Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmedi Ershad
Abstrak :
ABSTRAK
Eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi migas di Indonesia sampai sekarang masih terfokus pada migas konvensional dibandingkan migas nonkonvensional seperti hidrokarbon serpih. Hidrokarbon serpih adalah salah satu sumber energi migas yang terdapat di batuan induk memiliki material organik yang kaya dan telah mencapai kematangan, pada kondisi dan tipe tertentu dapat berfungsi sebagai reservoar minyak dan gas. Formasi Talang Akar adalah batuan induk dari Cekungan Jawa Barat Utara, berpotensi sebagai sistem petroleum nonkonvensional. Pada penelitian ini diintegrasikan analisis geokimia batuan induk, sifat fisika batuan dan interpretasi seismik yang menjadi dasar untuk melihat hubungan kekayaan dan kematangan material organik serta pesebarannya sebagai potensi hidrokarbon serpih di Cekungan Jawa Barat Utara. Hasil analisis geokimia batuan induk pada Formasi Talang Akar didapat tingkat kekayaan materi organik berkisar antara 0.57 ndash;1.81 wt fair-good , jendela awal kematangan pada kedalaman 3200 m dan tipe kerogen II/III menghasilkan minyak dan gas. Analisis sifat fisik batuan meliputi perhitungan Vshale, porositas, saturasi dan perhitungan TOC secara kontinu menggunakan Metode Passey untuk mengetahui nilai TOC pada setiap kedalaman pada Formasi Talang Akar. Hasil analisis selanjutnya adalah melakukan interpretasi seismik dengan metode inversi impedansi akustik model based untuk melihat persebaran batuan serpih dengan nilai 32000 ndash;54000 ft/s g/cc, arah penyebaran batuan serpih sebagai potensi hidrokarbon serpih berada di barat dan barat laut daerah penelitian. Kata Kunci:. Eksplorasi dan Produksi Migas, Hidrokarbon Serpih, Material Organik, Formasi Talang Akar, Geokimia Batuan Induk, Sifat Fisika Batuan, Inversi Seismik Impedansi Akustik
ABSTRACT
Shale Hydrocarbon Analysis Based on Geochemical and Seismic Data in Northwest Java BasinAbstract Hydrocarbon exploration and production in Indonesia until now still focused on conventional energy rather than unconventional energy, which is shale hydrocarbon. Shale hydrocarbon is one of energy which contained in source rock that has high organic richness and been reached, in specific condition could be reservoir rock. Talang Akar Formation is source rock of Northwest Java Sedimentary Basin. This research was conducted on the integration of the three methods including organic geochemical analysis, seismic interpretation and petrophysics which became the basis for the wealth of organic material see the relationship and maturity of organic material also the distribution on the potential of shale hydrocarbon in the region. The analysis of Organic Geochemistry in Talang Akar Formation obtained the level of wealth of organic matter ranged from 0.57 ndash 1.81 wt fair good , the initial maturity of the window at a depth of 3200 m and category II III kerogen type produces oil and gas. The analysis of petrophysics which include calculation of TOC based on Passey Method continuously, the results of the analysis of this petrophysics validated with the value of the laboratory analysis. The next step is doing seismic interpretation with acoustic impedance inversion method to see the spread of the shale rocks with a value 32000 ndash 54000 ft s g cc, the direction of spread of shale rocks as shale hydrocarbon potential in the West and Northwest areas of research area. Keyword Hydrocarbon exploration, unconventional energy, geochemical, shale hydrocarbon, Organic Geochemistry, Talang Akar Formation, Acoustic Impedance Seismic Inversion.
[;;, ]: 2017
T47682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Luthfan Togar
Abstrak :
ABSTRAK Tahap eksplorasi masih memegang tantangan terbesar dan memiliki risiko tinggi di industri panas bumi. Karena itu, membutuhkan pemahaman yang baik tentang kondisi bawah permukaan dengan mengintegrasikan data geoscientific berkualitas tinggi. Tujuan utama eksplorasi adalah penentuan target pengeboran. Target pengeboran bawah permukaan sebenarnya diarahkan ke suhu tinggi dan zona permeabilitas tinggi. Distribusi suhu bawah permukaan dapat diperkirakan berdasarkan nilai resistivitas yang diperoleh dari data MT, sedangkan zona dengan permeabilitas tinggi dikaitkan dengan struktur geologi. Pemetaan geologis hanya bisa mengetahui geologi struktur ditunjukkan di permukaan. Namun, kelanjutan dari struktur geologi ke bawah permukaan sulit dideteksi. Penelitian ini difokuskan pada identifikasi bawah permukaan struktur geologis menggunakan data Magnetotelluric (MT). Analisis pola pemisahan atau splitting curve dari kurva MT, elongasi orientasi diagram polar, serta penggambaran struktur bawah permukaan dilakukan dengan mengacu pada hasil inversi 3 dimensi yang diperoleh dari MT, yang merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini serta daerah reservoir diketahui dari batas Base of Conductor. Data geologis dimasukkan sebagai data pendukung untuk membuat analisis keberadaan struktur geologi bawah permukaan menjadi lebih komprehensif. Tahap akhir dari penelitian ini adalah untuk menyediakan peta struktural terbaru yang dikonfirmasi oleh MT. Hasil analisis geokimia digunakan untuk menentukan perkiraan temperatur reservoir, sehingga dapat membantu dalam pembuatan model konseptual dan deliniasi daerah prospekTahap eksplorasi masih memegang tantangan terbesar dan memiliki risiko tinggi di industri panas bumi. Karena itu, membutuhkan pemahaman yang baik tentang kondisi bawah permukaan dengan mengintegrasikan data geoscientific berkualitas tinggi. Tujuan utama eksplorasi adalah penentuan target pengeboran. Target pengeboran bawah permukaan sebenarnya diarahkan ke suhu tinggi dan zona permeabilitas tinggi. Distribusi suhu bawah permukaan dapat diperkirakan berdasarkan nilai resistivitas yang diperoleh dari data MT, sedangkan zona dengan permeabilitas tinggi dikaitkan dengan struktur geologi. Pemetaan geologis hanya bisa mengetahui geologi struktur ditunjukkan di permukaan. Namun, kelanjutan dari struktur geologi ke bawah permukaan sulit dideteksi. Penelitian ini difokuskan pada identifikasi bawah permukaan struktur geologis menggunakan data Magnetotelluric (MT). Analisis pola pemisahan atau splitting curve dari kurva MT, elongasi orientasi diagram polar, serta penggambaran struktur bawah permukaan dilakukan dengan mengacu pada hasil inversi 3 dimensi yang diperoleh dari MT, yang merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini serta daerah reservoir diketahui dari batas Base of Conductor. Data geologis dimasukkan sebagai data pendukung untuk membuat analisis keberadaan struktur geologi bawah permukaan menjadi lebih komprehensif. Tahap akhir dari penelitian ini adalah untuk menyediakan peta struktural terbaru yang dikonfirmasi oleh MT. Hasil analisis geokimia digunakan untuk menentukan perkiraan temperatur reservoir, sehingga dapat membantu dalam pembuatan model konseptual dan deliniasi daerah prospek
ABSTRACT The exploration phase still holds the biggest challenge and has a high risk in the geotermal industry. Therefore, it requires a good understanding of subsurface conditions by integrating high-quality geoscientific data. The main objective of exploration is determining drilling targets. The subsurface drilling target is actually directed to high temperature and high permeability zones. The subsurface temperature distribution can be estimated based on resistivity values ​​obtained from MT data, while zones with high permeability are associated with geological structures. Geological mapping can only know the geology of the structure shown on the surface. However, the continuation of the geological structure below the surface is difficult to detect. This study focused on the identification of subsurface geological structures using Magnetotelluric (MT) data. Analysis of splitting curve patterns from the MT curve, elongation of polar diagram orientation, and the description of subsurface structures is done by referring to the results of 3-dimensional inversion obtained from MT, which is the method used in this study and the reservoir area is known from the Base of Conductor boundary. Geological data is included as supporting data to make an analysis of the existence of subsurface geological structures more comprehensive. The final stage of this research is to provide the latest structural maps confirmed by MT. The results of the geochemical analysis are used to determine the reservoir temperature forecast, so that it can assist in making conceptual models and delineation of prospect areas.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library