Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 472 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
In this paper, I consider why Japan's household saving rate was so high in the past and why it has shown a downward trend in more recent years and based on this analysis, I project future trends in Japan's household saving rate....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ramon Trisno
Abstrak :
ABSTRAK Injeksi gas panas ke dalam aliran resirkulasi pada backward facing step menyebabkan perbedaan medan tekanan yang signifikan antara upstream dan downstream akibat perubahan temperatur injeksi, letak injeksi dan rasio spesik momentum injeksi. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh perbandingan momentum injeksi (I = 0.1 dan 0.5), pengaruh letak celah injeksi (I f = 2H dan 4H) serta perubahan temperatur injeksi (Ti = 27 °C, 100 °C dan 300 °C) pada variasi medan tekanan yang terjadi. Medan tekanan diukur secara rata-rata dan fluktuatif pada bidang dua dimensi sepanjang sumbu simetri kanal search aliran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan tekanan pada aliran dengan pembesaran mendadak akibat injeksi gas panas disebabkan oleh kenaikan temperatur injeksi dan rasio momentum injeksi. Penurunan tekanan lebih besar terjadi di dekat celah injeksi pada daerah downstream. Semakin jauh letak celah injeksi dari reattachment point If = 2H) maka penurunan tekanan di daerah downstream semakin besar. Akibatnya, fluktuasi tekanan yang terjadi pada daerah ini juga lebih besar. Hasil ini dikuatkan oleh puncak histogram menjadi mendatar dan frekuensi fluktuasi pada power spectra yang makin meningkat akibat kenaikan temperatur injeksi dan rasio momentum injeksi. Sedangkan dekat celah injeksi di daerah upstream pada If = 4H, kenaikan tekanan disebabkan oleh free stream bertemperatur dingin terseret ke dekat celah injeksi akibat adanya blocking effect udara injeksi. Hal ini menunjukkan temperatur injeksi dan rasio momentum injeksi kurang berpengaruh besar pada variasi medan tekanan di daerah tersebut. Penurunan tekanan di daerah upstream lebih seragam jika celah injeksi diletakkan ½ dari reattachment point.
ABSTRACT Hot gas injection through re-circulation zone in a backward facing step causing significant different of pressure field between upstream and downstream flow due to the changing of injection temperature, location, specific momentum ratio_ This experiment is focusing on to the influence between the injection momentum (I = 0.1 and 0.5), injection location (If = 2H and 4H) and the changing of injection temperature (Ti = 27 °C, l00 °C and 300 °C) at the pressure field variation, which occurred. The pressure fields are measure as average and fluctuate in the two-dimension surface along the axial of test section stream wise. The experiment showing that the decrease of pressure of a sudden expansion flow with heated gas injection caused by the incremental of injection temperature and the specific momentum ratio. The pressure drop occurred near the whole injection in the downstream area. If the further the location injection from the reattachment point (If = 2H) then the pressure drop in the downstream area is getting higher. As a result the fluctuation of is pressure, which happen in that area is getting higher. The result is strengthening, by the peak of histogram becoming flat and the fluctuation frequency at the power spectra which upward due to the temperature and specific momentum ratio of injection increasing_ Meanwhile near the injection hole at upstream with If = 4H happens the increasing of pressure caused by cold free stream which falling near the injection hole due to the blocking effect. That shown the temperature and specific momentum ratio of injection is not significant to the pressure field variation in that area. The pressure drop in the upstream area is more uniform if the injection hole is located halfway from the reattachment point.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menentukan nilai dari perusahaan dengan menggunakan metode valulasi DCF - FCFF. Analisa yang digunakan adalah analisa secara fundamental, dimana anailsa dalam perhitungan nilai saham pada penulisan tesis ini bertujuan untuk menaksir nilal intrinsik (intrinsik value) dari PT BAT Indonesia yang termasuk dalarn industri rokok, kemudian dibandingkan dengan harga pasar saham tersebut pada saat ¡ni (current market price).

Dalam menghitung nilai dari perusahaan kita memerlukan kondisi makro dan mikro. Untuk setiap analisa fundamental selalu dimulai dengan kondisi makroekonomi yang kemudian digabungkan dengan kondisi mikro dari perusahaan Bagaimanapun tidak akan mudah menggabungkan industri dengan makroekonomi, terutama jika tidak ada teori yang cocok untuk digunakan dan kurang cukupnya data yang diperlukan untuk melakukan analisa.

Makroekonomi merupakan lingkungan dimana perusahaan beroperasi, sehingga untuk setiap analisa fundamental selalu dimulai dengan kondisi makroekonomi. Bagaimanapun tidak akan mudah menggabungkan industri dengan makroekonomi, terutama jika tidak ada teori yang cocok untuk digunakan dan kurang cukupnya data yang diperlukan untuk melakukan analisa.

Analisa industri dari perusahaan pada dasarnya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berperan penting dalam menentukan asumsi yang dapat dimasukkan dalam model yang dibuat. Kemudian dengan menggunakan asumsi tersebut dibuat proyeksi untuk Laporan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

Perhitungan yang dibuat berdasarkan metode Discounted Cash Flow ? Free Cash Flow to the Fìrm dimana dalam perlutungan ini digunakan 3 skenario yaitu; mostlikely, most optimistic, dan most pessimistic, kemudian dilakukan analisis sensitifitas terhadap ketiga scenario tersebut. Hasil nilal intrinsik yang paling mendekati dengan harga Closing price adalah dengan menggunakan skenario mostlikely. Dengan skenario mostlikely tersebut dapat dikatakan dalam 5 tahun kedepan keadaan PT BAT Indonesia akan seperti yang tergambar dalam skenario tersebut.

Berdasarka analisis sensitifitas nilai intrinsik saham yang didapatkan juga masih under valued, hal ini menandakan harga pasar belum mencerminkan harga yang sewajarnya dan investor masih bias mendapatkan keuntungan dengan menanamkan modalnya di BAT.

Untuk meningkatkan nilai dan perusahaan sebaiknya PT BAT Indonesia lebih memfokuskan strategi bersaingnya dengan para kompetitor sehingga dapat mempertahankan market sharenya ataupun memperbesar market sharenya.
2002
T2088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Marlison Justiana
Abstrak :
Salah satu langkah strategis yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengelola pemanfaatan airtanah dengan mengeluarkan Saran Teknis. Hal ini dilakukan atas dasar kondisi hidrogeologi. Kondisi ini sangat tergantung jenis akifer apakah akifer tertekan (confined aquifer), semi tertekan (leaky aquifer) atau akifer bebas (unconfined aquifer). Para peneliti terdahulu selalu menyimpulkan bahwa akifer lebih dalam dari 140 meter berjenis akifer tertekan. Dengan dasar ini akan mempengaruhi kebijakan yang akan diambil. Salah satu cara untuk mengetahui jenis dan parameter akifer adalah dengan uji pemompaan (pumping test). Wilayah Cekungan Airtanah Jakarta merupakan zona fisiografi Dataran Pesisir, dan termasuk dalam Sub Cekungan Ciputat. Hidrostratigrafi menurut Fachri, dkk, 2002 terbagi mulai dari bagian atas merupakan Akifer 1, Akitar 1, Akifer 2, Akitar 2. Akifer 2 merupakan lapisan yang paling produktif disadap dalam sumur bor. Metoda penelitian yang digunakan adalah induksi akumulatif, dimana masing-masing data yang telah disorting dibandingkan dengan kurva model Theis antara drawdown dengan waktu, sehingga diketahui jenis akifer. Besaran hidrolika diperoleh dengan metoda Walton untuk akifer semi tertekan dan metoda Neuman untuk akifer bebas. Dari 19 data yang diperoleh seluruhnya menunjukkan jenis akifer non confined. Jenis akifer ini menunjukkan masih berhubungan dengan lapisan/sistem lain yang ada diatasnya, sedangkan untuk mendapat gambaran kondisi akifer tersebut dari hasil besaran hidrolika ini dibuat peta kontur konduktivitas hidrolika (K) dan peta leakage factor (L). Dari peta ini diketahui daerah sekitar Kebon Pala memiliki nilai K terbesar yaitu 11,283 m/hari dan masuk dalam penggolongan medium sand sedangkan nilai terendah pada daerah sekitar Cakung dengan nilai 0,019 dan masuk dalam penggolongan clay. Daerah sepanjang utara Jakarta dan barat memiliki L yang kecil artinya paling cepat menerima pasokan dari lapisan yang ada diatasnya. Sebagai rekomendasi dalam pengelolaan airtanah dibuat Peta Zona Kerentanan Akifer dan membagi 4 zonasi dengan dasarnya adalah dua parameter hidrolika tersebut. Zona A adalah Zona Paling Rentan dengan nilai K 13m, sedangkan Zona D adalah Zona paling Potensial dengan nilai K >5m/hari dan L >13m. Dari Peta ini dapat direncanakan kebijakan yang akan diambil meliputi rencana lokasi pengembangan dan imbuhan airtanah.
One of strategic government policy to manage groundwater abstraction is produce the technical advice (SARTEK) based on hydrological condition. This condition depends on types of aquifer i.e.: confined, leaky or unconfined aquifer. The pervious researchers always concluded that aquifer deeper than 140 meter is confined. Conclusion about that aquifer type will influence the policy. One of method to know the type of aquifer and its parameter is pumping test. Physiographic of Jakarta Groundwater Basin is coastal plain. This basin is part of Ciputat Sub Basin. Fachri et.al., (2002) grouped hydrostratigraphic units in this basin into four sub-divisions, i.e.: Aquifer 1, Aquitard 1, Aquifer 2, and Aquitard 2. Aquifer 2 is the most productive layer for groundwater abstraction. The method of this study is accumulative induction. To know the type of aquifer, each sorted data plot of time versus drawdown is compare with Theis curve model. Walton method used to determines the semi-confined hydraulic properties and for unconfined aquifer is Neuman method. From 19 collected data, it can conclude that the type of aquifer is non confined. This aquifer shows the connection to above aquifer. In order to know the aquifer condition, the hydraulic conductivity (K) and leakage factor (L) map are constructed. From the map, we can be seen that the biggest K is 11.283 m/day in Kebon Pala areas (medium sand) and the lowest is 0.019 m/day (clay). The north and west part of Jakarta have the lowest L value, it mean that the aquifer is the biggest supplied fro the above aquifer. As recommendation in groundwater management, the susceptible aquifer zone map is constructed and the area divides in to four zones. Zone A is the most susceptible zone (K 13 m), and Zone D is the most potential zone (K > 5 m/day and L > 13 m). Base on the susceptible aquifer zone map, the policy for development planning and recharge location can be constructing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfi Khabibah
Abstrak :
Penggunaan refrigeran HFCs dan hydrocarbon mulai banyak digunakan untuk menggantikan refrigeran HCFCs, karena memiliki nilai Ozon Depletion Potential (ODP) 0.0. Salah satu contohnya adalah R-290 (propane) yang termasuk golongan refrigeran hydrocarbon dengan struktur molekul C3H8. Pada penelitian ini, perpindahan kalor pada proses didih alir terjadi dalam pipa kanal mini berdiameter dalam 7.6 mm dan panjang 1.07 m. Untuk menentukan nilai koefisien perpindahan kalor, penelitian ini dilakukan dengan variasi fluks massa dari 200 kg/m2.s sampai 400 kg/m2.s, fluks kalor dari 5 kW/m2 sampai 20 kW/m2 , dan temperatur saturasi dari 5 oC sampai 15 oC. Koefisien perpindahan kalor pada R-290 dipengaruhi oleh fluks kalor, fluks massa, dan temperatur saturasi. Semakin tinggi fluks kalor, fluks massa dan temperatur saturasi maka koefisien perpindahan kalor akan meningkat. Pada perbandingan koefisien perpindahan kalor dengan korelasi dari beberapa peneliti sebelumnya, korelasi dari Shah (1982) memiliki nilai deviasi rata-rata paling kecil, yaitu 32.20%. Korelasi baru didapatkan dari pengembangan faktor F dengan metode regresi dan diperoleh nilai daviasi rata-rata yang lebih kecil, yaitu 22.46%.
The use of HCFCs refrigerants are gradually being replaced by HFCs and hydrocarbons refrigerants that has 0.0 ODP (Ozon Depletion Potential). One of which is R-290 (propane), which is a hydrocarbon refrigerant with C3H8 molecular structure. In this research, the flow boiling heat transfer occurs inside small tube with diameter of 7.6 mm and length of 1.07 m. In order to determine the value of heat transfer coefficient, the experiment were carried out for mass fluxes ranging from 200 kg/m2s to 400 kg/m2s, heat fluxes ranging from 5 kW/m2 to 20 kW/m2, and saturation temperatures from 5 oC to 15 oC. The study analyzed the heat transfer, through the local heat transfer coefficient along the flow, under the variation of these different parameters. The boiling heat transfer coefficient of R-290 is influenced by heat flux, mass flux, and saturation temperature. In comparison to previous boiling heat transfer correlations, the correlation of Shah (1982) best fitted the experimental result with the mean deviation of 32.20%. The new correlation for boiling heat transfer coefficient was developed by modification of F factor with regression method. The new correlation has smaller mean deviation in comparison with the experimental result, that is 22.46%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarhadi, uathor
Abstrak :
[ABSTRAK
Aliran PAS dibuat oleh Pekeris, Accad, dan Shkoller pada tahun 1973 sewaktu melakukan studi tentang model aliran yang dapat membangkitkan proses dinamo. Ternyata aliran PAS yang membangkitkan proses dinamo merupakan aliran Beltrami. Berdasarkan definisi helicity yang dikemukakan oleh Moffatt, aliran Beltrami memiliki helicity yang besar. Pada studi ini kita hitung seberapa besar helicity aliran Beltrami tersebut. Untuk membandingkan besar helicity Beltrami dengan helicity aliran yang lain maka kita hitung pula helicity salah satu aliran non Beltrami, yaitu aliran Quasi PAS. Hasilnya menunjukkan bahwa helicity aliran PAS lebih tinggi dari pada helicity aliran Quasi PAS.
ABSTRACT
PAS flow created by Pekeris, Accad, and Shkoller in 1973 while conducting a study on the flow model which can generate a dynamo process. Apparently that PAS flow which generates dynamo process is a Beltrami flow. Based on the definition of helicity proposed by Moffatt, Beltrami flow has a large helicity. In this study we calculate how much the magnitude helicity of Beltrami flow. To compare the magnitude helicity of Beltrami flow with another flow, we also calculate helicity of a non Beltrami flow, that is Quasi PAS . The results show that the magnitude helicity of PAS flow is higher than the magnitude helicity of Quasi PAS flow ., PAS flow created by Pekeris, Accad, and Shkoller in 1973 while conducting a study on the flow model which can generate a dynamo process. Apparently that PAS flow which generates dynamo process is a Beltrami flow. Based on the definition of helicity proposed by Moffatt, Beltrami flow has a large helicity. In this study we calculate how much the magnitude helicity of Beltrami flow. To compare the magnitude helicity of Beltrami flow with another flow, we also calculate helicity of a non Beltrami flow, that is Quasi PAS . The results show that the magnitude helicity of PAS flow is higher than the magnitude helicity of Quasi PAS flow .]
2013
T42518
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Fritz Irvan
Abstrak :
ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk meneliti nilai perusahaan dengan menggunakan suatu pendekatan yang komprehensif untuk mencoba mendapatkan true value dari suatu perusahaan. Model yang dipilih adalah Model McKinsey. Model ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan model Free Cash Flow, karena model ini menyediakan secara jelas ukuran kinerja operasi tahunan.

Dengan tersedianya ukuran ini, interpretasi akan kinerja periodik perusahaan dapat menjadi lebih baik. Dengan melihat kinerja dan sudut pandang economic profit dapat diketahui apakah perusahaan sedang menciptakan nilai atau merusak (destroy) nilai. Mengapa demikian. Dapat ditelusuri dengan meneliti value driver dari perusahaan tersebut.

Disamping ¡tu, adjustments yang dilakukan di dalam model ini akan memberikan gambaran yang lebih baik terhadap true operating performance dari perusahaan. Sehingga dalam membandingkan ukuran kinerja perusahaan dan sudut pandang return on invested capital dan kornponen-komponennya dengan kompetitomya. kita dapat lebih baik melihat phenomena-phenomena dan trends yang ada dalam industri dimana perusahaan-perusahaan ¡ni beroperasi. Selanjutnya, judgment terhadap asumsi-asumsi yang dilakukan pada perioda proyeksi diharapkan akan lebih baik.

Model ini diperkenalkan oleh Tom Copeland, Tim Koller dan Jack Murrin yang merupakan pengembangan dan model Free Cash Flow yang juga merupakan pengembangan ataupun modifikasi dan model EVA dan Joel Stern (dan Stern Steward & Co.).

Perusahaan yang diteliti adalah PT Darya-Vania Laboratoiia yang beroperasi di dalam lingkungan industri farmasi.

Sebagaimana kita ketahui, prospek bisnis suatu perusahaan berkaitan erat dengan Iingkungan dimana perusahaan itu beroperasi. Oleh sebab itu, dalam membangun model ini akan dilakukan analisis lingkungan bisnis yang mencakup analisis ekonomi makro, analisis industri dan juga analisis pasar serta analisis internal perusahaan.

Analisis ekonomi makro bertujuan untuk melihat kondisi ekonomi secara keseluruhan dan bagaimana arah perekonomian di masa datang ini akan sangat berfaedah untuk membantu memperkirakan pertumbuhan industri atau pangsa pasar industri di masa yang akan datang serta untuk memperkirakan dampaknya terhadap profitabilitas perusahaan. Sebagai pelengkap, setelab analisis ekonomi makro, juga dilakukan analisis pasar untuk memberikan gambaran mengenai pasar farmasi global dan Asia, pasar farmasi Indonesia akhir-akhir ini seria prospek pasar farmasi Indonesia di masa depan.

Namun demikian, analisis ekonomi makro dan analisis pasar di atas belumlah memuaskan untuk meramalkan kinerja masa depan dari perusahaan. Untuk tujuan ini, masih diperlukan analisis industri. Analisis industri ini berguna untuk mengidentifikasi beberapa karakteristrik penting dari industri sebagaimana juga untuk mencoba mengidentifikasi competitive advantage perusahaan, ini juga bermanfaat untuk melihat bagaimana posisi perusahaan saat ini dan bagaimana kemampuan perusahaan tersebut untuk mempertahankan ataupun bahkan memperbesar pangsa pasarnya di masa yang akan datang, di tengah lingkungan persaingan yang ketat untuk saling memperebutkan pangsa pasar ini.

Selanjutnya dilakukan analisis internal perusahaan untuk melihat antara lain manajemen perusahaan, produk-produk perusahaan dan strategi saat ini yang dilakukan perusahaan untuk dapat bersaing dengan para kompetitornya.

Dengan mengintegrasikan analisis-analisis lingkungan bisns di atas dengan analisis kinerja finansial historis perusahaan (historical growth and ROIC components), maka dikembangkan asumsi-asumsi yang akan dipergunakan untuk meramal kinerja finansial masa depan penisahaan, pertumbuhan industri dimana perusahaan beroperasi serta pertumbuban penjualan perusahaan. Untuk yang bersifat kualitatif, maka dalarn menterjemahkan faktor faktor kualitatif ini kedaam kuantitatif diperlukan judgement dan analis, dimana judgment ini sendiri akan sangat objektif tergantung dan bagaimana anahs melihatnya, dan argumen yang logis dan rasional terhadap dibalik judgement tersebut.

Model yang dikembangkan adalah model yang berdasarkan pada satu skenario, dìmana pada model ini akan dilakukan analisis sensitivitas untuk melihat seberapa sensitif nilai perusahaan tersebut terhadap generic value driver perusahaan growth, ROIC components dan WACC).

Hasil temuan menunjukkan bahwa harga saham DVLA per 1 November 2001 adalah under valued. Hal ini sebagai akibat berbagal faktor yang membentuk harga pasar saham, antara lain misalnya, faktor spekulatif atau juga mungkin disebabkan oleh karena pasar belum melihat semua potensi yang ada pada DVLA.

Dari analisis sensitivitas, terlihat bahwa nilai saham DVLA paling sensitif terhadap perubahan pada margin laba perusahaan Artinya, efisiensi pada value driver ini memiliki prospek paling besar untuk meningkatkan nilai pemsahaan. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki kinerjanya, DVLA harus berfokus pada area ini ataupun business manager harus memberikan perhatian yang lebih terhadap value driver ini agar organisasinya dapat mencapai target yang diharapkan.
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reynaldo Adriel
Abstrak :
Pada beberapa tahun terakhir, aktivitas share repurchase oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa mengalami peningkatan yang cukup drastis. Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan sebuah perusahaan melakukan share repurchase Penelitian ini meneliti perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada bursa efek utama di Amerika Serikat sebagai pasar modal terbesar di dunia. Penelitian ini akan fokus pada faktor-faktor yang menjelaskan keputusan perusahaan untuk melakukan share repurchase dengan bertumpu pada dua hipotesis utama, yaitu signalling dan free cash flow hypothesis. Lebih tepatnya, penelitian ini fokus pada dua variabel utama, yaitu information asymmetry dan excess cash. Selain itu, penelitian ini juga meneliti mengenai bagaimana dampak yang disebabkan oleh krisis finansial terhadap keputusan share repurchase perusahaan. Penelitian ini menggunakan model regresi logistik. Penelitian ini menemukan bahwa excess cash dan information asymmetry berpengaruh positif secara signifikan terhadap keputusan share repurchase perusahaan. ......In recent years, share repurchase activities by companies listed on the stock exchange have increased quite drastically. Various factors cause a company to do a share repurchase. This study examines companies listed on the main stock exchanges in the United States, the largest capital market in the world. This research will focus on the factors that explain the company's decision to repurchase shares by relying on two main hypotheses, namely signaling and free cash flow hypothesis. More precisely, this study focuses on two main variables, namely information asymmetry and excess cash. In addition, this study also examines how a financial crisis impacts company's share repurchase decision. This study uses a logistic regression model. This study found that excess cash and information asymmetry have a significant positive effect on the company's share repurchase decision.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutarto
Abstrak :
Simulasi dinamika aliran multifase telah dilakukan untuk sistem gelembung udara tunggal di dalam air, butiran air jatuh di permukaan air, dan kolom gelembung. Untuk mengklarifikasi hasil simulasi, eksperimen gelembung udara tunggal di dalam air dilakukan dengan menggunakan sensor Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) 4D. Simulasi gelembung tunggal dan butiran air jatuh dilakukan dengan persamaan Navier-Stokes. Metode medan fase digunakan untuk melakukan penjejakan lapisan antar muka gelembung udara-air dan butiran air-udara. Metode medan fase kurang stabil dalam memodelkan lapisan antar muka gelembung udara di dalam air. Selain hilangnya massa fase, persamaan medan fase juga tidak dapat mengendalikan deformasi gelembung udara sehingga menghasilkan evolusi gelembung yang tidak alamiah. Dengan menambahkan viskositas efektif udara, kehilangan massa dapat diminimalisir menjadi 0,15% sedangkan deformasi gelembung udara sangat teratur dan sesuai dengan data eksperimen. Dengan menggunakan besaran-besaran fisis standar, metode medan fase ternyata menunjukkan performa yang baik ketika digunakan untuk memodelkan butiran air jatuh di permukaan air. Ketidak-stabilan yang muncul pada pemodelan gelembung udara di dalam air dipengaruhi oleh faktor lapisan antar muka dan gaya tegang permukaan yang bekerja padanya. Model turbulen k?  digunakan untuk mensimulasikan aliran gelembung pada kolom gelembung. Hasil simulasi menunjukkan munculnya sirkulasi air dan aliran gelembung yang koheren. Hasil simulasi menunjukkan kesesuaian dengan data eksperimen yang diambil menggunakan sensor ECVT 4D. ......A Series of transient simulations for multiphase flow system had been done for a single bubble rising through stagnant water, a single water droplet falling down to a liquid, and in bubble column reactor. Experimental studies also performed to clarify the simulation results using Electrical 4D Capacitance Volume Tomography (ECVT) with 16 Electrodes. Navier-Stokes was employed to simulate the single bubble rising and water droplet system. Phase field model is used to track the interface of the two phases but the bubble shape's deformation shows unnatural behavior indicating that the phase field method could not hold the bubble-water interface. Moreover, the phase field method could not prevent the mass loss of the gas phase in quite significant amount. Different series of simulations had been done to clarify the problem by adding the so-called effective bubble's viscosity constant. 4D ECVT experimental result shows good agreement with the simulations results. The unnatural behavior of the bubble rising maybe caused by an interface controlling parameter and the surface tension which is directly connected to the surface tension coefficient. In water droplet system, using standard physical properties of air and water, the phase field method shows an excellent performance. It is also found that water droplet system has laminar behavior rather than turbulence. Transient simulation for the bubble column using k?  turbulence model revealed water circulation and coherent bubble plume flows. Qualitatively, the simulations of the bubble column had shown well agreement with experimental data.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T28821
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Hayatul Jihad
Abstrak :
ABSTRAK Guna mendapatkan performa yang optimal selama trayektori terbangnya, nosel roket didesain pada tekanan ambient yang rendah. Akan tetapi, tekanan ambien desain ini dipilih setinggi mungkinuntuk mencegah terjadinya separasi aliran di dalam nosel selama operasi pada sea-level. Tetapi, pada bagian clivergen, aliran akan terseparasi dari dinding selama tekanan ruang bakar, pc, belum mencapai nilai nominalnya. Separasi aliran pada nosel roket sangatlah tidak diharapkan, karena separasi aliran tak simetris dapat menyebabkan timbulnya gaya lateral, yang disebut side-load, yang dapat merusak nosel dan menggagalkan misi secara keseluruhan. Oleh karena itu, separasi aliran dan prediksi teoritisnya telah dan masih menjadi subyek beberapa eksperimen dan studi teoritis. Pada nosel over-ekspansi, aliran terseparasi dari nosel pada rasio tekanan tertentu (tekanan dinding terhadap tekanan ambien). Model dan hipotesis prediksinya telah dikembangkan, baik secara fisik ataupun empiris. Meskipun beberapa keberhasilan korelasi separasi telah dicapai, beberapa ketidakpastian tetap terjadi, yang layak untuk dikaji. Pada penelitian ini, sebuah model dikembangkan untuk mengkaji aliran separasi pada nosel tipe bel. Profil kontur nosel diperoleh dengan sirnulasi program yang dibangun menggunakan software MathCAD dan Matlab menggunakan metoda karakteristik (MOC). Model nosel 2-dimensi tipe bel MLN diperoleh dengan MathCad, yang kemudian divariasikan pada daerah upstream dan downstream throat nosel. Sedangkan model nosel bel MLN axis-simetri dan model nosel bel ideal diperoleh dengan Matlab. Semua model nosel divariasikan pada daerah throat menggunakan standar JPL, Rao dan ONERA. Desain nosel yang terbentuk kemudian divalidasi menggunakan perangkat lunak komersial Fluent, dengan hasil yang memuaskan. Pada penelitian ini juga dirancang kontur nosel bel axis-simetri menggunakan MOC dan axis-simetri parabolik. Usaha ini dilakukan untuk memberikan perbandingan antara nosel 2D dan axis-simetri yang digunakan pada aplikasi roket sebenamya. Semua kontur nosel yang dihasilkan dibandingkan dengan teori isentropik nosel pada rasio ekspansi terhadap fluida kerjanya dan bilangan Mach keluar nosel. Akurasi nosel untuk menghasilkan bilangan Mach yang diinginkan juga dicek. Medan aliran yang terbentuk oleh program, juga dicek menggunakan Fluent. Prediksi fluent digunakan untuk memverivikasi asumsi aliran isentropik yang digunakan untuk menghasilkan bilangan Mach yang diharapkan. Keserasian data yang diperoleh pada rasio ekspansi dan bilanganMach yang diperoleh, mengindikasikan bahwa program yang dibangun cukup akurat. Pola separasi pada masing- masing nosel, dperoleh dengan melakukan komputasi dinamika fluida (CFD). Dengan memvariasikan rasio tekanan (number of pressure ratio/NPR) masing-masing pada NPR=7,825; NPR=3.13; NPR=3.0; NPR=2.5; NPR=2.2; NPR=2.0; NPR=l .8; dan pada NPR=1.6, maka pola separasi untuk masing-masing nosel dapat diperoleh. Untuk membandingkan pola separasi aliran tersebut, dirancang sebuah sistem terowongan angin mini yang didesain hingga kecepatan 2 Mach. Sistem dilengkapi dengan sistem schlieren untuk menangkap gambar separasi dari dalam nosel. Sebuah kamera kecepatan tinggi (high speed camera) digunakan untuk menangkap pola separasi yang terjadi dalam nosel. Pola aliran separasi FSS dan RSS teramati dalam pengujian. Dari titik pola aliran tak-simetri, dapat dihitung besarnya side-load yaang di derita oleh nosel. Nilai yang diperoleh cukup besar, sekitar 20% dari gaya dorong yang dihasilkan pada NPR tersebut atau sekitar 4% dari gaya dorong pada NPR penuh.
ABSTRACT In order to get an optimum performance over the whole flight trajectory, the nozzles are designed for an intermediate ambient pressure. However, this design ambient presstue is chosen high enough to prevent flow separation inside the nozzle during steady-state operation. at sea-level. But in the divergent part of these nozzle, the flow separates from the wall as long as the chamber pressure, pc, has not yet reached its nominal value. Flow separation in rocket nozzle is considered undesirable, because an asymmetry in the tlow separation can caused dangerous lateral forces, the so-called side loads, which may damage the nozzle. Therefore, flow-separation and its theoreticalpredietion have been and still are the subject of several experimental and theoretical studies. In over expanded rocketnozzle, the flow separated fromithe nozzle wall at a certain pressure ratio of wall pressure to ambient pressure. This flow separation and its theoretical prediction have been the subject of several experimental and theoretical studies in the past decades, and models and hypotheses for its prediction have been developed, either physically motivated or purely empirical. Despite the apparent success in correlating separation, several uncertainties still remain which are worthy of investigation. In this research, a model was developed to observe flow separation and its pattern on bell type nozzle. Two types of ironic will conducted, cortical and contour nozzle. The profile of contour nozzle acquired by MathCAD® and Matlab® source code program using method of characteristics (MOC). The 2-D MLN bell type nozzle constructed by MathCad output, then varied in upstream and downstream throat area. The MLN axysimetric constructed by Matlab output program. Both types of nozzle varied by curvature radius of throat using JPL, ONERA standard, and Rao method. The validity of nozzles design checked by commercial CFD software, Fluentm, and satisfied. In this research was also designed an axysimmetric bell contour nozzle using method of characteristic (MOC) and axysimmetric parabolic. This effort conducted to give a comparativeness between 2-dimensioanl nozzle to axysirmnetric one that used in real rocket application. The contours were compared to theoretical isentropic area ratios for the selected fluid and desired exit Mach number. The accuracy ofthe nozzle to produce the desired exit Mach number was also checked. The tlowtield of the nozzles created by the code were independently checked with the commercial Computational Fluid Dynamics (CFD) code FLUENT. FLUENT predictions were used to verify the isentropic flow assumption and that the working fluid reached the user-defmed desired exit Mach number. Good agreement in area ratio and exit Mach number were achieved, verifying that the code is accurate. The flow pattern separation for each nozzle obtained by CFD software simulation. The simulation conducted by varied the number of pressure ratio (NPR): NPR=7,825; NPR=3.13; NPR=3.0; NPR=2.5; NPR.=2.2; NPR=2.0; NPR=1.8; dan pada NPR=1.6 for each nozzle, therefore the pattern can plotted. To compares those flow pattern, a blowdown wind tunnel designed until Mach 2. The system completely with schlieren system for captming separation image in the nozzle as a result of wind tunnel. A high speed camera assigned to capture flow pattern separation. FSS and RSS flow pattern was captured through this experiment. From tmsymrnetrical flow point, the side-load obtained. These side-load is about 20% from thrust tha can produced by the NPR where fhis value obtained or about 4% from full thrust (maximum NPR).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
D1163
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>