Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Ade Fristy Syahara
"Tesis ini mengkaji pembentukan pemahaman baru mengenai gender dan seksualitas pada diri penggemar laki-laki melalui keterlibatan mereka dalam konsumsi dan produksi AU boys love. AU boys love merupakan subgenre dari fanfiction yang berfokus pada hubungan romantis antara laki-laki dengan menggunakan idola Kpop sebagai visualisasi. Penelitian dilakukan di media sosial twitter dengan menggunakan pendekatan Cyber Ethnography dan dianalisis menggunakan dua konsep teoritik yaitu undoing gender dan matriks heteroseksual dari Judith Butler. Adanya kebingungan akan orientasi seksual juga ketertarikan terhadap Kpop, membuka jalan menuju konsumsi AU boys love. Melalui konsumsi AU boys love dan interaksi dalam ruang virtual, penggemar diberikan gambaran serta informasi mengenai kehidupan gay. Temuan riset menunjukkan bahwa kehadiran matriks heteroseksual memicu terjadinya pembatalan gender, dan ruang virtual boys love menjadi media yang menjembatani hal ini. Sebagai media yang mampu memberikan ruang dan wawasan bagi penggemar, sehingga penggemar dapat mengkonfirmasi ketertarikan mereka terhdap laki-laki, juga melakukan pembatalan gender tidak hanya di dunia maya, juga di dunia nyata. Upaya pembatalan gender dilakukan dengan cara mengungkapkan ketertarikan terhadap laki-laki, aktif dalam berkencan dan berhubungan seksual, serta menjadikan pengalaman percintaan dan seksual yang mereka miliki sebagai inspirasi untuk memproduksi AU boys love. Saya berargumen bahwa konsumsi dan produksi AU boys love membentuk suatu ruang virtual yang dapat membantu penggemar untuk menerima diri dan orientasi seksualnya, juga melakukan pembatalan gender sehingga dapat membentuk diri mereka saat ini.
This thesis examines the formation of a new understanding of gender and sexuality in male fans through their involvement in the consumption and production of AU boy’s love. AU boy’s love a subgenre of fanfiction that focuses on romantic relationships between boys using K-pop idols as visualizations. The research was conducted on Twitter social media using the Cyber Ethnography approach and analyzed using two theoretical concepts: Heterosexual Matrix and Undoing Gender from Judith Butler. Confusion about sexual orientation and interest in K-pop, paving the way for consuming AU boy’s love. Through consuming AU boy’s love and interactions in virtual space, fans are given an overview and information about gay life. Research findings show that that the presence of the heterosexual matrix triggers undoing gender, and the virtual space of a boy's love becomes a medium that bridges this. As a medium that can provide space and insight for fans, so that fans can confirm their attraction to men, it also carries out undoing gender in cyberspace and the real world. Efforts to undoing gender are carried out by expressing interest in men, being active in dating and having sexual relations, and using their romantic and sexual experiences as inspiration for producing AU boy's love. I argue that the consumption and production of AU boy's love forms a virtual space that can help fans to accept themselves and their sexual orientation, as well as Undoing gender so they can shape who they are today."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Herdiantyara Mardhika
"Ideologi gender yang mengacu pada peran-peran gender telah dikonstruksi dan memisahkan peran laki-laki dan perempuan dengan istilah feminitas dan maskulinitas. Ketika pandangan ideologi gender dipercaya oleh masyarakat kemudian membentuk sebuah hegemoni. Hegemoni juga disebarkan melalui budaya populer film. Seringkali, film memunculkan ketidaksetaraam gender dan membentuk perempuan sebagai kaum marginal di bawah dominasi kaum laki-laki. Namun fenomena hegemoni menciptakan pihak oposisi yang disebut dengan intelektual organik yang menciptakan suatu resistensi akan dominasi yang ada melalui film. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana counter-hegemony digambarkan dalam film Barbie (2023). Penelitian ini menggunakan paradigma kritis, pendekatan kualitatif serta analisis wacana kritis yang digunakan untuk membedah teks dalam film dengan menempatkan posisi subjek-objek dan posisi penonton film Barbie (2023). Dari hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa film Barbie (2023) menayangkan hegemoni yang terjadi ketika digambarkan oleh pemeran lawan seperti film-film pada umumnya. Kemudian muncul resistensi yang dilakukan oleh sutradara film yang juga merupakan intelektual organik melalui gagasan feminis yang disampaikan pada film Barbie dan kemudian menggambarkan counter-hegemoni stereotip gender dalam film Barbie (2023)
Gender ideology which refers to gender roles has been constructed and separates the roles of men and women using the terms femininity and masculinity. When the views of gender ideology are believed by society, then hegemony is formed. Hegemony is also spread through popular film culture. Often, films raise gender inequality and shape women as marginal people under male domination. However, the phenomenon of hegemony creates an opposition party called organic intellectuals who creates resistance to existing domination through film. This research aims to find out how against hegemony depicted in the film Barbie (2023). This research uses a critical paradigm, a qualitative approach and Sara Mills' critical discourse analysis which is used to dissect the text in the film by placing the subject-object position and the position of the audience in the film Barbie (2023). From the results of the analysis carried out, it is known that the Barbie film shows the hegemony that occurs when portrayed by opposing actors, like films in general. Then resistance emerged by the film director who is also an organic intellectual through the feminist ideas conveyed in the film Barbie (2023) and then depicting counter-hegemony in the film Barbie (2023)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library