Pintu Air Manggaai merupakan bagian dari sistem pengendalian banjir pada DAS Ciliwung, memiliki lokasi pada permulaan saluran Banjir Kanal Barat yang berfungsi mengalihkan sebagian besar aliran air pada Sungai Ciliwung langsung menuju Laut Jawa. Sebelum tahun 2012, diketahui kapasitas pada Pintu Air Manggarai sebesar 330 m3/s, dan mulai tahun tersebut Pemerintah Indonesia melakukan penambahan kapasitas Pintu Air Manggarai menjadi 507 m3/s yang telah selesai pada Januari 2015. Ada tren kenaikan debit banjir akibat perubahan tata guna lahan berdasarkan beberapa kajian lainnya yang serupa (Nedeco 2011, Mursyid 1997, Luqman 2011, dan perhitungan kontraktor proyek penambahan daun pintu air manggarai PA Manggarai dan PA Karet) yang menunjukkan bahwa debit rencana pada kondisi eksisting tidak mencukupi. Karena itu, dilakukan evaluasi penambahan Pintu Air Manggarai terhadap fungsi kemampuan mengendalikan beban banjir dengan alat bantu WinTR-20. Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa untuk kala ulang 50 tahunan, curah hujan maksimumnya adalah 228,58 mm. Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi debit dengan WinTR-20 dengan hasil pada hidrograf sebesar 585,54 m3/s, yang menunjukkan bahwa penambahan kapasitas Pintu Air Manggarai yang telah dilakukan pada 2012-2015 tidak mencukupi. Karena itulah, disarankan pengelolaan sungai dalam wilayah studi.
Manggarai Sluice Gate is a part of flood control system in Ciliwung area, located at the beginning of Banjir Kanal Barat canal which have function to move alomost all water flow in Ciliwung River directly to Java Sea. Before 2012, the capacity of Manggarai Sluice Gate known as 330 m3/s, and start in the same year, Indonesian Government did an increase of Manggarai Sluice Gate to 507 m3/s, which was ended in January 2015. There is a trend of increasing the flow rate based on several similar sudies (Nedeco 2011, Mursyid 1997, Luqman 2011, and the Contractor of this project) which show the existing flood control capacity does not enough. Because of that reason, we evaluate the additional Manggarai Sluice Gate due to its flood control capacity with WinTR-20. From the calculation result, we got the maximum daily rainfall for 50- year return period as 228,58 mm. In this study, we evaluate the flow rate with WinTR-20 and we got the flow rate on the hydrograph as 585,54 m3/s as the result, which have shown that the additional Manggarai Sluice Gate done is 2015 is not enough yet. So, we suggested the management of river in the study area.
Indonesia secara geografis merupakan negara yang rentan terhadap bencana alam yakni termasuk DKI Jakarta. Dari tahun 2015 sampai 2020, 80% bencana alam yang dialami di DKI Jakarta adalah Banjir. 57 Kelurahan dan 23 Kecamatan dari DKI Jakarta rentan akan banjir. Sebagai tindakan pencegahan ada 4 fase dalam manajemen bencana alam. Logistik Kemanusiaan bermain peran yang krusial. Hal ini terdiri dari perencanaan, implementasi, sertal mengontrol biaya yang efektif dan efisien untuk aliran suplai, material, dan informasi terkait yang dimana memenuhi kebutuhan orang evakuasi di tempat pengungsi (Contoh: makanan dan minuman). Dalam memenuhi logistic kemanusiaan, ada beberapa ketidakpastian seperti, hal ini disebabkan karena bencana alam seperti banjir bersifat stokastik. Karena sifat tersebut, perencanaan harus dilakukan jauh sebelum terjadinya bencana. Salah satu caranya adalah dengan melakukan meng-alokasi suplai dalam depot sebelum terjadinya bencana, sehingga dapat didistribusikan ketika bencana terjadi. Pihak berwenang memiliki kewajiban dalam memunhi kebutuhan dengan tantangan sumber daya yang terbatas. Dalam penelitian ini, sang penulis ingin melakukan optimasi dalam pengalokasian suplai menggunakan pemrograman stokastik dan Sample Average Approximation. Hal ini dilaksanakan dengan meminimalkan biaya terkait dalam alokasi suplai yang ditaruh pra-bencana. Selain menunjukan hasil total biaya yang terminimalisir, hasil dari modelnya adalah rute kendaraan dalam memindahkan produk ke korban bencana serta pengalokasian jumlah produk di setiap depot.
Indonesia is a country that is considered as prone disaster which includes its capital city DKI Jakarta. From 2015 to 2020, 80% of disasters faced by DKI Jakarta were flood with 57 of its villages and 23 of its sub-districts are prone to it. As an act of precaution, there are 4 phases in disaster management with humanitarian logistics playing as its crucial role. Humanitarian Logistics plans, implements, and controls the cost-effective and efficient flow of goods, materials, and related information which includes fulfilling basic needs of people in shelters (example: food and drink). In fulfilling Humanitarian logistics there are several uncertainties, since flood occurs stochastically which means the occurrence and the impacts are not exactly known. Due to the stochasticity of the disaster, planning is done before its occurrence. One way is by pre-positioning supplies in depot which will be distributed during the disaster. The authorities need to be able to plan in fulfilling demand while being constrained by limited amount of resources. In this research, the author would like to optimize the allocation of Prepositioned supply using Stochastic Programming and Sample Average Approximation. It is done by minimizing the cost related to managing prepositioned supply. Aside from showing the minimum amount of cost, the optimization model produces the route of transportation in transferring the product from the depot to shelter while also allocating the supplies in every depot.