Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sakanti Widyadhani
Abstrak :
Film Our Shining Days《闪光少女 shǎnguāng shàonǚ》adalah film drama musikal karya sutradara Wang Ran yang dirilis pada 20 Juli 2017 di Cina. Film ini menceritakan mengenai rivalitas antara dua kelompok musik, yaitu kelompok musik barat dan kelompok musik rakyat yang ada di sebuah sekolah musik orkestra di Cina. Rivalitas yang terjadi di antara keduanya kemudian memicu adanya upaya yang dilakukan oleh kelompok musik rakyat. Selanjutnya, film ini menceritakan mengenai perjalanan dan upaya dari kelompok musik rakyat yang terdiri dari Chen Jing, salah satu tokoh utama dan beberapa teman lainnya dalam membangkitkan kembali musik rakyat yang sudah mulai tergantikan dengan keberadaan musik barat. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai film ini menitikberatkan pada konflik dari tokoh utama dan nilai moral yang terkandung pada film. Namun, penelitian ini akan fokus membahas mengenai upaya yang dilakukan oleh kelompok musik rakyat dalam membangkitkan kembali musik rakyat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa musik rakyat akhirnya mendapatkan pengakuan serta kembali dikenal oleh masyarakat, dan bahkan membangkitkan minat masyarakat luar sekolah untuk mempelajari musik rakyat. ......Our Shining Days《闪光少女 shǎnguāng shàonǚ》 is a musical drama film made by director Wang Ran released on July 20, 2017 in China. The movie tells the story of a rivalry between two music groups, a western music group and a folk music group in an orchestra school in China. The rivalry that occurs between the two then triggers an effort made by the folk music group. Furthermore, the movie tells about the journey and efforts of the folk music group consisting of Chen Jing, one of the main characters and several other friends in reviving folk music that has begun to be replaced by the existence of western music. Previous studies on this movie focused on the conflict of the main character and the moral values contained in the movie. However, this research will focus on discussing the efforts made by folk music groups in reviving folk music. The results of this study show that folk music finally gained recognition and is again recognized by the community, and even aroused the interest of community outside the school to learn folk music.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
A. Sulkarnaen
Abstrak :
Tesis ini merupakan penelitian mengenai perubahan tradisi Royong Makassar. Penelitian ini bertujuan membahas proses perubahan tradisi royong, menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan, dan untuk mengetahui kesinambungan (pewarisan) tradisi royong. Sumber data diperoleh dari data lapangan dan studi pustaka. Landasan pemikiran yang digunakan adalah konsep the circuit of cultures. Kerangka teori yang digunakan adalah eklektik-teori yakni menggunakan beberapa teori dalam penelitian ini. Landasan metodologi adalah pendekatan royong sebagai tradisi lisan dalam pertunjukannya dan Cultural Studies untuk penelitian perubahan budaya (cultural production research), yaitu pendekatan etnografi dan pendekatan teks dan analisis teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi adalah perubahan sosial politik royong, yaitu sebagai nyanyian politik dan perubahan sosial budaya royong, dari ritual ke seni pertunjukan. Penelitian ini juga menunjukan beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan tradisi. Penelitian ini juga membicarakan proses pewarisan tradisi royong.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T37449
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Cinthya Gani
Abstrak :
Menjadi suatu keunikan bagi bangsa Indonesia sendiri, alat musik yang beragam saat dimainkan dapat terdengar baik oleh pengunjung tanpa harus menambahkan alat akustik. Elemen apa saja yang dapat mempengaruhi sehingga musik tradisional Indonesia dapat menghasilkan suatu pertunjukkan yang baik, apakah dari tata letak alat tersebut, ataukah ada elemen lain yang mendukung. Kajian secara langsung tentang akustik pada penelitian ini yaitu membandingkan tata letak panggung pertunjukkan dengan jenis musik yang dimainkan dalam pertunjukan tersebut. Jenis tata letak pertunjukkan berdasarkan sejarah pertunjukkan musik tradisional Indonesia yang sering kali ditampilkan pada kegiatan adat tersebut. Pengukuran kenyamanan terhadap elemen akustik tidak berdasarkan dari subyek (pendengar) melainkan lebih ditekankan dari obyektifnya. Perhitungan dan pengkajian yang dilakukan tidak hanya berdasarkan reveberation time (RT) melainkan berdasarkan response impulse (tiap titik dari tempat duduk pengunjung). Dengan menghitung response impulse maka dapat dilihat seberapa besar gelombang suara yang sampai pada pendengar dibandingkan dengan gelombang suara yang dihasilkan dengan dari sumber suara. Metode untuk penyelesaian penelitian ini menggunakan sofware akustik yang disebut CATT-Acoustic. Dengan simulasi tersebut kita dapat mengetahui tata letak yang optimal bagi pertunjukkan musik tradisional di Indonesia. ......Become a uniqueness for the Indonesian traditional music, diverse musical instrument can sound good when played by the visitors without having to add an acoustic instrument. What kind of element that can affect traditional music of Indonesia can produce a good performance, whether from the layout of stage, or whether there are other elements that support. Studies about acoustics in this research is to compare the layout of the stage performances with the type of music played in the show. This type of layout based on the historical performance of Indonesian traditional music performances that are often displayed on the customary activities. Measurement of acoustic comfort against the elements not on the basis of the subjects (listeners), but with more emphasis than objectives. Calculations and assessments are conducted not only by reverberation time (RT) but by the impulse response (each point of the booth visitors). By calculating the impulse response can then be seen how big the sound waves to the listener than the sound waves generated by the sound source. Methods for completion of this research using acoustic software called CATT-Acoustic. With this simulation we can find the optimal layout for performances of traditional music in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30151
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Omar bin Haji Ibrahim
Malaysia: Kementrian Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia, 2005
R 781.629 AHM j (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Howard, Keith
Seoul: Royal Asiatic Society Korea Branch, 1990
781.795 7 HOW b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dae-Cheol: Korean Studies Press, 2013
KOR 781.629 57 ARI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lusia Savitri Setyo Utami
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan adanya eksploitasi seksualitas dalam Korean Pop Music Video terutama dalam music video ‘Marionette’ dari Stellar, ‘Something’ dari Girl’s Day, ‘New Era’ dari Phantom dan ‘A.D.T.O.Y’ dari 2PM. Analisis berfokus pada bagaimana bentuk-bentuk eksploitasi seksualitas yang ditampilkan dalam keempat music video tersebut, lalu melanjutkannya pada level makna denotatif dan konotatif serta mitos yang dibangun. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menggunakan analisis semiotika milik Roland Barthes yang mempunyai sistem pertandaan bertingkat, denotasi dan konotasi, serta berujung pada sebuah mitos. Analisis dimulai dengan membaca tanda-tanda eksploitasi seksualitas yang ada di dalam music video kemudian mengungkap makna konotatifnya. Dari situ terlihat mitos yang dibangun dan yang tersembunyi di dalamnya. Mitos-mitos yang teridentifikasi yaitu perempuan ditampilkan sebagai objek dan laki-laki sebagai subjeknya; ketika laki-laki berlaku sebagai objek, ia ditampilkan sebagai laki-laki yang maskulin dan mempunyai bentuk tubuh ideal yang menggambarkan kejantanan dan kelelakiannya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa eksploitasi seksualitas dalam Korean Pop Music Video mempunyai beberapa ideologi yang dibawa yaitu ideologi kapitalisme, patriarki, dan maskulinitas di mana ideologi-ideologi tersebut memojokkan kaum perempuan
ABSTRAK
This research aims to find the exploitation of sexuality in Korean Pop Music Video, especially in the music video 'Marionette' by Stellar, 'Something' by Girl's Day, 'New Era' by Phantom and 'ADTOY' by 2PM. The analysis focuses on how the forms of sexuality exploitation shown in the fourth music video, then continue at the level of denotative and connotative meanings, also the myths that are constructed in it. This research is qualitative and uses semiotic analysis from Roland Barthes who have multilevel signification system, denotation and connotation, and culminate in a myth. The analysis begins with reading the signs of sexuality exploitation that is in the music video then uncover connotative meaning. From there, it’ll looks the myths that are constructed and hidden in it. The myths which identified are women who displayed as objects meanwhile men as the subject; when men as the object, they’re displayed as a masculine man and having an ideal body shape that describes masculinity and manhood. The research concluded that the exploitation of sexuality in Korean Pop Music Video has brought some ideologies which are the ideology of capitalism, patriarchy and masculinity in which these ideologies discredit women.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wu, Bin
Beijing : People's Music Publishing House, 2009
SIN 781.170 51 WUB gg (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi Wisnusubroto
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1997
781.6 SUN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Heidi Joewono
Abstrak :
ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai akulturasi musik yang terjadi dalam Tsugaru-jamisen masa kini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan teknik studi kepustakaan. Hasil temuan skripsi ini adalah bahwa akulturasi musik tersebut menyebabkan pertumbuh kembangan Tsugaru-jamisen yang dapat dilihat dari terciptanya berbagai lagu Tsugaru-jamisen baru dalam notasi Jepang juga Barat, pemanfaatannya sebagai instrumen musik modern yang dapat dimodifikasi, serta bagaimana Tsugaru-jamisen kini digunakan dalam berbagai genre musik; dan terbaginya pemain Tsugaru-jamisen saat ini ke dalam tiga kategori: pemain yang kursus di ryaha atau iemoto; pemain yang secara otodidak berlatih lagu-lagu minya; dan pemain yang secara otodidak belajar memainkan Tsugaru-jamisen untuk memainkan lagu-lagu di luar genre minya. Simpulannya adalah bahwa sebuah tradisi budaya harus dinamis: tetap hidup, bertumbuh dan berkembang bersama dengan masyarakatnya. Budaya yang dapat berkembang seiring dengan zaman tanpa kehilangan ciri khasnya akan lestari, sementara tradisi yang stagnan semakin lama akan semakin sedikit peminat hingga akhirnya tenggelam. Budaya yang berubah pun bila terlampau jauh maka dapat memisahkan diri dan membentuk aliran baru, sementara budaya aslinya ditinggalkan.
ABSTRACT
The focus of this study is music acculturation in the present Tsugaru-jamisen. The study uses the method of descriptive analysis literature review. The find is that said music acculturation caused two things: the growth and development of Tsugaru-jamisen and the categorization of the recent Tsugaru-jamisen players into three types. The growth can be seen from new songs created in both classical Japanese and Western notation, how it is modifiable as a modern musical instrument, and that it can be used in various genres. The three category of Tsugaru-jamisen players are: they who affiliated themselves with certain ryaha or iemoto; self-taught people aiming for minya professionals; and players learning Tsugaru-jamisen autodidactically in other genres. The conclusion is that a cultural tradition has to stay alive, growing and developing together with the people. Cultures that can manage to develop abreast the time without losing its main characteristic will remain longlast, while stagnated ones would slowly lose inheritor, nearing extinction. Too much cultural change might result in separation: the new culture a derivative or branch while the original continues to decline.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>