Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Priyanka Prajna Paramitha
Abstrak :
ABSTRAK
Laju pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan kompleksitas permasalahan lingkungan, salah satunya adalah permasalahan banjir.  Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi mendesak ruang-ruang terbuka hijau dan sempadan sungai berubah menjadi wilayah-wilayah yang padat dengan permukiman seperti yang terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. Ancaman bencana banjir, kondisi sosial dan ekonomi serta pembangunan infrastruktur dari hulu sampai dengan hilir DAS Ciliwung semakin meningkatkan risiko bencana banjir di DAS Ciliwung. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis ancaman bencana banjir, kerentanan (sosial dan ekonomi), kapasitas daerah dan masyarakat di DAS Ciliwung, menganalisis risiko bencana banjir di DAS Ciliwung, menganalisis alternatif pengurangan risiko bencana banjir di DAS Ciliwung. Metode yang digunakan dalam riset ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan data sekunder, data primer melalui pengisian kuesioner oleh pemangku kepentingan/Instansi dan penduduk yang terdampak banjir di DAS Ciliwung. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif-kuantitatif dan analisis AHP untuk menentukan pemilihan alternatif pengurangan risiko bencana banjir. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat ancaman bencana banjir di DAS Ciliwung baik di segmen tengah maupun di segmen hilir berada dikategori tinggi. Selain ancaman bencana banjir, tingkat kerentanan sosial ekonomi di DAS Ciliwung juga termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan dari sisi kapasitas masyarakat dan daerah, kapasitas masyarakat dan daerah pada segmen hilir lebih siap dibandingkan dengan masyarakat yang berada di segmen tengah. Tetapi walaupun kapasitas pada segmen hilir lebih siap, tidak dapat mengurangi risiko bencana banjir yang tinggi. Permasalahan tingginya risiko bencana banjir diatasi melalui alternatif pengurangan risiko bencana. Berdasarkan hasil AHP, maka diperoleh prioritas alternatif dengan bobot tertinggi yaitu peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana.
ABSTRACT
The rate of population growth and high population density causes the complexity of environmental problems, one of which is the problem of flooding. The high rate of population growth is urging green open spaces and river borders to change into areas that are densely populated as happened in the Ciliwung River Basin. The threat of floods, social and economic conditions and infrastructure development from upstream to downstream of the Ciliwung watershed further increase the risk of flooding in the Ciliwung watershed. The purpose of this study is to analyze the threat of flood disasters, vulnerability (social and economic), regional and community capacities in the Ciliwung River Basin, analyze the risk of flood disasters in the Ciliwung River Basin, analyze alternatives to reduce the risk of flood disaster in the Ciliwung River Basin. The method used in this research is quantitative and qualitative methods using secondary data, primary data through filling out questionnaires by stakeholders/agencies and residents affected by flooding in the Ciliwung River Basin. The analysis used is descriptive-quantitative analysis and AHP analysis to determine the alternative selection of flood disaster risk reduction. The results showed that the level of flood threat in the Ciliwung watershed both in the middle segment and in the downstream segment was in the high category. In addition to the threat of flood disasters, the level of socio-economic vulnerability in the Ciliwung watershed is also included in the high category. Meanwhile, in terms of community and regional capacity, the capacity of communities and regions in the downstream segment is better prepared than those in the middle segment. But even though capacity in the downstream segment is better prepared, it cannot reduce the risk of high flood disasters. The problem of the high risk of flood disaster is overcome through alternative disaster risk reduction. Based on AHP results, an alternative priority with the highest weighting is obtained, namely the effectiveness of disaster prevention and mitigation.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Bayu Sanjaya
Abstrak :
DKI Jakarta yang merupakan Ibu Kota Negara mempunyai fungsi sebagai Pusat Pemerintahan sekaligus sebagai Pusat Perekonomian, memiliki jumlah dan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia. Jakarta mengalami banyak masalah pokok perkotaan salah satunya adalah masalah lingkungan berupa bahaya banjir, mengingat kondisi geomorfologi Jakarta dan bentuk aliran sungai bercorak peneplain yang kemudian dibenturkan dengan degradasi lingkungan akibat pertambahan jumlah penduduk baik kenaikan jumlah penduduk berdasarkan tambahan alam maupun urbanisasi penduduk yang terus meningkat. Konsep penanganan banjir yang berhasil dilaksanakan yaitu dengan menggunakan pembangunan dan revitalisasi prasarana sumber daya air secara terpadu dengan konsep naturalisasi. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Provinsi DKI Jakarta yang terbatas, sehingga tidak mencukupi dalam pembiayaan pengembangan kawasan naturalisasi sungai, maka diperlukan kolaborasi dengan pihak Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) agar tercipta tujuan pengembangan kawasan naturalisasi sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis kesediaan membayar (willingness to pay) BUMS, khususnya yang berlokasi di sempadan sungai, dengan melakukan pengembangan kawasan naturalisasi sungai maka Pemerintah DKI Jakarta dapat memberikan insentif berupa penambahan nilai KLB. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistika deskriptif berupa tabulasi silang dan analisis statistika inferensial berupa ANOVA terhadap 24 responden BUMS di Provinsi DKI Jakarta yang berlokasi di sempadan sungai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa BUMS memiliki kesediaan membayar yang rendah dibandingkan dengan nilai yang ditawarkan untuk kompensasi pengembangan kawasan naturalisasi sungai. Selain itu, terdapat variasi dari kesediaan membayar BUMS, namun variasi ini tidak signifikan, kecuali pada aspek persetujuan BUMS apabila estimasi biaya kompensasi ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Melalui hasil tersebut, penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait dengan peraturan perundang-undangan eksisting mengenai pengembangan kawasan naturalisasi sungai. ......DKI Jakarta, which is the capital city of the state, has the function as the center of government as well as the center of the economy, and has the highest population number and density in Indonesia. Jakarta experiences many urban problems, one of which is environmental problems in the form of flood hazards, considering the geomorphological conditions of Jakarta and the shape of the river flow pattern with a peneplain pattern that coincides also with environmental degradation due to population growth, both increasing population based on natural additions and increasing population urbanization. The concept of flood management that has been successfully implemented is by using the development and revitalization of water resource infrastructure in an integrated manner with the concept of naturalization. The Regional Revenue and Expenditure Budget (APBD) in DKI Jakarta Province is limited, so that it is not sufficient to finance the development of river naturalization areas, so collaboration with Private-Owned Enterprises (BUMS) is needed to create the goal of developing river naturalization areas. This study aims to measure and analyze the willingness to pay of BUMS, especially those located on river borders. By developing naturalized river areas, the DKI Jakarta Government can provide incentives in the form of additional Floor Area Ratio (FAR) values. This study uses descriptive statistical analysis methods in the form of cross tabulation and inferential statistical analysis in the form of ANOVA to 24 BUMS respondents in DKI Jakarta Province which are located on river borders. The results of this study indicate that BUMS has a low willingness to pay compared to the value offered for compensation for the development of naturalized river areas. In addition, there is a variation in the willingness to pay for BUMS, but this variation is not significant, except for the aspect of BUMS approval if the estimated compensation cost is determined by the DKI Jakarta Provincial Government. Through these results, this research also produces policy recommendations for the DKI Jakarta Provincial Government related to the existing laws and regulations regarding the development of naturalized river areas
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Shihabuddin
Abstrak :
Indonesia merupakan negara yang rentan dengan banjir. Salah satu sungai yang paling sering terdampak banjir adalah Sungai Citarum. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik endapan banjir menggunakan metode Penginderaan Jauh (SIG) dan Total Organik Karbon (TOC) pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Kabupaten Bandung. Hasil dari metode Penginderaan Jauh (SIG) merupakan pengolahan data Rupa Bumi Indonesia (RBI) berupa peta geologi, peta jenis tanah, peta penggunaan lahan, peta geomorfologi, peta ketinggian, dan peta kemiringan lereng. Selanjutnya, data diolah dan ditumpangtindih (overlay) menjadi peta kerentanan bencana banjir. Terdapat pula beberapa data pendukung seperti data cuaca dan iklim BMKG, data Global Weather, dan data CHIRPS dari Climate Hazard Center USA (CHC USA). Selanjutnya, peta di validasi dengan data banjir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hasil dari metode Total Organik Karbon (TOC) merupakan hasil dari analisis lab yang dibandingkan dengan data penelitian sebelumnya, yaitu data Granulometri dari Prayoga (2020). Kemudian, data TOC dikorelasi dengan data statigrafi untuk menganalisis keterjadian banjir. Hasil dari penelitian ini merupakan sintesis dan kolaborasi berbagai data untuk mengetahui daerah yang rentan akan bencana banjir serta menganalisis endapan banjir dengan mengkorelasi data Granulometri dari Prayoga (2020), data lapangan, dan data TOC di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Kabupaten Bandung. ......Indonesia is a country that is prone to flooding. One of the rivers most frequently affected by flooding is the Citarum River. This study aims to identify the characteristics of flood sediment using Remote Sensing (GIS) and Total Organik Carbon (TOC) methods in the Citarum Watershed (DAS), Bandung Regency. The results of the Remote Sensing (GIS) method of processing Rupa Bumi Indonesia (RBI) data are in the form of geological maps, soil type maps, land use maps, geomorphological maps, map elevations, and slope maps. Furthermore, the data is processed and being overlay into a flood hazard map. There are also some supporting data such as BMKG weather and climate data, Global Weather data, and CHIRPS data from the Climate Hazard Center USA (CHC USA). Furthermore, the map is validated with flood data from the National Disaster Management Agency (BNPB). The results of the Total Organik Carbon (TOC) method are the result of lab analysis compared to previous research data, namely Granulometric data from Prayoga (2020). Then, the TOC data was correlated with the statigraphic data to analyze the occurrence of flooding. The results of this study are a synthesis and colaboration of various data to identify areas prone to flood disasters and to analyze flood sediment by correlating Granulometric data from Prayoga (2020), field data, and TOC data in the Citarum River Basin (DAS), Bandung Regency.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzaky Mahfuzh
Abstrak :
Kecamatan Baleendah merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung dimana merupakan salah satu wilayah yang memiliki kejadian bencana banjir tertinggi di Indonesia. Sebagai usaha untuk mengurangi dampak dari bencana banjir dibutuhkan adanya upaya mitigasi baik yang dilakukan sebelum terjadinya bencana, saat bencana, bahkan setelah bencana terjadi, salah satunya adalah menentukan lokasi evakuasi banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi evakuasi banjir yang sesuai. Adanya pemetaan lokasi evakuasi ini sebagai upaya pelaksanaan Tindakan mitigasi sebelum bencana terjadi, sehingga diharapkan dapat membantu masyarakat untuk evakuasi ketika bencana banjir terjadi. Penelitian ini menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dengan variabel fisik seperti kerawanan banjir, landuse, jarak dari sungai, jarak dari jalan dan jarak dari permukiman. Analisis tersebut menghasilkan 7 lokasi alternatif terbaik sebagai lokasi evakuasi ketika bencana banjir terjadi dari lokasi dengan klasifikasi kelayakan ‘Layak’ dan ‘Sangat Layak’ yang berada di Desa Malakasari, Desa Rancamanyar dan Kelurahan Baleendah dimana sebagian besar lokasi terbaik tersebut berada di Kelurahan Baleendah. ...... Baleendah District is one of the districts in Bandung Regency, one of the areas with the highest incidence of floods in Indonesia. To reduce the impact of flood disasters, it requires a mitigation effort. The mitigation efforts did before a disaster occurs, during a disaster, and even after a disaster occurs. One of which is determining the location of flood evacuation. The mapping of evacuation locations is an effort to implement mitigation measures before a disaster occurs, hoping that it can help the community evacuate when a flood occurs. The study aims to determine a suitable flood evacuation location. This study uses the Simple Additive Weighting (SAW) method with physical variables such as flood hazard, land use, rainfall, distance from rivers, distance from roads, and settlements. The research found seven best alternative locations as evacuation locations when a flood disaster occurred from areas with the feasibility classification of 'Feasible' and 'Very Appropriate' in Malakasari, Rancamanyar, and Baleendah Villages, where most of the best locations were in Baleendah Village.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thanti Octavianti
Abstrak :
Banjir yang membawa nutrisi dari sungai utama ke dataran banjir (floodplain) adalah kejadian penting bagi organisme yang hidup di floodplain. Eskalasi nutrisi merupakan fungsi dari konektivitas hidrologi yang terjadi antara sistem dinamis sungai-floodplain. Oleh karena itu, tujuan studi ini adalah untuk menginvestigasi persebaran nutrisi berdasarkan variasi spasial dan temporal selama banjir di floodplain dan mengidentifikasi sumber nutrisi yang mungkin berkontribusi pada kejadian banjir. Empat lokasi sampling dan lima titik sampling pada tiap lokasi ditetapkan di dataran banjir Azame-no-Se. Selain itu, sampling juga dilakukan untuk air permukaan satu hari sebelum dan dua hari setelah banjir untuk menginvestigasi variasi temporal. Variasi spasial menunjukan bahwa lokasi sampling yang berada dekat dengan saluran penghubung floodplain dan sungai utama (Sungai Matsuura) mengandung nutrisi tertinggi, dengan dominasi materi partikulat. Selain itu, materi partikulat ini cendrung berada di elevasi rendah pada semua lokasi. Sedangkan, variasi temporal mengindikasikan bahwa konsentrasi nutrisi tertinggi terjadi selama banjir, dimana banjir membawa materi terlarut dalam jumlah yang signifikan. Tingginya kandungan nutrisi merupakan sinyal eutrofikasi yang terjadi di floodplain. Sumber nutrisi yang mungkin berkontribusi pada banjir di floodplain adalah limpasan dari areal pertanian dan sumber lokal berupa agitasi sedimen floodplain. ......Flood event carrying nutrients from main stream to floodplain is indispensable for organisms living in the floodplain. The escalation of nutrient concentrations is a function of hydrological connectivity of river-floodplain dynamic system. Thus, the aims of this study are to investigate the distribution of nutrients based on spatial and temporal variation during flood event and to identify the possible sources of nutrients contributing to the flood event. Four sampling sites and five sampling points in various elevations for each site were established around Azame-no-Se floodplain. Moreover, surface water was sampled one day before and two days after inundation to investigate the temporal variation. The spatial variation demonstrates that site in close proximity to input channel connecting floodplain and main stream (Matsuura River) contains the highest nutrients, with particulate matter in considerable part. In addition, particulate matter tends to accumulate in the lower elevation. Temporal variation indicates that the highest nutrient concentrations occur during inundation time, in which flood event carried in significant portion of dissolved matter. The excees of nutrient content showed by these variations is a signal of eutrophication in the floodplain. Possible sources of nutrient during flood event are the agricultural runoff from adjacent land use and local source of the agitation of bottom sediments of floodplain.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1254
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wika Ristya
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang tingkat bahaya banjir dan tingkat kerentanan wilayah terhadap banjir dengan faktor penentu kerentanan diantaranya kondisi sosial, ekonomi, dan fisik. Daerah penelitian merupakan suatu cekungan yang mempunyai potensi banjir cukup tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah K-Means Cluster dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Daerah tergenang dalam penelitian ini terdapat di 33 desa/kelurahan di sebagian Cekungan Bandung. Berdasarkan hasil survey lapang dan pengolahan data menunjukan bahwa tinggi genangan yang mendominasi di daerah penelitian adalah kurang dari 70 cm dengan lama genangan kurang dari 24 jam dan frekuensi genangan kurang dari 6 kejadian dalam setahun. Tingkat bahaya banjir di daerah penelitian ditetapkan dengan metode rata-rata setimbang dan didominasi oleh tingkat bahaya banjir rendah sedangkan tingkat bahaya banjir tinggi mempunyai luas terkecil. Banjir di daerah penelitian sebagian besar terdapat pada permukiman yang berdekatan dengan sungai. Namun, kerentanan wilayah terhadap banjir di daerah penelitian yang ditetapkan dengan metode K-Means Cluster dan AHP didominasi oleh kelas sedang. Wilayah dengan kelas sedang di daerah penelitian ini sebagian besar mempunyai kondisi sosial, ekonomi, dan fisik yang rendah dengan tingkat bahaya banjir relatif tinggi. ......The focus of this research discusses about the level of flood hazard and the vulnerability to flooding with determinant factor such as socio, economic, and physical condition. Research area is a basin that has a high potensial for flooding. and the method is used K-Means Cluster and Analytical Hierarchy Process (AHP). Flooded areas in the study contained in 33 wards in parts of the Bandung Basin. Based on the result of field survey and data processing shows the high floods that dominated in the study area is less than 70 cm, duration of flooding is less than 24 hours, and frequency of flooding is less than 6 event a year. Level of flood hazard in the study area is dominated by low class while high level of flood hazard area has the smallest. Flooding in the study area contained most of the settlements adjacent to the river. The results showed that both methods are based on the vulnerability to flooding in the study area is dominated by middle class. Mostly, this region has a low socio-economic condition and high level of flood hazard.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42027
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Osmar Shalih
Abstrak :
Kampung Melayu merupakan salah satu kelurahan di Jakarta yang tiap tahunnya tidak terlepas dari ancaman banjir. Namun demikian, wilayah ini tetap dijadikan tempat tinggal dan padat penduduk. Mereka berupaya melakukan penyesuaian untuk mengurangi resiko banjir baik terhadap tempat tinggal maupun kegiatan. Tujuan dari studi ini yaitu untuk mengetahui bentuk adaptasi penduduk di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta terhadap ancaman banjir. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan partisipasi dan wawancara mendalam dengan informan kunci yang merupakan korban banjir. Analisis dilakukan menggunakan deskripsi analisis isi dan life history dengan cara pandang keruangan. Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa bentuk adaptasi tidak dipengaruhi oleh lokasi tempat tinggal dan jarak dari sungai. Bentuk adaptasi penduduk untuk tetap tinggal di wilayah rawan banjir, erat kaitannya dengan tingginya aksesibilitas lokasi dan tingginya ketersedian lapangan kerja. Bentuk adaptasi kegiatan penduduk, erat kaitannya dengan kondisi demografi dan pengetahuan lingkungan. ......Kampung Melayu is one kelurahan in Jakarta which is never released from flood risk. Nevertheless, this region is a dense population settlement that facing annualy flood.To reduce the flood impact, inhabitants make an effort by adjusting their dwelling and their activites. The objective of this study is to discover the adaptation form of dwellers with regard ti flood risk. Data collected through participation observation and indepth interview with key informan that was flood victims. Content analysis and life history analysis was compose in relation to spatial perspective. The study showed that adaptation form was not influence by the dwellers location and the distance to the river. Adaptation form dwelling population in flood risk, is closely related to the high accessibility of the location and the high availability of jobs. Adaptation form activities dwellers, closely linked to demographic and environmental knowledge.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1969
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aniek Nurfitriani
Abstrak :
ABSTRAK
Banjir merupakan bencana alam yang dapat diprediksi karena memiliki periode tertentu. Akan tetapi, banjir yang terjadi di Daerah Aliran Sungai DAS Citarum Hulu terjadi setiap musim penghujan datang yang disebabkan oleh tingginya laju alih fungsi lahan dan pencemaran limbah industri, rumah tangga, pertanian, peternakan, dan kegiatan bisnis lainnya. Pada pertengahan Maret tahun 2010, Karawang terkena banjir terbesar selama 15 tahun terakhir. Banjir ini, selain disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, juga adanya kiriman dari hulu karena tinggi muka air Waduk Jatiluhur sudah melebihi kapasitas maksimal. Banjir di Karawang memiliki periode 3-5 tahunan, namun setelah terjadi banjir tahun 2010, sama seperti yang terjadi dengan DAS Citarum Hulu, Karawang yang berada di DAS Citarum Hilir pun mengalami banjir hampir setiap tahun.Perubahan watak banjir dan pencemaran yang terus terjadi di Sungai Citarum ini menyebabkan respon berbeda-beda dari masyarakat Karawang. Respon pertama, masyarakat yang menerima begitu saja tanpa perlawanan. Respon kedua, masyarakat yang ingin melakukan perlawanan tapi tidak memiliki kekuatan. Respon ketiga, masyarakat yang ingin mengubah kondisi lingkungan yang tercemar dan melakukan usaha perubahan.
ABSTRACT
Flood is predictable environmental disaster because it came periodically. But, this condition unoccured at Upper Course of Citarum rsquo s Riverbank that every year became a flooded area. Land conversions and industrial plants, domestic, agriculture, and animal farms waste became one of causes the floods occured. In the mid of March 2010, the biggest flood since two decades happened in Karawang, which is as Lower Course of Citarum rsquo s Riverbank. And ever since, every year, like the Upper Course, this Lower Course area flooded.The change of flood nature in Citarum River caused difference responds from Karawang citizens. First respond, there were accepted it as nothing happened. Second respond, citizen who showed resistance but cannot do anything because power unpossessed. Third respond, citizen who want to rehabilitate the environment and did it.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidah Fahira
Abstrak :
Keterikatan tempat merupakan konsep multidimensi yang dalam penelitian ini dikaji melalui aspek identitas tempat dan ketergantungan tempat. Kedua aspek tersebut dinilai sebagai konsep tempat yang berbeda dan mengacu pada persepsi subjektif individu yang dihasilkan dari adanya interaksi dengan lingkungannya. Kehadiran dan ingatan akan bencana alam beserta risiko lingkungan juga menjadi penanda adanya hubungan manusia dengan lingkungannya. Terjalinnya hubungan sosial dari waktu ke waktu membuat manusia akan membentuk keterikatan dengan lingkungannya hingga dapat membentuk identitas diri. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui keterikatan tempat yang terbentuk di lingkungan masyarakat berdasarkan tingkat ancaman banjir dan mengetahui hubungannya terhadap perilaku adaptasi masyarakat dalam menghadapi ancaman banjir di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta. Untuk mengetahui hal tersebut, digunakan metode pengukuran indeks keterikatan tempat dengan analisis keruangan dan deskriptif kuantitatif. Hasilnya didapatkan bahwa keterikatan tempat yang terbentuk di ketiga wilayah dengan tingkat ancaman banjir berbeda (rendah, sedang dan tinggi) di Kelurahan Kampung Melayu tergolong tinggi sampai sangat tinggi. Keterikatan yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lama tinggal, kondisi sosial, ekonomi, hingga karakteristik fisik lokasi tempat tinggal yang mendorong masyarakat untuk tetap tinggal di wilayah ancaman banjir berulang. Dari hasil tersebut diketahui bahwa terdapat hubungan antara keterikatan tempat dengan perilaku adaptasi yang dibuktikan dengan adanya tindakan dan kecenderungan yang baik untuk mencegah dan mengurangi risiko melalui pilihan-pilihan adaptasi yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Kampung Melayu untuk tetap dapat mempertahankan lingkungannya. ......Place attachment is a multidimensional concept which in this study is examined through aspects of place identity and place dependence. These two aspects are considered as different place concepts and refer to the individual's subjective perception resulting from interactions with their environment. The presence and memory of natural disasters and environmental risks are also markers of the relationship between humans and their environment. The establishment of social relations from time to time makes humans will form attachments with their environment so that they can form self-identity. The purpose of this study was to determine the attachment of places formed in the community based on the level of flood threat and to determine its relationship to community adaptation behavior in dealing with the threat of flooding in Kampung Melayu Village, Jakarta. To find out this, the method of measuring the attachment index of the place with spatial analysis and quantitative descriptive is used. The results show that the place-bounds formed in the three areas with different levels of flood threat (low, medium and high) in Kampung Melayu Village are classified as high to very high. High attachment is influenced by several factors including length of stay, social, economic conditions, to the physical characteristics of the location of residence that encourage people to stay in areas with repeated flood threats. From these results it is known that there is a relationship between place attachment and adaptive behavior as evidenced by the existence of good actions and tendencies to prevent and reduce risk through adaptation choices made by the community in Kampung Melayu Village to maintain their environment.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library