Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chayrani Hudayanti
"Saat ini wisata kuliner bukan hanya fenomena sesaat tetapi sudah menjadi daya tarik dan tujuan utama untuk bepergian. Karenanya restoran diyakini bisa menjadi elemen utama yang berfungsi sebagai perekat pada objek wisata. Dalam penelitian ini, restoran adalah fokus penelitian, yaitu restoran Seafood yang berlokasi di Pantai Wisata Glagah Obyek, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya tarik restoran dan pola mengunjungi restoran makanan laut di Objek Wisata Pantai Glagah. Itu variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi keunikan restoran, karakteristik konsumen, dan karakteristik wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik restoran makanan laut lebih besar dari objek wisata Pantai Glagah, jadi restoran di Pantai Glagah adalah termasuk dalam fasilitas primer atau bisa disebut sebagai wisata kuliner. Pola kunjungan restoran yang dibentuk di restoran makanan laut adalah hasil dari kunjungan hari kerja dan akhir pekan pengunjung lokal, pengunjung sub-regional, dan pengunjung regional.

Currently culinary tourism is not only a momentary phenomenon but has become a major attraction and destination for traveling. Therefore the restaurant is believed to be the main element that serves as an adhesive on attractions. In this study, the restaurant is the focus of research, namely the Seafood restaurant located in Pantai Wisata Glagah Object, Kulon Progo Regency, Yogyakarta. This study aims to analyze the attractiveness of restaurants and patterns of visiting seafood restaurants in Glagah Beach Attraction. The variables used in this study include restaurant uniqueness, consumer characteristics, and travel characteristics. The results showed that the attractiveness of seafood restaurants is greater than the attractions of Glagah Beach, so restaurants on Glagah Beach are included in primary facilities or can be referred to as culinary tourism. The pattern of restaurant visits formed at seafood restaurants is the result of weekday and weekend visits of local visitors, sub-regional visitors, and regional visitors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Raihan Nikoputra
"Keragaman pangan merupakan konsumsi berbagai jenis kelompok bahan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bagi Kesehatan yang optimal. Keragaman pangan dalam suatu wilayah juga akan mempengaruhi kuliner yang ada pada wilayah tersebut. Kuliner sendiri merupakan ragam jenis masakan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Menurut Indeks Ketahanan Pangan Tahun 2022, Kabupaten Badung memiliki indeks ketahanan pangan terbaik kedua tahun 2022 dengan nilai 91,29. Peringkat tersebut meningkat dari tahun 2021, yaitu di peringkat ketiga dengan nilai 89,38.
Hasil yang diharapkan pada penelitian ini ialah bagaimana pola keruangan pengaruh keragaman pangan terhadap kuliner makanan sebagai identitas budaya dan bagaimana hubungan konsumsi dengan identitas budaya di Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif.
Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dalam faktor jenis pangan yaitu menjadi bervariatif lalu pada faktor kandungan dan dalam jenis kuliner pun menjadi beragam. Kuliner tradisional dan identitas budaya juga memiliki hubungan karena dengan banyaknya acara adat yang menggunakan kuliner tradisional babi guling dan ayam betutu sehingga membuat masyarakat menjadi lebih banyak mengkonsumsi kuliner tradisional tersebut dan menjadikan kedua kuliner makanan tersebut menjadi suatu identitas yang terbentuk di Kabupaten Badung.

Food diversity is the consumption of various types of food groups that can meet the nutritional needs for optimal health. Diversity of food in an area will also affect the culinary in that region. Culinary itself is a variety of types of cuisine originating from various regions in Indonesia. According to the 2022 Food Security Index, Badung Regency has the second best food security index for 2022 with a value of 91.29. This rating has increased from 2021, which is in third place with a value of 89.38.
The expected results of this study are how spatial patterns influence food diversity on food culinary as a cultural identity and how consumption relates to cultural identity in Badung Regency. This study used a qualitative method with a descriptive analysis approach.
The results show that there is an influence on the type of food factor, namely it becomes varied and then on the culinary type factor it also becomes diverse. Traditional culinary and cultural identity also have a relationship because with the many traditional events that use traditional culinary suckling pig and betutu chicken, it makes people consume more of these traditional culinary delights and makes these two culinary foods an identity that is formed in Badung Regency.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Fajriati Tazkia
"Wisata kuliner merupakan wisata khusus yang sudah digandrungi oleh wisatawan sedari dulu. Perkembangan IPTEK dan kemajuan teknologi menciptakan media sosial seperti Instagram dan situs web Pergikuliner.com menjadi wadah bagi wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata kuliner. Kota Bandung merupakan destinasi wisata favorit di Indonesia yang menyajikan berbagai macam aktivitas wisata, seperti wisata belanja dan wisata kuliner. Salah satu destinasi wisata kuliner dan wisata belanja di Kota Bandung adalah Jalan Riau. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis bagaimana karakteristik tempat serta motivasi dari wisatawan yang berkunjung dalam memilih tempat tujuan wisata kuliner dalam bentuk pola keruangan yang berada di Jalan Riau, Kota Bandung. Analisis yang digunakan merupakan analisis spasial dan analisis deskriptif yang didapatkan dari hasil observasi lapangan dan pendekatan netnografi pada media sosial Instagram dan situs web Pergikuliner.com. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemilihan tempat wisata kuliner di Jalan Riau dipengaruhi oleh karakteristik tempat yang diminati oleh wisatawan adalah destinasi wisata kuliner dengan aspek fungsional, yaitu cita rasa dari produk utama rumah makan dan restoran di Jalan Riau, khususnya makanan khas suatu daerah atau yang termasuk kedalam specialities restaurant yang persebarannya didominasi berada di ruas 4 dan ruas 6 Jalan Riau. Ruas 4 dan ruas 6 juga memiliki karakteristik lokasi wisata kuliner yang berada dekat destinasi wisata belanja yang berada di Jalan Riau. Pemilihan tempat tujuan wisata kuliner di Jalan Riau berdasarkan motivasi wisatawan dipengaruhi oleh motivasi pengalaman dalam kebaruan makanan seperti aktivitas mencoba hidangan baru serta reputasi dari rumah makan dan restoran yang berada di Jalan Riau. Pemilihan tempat tujuan wisata kuliner berdasarkan media sosial Instagram dengan minat tinggi berada pada ruas 6 dan ruas 8 Jalan Riau yang memiliki destinasi wisata kuliner yang instagramable dengan pada rentang usia ≤ 23 tahun yang didominasi oleh perempuan. Pemilihan tempat tujuan wisata kuliner berdasarkan situs web Pergikuliner.com dengan minat tinggi berada pada ruas 4 dan ruas 6 Jalan Riau yang memiliki cita rasa serta konsep dari produk kuliner yang unik dengan wisatawan pada rentang usia 24-39 tahun yang didominasi oleh perempuan. Didapatkan bahwa wisatawan cenderung memilih lokasi wisata kuliner pada ruas 6, yaitu destinasi wisata kuliner yang memiliki reputasi baik dan bervariasi serta lokasinya yang berdekatan dengan destinasi wisata belanja dan kehadiran PKL. 

Culinary tourism is a special tour that has been loved by tourists for a long time. The development of science and technology and advances in technology have made social media such as Instagram and the Gokuliner.com website a place for tourists to carry out culinary tourism activities. The city of Bandung is a favorite tourist destination in Indonesia which offers various kinds of tourism activities, such as shopping tours and culinary tours. One of the destinations for culinary tourism and shopping tourism in the city of Bandung is Jalan Riau. This study aims to analyze the characteristics of places and the motivations of visiting tourists in choosing culinary destinations in the form of spatial patterns located on Jalan Riau, Bandung City. The analysis used is spatial analysis and descriptive analysis obtained from the results of field observations and netnographic approaches on social media Instagram and the website Perkikuliner.com. The results of the study show that the selection of culinary tourism spots on Jalan Riau is influenced by the characteristics of places that are of interest to tourists, namely culinary tourism destinations with functional aspects, namely the taste of the main products of restaurants and restaurants on Jalan Riau, especially regional specialties or those included in the specialty restaurants whose distribution is dominated in sections 4 and 6 on Jalan Riau. Sections 4 and 6 also have the characteristics of culinary tourism locations which are near shopping tourism destinations on Jalan Riau. The choice of culinary tourism destinations on Jalan Riau based on tourist motivation is influenced by experience motivation in food novelty such as the activity of trying new dishes and the reputation of restaurants and restaurants on Jalan Riau. The selection of culinary tourism destinations based on Instagram social media with high interest is on sections 6 and 8 Jalan Riau which have instagramable culinary tourism destinations with an age range of ≤ 23 years which are dominated by women. The selection of culinary tourism destinations based on the website Pergikuliner.com with high interest is on sections 4 and 6 Jalan Riau which have the taste and concept of unique culinary products with tourists in the age range of 24-39 years who are dominated by women. It was found that tourists tend to choose culinary tourism locations on section 6, namely culinary tourism destinations that have a good reputation and are varied and located close to shopping tourism destinations and the presence of street vendors.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naraindra Al Ghifary Brahmastya
"Penelitian ini berfokus pada siklus kehidupan dalam sebuah bisnis Pabrik Tahu Na Po Tet dan transformasi atau perubahannya yang berawal mula hanya sebuah pabrik kini juga menjadi sebuah resto. Pabrik Tahu Na Po Tet merupakan salah satu pabrik tahu tertua yang ada di Kota Tangerang Selatan. Pabrik ini terbentuk dengan dasar keinginan dari Pak Na Po Tet yang tidak ingin bekerja untuk orang lain sehingga memilih untuk membangun bisnisnya sendiri. Pabrik tahu ini telah didirikan sejak tahun 1965 (58 tahun) yang kini telah diwariskan kepada anaknya yaitu Pak Santo Halim. Meskipun pabrik ini sudah sangat tua dibandingkan pabrik tahu lainnya di Tangerang Selatan, tetapi pabrik ini tetap memiliki daya saing yang tidak kalah dibandingkan dengan pendatang baru lainnya dengan tetap mempertahankan kualitas dan melakukan pemasaran lewat supermarket untuk meluaskan jangkauan pemasaran. Analisis deskriptif dan spasial adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui secara mendalam mengenai inovasi dan perubahan yang terjadi pada Pabrik Tahu Na PO Tet sejak 1965 hingga sekarang. Sedangkan analisis spasial digunakan untuk memetakan jangkauan pemasaran dan mengakomodir penggunaan Teori 3A Pariwisata sebagai faktor pendukung keberadaan Pabrik Tahu Na Po Tet yang dianggap sebagai Objek Wisata Kuliner. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara wawancara dengan informan utama yaitu owner dari pabrik tahu (yang diwakilkan), observasi lapangan, dokumentasi dan plotting menggunakan aplikasi Avenza. Sedangkan data sekunder diperoleh dari BIG dan Google Earth.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pabrik ini jelas telah mengalami siklus sebuah bisnis berdasarkan Teori Business Life-Cycle yakni pabrik ini telah melewati masa kesulitan dari awal produksi tahu hanya sendiri hingga memiliki beberapa karyawan, hingga dapat memasukkan produk tahu kedalam supermarket untuk memperluas jangkauan pemasaran. Kemudian pabrik ini tidak pernah terjadi sebuah penurunan, namun cenderung stagnan yang kemudian naik kembali dengan dibentuknya resto ketika Covid-19 melanda. Kemudian sebagai objek wisata kuliner, pabrik ini masih memiliki kekurangan dalam hal atraksi, hal tersebut terjadi karena yang menjadi nilai jual pabrik ini adalah dibolehkannya pengunjung untuk berkunjung kedalam ruang pabrik dan keasrian suasana dari pabrik ini, meskipun kekurangan akan hal tersebut tidak menjadi masalah yang besar bagi pabrik ini. Sehingga bisa disimpulkan bahwa sebagai objek wisata kuliner, pabrik ini belum cukup ideal untuk mengakomodir atraksi yang ditawarkan, teteapi untuk fasilitas dan aksesibilitas sudah sangat cukup memadai.

This research focuses on the life cycle of a Na Po Tet Tofu Factory business and its transformation or change, which started as a factory and now has become a restaurant. The Na Po Tet Tofu Factory is one of the oldest tofu factories in South Tangerang City. This factory was formed based on the wishes of Mr. Na Po Tet who did not want to work for other people so he chose to build his own business. This tofu factory has been established since 1965 (58 years) which has now been passed on to his son, Pak Santo Halim. Even though this factory is very old compared to other tofu factories in South Tangerang, this factory still has competitiveness that is not inferior to other newcomers by maintaining quality and marketing through supermarkets to expand marketing reach. Descriptive and spatial analysis are the methods used in this study. Descriptive analysis is used to find out in depth about the innovations and changes that have occurred at the Tofu Na PO Tet Factory since 1965 until now. Meanwhile, spatial analysis is used to map marketing reach and accommodate the use of 3A Theory of Tourism as a supporting factor for the existence of the Na Po Tet Tofu Factory which is considered a Culinary Tourism Object. Primary data collection was carried out by interviewing the main informant, namely the owner of the tofu factory (who was represented), field observations, documentation and plotting using the Avenza application. Meanwhile, secondary data was obtained from BIG and Google Earth.
The results of this study indicate that this factory has clearly experienced a business cycle based on the Business Life-Cycle Theory, namely this factory has gone through a period of difficulty from the beginning of tofu production alone to having several employees, to being able to enter tofu products into supermarkets to expand marketing reach. Then this factory never experienced a decline, but tended to stagnate which then rose again with the establishment of a restaurant when Covid-19 hit. Then as a culinary tourism object, this factory still has deficiencies in terms of attractions, this happens because the selling point of this factory is that visitors are allowed to visit the factory rooms and the beautiful atmosphere of this factory, even though these deficiencies are not a big problem for this factory. So it can be concluded that as a culinary tourism object, this factory is not ideal enough to accommodate the attractions offered, but the facilities and accessibility are very sufficient. 
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnia Novianti
"Pariwisata merupakan komponen yang penting dalam perekonomian Indonesia untuk meningkatkan pendapatan devisa dan dapat membuka lapangan pekerjaan. Indonesia memiliki alam yang indah, pantai yang indah, iklim tropis, keragaman budaya dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, sehingga berpotensi untuk mengembangkan pariwisata halal. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor motivasi turis Muslim mancanegara dalam memilih Indonesia sebagai destinasi Wisata halal. Penelitian ini mengambil 221 sampel dan analisis yang digunakan untuk pengolahan data yaitu Structural Equation Modeling SEM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelima faktor motivasi turis Muslim mancanegara berpengaruh signifikan terhadap Indonesia is my halal tourism destination, di antaranya yaitu Islamic compliance with self-fulfillment, Islamic compliance with self esteem needs, Islamic tourists safety needs, Islamic compliance with relationship needs dan Islamic compliance with physiological needs.

Tourism is an important component of the Indonesian economy to increase foreign exchange as well as create job opportunities. Indonesia has wonderful natural, gorgeous beaches, a tropical climate, cultural diversity with the largest number of Muslims in the world, and the potentially to develop halal tourism. The purpose of this research was to analyzed the factors of motivation of foreign Muslim tourists to choose Indonesia as a halal tourism destination. This research used 221 samples and used Structural Equation Modeling SEM as its methodology. The result of this research showed that all factors of motivation significantly affect Indonesia is my destination halal tourism. There are Islamic compliance with self fulfillment, Islamic compliance with self esteem needs, Islamic tourists safety needs, Islamic compliance with relationship needs and Islamic compliance with physiological needs. "
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library