Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Eri Nugroho
Abstrak :
Geodesik pelangi adalah lintasan terpendek yang menghubungkan dua simpul berbeda dari suatu graf G sedemikian sehingga setiap busur dari lintasan tersebut memiliki warna yang berbeda. Bilangan keterhubungan pelangi kuat dari suatu graf G, disimbolkan src(G), adalah banyaknya warna minimal yang diperlukan untuk mewarnai busur-busur di G sedemikian rupa sehingga terdapat geodesik pelangi untuk setiap pasang simpul. Bilangan keterhubungan pelangi kuat lokal-d (lsrcd) adalah banyaknya warna minimal yang dibutuhkan untuk mewarnai busur-busur di G sedemikian sehingga setiap pasang simpul dengan jarak maksimum d dapat terhubung dengan geodesik pelangi. Pada tesis ini dibahas bagaimana memperoleh nilai lsrcd dari graf prisma diperumum (Pm x Cn) dan graf antiprisma diperumum (Am,n), untuk nilai d = 2, d = 3, dan d =4
......Rainbow geodesic is the shortest path that connects two different vertices in a graph G such that every edge of the path has a different color. The strong rainbow connection number of a graph G, denoted by src(G), is the smallest number of colors required to color the edges of G such that there is a rainbow geodesic for each pair of vertices. The d-local strong rainbow connection number, denoted by lsrcd, is the smallest number of colors required to color the edges of such that any pair of vertices with a maximum distance d is connected by a rainbow geodesic. This thesis contains some results of the value of lsrcd of generalized prism graphs (Pm x Cn) and generalized antiprism graphs (Am,n) for values of d = 2, d = 3, and d = 4.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nangkula Utaberta
Abstrak :
Berawal dan sebuah kebutuhan akan ruang terbuka yang Iuas, balk untuk memfasilitasi kegiatan publik yang melibatkan banyak orang maupun karena tingkat kebutnhan ruang yang mengharuskan digunakannya ruang terbuka yang luas, kemudian clikembangkan berbagai teknologi yang dll-cenal sehagai Teknologi Bentang Panjang (Wide Span).
Kita mengenal berbagai teknologi Bentang Panjang diantaranya Space Frame, Trusses, Kabel Baja Kaku (Cable stays), Struktur yang diisi udara (Pneumaffcs), (kabel baja kaku), Permukaan lipat (Folding Piate). Cangkang (Shell) dan Geodesic Domes.
Merupakan suatu hal yang menarik untuk mengkaji lebih dalam tentang Geodesic Domes, karena kelebihan yang dimilikinya jika dibandingkan system struktur yang lain terutama dalam hal etisiensinya (baik itu biaya maupun penggunaan bahan), bobot yang ringan, flekibilitas tingkat variasi dan kemampuannya untuk melingkupi wilayah yang luas.
Prinsip dasar dari Geodesic Domes adaiah bagaimana mengoptimalkan sebuah usaha yang minimum untuk mendapaykan hasil maksimum dengan energi minimum yang tersedia. Dari sinilah konsep tentang sebuah struklur yang etisien berasal.
Proses perancangan dan konstruksi dari sebuah Geodesic Domes yang ditemukan di Iapangan pada umumnya mengikuti sebuah kaidah tertntu dan tipikal juga dalam upaya mencapai elisiensi yang optimal.
Penerapan sebuah Geodesic Domes di Indonesia ternyata mengharuskan kita untuk memperhitungkan banyak hal terutama masalah cuaca dan temperatur karenanya kualitas pekerja, teknologi pengerjaan, kualitas bahan dan penanganan detail bangunan merupakan suatu hal yang tidak diragukan lagi urgensinya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48457
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Robbin, Tony
New Haven : Yale University Press, 1996
624.177 1 ROB e
Buku Teks Universitas Indonesia Library