Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfira Ariani
Abstrak :
Kebutuhan akan dilakukannya operasi penutupan sumur minyak dan gas termasuk sangat penting ketika sumur- sumur tersebut dianggap tidak lagi produktif dan layak ekonomi. Pada saat ini, semen adalah material penutup yang masih sangat umum digunakan dalam perihal operasi penutupan sumur. Namun, proses tersebut menjadi sangat terbatas mengingat akan harga semen yang terbilang mahal serta sifatnya yang berkecerendungan untuk menyusut dalam bentuk dan memiliki resiko untuk meretak dalam beberapa kondisi tertentu. Proyek penelitian ini bertujuan akhir untuk menghasilkan teknik penutupan sumur yang lebih layak ekonomi dan lebih efektif dengan melakukan evaluasi bentonit sebagai bahan alternatifnya. Bentonit memiliki kemampuan tinggi dalam hal penyegelan mengingat kemampuannya yang dapat melebar dalam bentuk dibawah proses hidrasi. Selain itu, bentonit yang terhidrasi berkecerendungan untuk membentuk kembali ke bentuk awalnya dan menyembuhkan dirinya sendiri dibawah gerakan permukaan. Jumlah sumur-sumur di masa depan yang dipastikan akan semakin banyak jelas membutuhkan proses penutupan, jika tidak, mereka akan menimbulkan ancaman berat untuk pelestarian bumi. Sebagai contoh, ribuan sumur gas lapisan batubara yang terletak di Queensland, Australia saat ini sangat diperlukan untuk segera ditutup. Proses penutupan sumur yang lebih layak ekonomi penting untuk dipertimbangkan mengingat akan adanya sedikit biaya sulit dalam statistik sumur gas lapisan batubara di Australia. Namun, pengubahan peraturan akan proses penutupan sumur di Queensland akan membutuhkan otorisasi legislatif, yang antara lain telah dilakukan lebih awal oleh beberapa negara-negara bagian di Amerika Serikat. Penyelidikan teoritis dan eksperimental dilakukan dalam proyek ini, yang antara lain terdiri atas studi literatur guna mendukung pengumpulan data-data, dan pekerjaan laboratorium dalam pengujian material bentonit dengan membuat demonstrasi atas kemampuan penyegelannya dalam berbagai kondisi yang bervariasi.
The requirement of conducting plug and abandonment P A operations for such oil and gas wells are important when these wells are considered to be no longer productive and economic viable. Currently, cement is the sealing material that has been commonly used in plugging operations. However, the process become limited as cement is considered to be expensive and has a tendency to shrink, as well as at a risk to crack under several conditions. This project consists research aimed at producing an economical and effective technique of P A operations by evaluating bentonite as the alternative material for plugging wells. Bentonite performs superior sealing ability due to its swelling and expanding behaviour throughout hydration process. Besides, a hydrated bentonite plug also prone to reshape itself or likely to self heal under subsurface movements. There are a growing and undetermined number of wells in the future that required to be plugged, or else it will pose severe threats to the earth's conservation. For instance, there are thousands of coal seam gas wells in Queensland that will be necessary to be plugged and abandoned by time. It is important to consider the importance of having an economic viable process of plug and abandonment process, since there is a slight hard cost statistic in Australian coal seam gas wells. However, it will require legislative authorization in changing the regulatory to plug wells with bentonite in Queensland, which has been don earlier in several states of USA. Theoretical and experimental investigation was conducted in this project which includes the performance of literature study to support the assemble of property database, as well as laboratory work in testing bentonite plug to create a demonstration of bentonite plugging ability under various conditions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allen, Thomas O.
Tulsa, : Oil & Gas Consultans International, 1978
622.338 ALL p II
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Taufiq Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan terhadap gas bumi terus meningkat, sehingga kontinuitas produksi dari sumur ndash; sumur penghasil gas bumi perlu dipertahankan. Namun, permasalahan pada sumur cukup sering terjadi, khususnya liquid loading. Tesis ini bertujuan untuk mengatasi liquid loading pada sumur X1 dengan injeksi chemical menggunakan capillary string, sehingga dapat meningkatkan produksi gas. Hasil simulasi dengan perangkat lunak menunjukkan peningkatan produksi gas sebesar 57,1 dengan cara menurunkan tegangan permukaan sebesar 47,8 dan laju alir kritis sebesar 15,6 . Untuk melakukan injeksi campuran air dan chemical dengan volume sebanyak19,4 bbls diperlukan tekanan discharge pompa sebesar 783,55 psi dan daya pompa 0,29 hp dengan pressure ratio sebesar 56,64. Adapun pay back period untuk pembiayaan injeksi chemical adalah 20 hari.
ABSTRACT
The demand of natural gas is increasing, that the continuity of natural gas production from gas wells should be maintained. However, problem in wells is common, especially liquid loading. This thesis aims to overcome liquid loading in X1 well by injecting chemical using capillary string to increase gas production. Software simulation proves gas production increase up to 57,1 by reducing surface tension up to 47,8 and critical rate up to 15,6 . Injecting 19,4 bbls of water and chemical compound requires 783,55 psi of pump discharge and 0,29 hp of power with pressure ratio of 56,64. Meanwhile, the payback period for the chemical injection cost is 20 days.
2018
T51579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Jan Natanael
Abstrak :
Abandonment and Site Restoration adalah sebuah kegiatan pasca tambang berupa pelaksanaan pembongkaran instalasi produksi agar kembali kepada kondisi awal atau kondisi untuk pemanfaatan di masa depan, yang berasal dari pencadangan dana khusus yaitu dana Abandonment and Site Restoration. Sebagai suatu kesatuan, keduanya ditujukan untuk menjadi penghubung antara kepentingan ekonomi dan keberlangsungan lingkungan hidup berupa pencegahan terjadinya pencemaran pada kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi di Indonesia antara kontraktor dan badan pelaksana yang mewakili Negara sebagai pemilik Sumber Daya Alam yang terikat dalam suatu Kontrak. Sebagai suatu bentuk kegiatan pencegahan pencemaran lingkungan hidup, Kegiatan Abandonment and Site Restoration dapat digambarkan sebagai pelaksanaan dari Asas Pencemar Membayar Polluter Pays Principle yang secara spesifik tergolong pada instrument ekonomi. Abandonment and Site Restoration sebagai suatu kegiatan pasca tambang yang wajib di lakukan pada kontrak yang memiliki dasar hukum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Ketentuan Abandonment and Site Restoration tidak tertuang secara spesifik dalam kontrak yang didasari oleh Undang-Undang tentang Minyak dan Gas Bumi sebelum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001. Sebagai suatu bentuk kegiatan pasca tambang yang wajib dilakukan, kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan Abandonment and Site Restoration sebagai bentuk pertanggungjawaban lingkungan hidup. Maka dari itu timbul permasalahan bagi kontrak yang tidak mencadangkan Abandonment and Site Restoration, sekalipun memiliki mekanisme lain sebagaimana yang dilakukan oleh Chevron Indonesia Company yang disebut sebagai Asset Retirement Obligation yang mana memiliki bentuk yang sama sebagaimana yang diwajibkan oleh Abandonment and Site Restoration. ...... Abandonment and Site Restoration is a post mining activity in the form of dismantling production installations to return to the preliminary condition or condition for future use , derived from special reserve funding ie Abandonment and Site Restoration funds. As a unity, both are intended to be a link between economic interests and environmental sustainability in the form of prevention of pollution in the upstream oil and gas business activities in Indonesia between contractors and implementing agencies representing the State as the owner of Natural Resources bound in a contract. As a form of environmental pollution prevention activities, Abandonment and Site Restoration Activities can be described as the implementation of a Polluter Pays Principle which is specifically classified as an economic instrument. Abandonment and Site Restoration as a post mining activity that must be done on a contract that has legal basis of Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 regarding Oil and Natural Gas. The Abandonment and Site Restoration provisions are not specified in the contracts based on the Regulation on Oil and Gas before Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001. As a form of post mining activity that must be done, the contractor is held responsible for implementing Abandonment and Site Restoration as a form of environmental responsibility. Therefore, problems arise for contracts that do not reserve Abandonment and Site Restoration, despite having other mechanisms as performed by Chevron Indonesia Company which is referred to as the Asset Retirement Obligation which has the same form required by Abandonment and Site Restoration.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, R. V.
Tulsa: PennWell Publishing, 1990
662.338 5 SMI p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Raysha Anggaran
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai kewajiban pencadangan dana ASR bagi kontraktor migas yang dalam Production Sharing Contract-nya tidak termuat ketentuan tersebut. Permasalahan ini menjadi menarik untuk dibahas karena salah satu pihak dari Production Sharing Contract adalah pemerintah. Dalam hal ini pemerintah di satu sisi merupakan subjek hukum perdata yang wajib tunduk pada kesepakatan kontrak, namun di sisi lain ia juga berhak untuk membuat peraturan karena kedudukannya sebagai regulator. Dalam keadaan yang demikian, tidak jarang peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah bertentangan atau tidak diatur dalam muatan kontrak sehingga berpotensi menimbulkan konflik di antara para pihak Production Sharing Contract. Skripsi ini menggunakan metode yuridis normatif, artinya penelitian dilakukan dengan mengandalkan penggunaan kepustakaan, termasuk di dalamnya buku-buku, literatur, serta norma-norma hukum yang tertulis baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan maupun kebiasaan-kebiaasan yang berlaku di masyarakat. Pelaksanaan pencadangan ASR yang masih terbilang baru ini menimbulkan perbedaan pendapat dari berbagai pihak. Namun bagaimanapun, secara hukum pencadangan dana ASR merupakan kewajiban yang harus tetap dilaksanakan.
ABSTRACT
This thesis discusses the obligation to reserve ASR fund for oil and gas contractors whose Production Sharing Contract does not contain such provisions. This issue becomes interesting to be discussed because one of the parties from the Production Sharing Contract is government. In this case the government on the one hand is a subject of civil law that is obligated to submit to contractual agreement, but on the other hand he is also entitled to make regulations because of his position as a regulator. In such circumstances, the regulations issued by the government may contradictory with or unregulated in contractual content, thus potentially causing conflict between the contracting parties. This thesis uses normative juridical method, which the research is done by relying on the use of literature, including books, literature, and legal norms written both in the form of legislation and customs that prevail in the community. Implementation of ASR 39 s reserves that are still fairly new lead to differences of opinion However, the reservation of ASR fund obligation still must be implemented so that comply to the law.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
When classifying fracturing fluids and their additives, it is important that production, operation, and completion engineers understand which chemical should be utilized in different well environments. A user's guide to the many chemicals and chemical additives used in hydraulic fracturing operations, Hydraulic Fracturing Chemicals and Fluids Technology provides an easy-to-use manual to create fluid formulations that will meet project-specific needs while protecting the environment and the life of the well. Fink creates a concise and comprehensive reference that enables the engineer to logically select and use the appropriate chemicals on any hydraulic fracturing job. The first book devoted entirely to hydraulic fracturing chemicals, Fink eliminates the guesswork so the engineer can select the best chemicals needed on the job while providing the best protection for the well, workers and environment.
Waltham, MA: Gulf professional, 2013
e20427029
eBooks  Universitas Indonesia Library