Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qinthara Alifya Pramatiara
"Kesenjangan atau Gap merupakan suatu ketidakseimbangan, perbedaan, atau ketidaksimetrisan antara suatu hal terhadap hal yang lain. Pada proses distribusi oleh Pedagang Besar Farmasi (PBF) harus berkaca pada CDOB sehingga seluruh aspeknya diharapkan sesuai dengan pedoman tersebut. Kesenjangan dapat terjadi pada proses ini ketika pelaksanaan teknis yang terjadi di lapangan memiliki sedikit banyak perbedaan dengan yang tercantum dalam pedoman. Oleh karena itu, perlu dilakukan Gap assessment sebagai alat penilaian untuk mengevaluasi proses distribusi tersebut. Tugas khusus ini disusun dengan melakukan proses pengamatan atau observasi pada proses pelaksanaan distribusi di PT. Enseval Putera Megatrading (EPM) Cabang Jakarta 1 terhadap penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Selanjutnya, dilakukan penilaian terhadap kesesuaian penerapan atau implementasi CDOB berdasarkan daftar aspek penerapan CDOB. Bedasarkan daftar periksa yang digunakan, terdapat 121 aspek detail terkait CDOB pada proses distribusi oleh PT EPM Cabang Jakarta 1 yang perlu dinilai kesesuaian dengan yang terlaksana. Namun, terdapat 6 aspek yang tidak terpenuhi. Semua aspek yang tidak sesuai dengan ketentuan diharapkan dapat dibuat aksi perbaikan dan pencegahannya.

A gap is an imbalance, difference, or asymmetry between one thing and another. The distribution process by Pharmaceutical Wholesalers (PBF) must reflect on CDOB so that all aspects are expected to comply with these guidelines. Gaps can occur in this process when the technical implementation that occurs in the field is more or less different from what is stated in the guidelines. Therefore, it is necessary to carry out a Gap assessment as an assessment tool to evaluate the distribution process. This special task is prepared by carrying out an observation process or observations on the distribution implementation process at PT. Enseval Putera Megatrading (EPM) Jakarta Branch 1 regarding the implementation of Good Distribution Practice (GDP). Next, an assessment is carried out on the suitability of the application or implementation of GDP based on the list of GDP implementation aspects. Based on the checklist used, there are 121 detailed aspects related to GDP in the distribution process by PT EPM Jakarta Branch 1 which need to be assessed for suitability with what is being implemented. However, 6 aspects are not fulfilled. It is hoped that all aspects that are not by the provisions can be taken to corrective and preventive actions"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raihana Izzatinisa
"Pengadaan merupakan salah satu kegiatan pendukung yang penting demi mendukung kesuksesan suatu perusahaan. Untuk memberikan obat yang berkualitas tinggi dan aman adalah suatu keharusan untuk mensertifikasi pemasok sesuai dengan persyaratan GMP atau CPOB. Laporan praktik kerja ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa pelaksanaan kualifikasi pemasok PT. CKD OTTO Pharmaceutical, untuk melaksanakan analisa kesenjangan pelaksanaan kualifikasi pemasok di PT. CKD OTTO Pharmaceuticals terhadap peraturan atau regulasi yang berlaku, dan untuk menentukan action plan yang dilakukan terhadap kesenjangan yang ada pada hasil analisa. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan observasi untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan data dan referensi terkait materi tugas khusus yang dikerjakan melalui e-book, artikel publikasi, maupun sumber lainnya. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung pada proses Manajemen Kualifikasi Pemasok di PT. CKD OTTO Pharmaceuticals. Didapatkan kesimpulan diantaranya, pelaksanaan manajemen kualifikasi pemasok di PT. CKD OTTO Pharmaceuticals telah berjalan baik demi mendapatkan produk yang berkualitas tinggi; dari hasil gap analysis ditemukan satu potensi gap, dimana belum diklasifikasikannya pemasok berdasarkan risiko; klasifikasi pemasok berdasarkan risiko dapat dibuat menjadi risiko tinggi, sedang, dan rendah.

Procurement is one of the important supporting activities to support the success of a company. In order to deliver high quality and safe medicines it is a must to certify suppliers according to CPOB or GMP requirements. This work practice report aims to identify and analyze the implementation of the supplier qualifications of PT. CKD OTTO Pharmaceutical, to carry out a gap analysis of supplier qualification implementation at PT. CKD OTTO Pharmaceuticals against applicable rules or regulations, and to determine the action plan to be carried out against the existing gaps in the analysis results. The research method used is literature study and observation to obtain appropriate completeness of information. Literature studies were conducted to obtain data and references related to special assignment material through e-books, published articles, and other sources. Observations were made by direct observation of the Supplier Qualification Management process at PT. CKD OTTO Pharmaceuticals. The conclusions obtained include, the implementation of supplier qualification management at PT. CKD OTTO Pharmaceuticals has been doing well in pursuit of high quality products; the results of the gap analysis found a potential gap, where the supplier has not been classified based on risk; supplier classification based on risk can be made into high, medium, and low risk."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ariel Andhamari
"Laporan magang ini membahas mengenai evaluasi atas prosedur penilaian kesenjangan PSAK 74: Kontrak Asuransi pada PT Asuransi oleh KAP UWU. PT Asuransi merupakan salah satu dari perusahaan asuransi umum (general insurance) dalam grup BUMN yang memiliki layanan asuransi non-life dan life. Untuk mengantisipasi hadirnya PSAK 74 per 1 Januari 2025, yaitu hasil adopsi IFRS 17 pengganti PSAK 62, maka Ikatan Akuntansi Indonesia menghimbau agar industri asuransi melakukan kajian kesenjangan dan posisi mereka terhadap PSAK 74.  Tugas KAP UWU pada perikatan ini antara lain adalah: 1) Manajemen proyek; 2) Pelatihan terkait implementasi PSAK 74; 3) Penilaian kesenjangan; 4) Financial Impact Assessment; 5) Data, System, Process (DSP); dan 6) Penyusunan tahap 2 Implementasi.  KAP UWU hadir sebagai konsultan keuangan yang mendampingi PT Asuransi untuk mengidentifikasi kesenjangan tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa prosedur sudah memenuhi standar yang ada, seperti Standar Jasa Konsultan oleh IAPI dan PSAK 74: Kontrak Asuransi. Kendati demikian, KAP UWU perlu untuk mempertimbangkan beberapa hal: 1) Dalam topik definisi dan ruang lingkup kontrak asuransi, KAP UWU dapat memisahkan komponen kontrak asuransi terlebih dahulu untuk menentukan eligibilitas PSAK 74 pada polis-polis PT Asuransi; dan 2) Dalam penyusunan laporan ilustratif, KAP UWU dapat melakukan penjurnalan umum berdasarkan PSAK 74: Kontrak Asuransi agar dapat melakukan komparasi seimbang dengan pencatatan jurnal PSAK 62: Kontrak Asuransi. Selain itu, laporan ini juga membahas mengenai refleksi atas aktivitas magang dan penulisan laporan magang serta rencana pengembangan diri usai penulisan
This internship report discusses the evaluation of KAP UWU’s gap assessment towards PT Asuransi that is intended for PSAK 74 implementation. PT Asuransi is a general insurance company that provides non-life and life insurance which is also a part of a state-owned holding. To anticipate the upcoming IFRS 17 or PSAK 74 that is effective per January 1st 2025 in Indonesia, Ikatan Akuntansi Indoneia (IAI) recommends that the insurance industry to conduct a gap assessment and provide an official position statement towards the standard. As the chosen financial consultant / advisory, KAP UWU perform several procedures that are subject to this report’s evaluation such as: 1) Project management; 2) PSAK 74 training & workshop; 3) Gap assessment; 4) Financial Impact Assessment; 5) Data, System, Process (DSP); and 6) Phase 2 roadmap implementation.  Based on evaluation, it is inferred that the procedure has met the standards such as PSAK 74 and Standar Jasa Konsultan (SJK) by IAPI. However, KAP UWU should consider several things: 1) To include unbundling within the definition & scope topic and KAP UWU’s PSAK 74 eligibility decision tree to clasify PT Asuransi’s insurance contract; and 2) To record PSAK 74 general journal so that an apple-to-apple comparison can be made with the PSAK 62 general journal. This internship report additionally discusses self-reflection based on the internship activity and the writing process, as well as determining the next steps to take."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library