Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Bagus Ananta Karisma
Abstrak :
ABSTRACT
Generasi Z adalah generasi orang yang lahir pada selang waktu tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 dimana internet sudah ada saat mereka dilahirkan. Mereka mempunyai ciri karakter yang berbeda dari generasi sebelumnya seperti egois, tidak menghargai proses, tidak peduli pada sesama dan kurang bisa berkomunikasi secara verbal. Kemungkinan ciri karakter itu dipengaruhi oleh faktor keluarga seperti pola asuh orang tua, pekerjaan orang tua, apakah dia tinggal bersama orang tuanya atau tidak dan sebagainya. Perubahan ciri karakter dari generasi Z diduga akan membuat cara pengajaran, materi pengajaran, pekerjaan yang diinginkan dan pandangan sosial mereka terhadap korupsi, nepotisme dan persetujuan terhadap LGBT juga berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Untuk melihat faktor keluarga mana yang paling mempengaruhi karakter generasi Z dan melihat ada tidaknya hubungan antara generasi Z dengan faktor-faktor yang diteliti metode analisis data yang digunakan adalah twostep cluster, pohon keputusan, dan tabel kontingensi. Pertama, twostep cluster digunakan untuk mengelompokkan responden ke dalam cluster yang homogen. Hasil yang didapat adalah dua cluster. Kedua, pohon keputusan digunakan untuk melihat faktor orang tua yang paling memengaruhi kdua cluster yang dihasilkan.  Hasil yang didapat adalah faktor yang paling memengaruhi ciri karakter generasi Z adalah pola asuh orang tua. Ketiga, tabel kontingensi digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara cluster yang dihasilkan dengan faktor-faktor yang diteliti. Hasil yang didapat adalah terdapat hubungan antara cluster yang dihasilkan dengan pekerjaan yang diinginkan dan materi pengajaran yang disukai. Pekerjaan yang mereka paling inginkan adalah pekerjaan lainnya, seperti ilmuwan, pegawai negeri, wiraswasta, dan sebagainya, materi pengajaran yang paling mereka inginkan ada ilmu terapan, cara pengajaran yang paling mereka inginkan adalah tutorial. Mayoritas mereka tidak setuju dengan adanya korupsi, nepotisme, dan LGBT.
ABSTRACT
Generation Z is the generation of people born between 1995 and 2010 where the internet has been existed when they were born. They have different character from the previous generation such as egoistic, does not value process, does not care for others and cannot communicate verbally. Character may be influenced by family factors such as parenting style, parents` job, whether they live with their parents or not, etc. Changes in the character of generation Z are expected to make their desired teaching methods, teaching materials, job and their views on corruption, nepotism and agreement with LGBT different from the previous generations. To see which family factor influence character of generation Z the most and to see whether there is a relationship between generation Z and the factors studied the data analysis methods used are twostep clusters, decision trees, and contingency tables. First, twostep cluster is used to group respondents into homogeneous groups. The results obtained are two clusters. Second, the decision tree is used to look at the most influential parents of the two clusters produced. The results obtained are the factors that influence character of generation Z the most is parenting. Third, contingency tables are used to see whether there is a relationship between clusters produced with the factors studied. The results obtained are related to the cluster produced with the desired work and the teaching material. The jobs they want the most are other jobs, such as scientists, civil servants, entrepreneurs, etc. The teaching material they want the most is applied science, teaching methods what they want most is a tutorial. The majority of them disagree with the existence of corruption, nepotism and LGBT.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Syabila
Abstrak :
PayLater adalah salah satu bentuk dari digital payment yang diguanakan seperti kartu kredit yang berbentuk digital. PayLater salah satu bentuk inovasi digital payment yang pertama kali ada di Indonesia pada pertengahan tahun 2018. Paylater bisa dengan mudah digunakan melalui pendaftaran online pada digital platform yang menyediakan layanan tersebut. Sudah banyak aplikasi yang menyediakan layanan PayLater seperti e wallet, e commerce, aplikasi berbasis travel, ataupun aplikasi yang khusus menyediakan kredit online. Jabodetabek sebagai kota metropolitan yang dapat menjadi target penerapan penggunaan PayLater yang potensial dan menargetkan Generasi Z sebagai pengguna potensial. Generasi Z merupakan generasi dengan kelompok umur 10-25 tahun yang memiliki karakter dekat dengan teknologi atau juga bisa disebut sebagai app friendly generation. Karena PayLater tergolong baru di Indonesia, penelitian ini bertujuan menganalisis penerimaan PayLater pada Generasi Z di Jabodetabek dengan menggunakan Technology Acceptance Model untuk mengetahuo faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan PayLater. Faktor resistance to change, perceived risk, awareness of service, perceived benefit, perceived ease of use, dan perceived usefulness menjadi faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam menggunakan layanan PayLater. Faktor faktor tersebut kemudian digunakan untuk merancang rekomendasi strategi untuk penerimaan dan loyalitas PayLater bagi Generasi Z di Jabodetabekyang divalidasi oleh expert menggunakan Relationship Matrix. ......PayLater is a form of digital payment that is used like a credit card in a digital form. PayLater is one of the first forms of digital payment innovation in Indonesia in mid-2018. PayLater can be easily used through online registration on digital platforms that provide these services. There are a lot applications that provide PayLater services such as e-wallet, e-commerce, travel-based applications, or applications that specifically provide online credit. Jabodetabek as a metropolitan city that can be a potential target for implementing PayLater applications and targeting Generation-Z as potential users. Generation-Z is a generation with 10-25 years of age group that whose characters are close to technology or can also be referred to as app-friendly generation. Because PayLater is relatively new in Indonesia, this study aims to analyze PayLaters acceptance in Generation Z in the Greater Jakarta by using the Technology Acceptance Model to identify factors that influence the use of PayLater. Resistance to change, perceived risk, awareness of service, perceived benefit, perceived ease of use, and perceived usefulness are factors that are shown to affect someone to use PayLater services. These factors are then used to design strategy recommendations for PayLater acceptance and loyalty for Generation Z in the Greater Jakarta area, which are validated by experts using the Relationship Matrix.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayatul Husna
Abstrak :
Kecenderungan generasi Z, yang merupakan kelompok terbaru dalam angkatan kerja, untuk meninggalkan pekerjaan mereka menjadi signifikan baik secara global maupun di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dampak kepuasan gaji, pemberdayaan psikologis, dan kontrak psikologis relasional terhadap niat berpindah, dengan keterlibatan kerja sebagai mediator. Dengan menggunakan desain penelitian kuantitatif yang mengadopsi pendekatan lintas-seksional, data diperoleh dari 220 karyawan generasi Z. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung dari pemberdayaan psikologis terhadap niat berpindah, sementara kontrak psikologis relasional dan kepuasan gaji tidak memiliki pengaruh langsung. Selain itu, keterlibatan kerja diidentifikasi sebagai faktor mediasi dalam hubungan antara pemberdayaan psikologis, kontrak psikologis relasional, kepuasan gaji, dan niat berpindah. ......The propensity for Generation Z, the youngest cohort in the workforce, to resign from their positions is significant both globally and within Indonesia. This research endeavors to elucidate the impact of pay satisfaction, psychological empowerment, and relational psychological contract on turnover intention, with work engagement acting as a mediator. Employing a quantitative research design with a cross-sectional approach, data were gathered from 220 Generation Z employees. Partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) was utilized for data analysis. Results reveal a direct effect of psychological empowerment on turnover intention, whereas relational psychological contract and pay satisfaction exhibit no direct influence. Furthermore, work engagement is identified as a mediating factor in the relationship between psychological empowerment, relational psychological contract, pay satisfaction, and turnover intention.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf;T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luqman Fauzan
Abstrak :
Fenomena perang talenta menjadi isu universal bagi perusahaan-perusahaan akibat kebutuhan kompetensi dan keahlian sumber daya manusia yang terus berkembang, sehingga perusahaan saling berkompetisi mendapatkan talenta terbaik yang dibutuhkan. Isu ini semakin kompleks dengan mulai masuknya angkatan kerja Generasi Z (kelahiran 1995-2010), dengan karakteristik ekspektasi dan pandangan karier yang berbeda dari generasi sebelumnya. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan talenta, perusahaan perlu menentukan strategi yang efektif untuk mampu menarik talenta eksternal dan mempertahankan talenta internal melalui perumusan dan penerapan strategi employee value proposition yang sesuai dengan ekspektasi dari karyawan Generasi Z. Tesis ini akan mengeksplorasi bagaimana strategi employee value proposition menjadi hal yang krusial bagi perusahaan untuk bisa memenuhi kebutuhan talenta Generasi Z di masa depan. Peneliti menggunakan pendekatan studi kualitatif dengan studi kasus tunggal di PTMI. ......Current phenomenon of war for talent has been a universal issues for most companies due to human resources demand with more complex competencias and skills, leads to competition between companies to get the best talents. This issue become more complicated as Generation Z (born 1995-2010) began to enter current workforce, with different characteristics on expectation and career perspective compared to former generations. In order to fulfill talent demand, company needs to develop an effective strategy to attract external talent and retain internal talent by formulating and implementing employee value proposition strategy which suitable with expectations from Generation Z. This research explore how employee value proposition strategy will be vital for company to fulfill talent demand of Generation Z in the future. This research was conducted using qualitative methods with a case study in PTMI.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf;T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Prayoga
Abstrak :
Saat ini, mayoritas penduduk Indonesia menurut data Sensus Penduduk 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan generasi Z. Kelompok generasi yang dimulai dari mereka yang lahir di tahun 1996 hingga 2012 ini telah mulai memasuki lingkungan dunia kerja. Ini membuat mereka saat ini berada pada fase transisi antara sekolah dengan bekerja. BPS, sebagai instansi pemerintah juga memiliki banyak sumber daya manusia dari generasi Z. Apalagi setiap tahunnya kebutuhan tenaga statistisi di BPS dipenuhi oleh lulusan baru dari Politeknik Statistika STIS, sebuah sekolah kedinasan yang berada di bawah afiliasi BPS. Pada masa transisi ini yang kadang membuat munculnya celah (gap) komunikasi yang dapat menjadi hambatan dalam sebuah organisasi. Gap ini memungkinkan munculnya ketidakharmonisan antara pegawai baru generasi Z ini dengan pegawai lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivisme dengan metode penelitian studi kasus melalui wawancara mendalam kepada generasi Z di BPS yang dilengkapi wawancara pelengkap, kajian terhadap data dari internal BPS dan majalah internal BPS, serta penelitian terdahulu yang memiliki kaitan. Penelitian ini mengidentifikasi adanya tahapan transisi yang dilakukan oleh generasi Z di BPS dalam menyesuaikan dirinya di lingkungan kerja. Dimulai dari sejak berkuliah di Politeknik Statistika STIS, dilanjutkan dengan ketika melakukan program internship di BPS pusat, dan ketika sudah ditempatkan di BPS penempatan masing-masing. Dari temuan penelitian terdapat beberapa faktor spesifik yang menonjol bagi generasi Z sebagai kelompok co-cultural dalam memilih praktik komunikasi. Seperti pengalaman mereka berinteraksi dengan kelompok lainnya serta konteks situasional, meliputi budaya setempat, situasi, dan waktu. Faktor yang menjadi temuan baru penelitian adalah bagaimana pimpinan di lingkungan kerja menerapkan kebijakan, serta karakteristik institusi pemerintah yang hanya ditemui di Indonesia, dalam penelitian ini karakteristik sekolah kedinasan Politeknik Statistika STIS dan BPS. Beberapa faktor ini membuat para generasi Z dapat memiliki pendekatan komunikasi dan hasil yang diinginkan seperti apa yang diinginkan dalam interaksinya di lingkungan kerja. Dalam temuan penelitian juga mengindikasikan belum disediakannya wadah resmi bagi kelompok co-cultural untuk berkesempatan melakukan komunikasi lintas generasi ketika kuliah, serta belum adanya laporan dan evaluasi menyeluruh dari pelaksanaan program internship sebagai program penunjang masa transisi generasi Z di dunia kerja. ......Currently, the majority of Indonesia's population according to the 2020 Population Census data from the Badan Pusat Statistik (BPS) are generation Z. This generation group, starting from those born in 1996 to 2012, has begun to enter the world of work. This makes them currently in a transitional phase between school and work. BPS, as a government agency, also has a lot of human resources from generation Z. Moreover, every year the needs for statisticians at BPS are met by new graduates from the Politeknik Statistika STIS, an official school under BPS affiliation. This transitional period sometimes creates communication gaps that can become obstacles in an organization. This gap allows the emergence of disharmony between these new generation Z employees and other employees. This research uses a post-positivism approach with a case study research method through in-depth interviews with generation Z at BPS accompanied by complementary interviews, a review of data from internal BPS and internal BPS magazines, as well as previous research. This study identified the existence of transitional stages carried out by generation Z at BPS in adjusting to the work environment. Starting from studying at the Politeknik Statistika STIS, followed by doing an internship program at BPS Headquarter, and when they were placed at their respective placement BPS. From the research findings, there are several specific salient factors for Generation Z as a co-cultural group in choosing communication practices. Such as their experiences interacting with other groups as well as situational contexts, including local culture, situation, and time. Factors that become new research findings are how leaders in the work environment implement policies, as well as the characteristics of government institutions that are only found in Indonesia, in this study the characteristics of the official school of the Politeknik Statistika STIS and BPS. Several of these factors make generation Z able to have a communication approach and the preferred outcome as desired in their interactions in the work environment. The research findings also indicate that there has not been an official forum for co-cultural groups to have the opportunity to communicate across generations while in college, and there has been no comprehensive report and evaluation of the implementation of the internship program as a program to support the transition period for Generation Z in the world of work.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Fernardo
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini menguji pengaruh faktor sosiologis agama, suku, jenis kelamin, dukungan primary group, faktor psikologis orientasi isu, orientasi kandidat, identifikasi partai politik, faktor pilihan rasional prospective voting, retrospective voting dan faktor politik uang terhadap perilaku memilih generasi Z kelahiran 1995-2009. Riset ini menggunakan metode eksperimen dengan populasi penelitian yang dapat dijangkau peneliti yakni, mahasiswa-mahasiswi aktif S1 FISIP UI angkatan 2014-2017. Hasilnya faktor yang berpengaruh signifikan meningkatkan kecenderungan memilih adalah orientasi kandidat-santun, orientasi isu-sama, identifikasi partai politik-sama, tidak melakukan-politik uang, prospective issues-beri janji, retrospective issues-cemerlang, jenis kelamin laki-laki, agama sama. Sementara faktor yang berpengaruh signifikan menurunkan kecenderungan memilih adalah orientasi kandidat-arogan, retrospective issues-kontroversial, orientasi isu-beda, identifikasi partai politik-beda, prospective issues-tidak janji.
ABSTRACT
This study examines the influence of sociological factors religion, ethnicity, gender, primary group support , psychological factors issue orientation, candidate orientation, political party identification, rational choice factors prospective voting, retrospective voting and money politics factor on voting behavior of generation Z birth 1995 2009. This research uses experimental methods with accessible experimentally population i.e. FISIP UI undergraduate student batch 2014 2017. Result of the factors that significantly increase tendency to vote are candidate orientation urbane, issue orientation same, political party identification same, not doing money politics, prospective issues give promises, retrospective issues brilliant, gender male, religion same. While factors that significantly decrease tendency to vote are candidate orientation arrogant, retrospective issue controversial, issue orientation different, political party identification different, prospective issues no promises.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Anindyo Asmoro
Abstrak :
Penelitian bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana fenomena gaya hidup penggunaan rokok elektrik di kalangan generasi z. Berbagai studi terdahulu dengan pembahasan yang sama melihat bahwa rokok elektrik merupakan suatu gaya hidup baru bagi generasi z, yang penggunannya didasari oleh berbagai faktor seperti anggapan lebih sehat dibanding rokok konvensional, faktor harga, faktor variasi rasa, maupun faktor lingkungan sosial. Kemudian, rokok elektrik dianggap sebagai suatu tren gaya hidup kekinian yang dimaknai sebagai alat simbolis sebagai identitas diri dari sebuah status sosial. Akan tetapi, studi terdahulu tidak membahas bagaimana inovasi dari rokok elektrik menjadi daya tarik yang memicu budaya konsumen, selain itu belum banyak studi yang membahas eksistensi perempuan dalam fenomena ini. Peneliti melihat bahwa fenomena penggunaan rokok elektrik saat ini juga turut terjadi di kalangan perempuan. Oleh karena itu, peneliti berargumen bahwa rokok elektrik merupakan suatu inovasi yang memiliki daya tarik tersendiri bagi perempuan generasi z, dimana inovasi tersebut menjadi pemicu adanya budaya konsumen sehingga terdapat pemaknaan simbolis dari penggunaan rokok elektrik tersebut. Dengan menggunakan teori budaya konsumen milik Featherstone sebagai pisau analisis, penelitian ini menemukan bahwa inovasi pada produk rokok elektrik saat ini justru semakin mengarah pada kalangan perempuan sehingga terdapat kesan feminisasi produk. Selain itu, penggunaan rokok elektrik di kalangan generasi z perempuan juga merupakan perilaku dalam mengonsumsi tanda atau simbol yang kemudian dapat berperan pada status sosial. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam dengan subjek penelitian individu (perempuan generasi z) yang tergolong sebagai pengguna rokok elektrik yang sebelumnya merokok konvensional maupun hanya pengguna rokok elektrik. Pengambilan subjek penelitian akan dilakukan di lokasi fasilitas umum seperti Café, Restoran, dan tempat umum lainnya. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dan Snowball Sampling. ......This study aims to find out how the lifestyle phenomenon of e-cigarette use among generation z. Various previous studies with the same discussion saw that e-cigarettes are a new lifestyle for generation z, whose use is based on various factors such as assumptions of being healthier than conventional cigarettes, price factors, taste variation factors, and social environmental factors. Electronic cigarettes are also considered as a contemporary lifestyle trend which is interpreted as a symbolic tool as self-identity of a social status. However, previous studies have not discussed on how the innovation of e-cigarettes has become an attraction that triggers consumer culture, other than that there have not been many studies that discuss the existence of women in this phenomenon. Researchers see that the phenomenon of e-cigarette use currently also occurs among women. Therefore, researchers argue that electronic cigarettes are an innovation that has its own appeal to generation z women, where the innovation triggers the existence of consumer culture so that there is a symbolic meaning of the use of electronic cigarettes. Using Featherstone's consumer culture theory as an analytical tool, this study found that innovation in e-cigarette products today is increasingly directed at women so that there is an impression of product feminization. In addition, the use of e-cigarettes among generation z women is also a behavior in consuming signs or symbols that can then play a role in social status. This study was conducted with a descriptive qualitative approach through in-depth interviews with individual research subjects (generation z women) who were classified as e-cigarette users who had previously smoked conventional or only e-cigarette users. The collection of research subjects will be carried out at the location of public facilities such as cafes, restaurants, and other public places. The sampling methods in this study are Purposive Sampling and Snowball Sampling. 
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vany Arvindah
Abstrak :
ABSTRAK
Artikel ini membahas sosiabilitas di kalangan generasi Z setelah e-commerce berkembang pesat di Indonesia. Penulis berangkat dari studi-studi sebelumnya yang membahas tentang perkembangan e-commerce di kalangan generasi Z serta kaitannya dengan trust dan mobile phone. Studi-studi tersebut fokus membahas e-commerce dari sisi konsumsinya saja. Oleh karena itu, penulis ingin melengkapi studi sebelumnya dengan mengaitkan kehidupan keseharian pengguna e-commerce dengan sosiabilitas dalam kelompok teman sebayanya. Penulis berargumen bahwa perkembangan e-commerce menyebabkan pergeseran sosiabilitas di kalangan mahasiswa. Dalam hal ini, interaksi di kalangan mahasiswa yang sudah sosiabel meningkat tetapi bergeser dari yang sifatnya interaksional menjadi transaksional. Hal tersebut didukung oleh penggunaan ponsel pintar di kalangan generasi Z. Artikel ini menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan dari hasil wawancara mendalam, observasi dan studi literatur. Subyek penelitian dalam artikel ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia yang sering melakukan transaksi e-commerce. Penelitian dilakukan sejak bulan September hingga November 2017.
ABSTRACT
This article discusses sociability among the Z generation after e commerce is growing rapidly in Indonesia. The author set out from previous studies that discuss about the development of e commerce among the Z generation and its relation to trust and mobile phone. The studies focus on e commerce in terms of consumption alone. Therefore the author would like to complete the previous study by linking the daily life of e commerce users with sociability in peer groups. This article argue that the development of e commerce causes the shifting of student rsquo s sociability. In this case, the interaction between sociabel students shifting from interactional to transactional. It supported by smartphone usage among the Z generation.This article uses qualitative methods. Data was collected by indepth interview, observation and literatur studies. The subject of this research is students from Faculty of Social and Political Science Universitas Indonesia who frequently conduct e commerce transactions. The study was conducted from September to November 2017.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Kartikawati
Abstrak :
Proses rekrutmen untuk mempekerjakan karyawan yang memenuhi syarat untuk organisasi sektor publik yang kompetitif merupakan tanggung jawab besar, dan setiap manajer atau pemberi kerja perlu menanggapinya dengan serius. Dengan demikian, organisasi sektor publik dihadapkan pada persaingan yang ketat dalam menarik individu, berkualifikasi tinggi dan berjuang untuk memenuhi keinginan para pekerja potensial ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi intensi Gen Z untuk melamar pekerjaan pada lembaga penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan teknologi (Litbangjirap) di Indonesia. Gen Z dipilih sebagai subjek penelitian karena sebagian besar mereka sudah berada di perguruan tinggi dan menjadi pekerja yang berdampak pada potensi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh organisasi. Penelitian ini menggunakan untuk menganalisis jawaban responden melalui pertanyaan terbuka dari 165 partisipan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa intensi Generasi Z untuk melamar pekerjaan dibentuk oleh faktor instrumental dan faktor simbolik. Selain itu, Gen Z memiliki kecenderungan tidak tertarik untuk melamar pekerjaan pada Lembaga Litbangjirap di Indonesia. Hal ini terlihat dari mayoritas partisipan yang berasal dari universitas terbaik di Indonesia kurang memiliki intensi untuk melamar pekerjaan di lembaga litbangjirap. ......The recruitment process of hiring qualified employees for competitive public sector organizations is a big responsibility, and every manager or an employer need to take it seriously. Accordingly, public sector organizations are faced with intense competition in attracting individuals, highly qualified and struggling to fulfill the desires of these potential workers. The purpose of this study is to explore Gen Z intention to apply for jobs at research, development, assessment and application institutions (Litbangjirap) in Indonesia. Gen Z was chosen as research subjects because most of them are already in college and become workers who have impacted to the potential workforce needed by the organization. This study utilized qualitative content analysis to analyze respondents answers through open-ended questions from 165 participants. The results of this study revealed that Gen Z intention to apply for jobs as affected by both instrumental and symbolic factors. There is also tendency that Gen Z are not interested in applying for jobs at Litbangjirap Institutions in Indonesia. It was shown on the result of the study that majority of respondents who consisted of students and graduates of the best universities in Indonesia do not have the intention to apply for jobs at R & D institutions.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Arlita Laksono
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial terhadap keterlibatan kerja pada karyawan generasi X dan Y. Keterlibatan kerja memiliki berbagai dampak positif yang dapat menguntungkan perusahaan, salah satunya mengurangi keinginan untuk meninggalkan perusahaan pada karyawan. Dukungan sosial merupakan salah satu bentuk sumber daya kerja yang dipercaya dapat meningkatkan keterlibatan kerja. Hal tersebut dipandang penting bagi karyawan dari generasi X dan Y, mengingat kedua generasi tersebut yang akan mendominasi komposisi karyawan di perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan sampel karyawan generasi X dan Y N = 406 dari berbagai bidang perusahaan. Intrumen yang digunakan untuk mengukur keterlibatan kerja adalah Utrecht Work Engagement Scale-9 UWES-9 dan versi kedua Copenhagen Psychosocial Questionnaire COPSOQ II dimensi social support. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dan keterlibatan kerja pada karyawan secara umum r = 0,26; n = 406; p < 0,01; two tails , pada karyawan generasi X r = 0,30; n = 164; p < 0,01; two tails , dan karyawan generasi Y r = 0,29; n = 242; p < 0,01; two tails. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi dukungan sosial atasan maupun rekan kerja yang dirasakan oleh karyawan, maka semakin tinggi pula tingkat keterlibatan kerja karyawan, baik generasi X maupun generasi Y.
The aim of this research is to find out whether there is a relationship between social support and work engagement among generation X and Y employees. Work engagement has positive impacts that may be beneficial for organization, one of them is decreasing employee turnover. Social support is one form of job resources that may lead to work engagement and is considered important for generation X and Y employees in which they dominate the employee composition in organization. This research is a correlational research with generation X and Y employees as samples N 406 from variety of organization fields. The instruments used for measuring work engagement and social support are Utrecht Work Engagement Scale 9 UWES 9 and second version of Copenhagen Psychosocial Questionnaire COPSOQ II social support dimensions, respectively. The result of this research showing that there is a positive significant relationship toward work engagement among employees in general r 0,26 n 406 p 0,01 two tails, generation X employees r 0,30 n 164 p 0,01 two tails, and generation Y employees r 0,29 n 242 p 0,01 two tails. It indicates that the higher social support from supervisor and coworkers felt by the employees, then the higher level of work engagement among generation X and Y employees.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>