Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Belanto Hadiwido
Abstrak :
Minyak bumi merupakan sumberdaya alam tak terbarui yang membutuhkan pengelolaan secara berkelanjutan. Pemanfaatan minyak bumi di Indonesia sampai dengan saat ini sebagian besar untuk kebutuhan yang nilai dan umur pemanfaatannya rendah yaitu dipergunakan sebagai Bahan Bakar Minyak bumi (BBM) sebagai salah satu produk dari minyak bumi. Seharusnya minyak bumi diproduksi menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis dan umur pemakaian yang Iebih lama dari pada hanya dipergunakan sebagai bahan bakar yang memiiiki umur manfaat yang sebentar dan nilai ekonomis yang rendah. Hal ini sesuai dengan tujuan pengelolaan minyak bumi secara berkelanjutan Konservasi minyak bumi dengan mekanisme harga tidak akan berhasil memutus ketergantungan masyarakai pengkonsumsi BBM tanpa adanya perubahan persepsi atau penyadaran dan penyediaan Bahan Bakar Alternatif (BBA). BBA yang paiing layak dipergunakan untuk memutus ketergantungan tersebut adalah Gas bumi yang keberadaannya masih lebih banyak dibandingkan minyak bumi dan bahan bakar gas secara umum tidak terlalu berbeda dari minyak bumi. Setelah masyarakat beralih pada Bahan Bakar Gas (BBG) maka iangkah selanjutnya adaiah menyiapkan bahan bakar altematif berasal dan minyak nabati yang merupakan sumberdaya alam terbarui Strategi pengalihan dari BBM menuju ke BBG atau Bahan Bakar Elpiji (BBE) merupakan gabungan dua kegiatan yaitu Kampanye. Iklan penyadaran masyarakat akan Nilai Strategis minyak bumi dan Program Penyediaan Peralatan Konversi BBG produksi dalam negeri yang akan melibatkan industri kecil yang diharapkan dapat menciptakan Iapangan pekerjaan baru disetiap pelosok daerah di Indonesia. Penempatan harga BBM keharga yang layak akan meningkatkan nilai saing dalam APBN Indonesia dengan negara Iain termasuk negara-negara tetangga kita.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T16803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Mokhtar
Abstrak :
Penggunaan bahan bakar gas merupakan alternatif pengganti dari bahan bakar minyak dimana dengan modiifikasi geometri ventury mixer dapai meningkatiran daya efektif sebesar 5 - 35 % dibandingkan mixer standart. Selain itu perubahan geometri mixer juga dapat menurunkan emisi gas buang lerutama pada CO dDAN HC sebesar 2 3,5 %. Meningkatnya performace engine didapat dari sempurnanya pembakaran, yaitu bahan bakar gas dan udara dapat rercampur rata. Performance engine (Daya Ejjiekii/) naik terjadi pada mixer modifikasi I, 2 dan mixer modifikasi 3 hal ini secara tidak langsung dapai dilihat dari hasil simulasi, dimana pada mixer modifikasi 1, 2 dan mixer modifikasi 3 konrour densilas menunjukkan percampuran antara bahan bakar gas (bbg) dengan udara cukup merata terurama pada daerah auller dari mixer dan tidak teradi kecepatan balik. Perubahan geomeiri venruiy mixer modyikasi I dan mixer modifikasi 3, secure keseluruhan berpengaruh terhadap performance engine (Daya dan Emisi gas buang). ......The making of fuel-gas is substitute alternative fuel oil, where is the geometry of veniuri miner modification can be qfective power increasing i- 5 ~ 35 % , in compare standard mixer; the other hand modification of geometry mixer can also decreasing exhaust emissions 2 3,5 % , specially for C0 and HC although it was not decrease sharply. Engine performance raising found combustion perfectly, namely fuel-gas and air can be mixed evenly. Increasing of engine performance: (ejective power) is happened for modification of mixer 1,2 and 3, it was sawing indirectly from simulation effect. It where the mixer modification 1 2 and 3 densitv contour was indicated of mixing fuel-gas with air equal enough, specially for outlet zone and if do not counter velocity happen. The geometry of veniuri mixer modification I and veniuri mixer modificaiion 3, all the influential can Engine performance ( effective power and gas emission).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T4810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ameria Eviany
Abstrak :
Penurunan gas dari sumur produksi disebabkan oleh dua hal utama, yaitu menurunnya produktivitas formasi maupun menurunnya laju produksi. Besaran laju penurunan produksi dianalisa dengan metode "Decline Curve Analysis" dan diperoleh persentase sebesar 7% per bulan. Hal tersebut mengakibatkan perolehan LPG menurun serta beberapa peralatan yang beroperasi di fasilitas produksi offshore maupun onshore menjadi kelebihan kapasitas, tidak optimum dalam beroperasi, hingga berakibat total shutdown dalam fasilitas LPG. Upaya mencegah terjadinya hal tersebut, diperlukan alternatif baik dari sisi persumuran hingga modifikasi peralatan fasilitas dengan minimum perolehan 95% untuk propana dan 97% untuk butana. Dari analisa seluruh alternatif, diperoleh kesimpulan bahwa merubah ukuran peralatan dengan modifikasi internal rotating equipment merupakan opsi yang paling optimum dan menguntungkan. LPGF mampu terus beroperasi dan memperoleh produk LPG sesuai spesifikasi dengan kondisi gas produksi yang minimum. Dengan modifikasi resizing peralatan, laju alir gas minimum berubah dari 35 MMscfd menjadi 20 MMscfd. Dari perhitungan keuntungan yang diperoleh sebesar US$ 1.802.189.29 per tahun. ......The decrease in gas from the production well is caused by two main factors, namely the decline in formation productivity and the decrease in the production rate. The decline rate in production is analyzed using the "Decline Curve Analysis" method and resulted 7% gas production per month. Consequences of the steep decline rate are decreasing on LPG recovery and some operating equipment in both offshore and onshore production facilities became over capacity, not optimum in operation, and total shutdown in the LPG facility. To prevent this occurrence, alternatives are needed to maintain the rate of decline in production, both from the well side and from facility equipment modification to obtain LPG product with target minimum of 95% propane and 97% butane. From all of the alternatives analysis, it is concluded that resizing the internal rotating equipment is the most optimum and profitable option. LPG facility is able to continue operating and recover LPG within specification at minimum gas production. By resizing equipment, the minimum gas rate changes from 35 MMscfd to 20 MMscfd. Based on the economic calculation, the profit obtained is US$ 1.802.189.3 per year.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Prabowo Wiguna
Abstrak :
[Pengembangan infrastruktur jaringan pipa gas dengan model spasial bertujuan untuk mengetahui pola pelayanan gas dan menemukan lokasi optimal potensi pengguna bahan bakar gas di Kabupaten Bekasi. Penelitian ini adalah penelitian kombinasi menggunakan metode kuantitatif seperti nearest neighbor analysis, matrik jarak, model Huff serta aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) sebagai alat analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi pengembangan pelayanan pengguna bahan bakar gas memiliki kecenderungan pola yang serupa dengan pelayanan jaringan pipa gas yang telah ada, karena posisi pengguna gas terletak di lingkungan Kawasan Industri sehingga polanya mengikuti tarikan pasar ke wilayah-wilayah pertumbuhan industri. Peluang pengembangan terkonsentrasi di kecamatan yang memiliki karakteristik (a) topografi wilayah datar, (b) jaringan jalan rapat, (c) jumlah potensi sektor pengguna tinggi, (d) memiliki demand volume gas yang tinggi, dan (e) hambatan relatif yang kecil. Secara spasial, pengembangan jaringan pipa gas diprediksi akan meluas ke wilayah pinggirannya, terutama ke arah selatan. Wilayah-wilayah tersebut antara lain kecamatan; Cikarang Selatan, Setu, Serang Baru dan Cibarusah. Hal ini disebabkan oleh, kondisi arah selatan Kabupaten Bekasi memiliki akses yang lebih potensial daripada wilayah lainnya dan merupakan wilayah pusat pertumbuhan permukiman yang secara geografis dekat dengan Kabupaten Bogor.;The development of gas pipelines infrastructure with spatial models aims to determine the distribution of pipeline pattern and find the optimal location of potential users of gas fuel in Districs Bekasi. This study is applies combination of quantitative methods such as nearest neighbor analysis, distance matrix, Huff models as well as the application of Geographical Information Systems (GIS) as an analytical tool. The results showed that the potential development of gas fuel service users have a tendency pattern in line with network services existing gas pipeline, because the position of the gas users located in the Industrial Area so that the pattern follows the pull of the market (market driven) into the areas of industrial growth. Development opportunities are concentrated in districts that have characteristics (a) the topography is flat, (b) road network meetings, (c) the number of potential high user sector, (d) have a high volume of gas demand, and (e) barriers are relatively small. Spatially, the development of gas pipeline is expected to extend into the rim area, particularly to the south. These regions include districts; South Cikarang, Setu, New Serang and Cibarusah. It is caused by conditions southward Bekasi District has access to more potential than other regions and the central region of the growth of the settlements that are geographically close to the Bogor Regency., The development of gas pipelines infrastructure with spatial models aims to determine the distribution of pipeline pattern and find the optimal location of potential users of gas fuel in Districs Bekasi. This study is applies combination of quantitative methods such as nearest neighbor analysis, distance matrix, Huff models as well as the application of Geographical Information Systems (GIS) as an analytical tool. The results showed that the potential development of gas fuel service users have a tendency pattern in line with network services existing gas pipeline, because the position of the gas users located in the Industrial Area so that the pattern follows the pull of the market (market driven) into the areas of industrial growth. Development opportunities are concentrated in districts that have characteristics (a) the topography is flat, (b) road network meetings, (c) the number of potential high user sector, (d) have a high volume of gas demand, and (e) barriers are relatively small. Spatially, the development of gas pipeline is expected to extend into the rim area, particularly to the south. These regions include districts; South Cikarang, Setu, New Serang and Cibarusah. It is caused by conditions southward Bekasi District has access to more potential than other regions and the central region of the growth of the settlements that are geographically close to the Bogor Regency.]
Universitas Indonesia, 2015
T44333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono Budi Santoso
Abstrak :
Pemanfaatan BBG pada kendaraan bermotor bersiklus Otto sampai saat ini dilakukan dengan menambahkan conversion kit, yang berupa regulator pengatur tekanan dan pengatur suplay bahan bakar serta komponen pencampur gas dan udara (mixer). Berbagai penelitian dan pengujian dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan conversion kit ini. Baik dengan memodifikasi regulator tekanan ataupun dengan memodifikasi mixer. Modifikasi terhadap mixer akan mempengaruhi kualitas campuran dan tipe aliran yang dihasilkan. Dan ini sangat berpengaruh terhadap proses pembakaran yang selanjutnya akan mempengaruhi unjuk kerja kendaraan maupun emisi gas buang hasil pembakaran. Pengamatan terhadap campuran yang dihasilkan mixer ini selain dengan melihat pengaruhnya pada uji prestasi kendaraan juga dilakukan dengan melakukan simulasi di laboratorium untuk dapat memvisualisasikan apa sebenamya yang terjadi di dalam mixer. Visualisasi merupakan metoda untuk melihat karakteristik campuran udara dan bahan bakar. Pencampuran udara dan BBG merupakan proses difusi (pembauran) dimana molekul masing-masing gas akan saling menggantikan kedudukannya. Laju difusi sangat ditentukan oleh kecepatan penetrasi gas ke dalam aliran udara. Terjadinya difusi ini akan memungkinkan molekul-molekul gas terdistribusi seragam untuk kemudian membentuk campuran homogen. Penelitian dilakukan dengan mengadakan simulasi aliran gas pada mixer, dengan menggunakan 4 buah mixer dengan diameter venturi yang berbeda-beda dan telah menjalani uji prestasi dan emisi gas buang pada kendaraan. Penelitian ini terutama hanya difokuskan untuk memvisualkan karakteristik aliran pada tiap mixer. Untuk melihat bagaimana pencampuran antara dua gas yang berbeda terjadi dalam mixer.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomi Ihwanto
Abstrak :
Dari berbagai sektor yang memanfaatkan sumber daya energi yaitu dalam ha] ini bahan bakar minyak maka sektor transportasi atau kendaraan bermotor merupakan salah satu sektor yang paling banyak mengkonsumsi bahan bakar minyak. Oleh karena itu untuk menghemat sumber daya energi ini banyak usaha yang dilakukan cliantaranya bagaimana untuk meningkatkan eiisiensi dari kendaraan bermotor dan upaya-upaya untuk diversi§kasi penggunaan bahan bakar dengan memanfaatkan jenis bahan bakar diluar bahan bakar minyak. Salah satu diantara upaya tersebut adalah dikembangkarmya bahan bakar gas (BBG) yang merupakan salah -satu produk dari pengolahan minyak °bumi. BBG sebagian besar kornposisnya terdiri dari metana (CI-14) memilil-ri beberapa keunggulan dibanclingkan dengan bahan bakar minyak dalam penggunaannya sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, diantaranya adalah pembakarannya lebih sempuma sehingga zat-zat racun yang terdapat dalam gas buangnya lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar minyak. Secara teknis yang menjadi kendala penggunaan BBG adalah hilangnya daya hingga 15 %' dibandingkan dengan BBM. Oleh karena itu pacla pengujian ini diusahakan mencari bentuk mixer yang terbaik dengan membandingkan daya yang dihasilkannya dengan bahan bakar premium. Selain im juga dibandingkan pula konsumsi bahan bakar spesifik dari kedua bahan bal-car. Dari kedua parameter pembanding ini akan dilihat mixer yang paling baik. Hasil dari pengujian ini akan didapatkan mixer dengan penumnan akibat kehilangan daya yang terendah dan dengan konsumsi bahan bakar spesiiik yang rendah dibandingkan dengan bahan bakar premium (BBM).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Ramses L.
Abstrak :
Kesempurnaan pembakaran dan kadar emisi gas buang dewasa ini Semakin menjadi perhatian dan menarik sebagian orang untuk mengadakan penelitian terhadapnya. Pembakaran yang makin eempurna dan rendahnya kadar emisi gas buang dihasilkan oleh suatu mesin akan menandakan kinerja sebenarnya dari mesin tersebut. Magnetisasi bahan bakar, terutama bensin termasuk Salah satu masalah yang hangat untuk dibicarakan. Fenomena ini sendiri sebenarnya bukanlah hal yang baru, namun sampai sekarang tetap mengundang pertentangan disebaglan pihak, terutama dl kalangan akademisi dan para produsen. Inti dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perubahan kinerja mesin yang diakibatkan pemasangan magnet pada saluran bensinnya. Tingkat kesempurnaan pembakaran yang terindikasi dari tiga hal utama, yaitu penurunan laju aliran bensin, efisiensi thermal yang dihasilkan dan rendahnya kadar emisi gas buang merupakan sasaran utama dari analisis perbandingan terhadap kondlsi awal mesin yang benslnnya tidak dimagnetlsasi dahulu. Penelltian dilakukan terhadap dua alat magnetisasi yang dikeluarkan oleh produsen berbeda. Kuat medan magnet yang dihasllkan maslng-masing magnet juga berbeda. Pengujian dilakukan dalam beberapa variasi, terutama pada posisi penempatan magnet dan variasl putaran. Melalui pengujian dan perhitungan yang telah dllakukan terhaclap tiga indikator utama menunjukkan adanya perubahan. Perubahan rata-rata laju aliran bensin dan efisiensi thermal terbesar dihasilkan akibat pemakaian magnet Super Fuel Max. Pada putaran motor antara 1300 - 2500 rpm dan posisi penempatan magnet dekat dengan karburator, laju aliran bensln rata-rata yang dihasilkan pemakaian Super Fuel ll/lax turun sebesar 13,66 % dan efisiensl thermal rata-rata naik sebesar 4,54 %. Pengamatan terhadap indikator terakhir, yaitu kandungan emisl gas buang yang dihasilkan rnenunjukkan rata-rata peningkatan kandungan CO2 (0,91%) dan penurunan HC (12.5%) yang cukup balk. Tetapi untuk kandungan lain seperti CO, O2 dan NOx kurang menunjukkan persentase perubahan yang berarti.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Moerinsyahdi
Abstrak :
Pencemaran udara clikota-kota besar Seperti di Jakarta ini sangat tinggi dan memiliki kecenderungan untuk terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di samping juga dikarenakan banyaknya mesin industri dirnana akhirnya rnembuat kualitas udara dilingkungan menjadi rendah. Pencemaran tersebut dapat disebabkan oleh banyaknya kendaraan bem1otor yang mcngeluarkan asap kendaraannya yang tidak sesuai dengan spesiiikasi standard. Tidak Sedikit pemilik kendaraan bermotor khususnya dalam hal ini sepeda motor yang memodifikasi mesin motomya guna mendapatkan performa yang lebih dari pada performa standamya, seperti meningkatkan kompresi rnesin, mengganti camshaji racing, mengganti karburator, menaikkan kapasitas silinder dan sebagainya. Sebetulnya masih banyak lagi cara yang dapat dilakukan, dimulai dari melaicukan modifikasi yang memerlukan modal yang sedikit Sampai dengan yang memerlukan modal yang banyak, namun kita juga hams dapat mencari jalan lain xmtuk mendapatkan hasil modiiikasi yang baik tanpa harus mengeluarkan modal yang besar. Modifikasi yang akan ding i adalah penggunaan tambahan gas elpiji pada sistem bahan bakar dengan tujuan untuk meningkatkan performa mesin dan mengurangi emisi gas buang yang rnenganclung zat beracun. Dalam penguj ian prestasi mesin ini digunakan alat chassis dinamometer dynodinamics untuk mengetahui hasil output yang dihasilkan seperti horse power, airffizel ratio, torsi, rprn, dan sebagainya, dan juga gas analyzer untuk mengetahui kadar emisi gas buang yang dihasilkan. Seluruh data yang dihasilkan akan dibandingkan antara rnesin yang tidak ditambahkan gas elpiji dengan mesin yang ditambahkan, sehingga kita akan mengetahui kekurangan serta kelebihan dari modiflkasi yang dilakukan. ......Air pollution in big cities like Jakarta is very high and has tendency to rise along with the increasing number of vehicles, besides the number of industrial engine also makes the quality of air in the environment is low. The pollution may come from the smoke from vehicles that aren't appropriate with standard specs. Many of the owner of vehicles such as motorcycles made modyication to their motorcycles to get good perfarmance, those like increasing compression, changing camshaft racing, change carburator; increase cylinder capacity and etc. There were still more things can be done, from doing modyication within mush capital and less capital, but we need to get the other way to got good modification with out spending a lot of money. The modification vehicle which is will be test is using LPG' in jilel system with purpose to increase engine pedorrnance to decrease exhaust gas whiches contain poison substance. In the test of engine performance using chassis dynamometer Dynodynamics to knowing the output result, such as horse power, air jiiel ratio, torque, rpm, and etc. and gas analyzer also to knowing result of standard from exhaust gas. All of the result of data will be compare between the engine vehicle whiches with the added of LPG and not added the LPG, therefore we will know the less and more benefits from modyication that we has been done.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Sumartono
Abstrak :
Semakin banyaknya mesin diesel yang dipergunakan masyarakat akan meningkatkan konsumsi solar, disisi lain harga bahan bakar minyak yang semakin meningkat membuat upaya untuk memanfaatkan energi alternatif menjadi semakin menarik. Salah satunya adalah penggunaan solar dan CNG pada mesin diesel secara bersamaan. Hal yang diteliti pada tulisan ini adalah dampak dari penggunaan CNG tersebut terhadap performa dan emisi mesin dan pengaruh perubahan waktu injeksi (SIT) terhadap performa mesin. Dari pengujian yang dilakukan diketahui temyata penggunaan bahan bakar ganda akan menurunkan emisi smoke, tetapi emisi hydrocarbon dan NOx meningkat. Daya mesin diesel berbahan bakar ganda bisa sama dengan mesin orisinil, sedangkan brake thermal efficiency pada putaran dibawah 2400 rpm lebih bagus dibandingkan mesin berbahan bakar 100% solar, tetapi pada putaran diatas 2400 rpm efisiensinya lebih rendah. Pada mesin diesel berbahan bakar ganda perubahan waktu injeksi solar dan kecepatan putaran mesin merupakan faktor penting yang mempengaruhi efisiensi mesin. Waktu injeksi yang terlalu dini pada putaran mesin rendah (1200 rpm) akan menyebabkan tekanan maksimum pada silinder (Pmaks) tinggi, emisi NOx dan HC tinggi, dan efisiensi mesin menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan waktu injeksi yang lebih lambat. Sedangkan pada putaran tinggi baik mesin diesel berbahan bakar solar maupun yang berbahan bakar ganda sama sama kurang bagus performanya, hal ini disebabkan ignition delay yang terlalu lama (diukur dalam derajat sudut engkol) mengakibatkan pembakaran baru dimulai saat piston sudah bergerak turun sehingga proses pembakaran tidak bisa terjadi dengan baik.
Unlike the use of Compressed Natural Gas on gasoline engine the use of CNG in a diesel dual fuelled engine is not very well known, even though this system already explored since late 80's. During our study we compare the performance and emission of original direct injection diesel engine against dual fuelled engine, and also we compare the effect of fuel injection timing in a dual fuelled engine to the performance and engine emissions. From this study we found that the dual fuelled engine could reach the same performance compared to the original diesel engine with less smoke, but with higher NOx and HC emissions. At lower engine speed less than 2400 rpm dual fuelled engine had a better brake thermal efficiency, but at higher engine speed it become less then the original diesel engine. Fuel injection advance on dual fuelled engine will give significant effect on thermal efficiency and NOx, HC emission. At low speed too advanced fuel injection will reduce the thermal efficiency and increase NOx and HC emission, also increase cylinder maximum pressure (Pmax). At higher engine speed (more than 2400 rpm) the combustion processes become worst it's indicated by less brake thermal efficiency, the one that cause this condition is the long ignition delay.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T8453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sulistiyono
Abstrak :
Kondisi harga bahan bakar minyak dunia saat ini tergolong sangat fruktuatif, dimana bahan bakar minyak adalah konsumsi energi paling besar di masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong pemerintah untuk memaksimalkan sumber energi selain minyak bumi yaitu gas bumi yang masih besar cadangannya dan tersebar secara geografis sebagai program konversi energi dari penggunaan BBM ke penggunaan BBG. Penentuan infrastruktur LCNG akan ditinjau dari lokasi FSU yaitu di pelabuhan Cigading, Cilegon, penetuan criteria jetty, pemilihan teknologi LCNG dan juga truk trailer. Apsek keselamatan infrastruktur dilakukan dengan analisa HIRA dengan didapatkan resiko akhir dari analisa tersebut. Dengan konversi sebesar 12 % dari total kendaraan yang tersebar di daerah Banten dan Jakarta, maka diperlukan kapasitas LNG sebesar 1.02 MTPA yang dapat diperoleh dari Bontang. LCNG stasiun yang didirikan terdiri dari satu tangki LNG dengan kapasitas sebesar 37.85 m3 untuk daerah Banten dan 18.92 m3 untuk daerah Jakarta dengan total CNG dispenser untuk daerah Jakarta sebesar 3 unit sedangkan untuk daerah Banten sebesar 2 Unit. Harga gas LNG dan CNG yang layak secara ekonomi sebesar Rp 3,500 /liter untuk LNG dan bahan bakar CNG sebesar Rp 4,000 /liter dengan nilai keekonomian IRR 31.39%, Payback Periode 4 tahun 7 bulan, NPV $ 2,769,587,179.99, dan B/C ratio 2.16. ...... Fuel oil price conditions of the world today is very fluctuation, where fuel oil is the greatest energy consumption in Indonesia. This prompted the Government to maximize energy sources other than petroleum, natural gas is still great up and spread out geographically as energy conversion program from the use of gasoline to gas. Determination of LCNG infrastructure will be reviewed from the FSU in the port of penetuan, Cilegon, Cigading, Jetty, the selection of technology LCNG and also a truck trailer. Safety aspect of infrastructure was reviewed by HIRA which resulted risk report for this project. With the conversion of 12% of the total vehicles scattered in the area of Banten and Jakarta, it needed the capacity of LNG that can be gained 1.02 MTPA from Bontang. LCNG station that was established consisting of one LNG tanks with a capacity of 37.85 m3 for Banten and 18.92 m3 for Jakarta with 3 unit of CNG dispenser for Jakarta, and Banten has 2 units of CNG dispenser. For each station has 1 LNG dispenser to accommodate Bus, Heavy Vehicle and Truck. LNG and CNG price that has economic value are Rp 3,500 /Liter and Rp 4,000 /liter with IRR 31.39%, Payback periode 4 Years 7 month, NPV $ 2,769,587,179.99, and B/C ratio 2.16.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T33120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>