Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 817 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Otman Pratisto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S33623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Giovanny
Abstrak :
Perekonomian Kota Depok tumbuh secara dinamis mengundang investor untuk berinvestasi, ditandai dengan terdapat banyak pusat perbelanjaan di Depok. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi segmentasi konsumen pusat perbelanjaan berdasarkan jenis dan lokasi pusat perbelanjaan. Metode penelitian deskriptif dengan analisis pola keruangan. Karakteristik fisik pusat perbelanjaan yang menjadi objek penelitian antara lain pusat perbelanjaan regional super, pusat perbelanjaan regional dan sentra belanja distrik. Karakteristik lokasi pusat perbelanjaan relatif sama. Segmentasi demografis, sosio-ekonomis, geografis dan alasan konsumen pusat perbelanjaan relatif sama. Pada segmentasi prilaku konsumen terhadap produk, kegiatan bersosialisasi lebih tinggi dilakukan pada pusat perbelanjaan yang lebih kecil dan tidak terlalu ramai daripada pusat perbelanjaan yang lebih besar dan lebih ramai. ...... Depok City's economy grows rapidly inviting investor to invest in it; it's shown by a lot of shopping centre that exist in Depok. The aim of this research is to identify consumer segmentation of each shopping centre based on its type and location. The method is descriptive with spatial pattern analysis. The location characteristic of shopping center is relatively similar. Demographic, socio-economic, geographic and motives segmentation of shopping centre consumer are relatively similar. In consumer's attitude to product segmentation, socialization activities are higher in the shopping centres which are smaller and less crowded than in the shopping centres which are bigger and more crowded.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Mahardhika Machmud
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang sebaran gempa bumi merusak yang pernah terjadi di Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Lampung Barat dari tahun 1900 hingga 2010 Sebaran dalam hal ini dilihat dalam sebaran daerah terdampak gempa bumi berupa intensitas kerusakan serta nilai Peak Ground Acceleration PGA pada setiap kejadian gempa bumi merusak yang terjadi Setelah itu akan dilihat pengaruh karakteristik wilayah seperti kelompok batuan jarak terhadap patahan dan lereng terhadap tingkat kerusakan di daerah terdampak gempa bumi merusak Gempa bumi merusak yang terjadi dari tahun 1900 hingga 2010 sebanyak 11 kali kejadian dan berasal dari pergerakan sesar aktif dimana sebagian besar berada pada wilayah pesisir sedangkan di Kabupaten Lampung Barat berada pada wilayah pegunungan yang dekat dengan Sesar Semangko dengan nilai PGA dominan 75 139 gals dan intensitas dominan antara VIII dan IX MMI yang didominasi pada kelompok batuan sedimen berada pada jarak 500 1000 m pada patahan dan kondisi lereng 2 15 dimana Terdapat kecenderungan tingkat kerusakan yang lebih besar pada daerah terdampak yang terdapat patahan patahan lokal di sekitarnya dan kondisi lereng yang berkisar antar 15 hingga 40 dimana potensi longsor sangat mungkin terjadi dan menambah tingkat kerusakan akibat bencana gempa bumi walaupun berada pada wilayah nilai PGA yang lebih tinggi. ......This study discusses the distribution of destructive earthquakes that had been occurred in the provinces of Bengkulu and West Lampung regency from 1900 to 2010 Distribution in this case be seen in the distribution of earthquake affected areas such as the intensity of the damage and the value of Peak Ground Acceleration PGA at any damaging earthquakes that occurred After that will be the influence of regional characteristics such as rock group the distance to the fault and the slope of the extent of damage in the area affected by the destructive earthquake Damaging earthquakes that occurred from 1900 to 2010 as many as 11 times the incidence and comes from the movement of active faults which are mostly located in coastal areas while in the West Lampung regency located in the mountainous region near the Semangko fault with PGA values dominant are 75 139 gals and dominant intensity between MMI VIII and IX on the group of sedimentary rocks located at a distance of 500 1000 m from faults and slope conditions in which 2 15 which is likely that a greater level of damage in the affected areas contained fragments surrounding local and conditions of the slopes that range between 15 to 40 where the potential landslide is likely to occur and increase the level of damage caused by the earthquake in the region even located on higher PGA values English version of the abstract can be written here
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cipta Hari Bakti
Abstrak :
Penyimpangan curah hujan merupakan salah satu indikator perubahan iklim di Indonesia., yang memiliki dampak negatif bagi sektor pertanian, khususnya tanaman tembakau. Mayoritas penduduk Temanggung adalah petani tembakau, yang mengalami kegagalan panen akibat penyimpangan curah hujan pada musim kemarau tahun 2010. Melalui analisis deskriptif keruangan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyimpangan curah hujan musim kemarau tahun 2010 dan kerentanan wilayah terhadap penyimpangan curah hujan di Kabupaten Temanggung. Penyimpangan curah hujan tahun 2010 ditentukan berdasarkan curah hujan rata-rata dasarian tahun 1996-2012, sedangkan kerentanan wilayah terhadap penyimpangan curah hujan musim kemarau ditentukan atas aspek tingkat keterpaparan, tingkat sensitivitas dan tingkat kapasitas adaptif dengan metode pembobotan. Hasil analisis menunjukkan Penyimpangan curah hujan yang terjadi pada musim kemarau tahun 2010 di Kabupaten Temanggung jauh diatas normal (memiliki nilai penyimpangan sebesar 195%). Daerah yang memiliki penyimpangan paling tinggi berada pada Kecamatan Tlogomulyo. Nilai kerentanan wilayah terhadap penyimpangan curah hujan pada musim kemarau berkisar antara 8% sampai dengan 49% dengan memiliki pola keruangan semakin mendekati wilayah kaki Gunung Sindoro-Sumbing (semakin tinggi tempatnya), maka akan semakin besar nilai kerentanannya. Hal sebaliknya, apabila semakin menjauhi wilayah kaki Gunung Sindoro-Sumbing, maka nilai kerentanannya akan semakin rendah.
Deviation of rainfall is one of indicator climate change in Indonesia, which had a negative impact for the sector of agriculture, especially tembakau plants. Most of people in Temanggung work as tembakau farmer, which had a harvest failure cause of deviation of rainfall on dry season in 2010 in Temanggung. With spatial anallysise this studies will know about deviation of rainfall in 2010 and vulnerability of deviation of rainfall on dry season in 2010. Deviation of rainfall in 2010 will known with average of ten days rainfall in 1996-2012, and vulnerability of deviation of rainfall on dry season will known with eksposure, sensitivitas and adaptifity level with scoring metode. The result of this studies show that deviation of rainfall on dry season in 2010 in Temanggung has far away with normal rainfall on dry season criteria (value of deviation is 195%). Region with highest value is Tlogomulyo subdistrict. Value of vulnerability of deviation of rainfall on dry season in Temanggung is 8% until 49% with spatial anallysise if region close with mount of Sindoro - Sumbing will have highest value vulnerability and the otherwise.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwati
Abstrak :
Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah sebagai penghasil tembakau dengan kualitas baik Kualitas tembakau tersebut berdampak pada kualitas hidup petani Selain kualitas tembakau faktor lain seperti aksesibilitas luas lahan dan jalur distribusi pemasaran tembakau juga mempengaruhi kualitas hidup petani Masalah dalam penelitian ini yakni bagaimana pola keruangan kualitas hidup petani tembakau di tiga kecamatan ini Kualitas hidup yakni kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang di ukur secara objektif melalui beberapa indikator seperti pendapatan kesehatan pendidikan perumahan dan kesempatan kerja Kualitas hidup petani dibagi menjadi tiga kelas yakni rendah sedang dan tinggi Hubungan antara luas lahan dan jalur distribusi pemasaran tembakau terhadap kualitas hidup petani diuji dengan menggunakan metode Chi Square dimana hasil yang diperoleh yakni saling mempengaruhi namun hubungannya sangat rendah Hasil dari penelitian ini yaitu pola kualitas hidup petani tembakau di tiga kecamatan tersebut menunjukkan semakin tinggi wilayah semakin mudah aksesibilitas semakin luas luas lahan perkebunan tembakau serta semakin singkat distribusi pemasaran tembakau kualitas hidup petani makin tinggi Dan sebaliknya makin rendah wilayah semakin sulit aksesibilitas semakin sempit luas lahan perkebunan tembakau serta semakin panjang distribusi pemasaran tembakau kualitas hidup petani makin rendah.
Temanggung is one of regencies in Central Java as a producer of tobacco with good quality Impact on the quality of the tobacco farmers quality of life In addition to the quality of the tobacco other factors such as accessibility land use and tobacco marketing distribution also affects the quality of life of farmers The problem in this study how the spatial patterns of quality of life of tobacco farmers in the three districts Quality of life that a person s ability in meeting their needs is measured objectively through some indicators such as income health education housing and opportunity of work Quality of life for farmers is divided into three classes namely low medium and high Relationship between land area and distribution marketing of tobacco to the quality of life of farmers tested using Chi Square method whereby the results obtained interplay but the relationship is very low The results of this study of the pattern of life quality of tobacco farmers in the three districts showed the higher region the easier accessibility the broader tobacco plantation area and the shorter distribution of tobacco marketing is the higher the quality of life of farmers And conversely the lower the area the more difficult accessibility the narrower the tobacco plantation area and the length distribution of tobacco marketing is the lower the quality of life of farmers.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Dwi Rahsetya
Abstrak :
Tembakau (Nicotianae tabacum L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang dikembangkan di Indonesia. Salah satu penghasil tembakau di Indonesia adalah Kabupaten Temanggung. Tembakau yang dihasilkan di Kabupaten Temanggung memiliki kualitas yang terbaik karena wilayah Temanggung yang cocok untuk penanaman tembakau. Faktor fisik dan penggunaan tanah di Kabupaten Temanggung memiliki pengaruh terhadap kualitas tembakau. Kualitas tembakau dalam penelitian ini dinilai berdasarkan harga jual tembakau dengan melihat pengaruh kesesuaian lahan dan penggunaan lahan. Sebaran kualitas tembakau tinggi berada di lahan sesuai dan lahan cukup sesuai dengan jenis penggunaan lahan mayoritas lahan tegalan. Sebaran tembakau rendah berada di lahan sesuai marjinal dengan jenis penggunaan lahan sawah.
Tobacco (nicotianae tabacum L) is one of the agricultural commodities that developed in Indonesia. One producer of tobacco in Indonesia is Temanggung. Tobacco produced in Temanggung has the best quality because the area is suitable for tobacco. Physical factors and landuse in Temanggung has an impact on the quality of tobacco. Quality of tobacco based on the selling price of tobacco . Distribution of high quality tobacco has located in the Distribution of high-quality tobacco land is suitable and sufficient land in accordance with the majority of types of land use dry land. Low tobacco distribution is in accordance marginal land with the use of wetland types.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asfirmanto W.A.
Abstrak :
Kopi Arabika merupakan tanaman yang menjadi komoditas pada Dataran Tinggi Kintamani dan Gayo. Tanaman tersebut memiliki kondisi fisik wilayah tertentu dan budidaya petani yang tepat untuk dapat tumbuh secara optimal dan menghasilkan buah kopi yang berkualitas. Kondisi fisik wilayah yang berpengaruh adalah ketinggian, lereng, curah hujan, dan jenis tanah, sedangkan budidaya yang berpengaruh adalah jenis pupuk, waktu panen, dan jenis pengolahan pasca panen. Karakteristik kondisi fisik wilayah dan budidaya yang berbeda akan memengaruhi kualitas kopi yang dihasilkan. Penelitian ini akan melihat perbedaan dari kondisi fisik wilayah dan budidaya dalam menghasilkan kopi di Kintamani dan Gayo, yang selanjutnya akan dilihat pengaruhnya terhadap kopi. Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan (spasial) untuk menganalisis perbedaan kondisi fisik dan budidaya pada dua tempat yang samasama menghasilkan kopi dengan kualitas tingkat 1. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan pada kondisi fisik dan budidaya di dua tempat sehingga berpengaruh terhadap kopi yang dihasilkan, yaitu curah hujan pengolahan masa panen.
Arabica coffee is one of the plants that become commodities in Kintamani and Gayo Highlands. The plant has a certain physical condition and farmer's cultivation to be able to grow optimally and produce good quality of coffee. The physical condition that influence is altitude, slope, rainfall, and soil type, while influence in cultivation is the type of fertilizer, harvest, post-harvest and processing types. Characteristics of the physical conditions and different aquaculture will affect the quality of the coffee produced. This study will look at the difference of physical conditions and cultivation of the coffee produced in Kintamani and Gayo, who will next be seen influenceon the coffee. This study uses a spatial approach to analyze the differences in the physical conditions and cultivation in two places where equally produce coffee with quality level 1. Results of this study indicate there are differences in physical condition and cultivation in two places so that resulting effect on the coffee, the rainfall and harvest processing.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Aldiano
Abstrak :
Kabupaten Bekasi dikenal sebagai salah satu wilayah lumbung padi di Jawa Barat. Selain sebagai lumbung padi, Kabupaten Bekasi juga dikenal sebagai salah satu sentra industri. Namun, pesatnya industri di wilayah tersebut menyebabkan adanya perubahan penggunaan lahan basah untuk kepentingan industri dan permukiman. Perubahan lahan basah menjadi lahan terbangun mempengaruhi posisi Kabupaten Bekasi sebagai wilayah lumbung padi. Konversi lahan basah dipengaruhi oleh 3 aspek yaitu politik, sawah, dan demografi. Aspek politik terkait dengan kebijakan yaitu RTRW, aspek sawah terkait luas sawah, dan aspek demografi terkait jumlah penduduk. Untuk mengetahui swasembada beras di Kabupaten Bekasi, dilakukan perhitungan produksi beras dengan kebutuhan beras yang diperoleh dari data luas sawah dan jumlah penduduk. Dengan menganalisis luas sawah, produksi beras, dan kebutuhan beras, maka dihasilkan perubahan lahan basah tidak mempengaruhi posisi Kabupaten Bekasi sebagai wilayah lumbung padi. Tercatat ada 13 kecamatan yang pada tahun 2002 dan 2011 mengalami surplus beras yaitu Kecamatan Cibarusah, Bojongmangu, Cikarang Timur, Kedungwaringin, Karangbahagia, Tarumajaya, Tambelang, Sukawangi, Sukatani, Sukakarya, Pebayuran, Cabangbungin, dan Muaragembong. Tercatat ada 5 kecamatan yang pada tahun 2002 dan tahun 2011 mengalami defisit beras yaitu Kecamatan Serang Baru, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cikarang Barat, dan Tambun Selatan. Tercatat ada 4 kecamatan yang mana pada tahun 2002 mengalami surplus beras namun defisit beras pada tahun 2011 yaitu Kecamatan, Setu, Cibitung, Tambun Utara, dan Babelan.
Bekasi Regency is one of the granary areas in West Java. Also, Bekasi Regency known as one of the industrial centers. However, the rapid industry in the region led to a change in the use of wetlands for the benefit of industry and settlement. Changes in wetlands to land up influencing Bekasi Regency position as a granary areas. Conversion of wetlands affected by the 3 aspects of politics, rice, and demographics. Political aspects related to the spatial policy, aspects related to paddy rice area, and aspects related to population demographics. To find rice selfsufficiency in Bekasi Regency, calculation rice production to the needs of the data obtained from the rice area and population. By analyzing the rice area, rice production, and rice needs, hence resulting wetland changes do not affect the position of the Bekasi Regency as area granary. Noted there are 13 districts in 2002 and 2011 had a surplus of rice that is District Cibarusah, Bojongmangu, Cikarang Timur, Kedungwaringin, Karangbahagia, Tarumajaya, Tambelang, Sukawangi, Sukatani, Sukakarya, Pebayuran, Cabangbungin, and Muaragembong. Noted there are 5 districts in 2002 and in 2011 had a deficit of rice namely Serang Baru, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cikarang Barat, and Tambun Selatan. Noted there are four districts which in 2002 had a surplus of rice but the rice deficit in 2011 the District Setu, Cibitung, Tambun Utara, and Babelan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ocky Siswanto Suhono
Abstrak :
Dengan adanya game-game online yang terus berkembang dan bermunculan di Indonesia, maka bermunculan pula bisnis tempat bermainnya. Game center sebagai usaha bidang jasa sangat erat hubungannya dengan konsumen. Kegagalan game center selain karena faktor lokasi, juga dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap game center. Masalah penelitian yaitu karakteristik lokasi game center bagaimana yang menarik konsumen dalam jumlah besar beserta karakteristik konsumen di tiap kategori game center. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik lokasi dan konsumen game center di Kecamatan Palmerah. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan analisis keruangan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah game center jenis waralaba semuanya termasuk dalam kategori game center besar yang terdapat di kelas jalan kolektor, sedangkan game center mandiri terdiri dari berbagai kategori (besar, menengah, dan kecil) yang lokasinya cenderung berada pada kelas jalan kolektor. Jumlah konsumen bertambah seiring dengan semakin besarnya game center, namun jumlah konsumen terbanyak dimiliki oleh game center yang berada pada jalan-jalan kolektor dengan penggunaan tanah permukiman padat penduduk dan dekat dengan fasilitas pendidikan. Perbedaan kategori dan lokasi game center mengakibatkan adanya perbedaan karakteristik konsumen. ......With the online games are constantly evolving and appear in Indonesia, it is also emerging business playground. Game center as business services sector is closely connected with consumers. Failure besides gaming center due to its location, is also influenced by consumers' perceptions of the game center itself. The research problem is how the game center location characteristics that attract consumers in the large numbers along with the characteristics of consumers in each category of game center. Research purposes to determine the site characteristics and consumer game center in the District Palmerah. This is a qualitative study with spatial analysis. The results obtained from this study is Game Center type of franchise are all included in the category of big game center located on collector road class, while the standalone game center consists of various categories (large, medium, and small) which tend to be located on the class of collector roads. The number of consumers increases with the more extensive of the game center, but the number of consumers most owned by gaming center located on collector streets in densely populated residential land use and near to educational facilities. Differences game center category and location results in disparities consumer characteristics.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasyana Kusuma Pratiwi
Abstrak :
Meningkatnya jumlah penduduk berdampak pada meningkatnya kebutuhan penduduk akan tanah, seperti untuk tempat bermukim dan tempat usaha. Ketersediaan tanah yang jumlahnya terbatas akan diperebutkan oleh penduduk untuk bisa memperoleh keuntungan yang maksimal. Persaingan tersebut secara tidak langsung akan menjadikan nilai dan harga tanah meningkat. Teori mengenai harga tanah di perkotaan dikembangkan oleh William Alonso. Dalam teorinya, Alonso mengemukakan bahwa harga tanah akan semakin menurun dengan menjauhnya jarak suatu lokasi terhadap CBD. Kondisi tersebut ditunjukkan dalam kurva Bid Rent Curve (BRC), dimana retail akan membentuk kurva yang paling curam, sedangkan permukiman akan membentuk kurva yang paling landai. Untuk membuktikan kesesuaian pola harga tanah yang terbentuk di Kota Bogor dengan Teori Alonso, maka dilakukan deskripsi mengenai harga tanah secara keruangan berdasarkan faktor-faktor pembentuk harga tanahnya, kemudian membandingkan pola harga tanah yang terbentuk di Kota Bogor dengan kurva BRC. Hasilnya, terdapat perbedaan bentuk kurva kecenderungan harga tanah Kota Bogor dengan kurva BRC. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara pola harga tanah yang terbentuk di Kota Bogor dengan Teori Alonso.Ketidaksesuaian tersebut disebabkan karena adanya penyimpangan yang disebabkan oleh persebaran retail sekunder dan tingkat aksesibilitas.
Increasing population gives effect with the increasing demand of land for housing or business. High demand of land, but limited supply makes people are trying to get the greatest benefit of it. The competition in getting the land makes land value and land prices are increasing. Theory, which is telling about land prices in urban areas, is developed by William Alonso. In his theory, Alonso told about land prices will decrease when the land is far from the CBD. This condition is shown in Bid Rent Curve (BRC). The steepest curve is made by retail and on the other hand the most gradual curve is made by the settlement. This research is using descriptive spatial explanation about land prices based on land prices forming to prove between the land price pattern in Bogor with Alonso's theory is suitable and then to compare the land price pattern in Bogor with BRC. The result is a land price pattern in Bogor with Alonso's theory doesn't fit each other. Unsuitable reality with theory is because of deviation that forms because of the distribution secondary retail and accessibility.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>