Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asep Handaya Saputra
Abstrak :
Sebagai salah satu bentuk penghematan dan konservasi energi, perusahaan pembangkit listrik Muara Tawar akan mengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi gas bumi. Titik suplai terdekat yang dapat memenuhi kebutuhan gas berada dilokasi Muara Bekasi. Oleh karena itu dibutuhkan pipa yang dapat menghubungkan kedua titik tersebut. Tujuan studi ini adalah untuk menghasilkan suatu rancangan sistem perpipaan transmisi gas dari titik suplai gas dengan tapping point Muara bekasi ke perusahaan pembangkit listrik Muara Tawar melalui jalur lepas pantai. Perancangan ini dimulai dengan pengumpulan data teknis dan data suplai-permintaan gas perusahaan pembangkit listrik Muara Tawar, dilanjutkan dengan analisis data, pembuatan rute serta hasil kondisi teknis desain. Standar desain yang digunakan adalah DnV 2000. Kebutuhan gas perusahaan pembangkit listrik Muara Tawar adalah 400 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day). Dari data sekunder, diperoleh panjang total rute alternatif 3,7 km. Diameter pipa Carbon Steel yang digunakan memiliki diameter nominal 22 inch. Tekanan suplai gas adalah 350 psig dengan tekanan di titik demand ditetapkan sebesar 500 psig sehingga dibutuhkan kompresor. Pada sistem perpipaan yang dirancang, diperoleh tekanan di titik akhir sebelum masuk kompresor adalah 321,7 psig. Faktor kestabilan pipa pada dasar laut menjadi faktor penentu dan diperoleh berat minimum pipa yaitu 793,16 ton, sedangkan hasil rancangan sebesar 932,6 ton. Berdasarkan nilai tersebut, dapat disimpulkan pipa akan stabil pada dasar laut.
Power plant Muara Tawar will substitute the need of oil fuel to gas as form of economizing and energy conservation. The nearest supply point to fulfill natural gas needed on Muara Bekasi. So that Power Plant Company needed to develop gas pipeline infrastructure to joining the point.The purpose of this study is to create a system of gas transmission pipeline from gas supply point at Muara Bekasi to Power Plant Muara Tawar trough to offshore area. Design of gas transmission pipeline is started with technical data collection and supply-demand analyzing, continued with data analysis, rute construction and result of condition operation. The standard design of this design is DnV 2000. Gas demand in Power Plant Muara Tawar is 400 MMSCFD. From secondary data had been obtained total length of alternative route 3.7 km. Carbon Steel pipe diameter which had been used 22 inch nominal diameter. Gas supply pressure is 350 psig with pressure of demand point is setted on 500 psig. On pipeline system design the preesure before put in to compressor is around 321.7 psig. The design on bottom stability factor is the main concern. From the design calculation the total minimum pipe weight is 793.16 ton, whereas the design around 932.6 ton. Therefore, the pipe will be stable on bottom of sea.
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
AJ-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fariza Ahmad Satriaperdana
Abstrak :
Salah satu kebutuhan utama masyarakat adalah energi dari bahan bakar. Bahan bakar yang umum dikonsumsi masyarakat untuk keperluan rumah tangga seperti memasak adalah gas LPG yang berasal dari gas minyak bumi. Karena pemakaian yang terus menerus dan bertambah seiring waktu, cadangan minyak bumi Indonesia akan terus berkurang sehingga diperlukan alternatif untuk menggantikan peran LPG sebagai bahan bakar rumah tangga. Gas kota yang berasal dari gas alam dapat menjadi solusi karena Indonesia memiliki cadangan gas alam yang besar. Seiring bertumbuhnya jumlah penduduk, maka kebutuhan energi khususnya untuk rumah tangga akan terus meningkat. Bertumbuhnya penduduk juga memperbesar jumlah tempat tinggal yang harus tersedia dan apartemen atau rumah susun menjadi salah satu solusi yang populer belakangan ini. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan diketahui bagaimana rancangan perpipaan distribusi gas kota untuk apartemen yang terbaik. Penelitian ini akan mengambil studi kasus pada apartemen X yang berada di Depok. Penelitian dimulai dengan mengambil data-data seperti menghitung kebutuhan gas kota untuk tiap rumah tangga, dan kondisi operasi gas kota di Depok. Hasil simulasi menunjukkan pipa utama yang digunakan adalah pipa PE SDR 11 63 mm, lalu pipa distribusi tiap sektor menggunakan pipa carbon steel inch. Kedua ukuran pipa tersebut dapat menghantarkan gas dengan laju alir 0,2 m3/hr yang dibutuhkan tiap unit. Investasi yang dibutuhkan untuk membangun jaringan pipa distribusi gas pada apartemen X adalah Rp. 6.888.377.628. Dan biaya untuk pipa servis adalah Rp. 2.880.000.
One of the most essential needs in human life is energy from fuels. The common fuel people consume for household purposes such as cooking is Liquified Petroleum Gas LPG , which is produced from petroleum gas. Continous usage from time to time results in the depletion of petroleum reserve in Indonesia, hence it is important to use an alternative fuel to replace LPG as household fuel. City gas which is produced from natural gas can be the solution to replace LPG as Indonesia has a massive natural gas reserve. As the population grows, the energy demand especially for household purposes will always increase. The population growth also increase the number of homes needed and apartments are one of the most popular type of home that people chose. A suitable piping system for apartment is necessary therefore this paper's goal is to find the best design of piping system for Apartment X in Depok. This study will start by gathering datas such as gas demand for household in Depok. Next there will be a simulation for the piping system design which covers all apartment unit by using a software, FluidFlow Piping System. The simulation results in having PE SDR 11 63 mm pipe as mainline, and carbon steel inch as service pipe. These 2 pipe sizes can distribute natural gas with flowrate of 0.2 m3 hr for each consumer. Total investment cost for the piping system in the apartment is Rp. 6.888.377.628, and investment cost for service pipe is Rp. 2.880.000.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Hariadi
Abstrak :
ABSTRAK Indonesia mulai mengekspor LNG sejak tahun 1977 dan akan tetap memimpin sebagi eksportir LNG di dunia di tahun-tahun mendatang. Penerimaan dari ekspor LNG ini telah banyak membantu pembangunan di Indonesia untuk mensejahterakan kehidupan rakyat sesuai dengan UUD 1945 pass! 33. Dengan semakin banyaknya eksporter LNG baru dan terus berkembang, kompetisi untuk memperebutkan pasar tradisional ke Jepang, Korea dan Taiwan menjadi semakin ketat. Natuna merupakan salah satu sumber gas alam yang dimiliki Indonesia akan menjadi jawaban untuk dikembangkan untuk memenuhi pemakai LNG baru di Asia Pasifik seperti : Thailand, India, Gina dan Pakistan. Natuna memiliki kandungan hidrokarbon sekitar 60 TCF dari total cadangan sebesar 212 TCF yang berkomposisi 71% C02, 28% hidrokarbon dan impurities. Untuk mencari menanggulanginya, Pertamina dan para mitra kerjanya perlu mempertimbangkan untuk membangun kilang LNG dan gas pipa dan menghitung volume minimum gas pipa dan LNG yang akan dijual kepada calon pembeli dengan harga yang paling ekonomis bagi penjual maupun pembeli. Pertimbangan keekonomian seperti evaiuasi proyek, peluang pasar dan waktu yang tepat untuk memasuki pasar perlu diterangkan secara mendetail. Dengan menggunakan metode matematika yang dikenal sebagai Vogel Approximation Method NAM), akan dihitung prakiraan biaya ttransportasi minimum dari sumber suplai ke pelabuhan tujuan. Evaluasi proyek menghasilkan bahwa harga minimum LNG dan gas pipa masing-masing sebesar US$ 4.0/MBTU dan US$ 3.0/MMBTU. Sedang IRR dan pay back period untuk proyek LNG adalah 10% dan 9.37 tahun. Waktu yang tepat untuk membangun lapangan Natuna hingga berproduksi adalah setelah tahun 2007. Pada saat itu, produksi LNG kilang Arun hanya sebesar 1,3 juta ton/tahun. Proyek gas Natuna masih mungkin untuk dikembangkan dalam skala LNG dan gas pipa walaupun memerlukan biaya investasi yang tinggi. Sangat panting untuk menerapkan suatu metode yang mengijinkan LNG dapat diangkut dari sumber manapun sebagai pengganti dedicated vessel untuk dedicated buyers. Melalui implementasi cara inl maka biaya transportsi dalam rangkaian perdagangan LNG dapat diminimalkan. Beberapa usaha teknis juga perlu dipertimbangkan untuk mengurangi biaya seperti menaikkan kapasitas kilang, pemilihan proses pencairan, sistem penyimpanan dan pemuatan, penggunaan kapal yang lebih besar.
ABSTRACT Indonesia has been exporting LNG since 1977, and will be still leading as LNG exporter in the world some years ahead. The LNG revenues has been used as development capital to Indonesian society as stated in Article 33 of Indonesian Foundation Decree. But as many LNG exporters emerge and grow, the competition to get market share, especially in traditional market such as Japan, Korea and Taiwan becoming harder. Natuna is one of Indonesian gas deposits in Indonesian archipelago, would be an answer to be developed to fulfill the new LNG user in Asia Pacific such as : Thailand, India, China and Pakistan. Natuna has 60 TCF hydrocarbon recoverable from 212 TCF total gas reserve with its composition 71% C02, 28% hydrocarbon and impurities. To overcome the problem, Pertamina and its partner should develop both the gas pipe and LNG, and calculate the minimum volume of gas pipe and LNG to be sold to the buyers candidates at the best price for buyers and seller. The economical consideration such as project evaluation, market opportunity and the expected time to enter the market will be explored in detail. By using a mathematical method which is known as Vogel Approximation Method (VAM), would be calculated the minimum transportation cost from source of supplies to destinations. The project evaluation indicated that the floor price of LNG and Gas Pipe price are US$ 4.0/MBTU and US$ 3.01MMBTU respectively. The IRR and pay back period are 10% and 9.37 years for LNG project. And, the expected time to develop Natuna to be on stream is the year beyond 2007. At that time, the Arun LNG production will be around 1.3 Million ton/year. Natuna gas project still has possibility to be developed as LNG and gas pipe scale projects although it needs a big investment. It is important to allow LNG vessel to load LNG at any source of supply instead of current dedicated vessel for dedicated buyers. By allowing this rule to be implemented, the LNG chain business cost could be minimize. Some technical effort should be considered to reduce cost of project such as increasing train capacity, choosing of liquefaction process, storage and loading system, bigger vessel size and optimizing LNG chain.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Indrasworo
Abstrak :
Kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh industri perminyakan dan gas memerlukan sarana atau infrastruktur yang menunjang dimana dibutuhkan proses perawatan (maintenance) untuk menjaga nilai investasi. Perawatan pipa merupakan hal terpenting dalam menunjang kelancaran dalam pengiriman atau transportasi baik minyak mentah ataupun gas. Dalam proses transportasi melalui pipa umumnya timbul permasalahan korosi. Penelitian dilakukan untuk merancang metode arus tanding dengan menghitung kebutuhan arus proteksi, atenuasi serta jarak proteksi dan juga melakukan perbandingan literature dalam peraneangan metode arus tanding pada jaringan pipa gas dari petani ke Duri sepanjang 21,4 km dengan diameter pipa 8 inchi (5,2 km) dan 12 inchi (16, 2 km). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kondisi tanah memperlihatkan daerah rawa pada km 13 hingga 13,5 dan disepanjang jalur pipa gas ditemui struktur atau pipa lain yang letaknya berdekatan. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan arus proteksi pada pipa gas yang menjadi semakin besar. Perhitungan berdasarkan standar perusahaan diperoleh total arus, atenuasi serta jarak proteksi maksimum sebesar 17,65 A, dengan nilai atenuasi untuk rectifier 1 pada pipa 8 inchi sebesar 1,092 x 10 -6 cm-1 dan untuk rectifier 2,3 dan 4 pada pipa 12 inchi sebesar 1,008 x 10 -6 cm-1 serta jarak proteksi rectifier 1 pada pipa 8 km dan 8,7 km. Sedangkan pada perhitungan yang mengacu pada studi literature diperoleh total arus sebesar 23,575 A, dengan nilai atenuasi pada tiap rectifier sebesar 4,327 x 10 -7 cm-1 dan jarak proteksi tiap-tiap rectifier sebesar 10,156 km dengan mempertimbangkan faktor keamanan untuk arus sebesar 20% dan potensial sebesar 25%. Beradasarkan hasil penelitian ini maka penggunaan anoda grafit untuk metode arus tanding sudah tidak efektif lagi akibat laju konsumsinya yang sangat tinggi yanitu 0,45 hingga 0,9 kg/A-thn sehingga direkomendasikan untuk penggunaan anoda arus tandaing jenis lain seperti anoda MMO dengan laju konsumsi sebesar 1 mg/A-thn.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library