Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thia Amalia
Abstrak :
Daun senggani (Melastoma malabathricum L.) digunakan sebagai penyembuh luka secara empiris. Senyawa yang bertanggungjawab atas aktivitas farmakologi daun senggani adalah senyawa fenolik, flavonoid, dan glikosida. Senyawa fenolik dan flavonoid diketahui memiliki aktivitas anti-aging. Selain itu, senyawa flavonoid dan fenolik tidak stabil dan sulit terpenetrasi di kulit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas anti-aging ekstrak daun senggani dan mendapatkan serum fitosom ekstrak daun senggani yang stabil dan memiliki penetrasi yang baik. Uji aktivitas anti-aging dilakukan secara in vitro terhadap dua enzim, yaitu elastase dan kolagenase. Tiga formula fitosom dibuat dengan metode hidrasi lapis tipis berdasarkan perbandingan massa ekstrak dan fosfolipid. Fitosom dikarakterisasi berdasarkan morfologi, ukuran partikel dan zeta potensial, profil spektrum FTIR, dan efisiensi penjerapan. Formula fitosom terpilih diformulasikan ke dalam sediaan serum, kemudian diuji stabilitas dan penetrasi secara in vitro dengan sel difusi Franz. Ekstrak daun senggani memiliki aktivitas anti-elastase (IC50 95,553 µg/mL) dan anti-kolagenase (62,933 µg/mL). Fitosom ekstrak daun senggani (F2, 1:1 b/b) memiliki bentuk sferis, Dv90 638,00±62,39 nm, PDI 0,503±0,05, zeta potensial (ZP) -38,3±1,6 mV, efisiensi penjerapan 92,22±0,31%. Spektrum IR membuktikan terjadinya kompleks antara ekstrak dan fosfolipid dalam fitosom. Serum fitosom tidak mengalami perubahan ukuran partikel, namun mengalami penurunan kadar kuersetin setelah 12 minggu penyimpanan pada suhu 25oC. Fluks serum fitosom adalah 0,56±0,01 µg/cm2/jam, sedangkan fluks serum ekstrak adalah 1,28±0,02 µg/cm2/jam. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun senggani berpotensi sebagai bahan kosmetik anti-aging, fitosom ekstrak daun senggani stabil pada suhu rendah, dan serum ekstrak terpenetrasi lebih baik dibandingkan dengan serum fitosom. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk lebih meningkatkan stabilitas dan penetrasi ekstrak daun senggani.  ......Senggani leaves (Melastoma malabathricum L.) was used traditionally to treat wound because of flavonoids and phenolic compound. Flavonoid and phenolic compounds were known to have anti-aging activity. However, flavonoids and phenolic compounds were poor in stability and skin permeation. The aim of this study was to evaluate the anti-aging activity of the extracts, then formulate and evaluate serum dosage form containing senggani leaves extract-loaded phytosomes. Anti-aging activity was evaluated by in vitro elastase inhibitor and collagenase inhibitor. The extract was formulated into three formulations of phytosomes with thin layer method. The phytosomes were characterized in terms of particle morphology, particle size, zeta potential, profile spectra of FTIR, and entrapment efficiency. The selected phytosome formula was formulated into serum dosage form and evaluated its stability and in vitro penetration study using Franz diffusion cell. The senggani leaves extract has anti-elastase and anti collagenase with IC50 of  95.553 µg/mL and 62.933 µg/mL, respectively. The selected phytosome formula (F2, 1:1 w/w) has a spherical shape, Dv90 of 638.00±62.39 nm, PDI 0.503±0.05, zeta potential of -38.3±1.6 mV, and entrapment efficiency of 92.22±0.31%. Molecular interaction between extract and phospholipid was confirmed from FTIR spectrum. Serum phytosome was physically stable, but chemically unstable after 12 weeks storage in 25oC. According to the in vitro penetration study, the diffusion flux of quercetin as marker from phytosome and extract serum was 0.7945 µg/cm2/h and 1.835 µg/cm2/h, respectively. In conclusion, the extract could be a potential anti-aging, the phytosomes were stable in low temperature, and the skin penetration of the extract serum was much better than the phytosomes serum. Further study was required to improve stability and penetration of the extract. 
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T51863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lendy Caesari Leorenza
Abstrak :
Daun senggani (Melastoma malabathricum L.) mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang diketahui dapat menghambat aktivitas elastase. Daun senggani merupakan bahan alam yang banyak mengandung polifenol dan memiliki banyak manfaat secara etnofarmakologi seperti penyembuhan luka potong dan luka tusuk, diare, disentri, sakit gigi dan secara ilmiah memiliki manfaat sebagai antimikroba, antiinflamasi, antioksidan dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak daun senggani dalam menghambat aktivitas elastase yang diekstraksi secara bertingkat dengan bantuan alat Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) menggunakan tiga macam pelarut yakni n-heksana, etil asetat dan etanol 70%. Ekstrak yg didapatkan diuji penghambatannya terhadap aktivitas elastase dengan menggunakan microplate reader, kemudian dilakukan penetapan kadar flavonoid dan fenol total pada ekstrak teraktif. Hasil uji penghambatan aktivitas elastase menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun senggani merupakan ekstrak teraktif dengan nilai IC50 95,88 µg/mL. Kadar flavonoid dan fenol total pada ekstrak etanol 70% daun senggani berturut-turut adalah 7,33 mg QE/g ekstrak dan dan 80,67 mg GAE / g ekstrak. ......Sengganis leaves (Melastoma malabathricum L.) contains flavonoid and phenolic compounds that are known could inhibit elastase activity. Senggani leaves are natural ingredients that contain polyphenols and has many ethnopharmacologically benefits to treat such as cuts and wounds, diarrhoea, dysentery, tootache and scientific findings such as antimicrobials, anti-inflammatory, antioxidants and so forth. This study aims to test the inhibition of elastase activity using Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) with three different types of solvents; n-hexane, ethyl acetate and ethanol 70% extract of senggani leaves. Each extract was tested for its inhibition of elastase activity using microplate reader, then total flavonoid and phenolic content was determined at the most active extract. The result of inhibition test of elastase activity showed that ethanol 70% extract of senggani`s leaves was the most active extract with IC50 value 95.88 ¼g/mL. Total flavonoid and phenolic content in ethanol 70% extract were 7.33 mg QE/g extract and 80,67 mg GAE/g extract respectively.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Maida
Abstrak :
Daun girang (Leea indica. Merr) merupakan salah satu tanaman yang biasa digunakan sebagai tanaman obat tradisional, mengandung senyawasenyawa dari golongan flavonoid, polifenol, saponin dan terpenoid. Senyawasenyawa ini memiliki potensi sebagai senyawa aktif antlkanker. Uji aktivitas antikanker menggunakan sel leukemia L12i0 dilakukan dengan cara menghitung daya hambat (aktivitas inhibisi) pertumbuhannya oleh senyawa kimia dalam ekstrak kasar. Aktivitas inhibisi dinyatakan dengan ICso sebagai konsentrasi ekstrak dalam pg/mL medium yang dapat menghambat perkembangbiakan sel sebanyak 50 % setelah masa inkubasi 48 jam. Ekstrak kasar yang memiliki nilai IC50 lebih kecil dari 20 pg/mL diklasifikasikan memiliki potensi sebagai antikanker dengan sel leukemia L1210. Hasil uji aktivitas ekstrak kasar daun girang memiliki nilai IC50 17,63 pg/mL. Ekstrak kasar dibagi ke dalam tiga fraksi berdasarkan perbedaan kelarutan senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya yaitu fraksi polar, semi polar dan non polar. Hasil uji aktivitas tiga fraksi tersebut berturut-turut adalah : 10,47 pg/mL; 13,36 pg/mL dan 16,18 pg/mL. Terhadap fraksi polar yang memiliki potensi paling besar sebagai antikanker dilakukan pemurnian terhadap fraksi tersebut sampai didapatkan senyawa mumi. Dengan menggunakan spektrofotometer FTIR dan spektrometer GC-MS, senyawa yang didapat dari fraksi etanol diduga adalah p-amirin yaitu senyawa golongan triterpenoid pentasiklik dengan rumus molekul C30H50O dengan berat molekul 426 dan mempunyai titik leleh 198-201,1 °C.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Priantia
Abstrak :
Peperomia pellucida (L.) Kunth (Piperaceae) adalah tumbuhan herba yang berguna dalam mengobati hipertensi, rematik, asam urat, sakit kepala dan sakit perut. Kandungan senyawa utama adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tannin. Metode ekstraksi Microwave Assisted Extraction (MAE) yang akan digunakan untuk memperoleh kadar flavonoid total, profil flavonoid menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) densitometri dan uji aktivitas antioksidan menggunakan DPPH yang optimum dari herba Peperomia pellucida (L.) Kunth. Faktor efisiensi MAE yang digunakan meliputi, konsentrasi pelarut, waktu ekstraksi ratio sampel terhadap pelarut, dan daya alat MAE yang dianalisis menggunakan Response Surface Mathodology (RSM). Hasil analisis, kondisi optimum yang diperoleh untuk kadar flavonoid total (36, 91 mg kuersetin ekuivalen / g ekstrak) adalah konsentrasi pelarut 80 %, ratio sampel terhadap pelarut 1:12, waktu ekstraksi 2 menit, dan daya alat mae 70 %. Uji aktivitas penghambatan radikal bebas antioksidan menggunakan metode DPPH (28,85 %) dengan konsentrasi pelarut 65 %, ratio sampel terhadap pelarut 1:10, waktu ekstraksi 3 menit dan daya alat MAE 50 %. Profil KLT densitometri menunjukkan adanya senyawa flavonoid yang terkandung dalam herba Peperomia pellucida (L.) Kunth. Analisis hubungan menunjukkan tidak ada korelasi antara kadar flavonoid total dengan aktivitas antioksidan.
Peperomia pellucida (L.) Kunth known as ? Suruhan? is one of the potential medical plants that used for the treatment of rheumatism, gout, headache and abdominal pain. Chemical constituens contained in this plant are alkaloids, flavonoid, sapponins tannins. The extraction method Microwave Assisted Extraction (MAE) which will be used to obtain the total flavonoid content, flavonoid profiles using thin layer chromatography (TLC) densitometry and test the antioxidant activity using DPPH optimum of Peperomia pellucida (L.) Kunth herb. This study to obtain optimum conditions MAE covering, solvent concentration, extraction time, solid-liquid ratio, and MAE power using RSM. The analysis result of optimum condition obtained was the content of flavonoid was 36,91 mg quercetin ekuivalents / g extract the condition with solvent concentration of ethanol 80 %, solid-liquid ratio 1:12, extraction time of 2 minutes, and MAE power 70%. The result of antioxidant activity 28.85 % with solvent concentration of ethanol 65%, solid-liquid ratio 1:10, extraction time 3 minutes and MAE power 50%. TLC densitometry profile showed flavonoid compounds contained in Peperomia pellucida (L.) Kunth herb. The analysis showed no correlation between the levels of total flavonoids with antioxidant activity.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galang Reynaldi
Abstrak :

Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) merupakan tanaman yang termasuk dalam suku Rutaceae. Tanaman ini diketahui memiliki beberapa kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid dan telah dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar flavonoid total dan efektivitas antimikroba dari ekstrak etanol 96% buah dan daun Andaliman. Penetapan kadar flavonoid total dilakukan dengan pereaksi aluminium klorida, dengan kuersetin sebagai standar. Uji efektivitas antimikroba dilakukan dengan metode uji koefisien fenol terhadap bakteri Gram-positif aerob Enterococcus faecalis, Gram-positif anaerob fakultatif Streptococcus mutans, dan jamur Candida albicans dengan klorheksidin sebagai kontrol positif. Hasil penetapan kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% buah dan daun Andaliman masing-masing adalah 20,84 dan 131,73 mg ekuivalen kuersetin (EK)/gram sampel. Hasil uji koefisien fenol yang dilakukan pada ekstrak etanol 96% buah Andaliman adalah 0 terhadap ketiga mikroba uji. Sedangkan, hasil uji koefisien fenol ekstrak etanol 96% daun Andaliman adalah kurang dari 1 terhadap Enterococcus faecalis, tidak dapat ditentukan terhadap Streptococcus mutans, dan 0 terhadap Candida albicans. Dari hasil keseluruhan uji dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 96% daun Andaliman memiliki efektivitas antimikroba terhadap Enterococcus faecalis yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak etanol 96% buah Andaliman. Selain itu, kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% buah dan daun Andaliman diduga mempengaruhi efektivitas antimikroba, dimana kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% daun Andaliman yang lebih tinggi dari kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% buah Andaliman memiliki efektivitas antimikroba yang lebih baik dibandingkan efektivitas antimikroba ekstrak etanol 96% buah Andaliman.


Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) is a plant from Rutaceae family. This plant is known to have several secondary metabolite compounds such as flavonoids and has been reported to have antimicrobial activity. This study was conducted to determine total flavonoid content and antimicrobial effectiveness of 96% ethanol extract of Andaliman fruit and leaves. Determination of total flavonoid content was carried out by AlCl3 reagents with quercetin as standard. Antimicrobial effectiveness test was carried out using phenol coefficient test on Gram-positive aerobic bacteria Enterococcus faecalis, facultative anaerobic Streptococcus mutans, and the fungus Candida albicans with chlorhexidine as positive control. The results from determination of total flavonoid content of 96% ethanol extract of Andaliman fruit and leaves were 20.84 and 131.73 mg quercetin equivalent (QE)/gram sample respectively. The results of the phenol coefficient test obtained from 96% ethanol extract of Andaliman fruit were 0 on all microbes.The phenol coefficient value from 96% ethanol extract of Andaliman leaves is less than 1 for Enterococcus faecalis, cannot determined for Streptococcus mutans, and 0 for Candida albicans. From the overall results of the test it was concluded that the 96% ethanol extract of Andaliman leaves has better antimicrobial effectiveness against Enterococcus faecalis compared to the 96% ethanol extract of fruit. In addition, total flavonoid content of 96% ethanol extract of Andaliman fruit and leaves are thought to affect the effectiveness of antimicrobials where higher flavonoid levels of 96% ethanol extract of Andaliman leaves has better antimicrobial effectiveness compared to ethanol extracts of 96% of fruit.

 

Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sismita Avelia
Abstrak :
Garcinia lateriflora Blume dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil) dengan nilai IC50 berturut-turut pada ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana bagian daun sebesar 6,18; 8,03; dan 156,8 µg/mL. Sementara, belum ada literatur yang menyatakan pernah dilakukan penelitian penghambatan aktivitas lipoksigenase oleh tanaman ini. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data aktivitas antioksidan dan menilai potensi penghambatan aktivitas lipoksigenase dari tiga ekstrak daun Garcinia lateriflora Blume. Metode pengujian meliputi, aktivitas antioksidan dengan metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power), penghambatan aktivitas lipoksigenase secara in vitro, analisis kualitatif flavonoida dengan kromatografi lapis tipis, serta penetapan kadar flavonoida total menggunakan metode kolorimetri AlCl3 pada ekstrak teraktif. Hasil uji menunjukkan aktivitas antioksidan dengan metode FRAP dari ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksana daun Garcinia lateriflora Blume, memiliki nilai EC50 berturut-turut 9,567; 16,555; and 50,550 µg/mL µg/ml dan aktivitas penghambatan lipoksigenase dengan nilai IC50 berturut-turut 0,693; 0,793; and 1,316 µg/mL. Ekstrak teraktif pada kedua uji adalah ekstrak metanol yang memiliki kadar flavonoida total sebesar 6,298 mg QE/g (quercetin equivalent). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksana daun Garcinia lateriflora Blume memiliki aktivitas antioksidan dan penghambatan lipoksigenase, serta ekstrak metanol sebagai ekstrak teraktif memiliki kandungan flavonoida terbesar. ......Garcinia lateriflora Blume has been reported have antioxidant activity using DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl) method with IC50 of methanol, ethyl acetate and n-hexane leaves extract were 6.18; 8.03; and 156.8 µg/mL, repectively. Meanwhile, there has been no literature which stated have done research about lipoxygenase inhibition activity by this plant. The aim of this study is to determine the potential antioxidant activity and lipoxygenase inhibition activity from three leaf extract of Garcinia lateriflora Blume. Test methods cover, antioxidant activity assessed using FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) method, in vitro lipoxygenase inhibition activity, qualitative analysis of flavonoid using thin layer chromatography and total flavonoid content using AlCl3 colorimetric method of the most active extract. The results showed that EC50 for antioxidant activity using FRAP method of methanol, ethyl acetate and n-hexane Garcinia lateriflora Blume leaves extract were 9.567; 16.555; and 50.550 µg/mL and IC50 for lipoxygenase inhibition activity were 0.693; 0.793; and 1.316 µg/mL, respectively. The most active extract on both of test is methanol extract which has total flavonoid content, 6.298 mg QE/g (quercetin equivalent). Based on test results can be concluded Garcinia lateriflora Blume leaves extract has antioxidant and lipoxygenase inhibition activities, with methanol extract as most active extract that contains most flavonoid.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catty Amalia Yaricsha
Abstrak :
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama penyakit kardiovaskular. Obat hipertensi yang banyak dikembangkan saat ini, salah satunya adalah dengan menghambat aktivitas ACE (Angiotensin Converting Enzyme). Penghambatan aktivitas ACE diketahui dapat menurunkan efek vasokonstriksi dan juga mengurangi degradasi bradikinin (vasodilator) karena dapat membentuk NO (Nitrit Oksida). Aktivitas NO dapat terganggu dengan adanya radikal bebas dan dapat menyebabkan vasokonstriksi, sehingga diperlukan antioksidan untuk mengatasinya. Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian penghambatan aktivitas ACE secara in vitro dari ekstrak etanol 70% herba selada air menggunakan ACE kit-WST serta menguji kapasitas antioksidan dengan metode FRAP, kadar fenolik total, dan kadar flavonoid total dari fraksi n-heksan, etil asetata, dan n-butanol. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba selada air memiliki aktivitas penghambatan ACE dengan IC50 sebesar 19,05 µg/mL. Nilai EC50 antioksidan fraksi n-heksan, etil asetata, dan n-butanol berturut-turut adalah 44,354 µg/mL, 18,816 µg/mL, dan 87,041 µg/mL. Fraksi n-butanol memiliki kadar fenolik total terbesar dengan nilai 15,798 mg GAE/g ekstrak, sedangkan kadar flavonoid terbesar terdapat pada fraksi etil asetat yaitu 82,847 mg QE/g ekstrak. ......Hipertension is one the key risk factors of cardiovascular disease. Treatment of hypertension is currently being developed, one of the mecanism is inhibition of ACE (Angiotensin Converting Enzyme). Inhibition of ACE activity can decrease vasoconstriction and also decrease degradation of bradykinin (vasodilator) which is important for NO (Nitric Oxide) activation. Activity of NO can interfere by free radical and can cause vasoconstriction effect, so antioxidants are needed to overcome it. This research was aimed to test of in vitro the inhibitory activity of ACE from watercress herb ethanol extract using ACE kit-WST and antioxidant capacity using FRAP assay, total phenolic compound, and total flavonoid from n-heksane, ethyl acetate, dan n-buthanol fractions. The result showed that watercress herb extract had ACE inhibitory activity with IC50 value 19,05 μg/mL. Antioxidant EC50 value of n-hexane, ethyl acetate, and n-buthanol fractions were 44,354 µg/mL; 18,816 µg/mL; and 87,041 µg/mL successively. n-butanol fraction showed the highest score of total phenolic compound in amount of 15,798 mg GAE/g extract and ethyl acetat fraction showed the highest score of total flavanoid compound in amount of 82,847 mg QE/g extract.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati Megawati
Abstrak :
ABSTRAK
HMG-KoA reduktase merupakan salah satu enzim yang berperan dalam biosintesis kolesterol. Peningkatan kadar LDL atau kolesterol total dalam darah dapat menyebabkan hiperkolesterolemia yang merupakan salah satu faktor risiko timbulnya penyakit tidak menular kardiovaskular dan metabolik. Asam Kandis Garcinia xanthochymus merupakan salah satu tanaman dari keluarga Clusiaceae atau Guttiferae yang mengandung beragam senyawa fenolat dan memiliki banyak aktivitas farmakologis seperti antikanker, antioksidan, antimikroba, antiinflamasi, antikolesterolemia, dan antineurodegeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan penghambatan terhadap aktivitas HMG-KoA reduktase dari ekstrak-ekstrak daging buah Asam Kandis. Ekstrak teraktif kemudian ditentukan golongan senyawa metabolit sekundernya dan ditetapkan kadar flavonoid totalnya. Daging buah Asam Kandis dimaserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Berdasarkan hasil uji, ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol memberikan persen penghambatan sebesar 12,30 1,098 ; 55,63 10,584 ; dan 44,01 1,053 . Ekstrak etil asetat ditetapkan sebagai ekstrak teraktif sehingga dilakukan penapisan fitokimia dan penetapan kadar flavonoid total. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada ekstrak etil asetat daging buah Asam Kandis mengandung golongan senyawa flavonoid, terpenoid, glikosida, dan antrakuinon serta memiliki kadar flavonoid total sebesar 1,61 atau 16,114 mgQE/g ekstrak terhadap kuersetin.
ABSTRAK
HMG CoA reductase is a pivotal enzyme of cholesterol biosynthesis. Increased level of LDL and total cholesterol on blood will cause hypercholesterolemia which is one of risk factor of non contagious cardiovascular and metabolic disease. Asam Kandis Garcinia xanthochymus belongs to Clusiaceae or Guttiferae family that has various phenolic compounds and many pharmacological properties such as anticancer, antioxidant, antimicrobial, antiinflamatory, anticholesterolemia, and antineurodegenerative. This research is aimed to find the inhibitory activity of Asam Kandis mesocarp extracts toward HMG CoA reductase. Then, the most active extract was determined its secondary metabolite and was quantification its total flavonoid content. Asam Kandis mesocarp was macerated sequentially using n hexane, ethyl acetate, and methanol. Based on the test, n hexane, ethyl acetate, and methanol extract has inhibitory activity on 12,30 1,098 55,63 10,584 and 44,01 1,053 respectively. Ethyl acetate extract had been determined as the most active extract based on this data. Therefore, phytochemical screening and total flavonoid assay quantification was evaluated. The result showed that on the ethyl acetate extract of Asam Kandis mesocarp has flavonoid, terpenoid, glycoside, and anthraquinone compounds and total flavonoid is 1,61 or 16,114 mgQE g toward quercetin.
2017
S69274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yvonne Juslim
Abstrak :
Tumbuhan bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.), yang berasal dari famili Fabaceae, digunakan secara turun temurun oleh masyarakat dayak untuk mengobati berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenol, flavonoid total, dan aktivitas antioksidan terhadap ekstrak etanol 70% daun bajakah tampala yang diekstraksi dengan metode maserasi dan UAE. Rendemen ekstrak yang diperoleh dari metode maserasi dan UAE adalah 13,41% dan 16,16%. Kadar fenol total metode maserasi dan UAE sebesar 98,3 ± 0,34 dan 101,260 ± 0,75 mg EAG/g ekstrak. Kadar flavonoid total metode maserasi dan UAE sebesar 15,73 ± 0,09 dan 15,86 ± 0,15 mg EK/g ekstrak. Hasil uji aktivitas antioksidan DPPH dengan metode maserasi dan UAE menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 = 42,83 μg/mL dan IC50 = 34,2 μg/mL, sedangkan hasil pengujian aktivitas antioksidan FRAP metode maserasi dan UAE sebesar 18,828 ± 0,15 dan 19,087 ± 0,28 g FeSO4 ekuivalen/100 g ekstrak. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan daun bajakah tampala mengandung alkaloid, tanin, saponin, fenol, flavonoid, terpenoid, dan glikosida. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. ......Bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.), which comes from the Fabaceae family, is used for generations by the Dayak community to treat various diseases. This study aims to determine the content of phenol, flavonoids, and antioxidant activity of the 70% ethanol extract of bajakah tampala extracted by maceration and UAE methods. The yield of the extract obtained from the maceration method and UAE was 13,41% and 16,16%. The total phenolic content from the maceration and UAE method was 98,3 ± 0,34 and 101,260 ± 0,75 mg GAE/g extract. Total flavonoid content from the maceration and UAE methods were 15,73 ± 0,09 and 15,86 ± 0,15 mg EQ/g extract. The results of the DPPH antioxidant activity test with the maceration and UAE methods showed very strong antioxidant activity with IC50 = 42,83 μg/mL and IC50 = 34,2 μg/mL, while the results of the FRAP antioxidant activity test with maceration and UAE methods were 18,828 ± 0,15 and 19,087 ± 0.28 g FeSO4 equivalent/100 g extract. The results of the phytochemical screening also showed that the bajakah tampala leaves contain alkaloids, tannins, saponins, phenols, flavonoids, terpenoids, and glycosides. Based on the results of this study, it can be concluded that the extract of the leaves of the bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) has very strong antioxidant activity.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefandi J. Wijaya
Abstrak :
Transkriptase balik HIV-1 merupakan salah satu enzim virus HIV yang sangat vital untuk reproduksi virus. Pertumbuhan virus HIV dapat berkurang secara signifikan apabila fungsi enzim tersebut terhambat. Saat ini, pengobatan HIV telah banyak diterapkan, tetapi pengobatan yang lebih efektif selalu dibutuhkan karena kemungkinan resisten yang terjadi dan efek samping dari penggunaan regimen obat dalam jangka panjang. Pencarian dilakukan dari sumber-sumber alam yang memiliki potensi sebagai obat. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat beberapa senyawa alam yang memiliki afinitas tinggi terhadap enzim transkriptase balik HIV-1 dan beberapa dari senyawa tersebut merupakan glikosida flavonoid. Oleh karena itu, untuk mempelajari lebih lanjut tentang glikosida flavonoid, khususnya pengaruh gugus glikon dalam interaksi dengan enzim transkriptase balik HIV-1, dilakukan analisis in silico senyawa glikosida flavonoid terhadap enzim transkriptase balik HIV-1 dengan metode penambatan menggunakan parameter AutoDock. Dari hasil penambatan, senyawa glikosida flavonoid terbaik yang direkomendasikan ialah yang memiliki energi ikatan bebas dengan nilai rendah, yaitu kaempferol-3-O-rhamnosida, mirisetin-3-O-rhamnosida, dan kuersetin 3-O-rhamnosida. Ketiga senyawa ini memiliki nilai energi ikatan bebas yang baik karena berinteraksi dengan asam amino kunci Tyr181 serta memiliki interaksi atau ikatan dengan asam amino lain yang tersebar pada tiga cincin flavonoid dan juga pada gugus gula. Gugus glikon pada glikosida flavonoid terlihat memberikan pengaruh dalam interaksi dengan enzim transkriptase balik HIV-1. ...... HIV 1 reverse transcriptase is one of HIV rsquo s vital enzymes for virus reproduction. The multiplication of the virus can be significantly decreased if this enzyme is inhibited. There are currently a lot of treatments for HIV, but a more effective treatment is always needed because of the possibility of drug resistance and its side effects for a long term use. The search is done from natural sources that have potential as a medicine. Based on previous study, there are some natural compounds with high affinity to the HIV 1 reverse transcriptase enzyme and some of these compounds are flavonoid glycosides. Therefore, to learn more about flavonoid glycosides, especially the effect of the glycone group in its interaction with the HIV 1 reverse transcriptase, an in silico analysis is done by using docking method with AutoDock parameters. The results showed that the most recommended flavonoid glycosides are those with the lowest binding energy, which were kaempferol 3 O rhamnoside, myricetin 3 O rhamnoside, and quercetin 3 O rhamnoside. This is suggested because of their interaction with the key amino acid Tyr181 and also the interaction with other amino acids that spread on all three flavonoid rings and also on sugar group. The glycone groups of flavonoid glycosides appear to have an effect in the interaction with HIV 1 reverse transcriptase enzyme.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>