamatan Ciemas merupakan daerah yang dikenal karena memiliki kekayaan geologi dengan terdapatnya batuan yang memiliki umur batuan tertua dan terluas di Pulau Jawa. Proses-proses geologi yang berlangsung memunculkan berbagai objek wisata alam yang menarik untuk dikunjungi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis keunikan geomorfologi sebagai potensi daya tarik wisata alam di Kecamatan Ciemas. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan pendekatan metode ideografik, korelasi kualitatif dan pembobotan terhadap variabel daya tarik wisata, aksesibilitas, dan fasilitas wisata pada unit analisis bantukan asal. Hasil yang diperoleh, yaitu bentukan asal struktural memiliki potensi tinggi dengan karateristik ketinggian 100-500 mdpl dan lereng yang curam. ......, Ciemas sub-district is an area known for its geological wealth, which lies the oldest and widest age of rocks on The Java Island. Geological processes that occurs in this area, led to many natural attractions worth visiting. The purpose of this study was to determine and analyze the unique of geomorphology as potential natural attractions in Ciemas Sub-District. The analysis was done descriptively by using ideographic approach method, qualitative correlation and weighted variables tourist attraction, accessibility, and tourist facilities on the analysis unit formed by origin. The result is formation of structural origin which have a high potential with a height of 100-500 meters above sea level characteristics and steep slopes.]
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Cempaka
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S762
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rijali Isnain Haripa
Abstrak :
Kars Gunung Sewu adalah kawasan kars tropis dengan ciri ciri morfologi yang unik yaitu memiliki sinkhole atau dolina. Sinkhole atau dolina ini biasanya terbentuk akibat adanya amblesan. Kecamatan Ponjong, Rongkop dan Semanu yang berada di Kabupaten Gunung Kidul merupakan daerah yang termasuk kawasan kars Gunung Sewu yang memiliki frekuensi bencana amblesan tanah yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik tanah sekitar amblesan di Kecamatan Ponjong, Rongkop dan Semanu dengan cara mengetahui bagaimana kondisi sifat fisik tanah pada amblesan yang terjadi di Kecamatan Ponjong dan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul dalam skala unit geomorfologi. Metode penelitian ini adalah dengan melakukan pemetaan titik amblesan, investigasi geoteknik seperti ketebalan tanah, dan drainase dan uji laboratorium untuk mengetahui sifat fisik tanah seperti index properties, permeabilitas, dan bulk density. Unit analisis yang digunakan adalah analisis unit geomorfologi. Amblesan yang ada di Kecamatan Ponjong, Rongkop dan Semanu berjumlah 41 titik dengan pembagian jenis amblesan lama dan amblesan baru. Ada enam unit geomorfologi di Kec. Ponjong, Rongkop dan Semanu, yaitu Dataran Aluvial Kars, Lembah Kering, Lereng Tengah Gunung Api Ringan, Plato Kars, Polje dan Zona Kars Konikal. Amblesan yang paling banyak terjadi pada unit geomorfologi Zona Kars Konikal. Amblesan memiliki hubungan dengan unit geomorfologi karena amblesan berasosiasi dengan pembentukan unit geomorfologi kars. Karakteristik fisik tanah sekitar amblesan di Kecamatan Ponjong, Rongkop dan Semanu menunjukan tanah yang lempung berlanau halus dengan tingkat plastisitas yang tinggi dan permeabilitas yang rendah. Selain itu memiliki ketebalan tanah yang dalam hingga dangkal dengan drainase yang baik hingga terhambat. Sifat tanah tersebut menyebabkan adanya potensi pergerakan tanah seperti amblesan, terutama ketika ada daya dorong seperti air pada saat banjir.
Kars Sewu Kars Area is a Tropical Kars Area with unique features such as sinkhole or dolina. Sinkhole or dolina is usually formed due to subsidence. Ponjong, Rongkop and Semanu Subdistricts in Gunung Kidul Regency are areas inside the Gunung Sewu Kars Area which has high frequency of land subsidence. This study aims to identify the characteristics of soil around the subsidence in Ponjong, Rongkop and Semanu Subdistricts by knowing how its physical properties on a geomorphological unit scale. The methodology on this research is by conducting the subsidence's point mapping, geotechnical investigations such as soil thickness and drainage, laboratory tests to determine the physical properties of the soil such as index properties, permeability, and bulk density. The unit of analysis used is geomorphological unit analysis. The amount of subsidence in the Ponjong, Rongkop and Semanu sub-districts are 41 points which consists of old types subsidence and new types subsidence. There are six geomorphological units in the district Ponjong, Rongkop and Semanu, namely the Alluvial Plain of Kars, Dry Valley, Middle Slopes Volcanoes, Plato Kars, Polje and Conical Kars Zone. The most sinkhole is exist on Conical Kars Zone. There is an enough correlation between sinkhole and geomorphological units. The physical characteristics of the soil around subsidence in Ponjong, Rongkop and Semanu Subdistricts show that the soil is loamy smooth clay with high plasticity and low permeability. Besides that, it has deep to shallow soil thickness with good to bad drainage. The nature of thus soil causes a potential for ground movement such as subsidence, especially when there is thrust like water during a flood.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monique Eugenia Dinar Rawung
Abstrak :
Belum adanya data pendukung geologi teknik di daerah Gunung Endut membuat pengembangan proyek panas bumi di daerah tersebut terhambat, hal ini karena informasi karakteristik geologi teknik daerah Gunung Endut memiliki peran penting dalam pembangunan fasilitas-fasilitas PLTPB dari tahap eksplorasi hingga produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik geologi teknik daerah penelitian, kondisi geomorfologi daerah penelitian, serta kesesuaian lahannya untuk pembangunan wellpad eksplorasi panas bumi. Metode yang dilakukan melibatkan pemetaan lapangan, uji lapangan untuk mengetahui kekuatan batuan menggunakan schmidt’s hammer, serta uji lab untuk mengetahui batas-batas Atterberg dan mengetahui parameter-parameter kuat geser tanah, serta menggunakan GIS. Berdasarkan hasil uji lapangan dan lab, ditemukan 7 satuan geologi teknik pada daerah penelitian yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik geoteknya, yaitu Batugamping Lapuk Sedang (BGLS), Endapan Koluvium (EK), Andesit Lapuk Rendah (ALR), Andesit Lapuk Sedang (ALS), Batupasir Lapuk Tinggi (BPLT), Tanah Pasir Gradasi Baik Mengandung Lanau Plastisitas Rendah (SW- SML), dan Tanah Pasir Gradasi Baik Mengandung Lanau Plastisitas Tinggi (SW- SMH). Berdasarkan kriteria pembangunan wellpad eksplorasi, daerah penelitian memiliki 5 lahan yang sesuai untuk menjadi lokasi pembangunan wellpad. ......The absence of geotechnical data at Mount Endut area has hampered the development of geothermal projects within the area as geotechnical information plays an important role in the construction of PLTPB facilities from the exploration to production stages. The purpose of this research is to examine the geotechnical characteristics and geomorphological conditions of the research area, and to analyze the land suitability of the research area to build a geothermal wellpad. Research methods that are used include field mapping, field test to know the rock strength using Schmidt’s hammer test, and laboratory test to find the Atterberg limits and shear strength parameters of soil. Based on its geotechnical properties tests, 7 geotechnical units are determined: Moderately Weathered Limestone (MWL), Colluvium Deposits (CD), Slightly Weathered Andesite (SWA), Moderately Weathered Andesite (MWA), Highly Weathered Sandstone (HWS), Well Graded Sand With Low Plasticity Silt (SW-SML), and Well Graded Sand With High Plasticity Silt (SW-SMH). Based upon the wellpad criterion, there are 5 potential areas in the research area to build geothermal wellpad.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
Abstrak :
Geomorphology of coastal zones in Jepara, Indonesia.
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2014
333.917 SUN g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Aris Marfai
Abstrak :
On floods and its control in Semarang, Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 2014
333.917 MUH b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library