Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Rachmatyaz Sakinah
Abstrak :
Penelitian ini membuktikan efektifitas teri jengki (Stolephorus insularis) sebagai fluoridasi gigi dengan acuan kedalaman intrusi fluor. Digunakan metode eksperimental laboratorik in vivo. Subjek 14 ekor tikus Sprague dawley dibagi menjadi kelompok baseline, kontrol negatif pakan, kontrol negatif oles, metode pakan teri, dan metode oles larutan teri. Setelah perlakuan 15 hari, gigi dipotong transversal, diproses untuk uji intrusi fluor menggunakan mikroskop fluoresensi. Didapatkan hasil peningkatan intrusi fluor pada kelompok eksperimental dibandingkan kontrol negatif (p<0,05). Intrusi fluor metode oles lebih tinggi dibandingkan metode pakan (p <0,05). Jadi, aplikasi teri jengki, baik lewat pengunyahan maupun pengolesan, meningkatkan intrusi fluor pada email.
The effectiveness of anchovy (Stolephorus insularis) as a fluoridative agent is measured by depth of fluoride intrusion. This study used experimental laboratory method. 14 Sprague Dawley rats were divided into groups of baseline, experimental (feeding and smearing), and their negative controls. After 15 days, teeth were cut transversely and fluoride intrusions were observed using fluorescence microscope. There were increased fluoride intrusion in enamel of experimental groups compared to their negative controls (p<0.05). Fluoride intrusion of smearing group is higher than feeding group (p <0.05). Thus, application of anchovy substrate, either by chewing or smearing, increases fluoride intrusion in tooth enamel.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S45061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adeline Clarissa
Abstrak :
Latar Belakang : Penambahan fluor ke dalam proses PILP memiliki potensi meningkatkan remineralisasi intrafibril dan ekstrafibril kolagen dentin. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan fluor dalam proses PILP terhadap remineralisasi intrafibril dan ekstrafibril kolagen dentin. Metode : 8 sampel blok dentin dibagi ke dalam 4 kelompok: Kelompok 1 demineralized dentin sebagai kontrol, kelompok 2 demineralized dentin disimpan dalam larutan remineralisasi PILP yang ditambahkan fluor 5 ppm, kelompok 3 demineralized dentin disimpan dalam larutan remineralisasi PILP yang ditambahkan fluor 25 ppm, kelompok 4 demineralized dentin disimpan dalam larutan remineralisasi PILP tanpa fluor (0 ppm) Kemudian seluruh sampel disimpan dalam shaking incubator pada suhu 37°C selama 14 hari. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan TEM/SAED untuk melihat remineralisasi intrafibril dan ekstrafibril kolagen dentin dan kristalinitas kristal yang dihasilkan. Hasil : Terjadi remineralisasi intrafibril dan ekstrafibril kolagen dentin pada kelompok perlakuan 2, 3, dan 4. Remineralisasi intrafibril dan ekstrafibril terlihat paling padat pada kelompok 2. Terdapat perbedaan kristalinitas kristal di antara kelompok 1, 2, 3, dan 4. Kesimpulan: Penambahan fluor 5 ppm ke dalam proses PILP menghasilkan remineralisasi intrafibril dan ekstrafibril kolagen dentin. Remineralisasi yang dihasilkan berupa kristal apatit dengan tingkat kristalinitas yang padat. ......Background: Fluoride addition into PILP process has the potential to increase intrafibrillar and extrafibrillar dentin collagen remineralization. Objective: This research aim to evaluate the influence of fluoride addition into PILP process towards intrafibrillar and extrafibrillar dentin collagen remineralization. Methods: 8 dentin blocks were divided into 4 sample groups. Group 1 (demineralized dentin) as control group, group 2 is demineralized dentin that were soaked in PILP process with 5 ppm fluoride addition, group 3 is demineralized dentin that were soaked in PILP process with 25 ppm fluoride addition, and group 4 is demineralized dentin that were soaked in PILP process with no fluor (0 ppm) addition. All of the samples were incubated in shaking incubator at 37o C for 14 days. Result: Intrafibrillar and extrafibrillar dentin collagen remineralization occurred in group 2, 3, and 4. The most dense intrafibrillar and extrafibrillar dentin collagen remineralization was seen in group 2. There are differences of crystal's crystallinity between group 1, 2, 3, and 4. Conclusion: 5 ppm fluoride addition into PILP process produced intrafibrillar and extrafibrillar dentin collagen remineralization. The remineralization were consisted by high-density apatite crystals.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yodifta Astriningrum
Abstrak :
Fluorida merupakan salah satu ion yang diketahui bermanfaat dalam pencegahan karies gigi jika digunakan pada konsentrasi tertentu, namun juga memiliki efek negatif yaitu menimbulkan terjadinya fluorosis pada gigi maupun tulang apabila konsentrasi asupannya berlebihan. Salah satu sumber asupan fluorida yaitu berasal dari air yang dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengukur kadar ion fluorida pada air tanah dan air PAM yang digunakan sebagai sumber air minum di masyarakat. Pengukuran kadar ion fluorida dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri visible pada panjang gelombang maksimum 586 nm menggunakan pereaksi sodium 2-parasulfofenilazo 1,8- dihidroksi-3,6-naftalen disulfonat (SPADNS)-asam zirkonil. Metode ini dioptimasi dengan cara mencari rentang serapan yang paling stabil yaitu hingga menit ke-10 setelah penambahan pereaksi. Hasil validasi metode diperoleh batas deteksi sebesar 0,0452 mg/L, batas kuantitasi 0,1506 mg/L, koefisien variasi sebesar 0,63%, dan uji perolehan kembali ion fluorida berada dalam rentang 90,50-102,04%. Hasil pengukuran terhadap sampel menunjukkan kadar ion fluorida pada air tanah dan air PAM bervariasi antara 0,0459 hingga 0,7800 mg/L. Rentang konsentrasi ini masih dalam batas kadar yang diperbolehkan berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu sebesar 1,5 mg/L. ......Fluoride ion is one of the compounds that are known to have benefits in the prevention of dental caries when used in certain concentrations, but also has negative effects that may cause the occurrence of dental and bone fluorosis when the intake was in excessive concentration. One of the fluoride intakes comes from water that is consumed. The aim of this research was to identify and measure fluoride ion levels in groundwater and piped water that used as drinking water consumption in the community. Measurement of fluoride ion concentration is done by using visible spectrophotometry at the maximum wavelength of 586 nm using the sodium 2-parasulfophenylazo 1,8-dihydroxy-naphthalene-3,6 disulfonate (SPADNS)-zirconil acid reagent. This method was optimized by the search of range of absorption which stable for 10 minutes after reagent addition. 0.0452 0.1506 mg/L, and 0,63%, respectively. While the recovery of fluoride ion in sample were in the range of 90,50-102,04%. The measurement results of the samples showed levels of fluoride ions in groundwater and piped water varied between 0.05 to 0.78 mg/L. This range was still within allowed levels according the rules of Indonesian health ministers No. 492/MENKES/PER/IV/2010 where the maximum allowable fluoride concentration is 1.5 mg/L. The limit of detection, limit of quantitation, and coefficient of variation for fluoride ion were
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1071
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Mardlianah
Abstrak :
Latar belakang: Tidak terdapat informasi mengenai konsentrasi ion fluoride yang terkandung dalam pasta gigi anak yang terjual di Indonesia dan tidak terdapat peraturan di Indonesia yang merekomendasikan penggunaan pasta gigi berfluoride dengan konsentrasi yang bergantung pada usia. Tujuan: Menganalisa konsentrasi ion fluoride pada pasta gigi anak yang terjual di Indonesia. Metode: Delapan merek pasta gigi dengan masing-masing tiga sampel dianalisa menggunakan alat Ion Selective Elcetrode untuk menentukan konsentrasi ion fluoride terukur. Hasil: Konsentrasi ion fluoride terukur sesuai dengan konsentrasi tertulis pada label kemasan berjumlah satu produk. Tujuh produk lainnya menunjukkan konsentrasi ion fluoride terukur lebih tinggi dari konsentrasi tertulis pada label kemasan. Pasta gigi yang dipasarkan sebagai pasta gigi rendah fluoride 600 ppm menunjukkan konsentrasi fluoride terukur menjadi lebih tinggi dari 1000 ppm. Kesimpulan: Sebagian besar pasta gigi memiliki konsentrasi ion fluoride terukur yang tidak sesuai dengan konsentrasi ion fluoride yang tertulis pada label kemasan. Terdapat beberapa pasta gigi yang yang melebihi ketentuan Evidence Based Dentistry (EBD) dan BPOM RI. ......Background: There is no information about the concentration of fluoride ions contained in childrens toothpaste that is commersialized in Indonesia and there is no regulation in Indonesia that recommends the use of age-dependent fluoride toothpastes. Objective: To analyze the concentration of fluoride ions in children's toothpaste that is commersialized in Indonesia. Methods: Eight brands of toothpaste, three samples each, are analyzed using the Ion Selective Eletrode device to determine the measured fluoride ion concentration. Result: The concentration of fluoride ion is measured matching the written concentration on the packaging label of one product sample only. The rest 7 products sample showed the result of higher measured fluoride ions concentration than the written description on the packaging label. In one of the toothpaste sample which is marketed as a low fluoride toothpaste 600 ppm the result is showing that the concentration of the fluoride is higher than 1000 ppm. Conclusion: Most toothpastes are having the measured fluoride ion concentration that is not matching the fluoride ion concentration written on the packaging label. There are several toothpastes that even exceed the provisions of Evidence Based Dentistry (EBD) and BPOM RI.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyetty A. Mulian
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian dilakukan dengan tujuan memberikan informasi mengenai manfaat pemberian vitamin nengandung fluor Gbimin AF, pada ibn hamil terhadap karies gigi sulung anaknya. Penelitian secara retrospektif dilakukan terhadap 123 anak peserta Ppogram Jaminan §e1ayanan Kesehatan RS. St. Carolus yang berdomisili di Jakarta sejak lanir, berusia 1 tahun hingga 4 tahun. Pengumpulan data diperoleh dari hasil pemeriksaan karies gigi sulung anak yang dilahirkan oleh ibu yang diberi vitamin mengandung fluor dan yang diberi vitamin tidak mengandung fluor. Selain itu dilakukan tanya-jawab terhadap ibu pada masa kehanilan anaknya. Hasil penelitian menunjuk- kan bahwa karies gigi sulung (ada tidaknya karies, def-t, dan def-s) pada anak yang dilahirkan dari ibu yang diberi vitamin mengandung fluor lebih rendah dibanding dengan anak yang dilahirkan dari ibu yang diberi vitamin tidak mengandung fluor pada masa kehanilan. Perbedaan tersebut bermakna (P
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Runi Oktayani
Abstrak :
Latar Belakang: Proses PILP adalah proses remineralisasi yang menggunakan makromolekul bermuatan, yakni polyaspartic acid, untuk menstabilkan ion calcium phosphate dalam larutan tersaturasi, dan mencegah nukleasi spontan serta presipitasi mineral. Penambahan ion fluoride pada proses ini akan membentuk kristal fluorapatite yang memiiki kekerasan lebih tinggi dari hidroksiapatit. Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu pengaruh penambahan fluoride dalam larutan remineralisasi melalui proses PILP terhadap kekerasan email. Metode: 25 sampel gigi dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 (email normal) sebagai kontrol positif, kelompok 2 (email terdemineralisasi) sebagai kontrol negatif, kelompok 3 email yang diremineralisasi melalui proses PILP, kelompok 4 email yang diremineralisasi melalui proses PILP dengan penambahan fluoride 5 ppm, kelompok 5 email yang diremineralisasi melalui proses PILP dengan penambahan fluoride 25 ppm. Seluruh sampel disimpan dalam inkubator pada suhu 370C selama 14 hari. Selanjutnya dilakukan uji kekerasan mikro untuk melihat kekerasan email. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan one-way ANOVA dan uji Post Hoc Tamhane. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna kekerasan mikro email setelah diremineralisasi melalui proses PILP tanpa dan dengan penambahan fluoride 5 ppm dan 25 ppm. Kesimpulan:Remineralisasi melalui proses PILP dengan penambhan fluoride 5 ppm memiliki kekerasan mikro yang lebih tinggi dibandingkan tanpa penambahan fluoride dan dengan penambahan fluoride 25 ppm. ......Background: PILP process is a remimineralization used charged macromolecule, polyaspartic acid, to stabilize calcium and phophate ion in order to prevent mineral spontaneus nucleation and precipitation. Fluoride was addedto form fluorapatite crystals which have a higer microhardness than hydroxyapatite. Objective: To determine the effect of adding fluoride in remineralization solution through the PILP process on enamel microhardness. Methods: 25 teeth were divided into 5 groups. Group 1 (normal enamel) as a positive control, group 2 (demineralized enamel) as a negative control, group 3 demineralized enamel which remineralized through PILPprocess, group 4 demineralized enamel which remineralized through PILP process with 5 ppm fluoride, group 5 demineralized enamel which remineralized through PILP process with 25 ppm fluoride. All samples were stored in an incubator at 370C for 14 days. Vicker's microhardness test was performed to see enamel microhardness. The data were statistically analyzed with one-way ANOVA and Tamhane Post Hoc Test. Result: There is a difference between enamel microhardness after being remineralized through PILP process without and with 5 and 25 ppm fluoride.Conclusion: Remineralization via PILP process with addition of 5 ppm fluoride has a higher microhardness value than without and with 25 ppm fluoride.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Zabrina
Abstrak :
Pemanfaatan sumber daya alam Indonesia seperti ikan teri jengki (Stolephorus insularis), yang mengandung konsentrasi fluor tinggi (CaF2), perlu dikembangkan untuk fluoridasi topikal. Penelitian eksperimental laboratorik in vivo menggunakan 14 ekor tikus Sprague dawley yang dibagi menjadi kelompok baseline, kontrol negatif pakan, kontrol negatif pengolesan, perlakuan pemberian pakan, dan perlakuan pengolesan larutan teri. Setelah 15 hari, gigi dipotong dan dianalisa dengan EDX. Terdapat peningkatan kadar retensi fluor pada email gigi kelompok perlakuan dibandingkan kontrol negatif (p<0.05). Tidak terdapat perbedaan retensi fluor antar kelompok perlakuan (p>0.05). Maka pemberian substrat ikan teri jengki, baik lewat pengunyahan maupun pengolesan, meningkatkan retensi fluor pada email.
Usage of Indonesian resource like anchovy (Stolephorus insularis), which contains high fluoride concentration (CaF2), needs to be pursued as of topical fluoridative agent. This experimental laboratory in vivo research used 14 Sprague dawley rats which were divided into baseline, experimental (feeding and smearing), and their negative control groups. After 15 days, teeth were extracted and analyzed using EDX. There were increased fluoride retention on enamel of experimental groups compared to negative control groups (p<0.05). Fluoride retention levels in both experimental groups were not different (p>0.05). Thus, anchovy substrate application, either by chewing or smearing, increases fluoride retention on tooth enamel.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S44871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Triputra
Abstrak :
Pendahuluan: Ikan teri jengki (Stolephorus insularis) mengandung fluor dalam bentuk senyawa CaF2 yang berperan dalam fluoridasi. Tujuan: Menganalisis perubahan ketahanan terhadap asam permukaan email setelah pemberian ikan teri jengki. Metode: Perlakuan dilakukan pada 9 gigi tikus Sprague dawley yang terbagi menjadi kelompok baseline, perlakuan pakan teri, perlakuan oles larutan teri, kontrol negatif pakan, dan kontrol negatif akuades. Hasil: Nilai ketahanan terhadap asam meningkat dilihat melalui kerusakan permukaan email dan perubahan kekerasan mikro permukaan email setelah pemaparan asam fosfat 50% selama 60 detik. Kesimpulan: ikan teri jengki dapat digunakan sebagai alternatif bahan fluoridasi. ......Introductions: Anchovies (Stolephorus insularis) contain high enough fluor in the form of CaF2 and functioning as fluoridation material. Aim: To analyze the alteration of enamel solubility towards acid after anchovy substrate application. Method: Treatment was done on 9 incisors of Sprague dawley rats, comprised from groups which were baseline, feeding application, topical application, negative control of feeding, and negative control of topical. Results: From the enamel surface destruction and email surface microscopic hardness shifting there is a decrease in enamel solubility towards acid after anchovy substrate application. Conclusion: Stolephorus insularis can be used as an alternative material of fluoridation.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramodanti Jiwanakusuma
Abstrak :
Streptococcus mutans merupakan bakteri utama penyebab karies gigi. Bakteri ini dapat ditemukan pada saliva individu bebas karies sebagai flora normal. Propolis telah dilaporkan memiliki efek antibakteri terhadap berbagai bakteri gram positif dan dapat mereduksi Streptococcus mutan. Tujuan: Mengetahui pengaruh konsumsi permen propolis madu terhadap prevalensi Streptococcus mutans pada subjek bebas karies. Metode: Subjek penelitian adalah kelompok individu bebas karies. Pada sampel saliva dilakukan perhitungan koloni Streptococcus mutans sebelum dan sesudah tujuh hari konsumsi permen propolis madu, permen madu dan permen merk X. Streptococcus mutans dari sampel saliva dibiakkan pada medium agar TYS20B selama 48 jam, selanjutnya koloni Streptococcus mutans yang terbentuk dihitung dan dinyatakan dalam CFU/ml. Hasil: Seluruh kelompok perlakuan cenderung mengalami penurunan jumlah koloni Streptococcus mutans jika dibandingkan dengan sebelum konsumsi permen, namun hanya pada kelompok yang mengkonsumsi permen propolis madu yang penurunannya bermakna secara statistik (p<0,05). Kesimpulan: Permen propolis madu terbukti dapat menurunkan jumlah koloni Streptococcus mutans pada individu bebas karies setelah dikonsumsi selama tujuh hari. ......Streptococcus mutans is the main microbes responsible for dental caries. This microb can be found in a caries-free individual’s salivary as a normal flora. Propolis has been reported to have antibacterial effects on various positive gram bacteria and capable to reduce Streptococcus mutans. Objective: To evaluate the effects of Propolis Honey candy consumption on Streptococcus mutans prevalence in a caries-free subject. Methods: The subject of this research was a caries-free group of individuals. The Streptococcus mutans colony was counted on saliva samples after 7 days period of consuming Propolis Honey candy, Honey candy, and "X" candy. The Streptococcus mutans was proliferated in a TYS20B gelatin medium for 48 hours. The number of Streptococcus mutans colony was expressed in CFU/ml. Result: Compared with the pre-treatment group, the number of Streptococcus mutans colony in the treatment group tended to show a significant reduction statistically (p<0.05). Conclusion: After seven days of consumption, the Propolis Honey candy showed that it is capable to reduce the number of Streptococcus mutans colony in caries-free individual.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tara Aprilia Widianti
Abstrak :
ABSTRAK
Silver Diamine Fluoride memiliki kandungan ion fluor yang dapat menaikkan konsenstrasi ion fluor, meningkatkan potensi remineralisasi lesi enamel dan menghasilkan kenaikan bioavailibitas konsentrasi ion fluor pada saliva. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kandungan ion fluor dalam saliva sebelum dan setelah aplikasi Silver Diamine Flouride. Metode yang dilakukan adalah stimulated saliva dikumpulkan untuk kemudian diukur kandungan ion fluor nya dengan menggunakan alat ion selective electrode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kandungan ion fluor pada saliva yang bermakna p < 0,05 antara kelompok waktu sebelum, sesaat setelah, dan 1 jam setelah aplikasi SDF. Terdapat hubungan antara konsentrasi kelompok waktu sebelum, sesaat setelah, dan 1 jam setelah aplikasi SDF dengan berat badan subjek. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi ion fluor saliva mengalami peningkatan sesaat setelah aplikasi SDF, dan kemudian akan turun kembali ke konsentrasi awal 1 jam setelah aplikasi.
ABSTRAK
Silver Diamine Fluoride is consist fluoride that can increase fluoride concetration in saliva, remineralization process, and bioavailability of fluoride in saliva. The purpose of this study was t o analyze the difference of fluoride concentration in saliva between before and after Silver Diamine Fluoride application on enamel. The methods is to collect Stimulated saliva of 4 subjects and then measure the concentration of fluoride using ion selective electrode. The results showed that there were significant differences in the phosphate concentration.
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>