"
ABSTRAKSebagian besar praktik bisnis di dalam perusahaan juga tidak dapat terlepas dari resiko
terjadinya fraud. Fraud pada perusahaan biasanya berbentuk seperti penyalahgunaan asset,
penyalahgunaan laporan keuangan, Salah satu Perusahaan yang mengalami fraud ialah
Perusahaan Umum Percetakan Negara Republik Indonesia (Perum PNRI) yang mengalami
kejahatan fraud berupa penggelembungan harga dan pencatatan laporan tidak sesuai, yang
dilakukan oleh karyawan Perum PNRI. Fraud yang terjadi pada Perum PNRI akan dijelaskan
melalui konsep fraud diamond yang mengambil pandangan mikro dari posisi pelaku,
sedangkan crime diamond atau dikenal routine activity theory melihat pandangan makro dari
lingkungan tempat fraud terjadi. Tulisan ini menemukan bahwa fraud yang terjadi pada
Perum PNRI adalah karena adanya faktor, motivasi, lemahnya Satuan Pengendalian Internal
pada Perum PNRI, tidak ada whistleblowing system, adanya pelaku yang bersedia melakukan
tindak kejahatan, dan adanya wewenang atau jabatan.
ABSTRACTMost business practices in the company can not be separated from risk of fraud. Example of
fraud in the company are asset misappropriation, fraudulent statements, and fraud
transaction. Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) is one of the companies that
suffered fraud crimes such as mark-up pricing and fraudulent statement, conducted by the
employees of PNRI. Fraud occurred in PNRI will be explained through fraud diamond
concept that will take a micro perspective view from the position of the perpetrator, whereas
routine activity theory, known as the crime diamond is to examine macro perspective of the
environment in which the fraud has occurred. The results of the study indicated that the fraud
occurred in PNRI because of the pressure of motivation, lack of Internal control unit, the
absence of whistleblowing system, the presence of perpetrators who are willing to commit
crimes, and the existence of authority or position."