Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Leukimia is hematologic malignancy caused by excess proliferation of hematopoetic or lymphoid cells that affect everybody, ages and sex...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Patogenesis penyakit dimana merkuri sebagai agen penyebab akan melewati komponen lingkungan sebagai media transmisi sebelum sampai pada manusia.
Terdapat beberapa lokasi pertambangan emas rakyat di Sulawesi Utara yang menggunakan merkuri. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis bakteri yang hidup pada sedimen tanah tercemar merkuri, mengisolasi dan mengidentifikasi karakter gen merB pada bakteri tersebut. Dilakukan uji resistensi pada fenil merkuri, identifikasi Gram dan 16S rRNA,
amplifikasi dan sekuensing gen merB, pensejajaran dan pembuatan pohon filogenetik gen merB pada isolat bakteri resisten fenil merkuri. Terdapat 2 isolat bakteri Pseudomonas sp. yang resisten terhadap fenil merkuri.
Gen merB pada bakteri ini mempunyai homologi sebesar 98-100% dibandingkan dengan gen merB pada bakteri yang terdapat pada GenBank. Sisi aktif enzim organomerkuri liase (MerB) yang dikode oleh gen merB pada posisi Cys-96, Cys-159 dan Asp-99 tetap dipertahankan oleh gen merB kedua isolat bakteri hasil penelitian. Terdapat 3 tempat perbedaan nukleotida merB antara kedua isolat hasil penelitian dengan P. aeruginosa galur ARY1. Terjadi mutasi substitusi transisi pada merB posisi Val-124 (GTC→GTT) dan Val-136 (GTT→GTC) maupun Glu-132 (GAG) → Gly-132 (GGG) dimana isolat 2B.2 dan 4B.2 Pseudomonas sp. sama dengan Klebsiella sp. ND3 tapi berbeda dengan P. aeruginosa galur ARY1 walaupun genus yang sama. Walaupun asam amino glutamat diganti oleh glisin yang berbeda sifat polaritas tapi tidak berpengaruh pada aktifitas bioremediasi karena tempat tersebut bukan merupakan sisi aktif. Gen merB terdapat pada isolat bakteri lokal, Pseudomonas sp., di Sulawesi Utara. Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk menghasilkan kloning enzim MerB (organomerkuri liase) dalam mengatasi masalah pencemaran merkuri."
610 JKY 20:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Muhammad Jusuf
Jakarta: Sagung Seto, 2001
575.1 JUS g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Yus Sriyani
"ABSTRAK
Pemeriksaan mutasi gen PIK3CA penting dilakukan karena mutasi pada gen tersebut menyebabkan penderita kanker payudara dengan subtipe HER 2 mengalami resistensi terhadap terapi trastuzumab. Kit komersial pendeteksi mutasi gen PIK3CA yang beredar di pasaran dibuat berdasarkan genotipe kaukasia/Amerika. Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui profil mutasi gen PIK3CA ekson 20 dari penderita kanker payudara di Sumatera Barat. Hasil sekuensing menunjukkan mutasi gen PIK3CA ditemukan 5 dari 68 sampel uji (7,35%) dan paling sering terjadi pada subtipe luminal. Mutasi tersebut berupa silent mutation T1025T (4,41%) dan missense mutation H1047R (2,94%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutasi gen PIK3CA Ekson 20 tidak berasosiasi dengan keberadaan reseptor ER, PR, dan HER 2. Mutasi yang ditemukan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pembuatan kit deteksi mutasi gen PIK3CA meskipun tidak berasosiasi dengan parameter patologiklinik.

ABSTRACT
Examination of PIK3CA mutations in breast cancer patients is important because contributed to trastuzumab resistance problem in breast cancer subtype HER 2. Since commercial kit to detect PIK3CA mutation which now widely used were made based on caucasia/America genotype, not based on genotype Indonesia. The research has been conducted to determine the profile of the PIK3CA exon 20 mutations of the breast cancer patients in West Sumatra. Sequencing result showed that 5 out of 68 samples PIK3CA (7.35 %) had PIK3CA mutations and mostly occur in the luminal subtype. Mutations found were silent mutation T1025T (4.41 %) and missense mutation H1047R (2.94%). Meanwhile, this research results that PIK3CA mutation in exon 20 does not associated with the presence of ER, PR, and HER 2 reseptors respectively. However, mutations found in this research was expected to use as a reference in devloping detection kit of PIK3CA mutation regardless the negative association with clinical pathology parameters;"
2016
S64743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anita Suryandari
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian :
Respon wanita usia reproduktif yang mengikuti program reproduksi berbantuan sangat benrariasi mulai dari tidak ada respon, respon Iemah sampai menyebabkan sindrom hiperstimuiasi. Hiperstimulasi dapat menyebabkan kompiikasi serius seperti terjadinya pembesaran ovarium, ekstravasasi cairan pada rongga perut sehingga teriadi ascites, hypovolemia dan hemoconcentration. Saat ini diketahui ada dua polimorfisme pada gen FSHR posisi 307 (Alanin atau Threonin) dan posisi 680 (Serin atau Asparagin). Studi pada wanita Jerman yang mengikuti program fertilisasi in vitro memperlihatkan bahwa polimorfisme gen FSHR membentuk 2 alel yaitu Threonin-Asparagin (TN) dan Alanin Serin (AS) sehingga membentuk 3 variasi alel FSHR. Studi tersebut juga memperlihatkan bahwa genotip FSHR merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan respon ovarium wanita Jerman terhadap stimulasi FSH. Tuiuan peneiitian ini adalah untuk mengetahui : a). distribusi variasi alel FSHR pada wanita indonesia dan wanita dan populasi Arab, Suriname, Beianda, dan Asia Tenggara kecuali Indonesia b). perbedaan distribusi genotip FSHR pada wanita normal dengan wanita anovulasi normogonadotropik (WHO tipe-2), c). distribusi genotip dan frekuensi alel FSHR pada wanita Indonesia yang mengikuti program ICSI, d). hubungan antara genotip FSHR dengan kadar basal FSH dan dosis FSH eksogen yang dibutuhkan untuk memicu superovulasi pada wanita Indonesia dan e). perbedaan aktivitas cAMP secara in vitro pada sel granulosa dengan genotip FSHR (posisi 680) yang berbeda setelah distimulasi FSH eksogen. Penelitian dilakukan di Institute of Reproductive of Muenster University, Germany. di Departemen Biologi Kedokteran FKUI dan di NAMRU-2 Jakarta. Analisis gen FSHR dilakukan dengan teknik PCR-RFLP dan PCR-SSCP.
Hasil :
Penelitian memperlihatkan bahwa pada wanita Indonesia dan wanita dari populasi lain (Arab, suriname, Belanda dan Asia Tenggara kecuali Indonesia), gen FSHR membentuk 4 alel FSHR yaitu TN, AS, TS dan AN sehingga terbentuk 9 kombinasi alel gen FSHR. Terdapat perbedaan kadar basal FSH dengan polimorlisme gen FSHR pada wanita anovulasi (posisi 680) namun tidak ditemukan perbedaan dosis FSH eksogen yang diperlukan untuk induksi ovulasi pada wanita anovulasi tersebut. Pada populasi wanita Indonesia yang mengikuti program ICSI tidak ditemukan adanya perbedaan kadar FSH basal dan dosis FSH eksogen yang diperlukan untuk memicu superovulasi bila wanita tersebut dikelompokkan berdasarkan genotip FSHR pada posisi 307 (p> 0,05 Kruskal Wallis test). Terdapat perbedaan kadar FSH basal dan dosis FSH eksogen yang diperlukan untuk memicu superovulasi bila wanita tersebut dikelompokkan berdasarkan genotip FSHR pada posisi 680 (p< 0,05, Kruskal Wallis test). Dengan demikian genotip FSHR pada posisi 680 dapat dijadikan sebagai faktor prediksi yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan dosis FSH eksogen untuk superovulasi selain faktor umur dan kadar FSH basal. Terdapat perbedaan aktivitas CAMP pada sei granulosa dengan genotip'FSHR (posisi 680) yang berbeda setelah distimulasi dengan FSH eksogen. Hal ini diperlihatkan dengan adanya nilai absorban cAMP yang lebih rendah pada genotip SS dibandingkan pada genotip SN dan NN.
Kesimpulan :
a). Polimorlisme gen FSHR pada populasi wanita Indonesia dan populasi Arab, Suriname, Belanda dan Asia Tenggara kecuali Indonesia membentuk 9 kombinasi alel gen FSHR. b).terdapat perbedaan distribusi genotip FSHR pada wanita normal (kontrol) dan wanita anovulasi normogonadotropik. c). terdapat hubungan antara genotip FSHR (680) dengan kadar FSH basal dan dosis FSH eksogen yang diperlukan untuk induksi superovulasi pada wanita Indonesia yang mengikuti program lCSl. d) terdapat perbedaan aktivitas cAMP secara in vitro pada sel granulosa dengan genotip FSHR (posisi 680) yang berbeda setelah distimulasi dengan FSH eksogen.

Back Ground and Method :
It has been known that the response to FSH stimulation varies broadly among women undergoing assisted reproduction. The variations of response range from no response! extremely low response to one leading to hyperstimulation syndrome. Hyperstimulation may lead to serious complication manifested in ovarian enlargment and extravasation of fluid to the abdominal cavity resulting in ascites, hypovolemia and hemoconcentration. Recently, two polymorphism of the FSH receptor gene have been identified in position 307 (Alanin or Threonin) and position 680 (Serin or Asparagin). The polymorphisms of FSHR have been known so far where the sensitivity of FSHR is determined by the allelic combination involved. Previous study indicated that the FSHR genotype is one of the critical factors for ovarian response to FSH stimulation. ln this study, we analysed a). frequency distribution of the two FSHR polymorphism in women of different ethnic origin (Arabian, Suriname and Netherland and South of Asia except Indonesian), b). frequency distribution of the two FSH receptor polymorphism in normoovulatory controls and normogonadotropik anovulatory women, c). correlation between the observe FSHR genotype and the response to exogenous FSH for superovulasi inducbon in women undergoing assisted reproduction, d) differences mediated cAMP in granulose cells that stimulated exogenous FSH. Analysed of FSHR gene polymorphism by PCR-RFLP and PCR-SSCP in institute of Reproductive of Muenster University, German, Department of Medical Bioiogy, University of indonesia and Naval Medical Research Unit.
Results :
Polymorphism the FSHR gene in Indonesian women and different population origin (Arabian, Suriname, Netherland and South of Asia except Indonesian) given 9 variation of FSH receptor alel. There were statistically significant differences among patients with different subtypes of FSHR variants for the polymorphism at position 307 and 680 in the FSH basal levels and there were no statistically significant differences among patients with different subtypes of FSHR variants for the polymorphism at position 307 and 680 in the temt of FSH doses to stimulate ovulation. There were no statistically significant differences among patients with different subtypes of FSHR variants for the polymorphism at position 307 in the FSH basal levels and FSH doses to stimulate superovulation in Indonesian women that undergoing assisted reproduction (p> 0,05, Kruskal-Wallis test). There were statistically significant differences among patients with different subtypes of FSHR variants for the polymorphism at position 680 in the FSH basal levels and FSH doses to stimulated superovulation in Indonesian women that undergoing assisted reproduction (p< 0,05, Kruskal-Wallis test). This study indicated that the polymorphism of FSHR gene in position 680 can determinated FSH doses to stimulate superovulation beside age and FSH basal levels. There were differences activity of the cAMP in different FSH genotype in granulosa cells after stimulation of FSH exogenous. The SS genotype has cAMP less than SN and NN genotypes.
Conclutions :
a) FSHR gene polymorphism in Indonesian, Caucasian, Arabian, Suriname and South of Asian women except Indonesian giving rise nine FSHR alel. b) The distribution of both polymorphisms differed significantly between anovulatory patients and nomio-ovulatory controls. c). The distribution of FSHR polymorphisms in position 30? and 680 differed significantly in Indonesian women undergoing ICSI programme in Bunda Hospital, Jakarta. d). The FSH receptor polymorphisms combination SS was associated with higher basal FSH levels and the amount of exogenous FSH needed to induce super ovulation compared SN and NN variants. e). There were differences activity of the CAMP in different FSH genotype in granulose cells after stimulation of FSH exogenous. The SS genotype has cAMP less than SN and NN genotypes.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
D614
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Rakayantias
"Penelitian ini mengimplementasikan metode Taguchi untuk merancang parameter penyetelan proses pencetakan tablet dengan satu respon kualitas, yaitu berat tablet (mg). Tidak diketahuinya parameter penyetelan yang optimal pada proses pencetakan tablet salah satu perusahaan farmasi di Indonesia menyebabkan timbuknya variasi berat tablet yang tinggi dan kapabilitas proses yang rendah.Faktor yang diteliti adalah machine speed (rpm) dan filling volume (mm3). Orthogonal array L9digunakan untuk melihat pengaruh dari kedua faktor terhadap berat tablet. Kemudian digunakan pareto anova dan perhitungan main effect untuk melihat signifikansi kontribusi kedua faktor terhadap berat tablet dan untuk melihat pada level berapa kedua faktor memberikan hasil yang optimal. Perhitungan dan analisis menunjukan bahwa faktor machne speed (rpm) dan filling volume (mm3) yang disetel pada level dua memberikan hasil terbaik.

This research implements Taguchi Method to design setting parameter of tablet compression process with one quality response; tablet weight. Tablet compression process in one of the pharmacy manufacturer was found capable for weight because the optimum condition is not yet defined. Two process factors are investigated, including machine speed (rpm) and filling volume (mm3). TheTaguchi’s L9 array is adopted to investigate the effects of the two process factors concurrently. Then, the pareto anova and main effect analysis is implemented to determine thecombination of optimal factor levels, which is found as level 2 for both factors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library