Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Amin
Abstrak :
Banjir Rob di Demak merupakan permasalahan yang berdampak pada berbagai sektor kehidupan masyarakat, mengacu kepada Perka BNPB No 2 Tahun 2012 digunakan 4 indikator penilaian yaitu sektor Ekonomi, Lingkungan, Fisik dan Sosial. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kerentanan masyarakat akibat dampak dari banjir rob, serta menganalisis kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi banjir rob. Penelitian dilakukan dengan metode mixed method sequential diawali dengan metode kuantitatif kemudian metode kualitatif untuk indikator sosial, fisik dan ekonomi. Serta diawali metode kualitatif kemudian metode kuantitatif untuk analisis kerentanan lingkungan. Analisa kualitatif dengan model triangulasi dan dengan Analisa kuantitatif dengan mengukur indeks kerentanan sosial, ekonomi, lingkungan dan fisik. Hasil penelitian menunjukkan kerentanan sosial Demak berada di kategori kerentanan tinggi dengan nilai 0,866 dengan indikator kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio ketergantungan, dan rasio penyandang disabilitas. Kerentanan lingkungan yang terdiri atas hutan rakyat, ruang terbuka hijau dan hutan bakau atau mangrove berada di tingkat kerentanan rendah dengan nilai 0,33. Indikator kerentanan fisik yang terdiri atas program pengembangan perumahan, fasilitas umum pendidikan formal, dan fasilitas kritis kesehatan berada di tingkat kerentanan tinggi dengan nilai 0,769. Indikator kerentanan ekonomi terdiri atas luas lahan produktif dan harga konstan PRDB, masuk kedalam kerentanan rendah dengan sedang 0,466. Perhitungan Indeks Kerentanan Bencana berada diangka 0.788 masuk dalam kerentanan tinggi. Rekomendasi kebijakan dari hasil pengukuran EFAS dan IFAS dengan keunggulan, kelemahan, ancaman dan peluang. Dengan hasil mitigasi bencana dengan strategi mitigasi pengembangan kawasan mangrove, pengembangan fasilitas pendidikan dan pengembangan pendidikan usia dini, pengembangan kawasan perumahan, restorasi lingkungan dan fasilitas fisik, pengembangan keterampilan terapan masyarakat. ......Rob floods or Tidal Nuisance in Demak are a problem that has an impact on various sectors of people's lives, referring to BNPB Regulation No. 2 of 2012, 4 assessment indicators are used, namely the Economic, Environmental, Physical and Social sectors. This research was conducted to measure the level of community vulnerability due to the impact of tidal floods, as well as to analyze the policies implemented by the government in tackling tidal floods. The research was conducted using a sequential mixed method method beginning with quantitative methods then qualitative methods for social, physical and economic indicators. As well as starting with qualitative methods and then quantitative methods for environmental vulnerability analysis. Qualitative analysis using the triangulation model and quantitative analysis using social, economic, environmental and physical vulnerability indexes. The results showed that Demak's social vulnerability was in the high vulnerability category with a value of 0.866 with indicators of population density, sex ratio, poverty ratio, dependency ratio, and disability ratio. Environmental vulnerability consisting of community forests, green open spaces and mangrove forests is at a low level of vulnerability with a value of 0.33. The physical vulnerability indicator which consists of housing development programs, public formal education facilities, and critical health facilities is at a high level of vulnerability with a value of 0.769. The economic vulnerability indicator consists of the area of productive land and the PRDB constant price, entering into low vulnerability with a low of 0.466. Calculation of the Disaster Vulnerability Index is at 0.788 which is included in high vulnerability. Policy recommendations from the results of EFAS and IFAS measurements with strengths, weaknesses, threats and opportunities. With the results of disaster mitigation with mitigation strategies for developing mangrove areas, developing educational and early childhood education facilities, developing housing areas, restoring the environment and physical facilities, developing applied community skills.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyono
Abstrak :
Daerah Aliran Sungai I nk I Jlo HnIn yang bersumber dan Pegwmngan Serayn Selatan path tahun-tahun belakangan mi terutama pada musim penghujan dirnana curah hujannya cukup linggi, suing mengalami banjir. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam tulisan mi aclalah hagaimana huhmgan antara hentnk medan, penggunaari tanah clan ounih hujan terhaclap banjir di Daerah Aliran Sungai Luk Ulo Hulu path tanggal 11 Oktober 1992? Yang dimaksud dengan banjir adalah air tergenang yang melebihi debit rata rata, tidak dibudidayakan dan menipakan bencana yang merugikan penduduk path wilayah yang relatif luas serta te1genang secara tempnrer atnu pertodik. Analisa dilakukan dengan metode korelasi peta daii variabel-vaiiabel bentuk medan, curah hujan dan penggunaan tanah terhadap wilayah banjir. Hasil dan analisa menunjukkan bahwa penyebab teijadmya banjir di Daerah Aliran Sungai Luk Ulo Hulu tanggal 11 Oktober 1992 adalah: 1. Ranjir terjadi di I emhah Tlepnk pada ketinggian 25 meter di atas permnkaan laut clan path kerniringan 0 - 2 %, yang melanda desa-desa Logandu, Kalibening, Wonotirto, Kebakaian, Karangrejo, Karangsambung, Langse dan kaligending. Dimana wilayah mi mempunyai bentuk medan yang datan yang nierupakan cekungan yang dikelilingi oleli perbukitan. Dilihat daii jaringan sllngainya wilayah hanjir terdapat path pertemuan alur sungai antarn Sungai I .uk I un, Simgai Cacaban, Sungai Gebang dan Sungai Wetarang. Disarnping itu badan dan alur Sungai Luk Ulo path wilayah iiii berkelok-kelok. 2. Berdasarkan kondisi penggunaan tanahnya, path tahun 197 ididominasi oleh jenis penggunaan tanah hutan, sedang pada tahun 1992 didoniinasi oleh jenis penggimaan tanab sawab. Dengan deniikian telah tei:jadi perubahan tutupan -vegetasi - dari . tutupan vegetasi lebat menjadi tutupan vegetasi yang kurang/tidak lebat, yang berarti kualitas penggunaan tanahnya semakin menurun sehubungan dengan teijadinya banjir. Dengan kondisi penggunaan tanah yang seperti mi jika terjadi cnrah hujan dengan intensitas tinggi air hujan akan langsung mengalir ke tempat-tempat yang Iehih rendah karena thya intersepsi dan infiltrasinya sudah menurun, melalui badan-badan sungai dan akan segera terkumpul path wilayah banjir tersebut di atas. 3. Banjir yang teijadi pada tanggal 11 Oktober 1992, disebabkan pula oleh curah hujan path saat itu dengaii curah hujan hanan rata-rata path sehirab wilayah penelitian sehesar 97)25 mm atan intensitas curah hujannya sebesar 19,08 mm/jam, dimana intensitas curah hujan rata-rata pada bulan Oktober sebesar 4,71 mm/jam. Dengan demikian kesimpulan yang ditatik dan tulisan mi adalah: I. Ranjir yang terjadi di I enihah l'lepok path Daerah Aliran Sungai I .uk I Jin I-tutu tanggal 11 Oktober 1992, benlangsung selama kurang lebih 10 jam dengan luas 672,82 Ha. 2. Banjir di Lembah Tiepok terjadi path ketinggian 25 meter di atas permukaan laut dan path keniiiingan 0-2 %, dimana wilayah mi mempunyai bentuk medan datar yang merupakan cekungan yang dikelilingi oleh perbukitan. Sedangkan kcrndisi penggimaan tanah path wilayah penelitian mi didominasi oleh jenis penggunaan tanah sawah dan berikutnya kebun carnpuran. Path Rilayah. penelitian ml dengan kondisi fisik seperti di atas, jika teijadi curah hujan dengan intensitas tinggi seperti path tanggal 11 Oktober 1992, maka air hujan akan mudah mengalir ke tempat-tempat yang lehih rendah clan air segera terkumpiil terjadilah hanjir di I emhah Tiepok.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Kurniasih
Abstrak :
ABSTRAK
Semakin berkurangnya lahan pemukiman di Jakarta menyebabkan Depok menjadi salah satu altematif pilihan sebagai daerah tempat tinggal. Namun kebijakan-kebijakan masa lalu mengenai pembangunan perumahan dan juga bangunan-bangunan komersial di wilayah Depok tidak mengikuti rencana peruntukan yang ada, sehingga terjadilah pergeseran fungsi lahan.

Meningkatnya persentase lahan yang tertutup oleh bangunan dan jalan-jalan menyebabkan berkurangnya daya absorbsi daerah tangkapan terhadap air hujan yang jatuh sehingga meningkatkan volume limpasan yang masuk ke dalam badan sungai. Sedangkan kapasitas alur yang ada sudah tidak mencukupi untuk dilalui oleh debit aliran yang meningkat tersebut, akibatnya yang terjadi adalah peningkatan terhadap elevasi muka air di atas elevasi rata-rata hingga melimpas dan menjadi genangan banjir yang sangat mengganggu aktivitas serta kenyamanan masyarakat yang mengalaminya.

Banjir yang terjadi di beberapa daerah konsentrasi banjir yang tersebar di wilayah di Depok saat ini, khususnya pada daerah pengaliran Cijantung dan Sugutamu, selama ini ditangani secara swadaya oleh masyarakat setempat tanpa adanya koordinasi dengan wilayah di hulu maupun di hilirnya, sehingga pada saat hujan lebat, banjir masih kerap terjadi.

Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang umumnya diterapkan untuk pengendalian aliran banjir baik sebelum memasuki alur (on site} maupun sesudah memasuki alur (off site), kemudian dilakukan perancangan serta penelusuran terhadap dampak yang akan ditimbulkan, sehingga dapat dipilih altematif yang paling sesuai untuk masing-masing daerah pengaliran tersebut dan diperkuat dengan analisa biaya yang harus dikeluarkan.

Pada akhirnya penggunaan sumur resapan dapat disosialisasikan kepada masyarakat sebagai alternatif untuk mengendalikan limpasan sebelum memasuki alur. Sedangkan untuk pengendalian aliran di dalam alur, alternatif waduk yang masih mempertahankan efek genangan di dalam daerah pengaliran dapat dijadikan alternatif yang paling sesuai untuk diterapkan di Depok, karena tidak mempercepat ataupun menambah debit puncak banjir di hilir yaitu Ciliwung.
2000
S34926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi Aufar
Abstrak :
ABSTRAK

Pintu Air Manggaai merupakan bagian dari sistem pengendalian banjir pada DAS Ciliwung, memiliki lokasi pada permulaan saluran Banjir Kanal Barat yang berfungsi mengalihkan sebagian besar aliran air pada Sungai Ciliwung langsung menuju Laut Jawa. Sebelum tahun 2012, diketahui kapasitas pada Pintu Air Manggarai sebesar 330 m3/s, dan mulai tahun tersebut Pemerintah Indonesia melakukan penambahan kapasitas Pintu Air Manggarai menjadi 507 m3/s yang telah selesai pada Januari 2015. Ada tren kenaikan debit banjir akibat perubahan tata guna lahan berdasarkan beberapa kajian lainnya yang serupa (Nedeco 2011, Mursyid 1997, Luqman 2011, dan perhitungan kontraktor proyek penambahan daun pintu air manggarai PA Manggarai dan PA Karet) yang menunjukkan bahwa debit rencana pada kondisi eksisting tidak mencukupi. Karena itu, dilakukan evaluasi penambahan Pintu Air Manggarai terhadap fungsi kemampuan mengendalikan beban banjir dengan alat bantu WinTR-20. Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa untuk kala ulang 50 tahunan, curah hujan maksimumnya adalah 228,58 mm. Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi debit dengan WinTR-20 dengan hasil pada hidrograf sebesar 585,54 m3/s, yang menunjukkan bahwa penambahan kapasitas Pintu Air Manggarai yang telah dilakukan pada 2012-2015 tidak mencukupi. Karena itulah, disarankan pengelolaan sungai dalam wilayah studi.


ABSTRACT

Manggarai Sluice Gate is a part of flood control system in Ciliwung area, located at the beginning of Banjir Kanal Barat canal which have function to move alomost all water flow in Ciliwung River directly to Java Sea. Before 2012, the capacity of Manggarai Sluice Gate known as 330 m3/s, and start in the same year, Indonesian Government did an increase of Manggarai Sluice Gate to 507 m3/s, which was ended in January 2015. There is a trend of increasing the flow rate based on several similar sudies (Nedeco 2011, Mursyid 1997, Luqman 2011, and the Contractor of this project) which show the existing flood control capacity does not enough. Because of that reason, we evaluate the additional Manggarai Sluice Gate due to its flood control capacity with WinTR-20. From the calculation result, we got the maximum daily rainfall for 50- year return period as 228,58 mm. In this study, we evaluate the flow rate with WinTR-20 and we got the flow rate on the hydrograph as 585,54 m3/s as the result, which have shown that the additional Manggarai Sluice Gate done is 2015 is not enough yet. So, we suggested the management of river in the study area.

Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Asrafi
Abstrak :
ABSTRAK
Berdasarkan Comprehensive Flood Management Plan CFMP salah satu alternatif pengendalian banjir pada sungai Ciliwung ialah pembangunan Dry Dam JICA Yachiyo Engineering Co, 2013 . Pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi yang terletak di Kabupaten Bogor diharapkan dapat mengurangi puncak banjir dan menambah waktu konsentrasi akibat limpasan sungai Ciliwung, yang selama beberapa tahun memberikan dampak kerugian banjir. Dengan dibangunnya Bendungan Ciawi dan Sukamahi, perlu dilakukan penelitian terkait pengaruh kedua bendungan tersebut pada Bendung Katulampa, salah satu titik pantau sistem peringatan dini banjir di DKI Jakarta. Analisis hidrologi dengan bantuan aplikasi Win-TR 20 dan HEC-RAS dilakukan untuk mengetahui perubahan level siaga banjir pada sistem peringatan dini banjir di DKI Jakarta dengan adanya kedua bendungan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan puncak banjir setelah dibangunnya Bendung Ciawi dan Bendung Sukamahi sekitar 2.5 sehingga terdapat penurunan level siaga banjir pada Bendung Katulampa setelah dibangunnya Bendung Ciawi dan Bendung Sukamahi.
ABSTRACT<>br> Based on the Comprehensive Flood Management Plan CFMP , one of the flood control alternatives in the Ciliwung Watershed is dry dam construction JICA Yachiyo Engineering Co, 2013 . Construction of Ciawi and Sukamahi Dams located in Bogor District are expected to decrease the flood peak and increase the time of concentration in order to reduce the loss caused by flood in DKI Jakarta due to Ciliwung river. With the construction of Ciawi and Sukamahi Dams, it is necessary to conduct research on the influence of both dams in Katulampa Weir, one of monitoring points dams on the DKI Jakarta flood early warning system. Hydrological analysis with Win TR 20 and HEC RAS was conducted to identify changes in flood level in flood early warning system in DKI Jakarta without and with both dams available. The results of this study indicate that the peak floods decreased around 2.5 after implementation of Ciawi and Sukamahi Dam. The impact of this reduction will cause the changes on flood early warning system level at Katulampa Weir.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jason Dominic Mulia
Abstrak :

Indonesia secara geografis merupakan negara yang rentan terhadap bencana alam yakni termasuk DKI Jakarta. Dari tahun 2015 sampai 2020, 80% bencana alam yang dialami di DKI Jakarta adalah Banjir. 57 Kelurahan dan 23 Kecamatan dari DKI Jakarta rentan akan banjir. Sebagai tindakan pencegahan ada 4 fase dalam manajemen bencana alam. Logistik Kemanusiaan bermain peran yang krusial. Hal ini terdiri dari perencanaan, implementasi, sertal mengontrol biaya yang efektif dan efisien untuk aliran suplai, material, dan informasi terkait yang dimana memenuhi kebutuhan orang evakuasi di tempat pengungsi (Contoh: makanan dan minuman). Dalam memenuhi logistic kemanusiaan, ada beberapa ketidakpastian seperti, hal ini disebabkan karena bencana alam seperti banjir bersifat stokastik. Karena sifat tersebut, perencanaan harus dilakukan jauh sebelum terjadinya bencana. Salah satu caranya adalah dengan melakukan meng-alokasi suplai dalam depot sebelum terjadinya bencana, sehingga dapat didistribusikan ketika bencana terjadi. Pihak berwenang memiliki kewajiban dalam memunhi kebutuhan dengan tantangan sumber daya yang terbatas. Dalam penelitian ini, sang penulis ingin melakukan optimasi dalam pengalokasian suplai menggunakan pemrograman stokastik dan Sample Average Approximation. Hal ini dilaksanakan dengan meminimalkan biaya terkait dalam alokasi suplai yang ditaruh pra-bencana. Selain menunjukan hasil total biaya yang terminimalisir, hasil dari modelnya adalah rute kendaraan dalam memindahkan produk ke korban bencana serta pengalokasian jumlah produk di setiap depot.

 


Indonesia is a country that is considered as prone disaster which includes its capital city DKI Jakarta. From 2015 to 2020, 80% of disasters faced by DKI Jakarta were flood with 57 of its villages and 23 of its sub-districts are prone to it. As an act of precaution, there are 4 phases in disaster management with humanitarian logistics playing as its crucial role. Humanitarian Logistics plans, implements, and controls the cost-effective and efficient flow of goods, materials, and related information which includes fulfilling basic needs of people in shelters (example: food and drink). In fulfilling Humanitarian logistics there are several uncertainties, since flood occurs stochastically which means the occurrence and the impacts are not exactly known. Due to the stochasticity of the disaster, planning is done before its occurrence. One way is by pre-positioning supplies in depot which will be distributed during the disaster. The authorities need to be able to plan in fulfilling demand while being constrained by limited amount of resources. In this research, the author would like to optimize the allocation of Prepositioned supply using Stochastic Programming and Sample Average Approximation. It is done by minimizing the cost related to managing prepositioned supply. Aside from showing the minimum amount of cost, the optimization model produces the route of transportation in transferring the product from the depot to shelter while also allocating the supplies in every depot.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Apriani Adha
Abstrak :
Pada musim hujan tiba, masalah yang sering terjadi di DKI Jakarta adalah banjir yang menggenangi jalan lingkungan, area parkir, ataupun rumah warga. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebuah penelitian di China menunjukan bahwa penerapan bata beton berongga pada area parkir dan jalan lingkungan dapat mengatasinya. Akan tetapi, di DKI Jakarta belum diterapkan secara menyeluruh dan belum ada penelitian yang mengkaji hal ini. Maka dari itu, pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi eksisting penerapan bata beton berongga di DKI Jakarta, serta mengetahui tingkat pemahaman dan tanggapan para stakeholder terkait teknologi bata beton berongga. Metodologi yang digunakan adalah survei dengan wawancara dan kuesioner, dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik inferensial. Setelah melakukan pengambilan dan analisis data, dihasilkan bahwa bata beton berongga belum pernah diterapkan di area parkir dan jalan lingkungan di DKI Jakarta. Kemudian, tingkat pemahaman para stakeholder terkait teknologi bata beton berongga termasuk pada kategori cukup paham, dan menunjukan bahwa tingkat pemahaman para stakeholder bukan merupakan kendala dalam penerapan bata beton berongga. ......When the rain season comes, the problem that occurs in Jakarta is flood that welled up the residential street, parking area, or even settlement. To solve the problems, research in china shows that applying permeable paver concrete for the parking area and residential street could prevent it. However, the governor of Jakarta haven’t apply and dot he study at overall yet. Therefore, this research is mean’t to know the existing condition the application of permeable paver concrete at DKI Jakarta and to know the level of understanding and response from the stakeholders related to permeable paver concrete technology. The method that used for survey are using interview, questionnaire, and analytic that include descriptive analytic, statistical analytic, and interference analytic. After collecting and analyzing the data, it came to the conclusion that permeable paver concrete have not been utilized for parking areas and residential street in the Jakarta area. It is also concluded that the related stakeholders have understood the technology of permeable paver concrete, and indicate that level of understanding statkeholders is not an obstacle to implementation permeable paver concrete.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Anita Mustika Ratnasari Gumilang
Abstrak :
Kompleksnya kondisi geografis wilayah Jawa Barat dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia menjadikan provinsi ini memiliki risiko bencana yang tinggi. Penilaian kerentanan dianggap sebagai alat penentu yang efektif dan berguna untuk mempromosikan budaya tahan bencana yang memiliki manfaat penting untuk mengurangi resiko dan kerugian dari dampak bahaya alam. Studi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan sosial terhadap ancaman banjir pada tiap kecamatan di Pantai Utara Jawa Barat berdasarkan penilaian tingkat keterpaparan banjir dan penilaian kerentanan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan indeks kerentanan sosial dengan menggunakan Principle Component Analysis dan pendekatan karakteristik banjir. Tiga faktor utama yang mempengaruhi kerentanan sosial di Pantura yaitu, usia dan status sosial, pertumbuhan penduduk dan infrastruktur, serta faktor kualitas hidup. Kombinasi Indeks Kerentanan Sosial dengan peta keterpaparan banjir yang memanfaatkan ArcGIS dapat digunakan untuk mengidentifikasi kecamatan dengan tingkat kerentanan wilayah sangat tinggi ......The complex geographical conditions of the West Java region with the densest population in Indonesia make this province a high disaster risk. Vulnerability assessment is considered as an effective and useful determining tool to promote a culture of disaster resilience which has important benefits for reducing risks and losses from the impact of natural hazards. This study aims to determine the level of social vulnerability to the threat of flooding in each sub-district on the North Coast of West Java based on an assessment of the level of flood exposure and an assessment of social vulnerability. This study uses a social vulnerability index approach using the Principle Component Analysis and flood characteristics approach. The three main factors that influence social vulnerability in Pantura are age and social status, population growth and infrastructure, and quality of life factors. The combination of the Social Vulnerability Index with a flood exposure map that utilizes ArcGIS can be used to identify sub-districts with a very high level of regional vulnerability.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranya Faiza Amira
Abstrak :
Banjir di terjadi hampir setiap tahun di DKI Jakarta selama musim hujan. Skala dari dampak banjir telah meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Peningkatan ini berkaitan dengan sejumlah faktor, baik fisik (perubahan iklim) maupun sosio-ekonomi (pertumbuhan penduduk). Studi ini menganalisis dampak kedua faktor tersebut terhadap risiko banjir, dengan mempertimbangkan aspek-aspek bahaya dan kerentanan terhadap banjir dalam mengukur risiko menggunakan pendekatan berbasis indeks. Analisis spasial digunakan untuk membangun peta tematik yang digunakan untuk mengidentifikasi variasi geografis risiko banjir di antara kelurahan di DKI Jakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar kecamatan berada dalam kategori risiko sedang dan sekitar 16% berisiko tinggi. Studi ini juga menganalisis aspek kerentanan sosial terhadap bencana alam di Jakarta dan berupaya memprediksi bagaimana hal tersebut akan berubah di masa depan. Proyeksi kerentanan sosial DKI Jakarta pada tahun 2030 dilakukan menggunakan ekstrapolasi tren linier untuk melihat bagaimana masing-masing indikator akan berkembang di masa depan. Ditemukan bahwa pada tahun 2030, tingkat kerentanan sosial akan berubah dengan penurunan rata-rata sebesar 2.6% dan area dengan tingkat kerentanan sosial yang tinggi tidak terkonsentrasi secara geografis dibandingkan dengan masa kini. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk kebijakan mitigasi bencana di DKI Jakarta. ......Flooding in Jakarta occurs almost every year during the rainy season. The scale of the flooding impact has increased rapidly in recent decades. This increase was related to a number of drivers, both physical (climate change) and socio-economic (population growth). This study highlighted the impact of both factors to flood risk, considering the aspects of flood hazard and vulnerability in quantifying risk using an index-based approach. Spatial analysis is utilized to create thematic maps used to identify geographical variation of flood risk among subdistricts. The result shows that the majority of subdistricts are in the moderate risk category and around 16% are considered high-risk. This study also highlighted the socio-economic aspect of vulnerability to natural disasters in Jakarta and attempts to predict how it would change over the years with population growth as the driver. A projection of Jakarta’s future social vulnerability in 2030 is presented to see how each of the indicators would develop in the future using linear trend analysis. The study revealed that the projected future SoVI score has changed with an average decrease of 2.6 percent and areas with high SoVI scores are not as concentrated geographically in the future compared to the current assessment. The results of this study can be used as a reference for local disaster mitigation policy in Jakarta.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Noviriansyah
Abstrak :
Banjir Kanal Barat (BKB) merupakan upaya pemerintah DKI Jakarta dalam menanggulangi masalah banjir di DKI Jakarta. BKB di desain untuk dapat mengalirkan debit banjir 100 tahunan yang datang dari sungai Ciliwung, kalikali kecil dan beberapa stasiun pompa. Sungai Ciliwung yang berperan besar menyuplai debit aliran ke BKB sangat tergantung pada tata guna lahannya. Perubahan tata guna lahan yang terjadi saat ini di sepanjang DAS sungai Ciliwung diduga sebagai salah satu faktor penyebab banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta selain faktor internal BKB sendiri seperti bantaran BKB yang dijadikan sebagai tempat hunian dan kegiatan manusia, BKB sebagai tempat pembuangan sampah, pendangkalan saluran akibat sedimentasi dan lain sebagainya. Dengan kapasitas saluran BKB saat ini berdasarkan Masterplan for Drainage and Flood Control of Jakarta yang didesain oleh NEDECO pada tahun 1973 apakah BKB masih cukup efektif menanggulangi masalah banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta dengan adanya perubahan tata guna lahan di daerah aliran sungai Ciliwung. Analisa efektifitas BKB didasarkan pada data curah hujan BMG Pusat dan data tata guna lahan DAS sungai Ciliwung pda tahun 1982 sampai dengan 2012 dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SMADA dan HECRAS. Dari analisa didapat bahwa intensitas curah hujan mengalami peningkatan serta tata guna di daerah hulu mengalami perubahan penurunan daya serap. Untuk saat ini BKB kurang efektif lagi mengatasi banjir di DKI Jakarta. ......Western Banjir Canal is one of government effort to handle flood at the Jakarta City. Western Banjir Canal designed for flowing the 100 yaers of flood debit which come from Ciliwung, little rivers and many pump system. Ciliwung which the biggest effection of supplyment flowing debit to Western Banjir Canal is depend on it's functional land system. The exchangement of functional land system happened today along the River Tracking of Ciliwung is accused of one of the caused of flood disaster around Jakarta, except the internal cause of Western Banjir Canal it self like disfunction of its edge as a living place and human activities, Western Banjir Canal as the point of littering, sedimention etc. With the capacity of Western Banjir Canal line today, according to Masterplan for Drainageand Flood Control of Jakarta designed by NEDECO in 1973, will Western Banjir Canal is effective enough to handle the flood disaster around Jakarta with the exchangement of land use in Ciliwung River River Tracking. The Western Banjir Canal effective analize based on BMG rainfall and land use Catchment Area Ciliwung River in 1982 to 2012 using the assistance of SMADA and HEC-RAS. The analysis to the resumed increase to intensity rainfall and decrease infiltration capacity on land use rise area. Today, Western Banjir Canal ineffective to handle flood at the Jakarta City.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35730
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>