Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safina Zahra Zulkarnain
"Seiring meningkatnya persyaratan bangunan hijau, bukaan visual besar sering digunakan dalam bangunan baru, termasuk pusat kebugaran, untuk memaksimalkan pencahayaan alami, menghemat energi, dan menciptakan kesan ruang terbuka. Namun, paparan cahaya berlebihan dapat memicu ketidaknyamanan visual, terutama di pusat kebugaran di mana keselamatan, postur, dan koordinasi bergantung pada penglihatan jelas. Studi ini menyoroti belum adanya teknik zonasi yang mencocokkan kinerja siang hari dengan sensitivitas visual spesifik aktivitas olahraga. Tata letak studi didasarkan pada pusat kebugaran komersial Anytime Fitness. Untuk mengklasifikasikan area berdasarkan intensitas latihan yang diukur melalui detak jantung dan sensitivitas pencahayaan, studi ini mengusulkan sistem zonasi berbasis siang hari. Menggunakan simulasi, penelitian ini menganalisis distribusi dan konsistensi iluminasi pada berbagai waktu dalam sehari. Zona latihan kemudian diatur ulang melalui intervensi spasial untuk mencocokkan area dengan kontrol siang hari terhadap aktivitas yang lebih sensitif. Hasil simulasi menunjukkan kebanyakan area mengalami keseimbangan pencahayaan yang lebih baik dengan zonasi yang diusulkan, khususnya zona latihan intensitas sedang dan tinggi. Namun, zona intensitas rendah masih berkinerja kurang baik pada jam tertentu, menandakan perlunya optimalisasi lebih lanjut dengan solusi pasif. Studi ini mendorong desain pusat kebugaran yang responsif terhadap cahaya alami demi kenyamanan pengguna dan efisiensi energi.

As green building requirements become increasingly prevalent, large visual openings are often integrated into new buildings, including fitness centres, to enhance natural lighting, conserve energy, and create a sense of openness. However, excessive daylight exposure can lead to visual discomfort, especially in fitness settings where clear vision is crucial for safety, posture, and coordination. This study addresses the lack of zoning techniques that align daylight performance with the visual sensitivity required for specific workouts. Using publicly available layouts from Anytime Fitness, the study examines existing commercial fitness centres. It proposes a daylight-based zoning system that classifies fitness areas according to exercise intensity defined by heart rate and corresponding lighting sensitivity. A simulation-based approach evaluates daylight distribution and illuminance consistency at different times of day within the fitness centre layout. Based on these analyses, spatial interventions are applied to rearrange training zones, aligning controlled daylight areas with activities that are more visually sensitive. Simulation results indicate that most activity zones benefit from improved illuminance balance under the proposed zoning, particularly moderate and high-intensity zones. Nonetheless, low-intensity zones still underperform during certain hours, suggesting further optimization through passive design strategies. Overall, this study contributes to daylight-responsive fitness centre designs that enhance user comfort and energy efficiency. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fogarty, Kate Henster
"Profiles nearly 50 interiors by four architects and designers, documenting the professionally designed gyms, and especially how they have changed to reflect the bourgeoisification of the clientele. The large color photographs, almost entirely devoid of people, are accompanied by drawings and floor plans. Annotation c. Book News, Inc., Portland, OR (booknews.com)"
New York: Rizolli International Publication Inc, 1998
725.85 FOG h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah
"Gaya hidup sehat dan bugar merupakan bagian dari kebutuhan manusia. Saat ini terdapat banyak Pusat Kebugaran yang berkembang di sekitar kita untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kehadiran ruang Pusat Kebugaran secara visual menjadi semakin terasa melalui elemen-elemen yang membentuk ruang interior. Pembahasan dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi visual dapat berpengaruh terhadap kenyamanan bergerak pada aktivitas manusia, khususnya aktivitas berolahraga pada Pusat Kebugaran, elemen seperti apa yang dihadirkan pada sebuah ruang secara visual, juga bagaimana dimensi dan tata letak memberikan kenyamanan untuk bergerak sehingga dapat mengoptimalkan aktivitas berolahraga. Skripsi ini membahas sebuah Pusat Kebugaran yang memiliki fasilitas all-in di dalamnya. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa elemen pembentuk ruang seperti pencahayaan, warna dan material serta dimensi dan tata letak memberikan pengaruh terhadap kenyamanan bergerak pada aktivitas berolahraga di Pusat Kebugaran.

Healthy and fit lifestyle is a part of human needs. Currently there are a lot of Fitness Centers evolving to meet those needs. The presence of Fitness Center felt increasing visually through the elements that create interior space. The discussion is made to discover how visual perception can affect the comfort in human’s activities, especially in Fitness Center, which kind of elements that are presented in a space visually, as well as how dimensions and layouts can provide comfort to move and also to optimize the exercising activities. This thesis discusses a Fitness Center which has all-in facility. The analysis showed that space forming elements such as lighting, color, material, dimensions and layout can affect the body movement comfort during exercise activities in Fitness Center.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantoruan, Phaidon
"Industri wellness pada saat ini masih berupa tren yang bekerja menghadapai salah satu isu terbesar dalam kehidupan, mencoba memecahkan masalah yang masih menyisakan misteri dari eksistensi manusia, usia dan vitalitas Salah satu bagian dari industri wellness adalah industri klub kebugaran. Klub merupakan salah satu fasilitas untuk menerapkan gaya hidup sehat agar orang dapat menikmati hidup yang lebih berkualitas, sesuai dengan tren industri wellness.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui target pasar pengunjung klub kebugaran dalam industri kebugaran, mengetahui tingkat kepentingan lokasi dan critical time trade area untuk menentukan isochrone area klub kebugaran, mengetahui tingkat kepentingan fasilitas dan sarana dalam klub kebugaran dan mengetahui segmentasi klub kebugaran.
Metodologi Penelitian yang digunakan adalah exploratory research dan descriptive research. Exploratory research bertujuan untuk memberi gagasan, wawasan dan pemahaman atas situasi permasalahan yang dihadapi peneliti. Descriptive research yaitu riset konklusif yang ber tujuan utama mencari informasi data berupa data kuantitatif Metode analisis data yang digunakan dalam descriptive research adalah descriptive analysis dan cluster analysis. Sebagian besar pengunjung berusia 21-30 tahun dengan total 50%, latar belakang pendidikan sarjana dominan mencapai 54%, tingkat pekerjaan dominan adalah wiraswasta sebanyak 20% diikuti pegawai 19,5% dan mahasiswa 17,8%.
Dari pengolahan data didapatkan bahwa 63,8% pengunjung menyatakan bahwa lokasi klub kebugaran merupakan faktor yang penting, dan bahwa 54 % responden tinggal atau bekerja dalam critical time trade area kurang dari 15 menit ke klub tempat mereka berlatih, sementara 27 % berada dalam kisaran waktu 15-30 menit, dan hanya 18,4% lebih dari 30 menit.
Berdasarkan penggunaan alat sesuai dengan kelompok umur rnaka penggunaan alat disimpulkan bahwa pada kelompok usia lebih dari 45 tahun, 100%, adalah heavy user alat kardiovaskuler. Pengguna free weight atau beban bebas rnayoritas adalah heavy user dengan penonjolan pada kelompok usia lebih dari 45 tahun sebanyak 80%. Pada semua kelompok usia dengan rentang kisaran tiap kelompok antara 50-75% adalah heavy user. Pemakaian wet area atau area basah seperti sauna dan whirpool menunjukkan hal yang menarik bahwa heavy user hanya berkisar setengahnya (50%) atau bahkan di bawah pada semua kelompok usia kecuali kelompok usia 36-45 tahun yan mencakup 69,2 %. Pada semua kelompok usia sekitar 80% ke atas merupakan heavy user dari ruang mandi. Fasilitas belanja kantin kurang diminati, tampak bahwa yang paling menonjol sebagai heavy user adalah hanya kelompok usia 21-25 tahun dengan total heavy user hanya 58% di kelompoknya. Pada penggunaan locker, semua kelompok usia, sekitar 90%, adalah heavy user dari locker. Kelompok yang tampak menonjol dalam penggunaan lounge atau ruang tunggu adalah hanya kelompok dengan usia 21-25 tahun dimana 66,7% merupakan heavy user penggunaan lounge.
Pada penelitian ini segmentasi pasar yang dijumpai yaitu segmentasi berdasarkan manfaat terdiri dari Cluster 1 (15%) club goers, Cluster 2 ( 41%) fitness family oriented, Cluster 3 (9%) clean cardio clubbers, Cluster 4 (45%) Clean and Fit. Segmentasi berdasarkan motivasi terdiri dari dua cluster yakniCluster 1 (55,7%), muscle and fitness dan Cluster 2 (45,3%), slim and health . Pada segmentasi berdasarkan pola makan didapatkan 3 cluster yakni Cluster 1 (17,2%), potential healthy dieter, Cluster 2 (37,3%), Enlightened junkies, Cluster 3 (45,4%), no interest in diet.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mendirikan klub baru atau juga sebagai basis awal untuk menentukan retargeting konsumen di klub masingmasing bagi klub yang sudah eksis. Retargeting dimaksudkan untuk mengenali anggota yang saat ini sudah eksis dengan lebih mendalam agar dapat melayani anggota tersebut dengan baik guna meningkatkan tingkat retensi anggota dan memperkirakan perubahan yang akan terjadi baik dalam waktu singkat maupun waktu yang panjang di masa depan. Klub yang didirikan dertgan segmentasi berdasarkan hasil penelitian tersebut tersebut sebaikuya dalant waktu dekat setelah klub dibuka melakukan retargeting agar profil member yang lebih akurat dapat diperoleh."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Imam Fauzan
"Kondisi fisik yang sehat dan tubuh yang bugar diperlukan manusia untuk dapat menunjang aktivitas sehari-hari. Umumnya, salah satu cara seseorang mencapai kebugaran fisiknya adalah dengan melalui olahraga di pusat kebugaran. IKIGAI Fitness hadir sebagai pusat kebugaran mega-gym di Kota Depok dan Bogor. IKIGAI Fitness sendiri belum mengadopsi teknologi untuk menunjang keseluruhan aktivitas bisnisnya. Melihat semakin banyaknya pusat kebugaran lain yang menawarkan teknologi lebih canggih serta harga membership yang lebih murah, hal tersebut menjadi peluang bagi IKIGAI Fitness untuk dapat bersaing dengan kompetitornya di era digital saat ini. Untuk dapat bersaing tersebut, dilakukan penelitian terlebih dahulu mengenai desain antarmuka aplikasi pusat kebugaran IKIGAI Fitness agar produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan user-centered design untuk memastikan produk memenuhi kebutuhan pengguna. Tahapan yang dilalui terdiri dari riset kebutuhan pengguna, merancang solusi desain aplikasi, serta melakukan evaluasi solusi desain dan perbaikan. Dihasilkan sebanyak 25 fitur untuk antarmuka member berbasis mobile, 17 fitur untuk antarmuka manajemen berbasis web, 20 fitur untuk antarmuka personal trainer berbasis mobile, dan 12 fitur untuk class instructor berbasis mobile. Desain yang telah dirancang kemudian dievaluasi dengan metode usability testing (UT), mayoritas skenario mendapatkan success rate sebesar 100% dengan nilai terkecil adalah 50%. Hasil skor System Usability Scale (SUS) secara keseluruhan rata-rata skor SUS adalah 81,485 yang termasuk kategori grade A, excellent, acceptable, dan promoter.

A healthy physical condition and a fit body are needed by humans to be able to support their daily activities. In General, one of the ways for someone to achieve their physical fitness is through sports activity at the fitness center. IKIGAI Fitness exists as a mega-gym fitness center in Depok and Bogor. IKIGAI Fitness itself has not yet adopted technology to support its overall business activities. Seeing the increasing number of other fitness centers that offer more sophisticated technology and lower membership prices, this is an opportunity for IKIGAI Fitness to compete with its competitors in today's digital era. To be able to compete, research was carried out first regarding the interface design of the IKIGAI Fitness fitness center application so that the resulting product can meet user needs. In this study, a user-centered design approach is used to ensure the product meets the needs and preferences of the user. The stages passed consist of researching user needs, designing application design solutions, as well as evaluating design solutions and improvements. As many as 25 features were generated for the mobile-based member interface, 17 features for the web-based management interface, 20 features for the mobile-based personal trainer interface, and 12 features for the mobile-based class instructor interface. The designs that have been designed are then evaluated using the usability testing (UT) method, the majority of scenarios get a success rate of 100% with the smallest value being 50%. Overall the average System Usability Scales (SUS) score is 81,845 which is included in the grade A, excellent, acceptable, and promoter categories."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library