Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pondaag, Diana C.
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai BUMN di bidang perikanan PT Usaha Mina (PTUM) adalah badan usaha yang berorientasi laba sekaligus mempunyai tugas untuk ikut serta dalam usaha meningkatkan kehidupan nelayan. Turunnya harga ikan yang terjadi pada tahun 1982 memberi hikmah, dimana pada tahun tersebut PTUM rnengembangkan teknologi rumpon sebagal upaya untuk meningkatkan efisiensi melalui penghematan perggunaan bahan bakar minyak (BBM).

Teknologi rumpon yang bertitjk tolak dan pengamatan bahwa ikan cenderung bergerombol disekitar benda terapung, bermaksud melokalisir daerah penangkapan sehingga kapal tidak perlu mengejar gerombolan ikan. Teknoloql yang dinilai berhasil tersebut dalam penerapannya sejak 1985 melibatkan kelompok nelayan yang tergabung dalam KUD yang selaniutnya menjadi plasma dengan PTUM bertindak sebagai intinya (pola PIR) dimana PTUII berkewajiban menyediakan alat penangkapan ikan termasuk pancing, es, solar dan rumpon bagi para nelayan plasma, dan selanjutnya nelayan menjual hasil tangkapannya kepada PTUM.

Ciri dari perubahan strategi PTUM tersebut, pertama merubah teknologi dalam berproduksi yaitu dengan menggunakan rumpon dan kedua merubah cara produksi yaltu dengan mengundang partisipasi nelayan. Perubahan strategi tersebut membawa manfaat bagi sernua pihak. Bagi PTUM berupa peningkatan produksi dan penurunan biaya produksi terutama dalam menghadapi harga BBM yang terus meningkat. Bagi nelayan dapat meningkatkan tangkapan dan penghasilan. Bagi pemerintah daerah berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat, sedangkan bagi pemerintah pusat adalah peningkatan ekspor non-migas.

Keberhasilan strategi tersebut yang berhasil merubah per formance keuangan PTUM dari rugi menjadi laba dan meningkatkan pendapatan nelayan plasma tidaklah berarti bahwa usaha PTUM telah bebas dari permasalahan, terutama dalam perkembangan selaniutnya. Semakin banyaknya nelayan yang ingin berpartisipasi, sehingga produksi terus meningkat, datangnya pengusaha baru sebagai pesaing, harga ikan yang fluktuatif, adalah sebagian dari masalah yang akan dihadapi perusahaan dimasa dating.

Dalam hubungan dengan permasalahan tersebut, disarankan Bila penangkapan dari nelayan meningkat PTUM seyogyanya lebih ber-konsentrasi pada pemrosesan, (ii) menambah kapasitas cold storage agar lebih baik dalam pemasaran yaitu untuk mendukung kebijakan harga penjualan, (iii) melakukan diversifikasi. dengan mendirikan pabnik tepung ikan untuk emproses ikan yang berkualitas rendah.

Dinamika yang ditunjukkan manajemen PTUM, sebagaimana diperlihatkan pada masa lalu sewaktu perusahaan menghadapi banyak kesulitan dlharapkan tetap dapat dipelihara sehingga dapat membawa perusahaan mencapai keberhasilan di masa datang. sebagai badan usaha keberhasilan tersebut dicerminkan dengan pertumbuhan/meningkatnya produksi dan penjualan serta laba yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya, sedang sebagai agen pembangunan harus tercermin dalam kemampuannya untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi para nelayan, masyarakat sekitarnya, pembangunan daerah dan pembangunan nasional
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Economic activities in marine based coastal areas, aim at improving community welfare, this article discusses the existence and development of marine based economic activities in penjaringan district, North Jakarta. using a rapid appraisal approach an deep interviews, data on economic activities were gathered. the results show that there are four marine-based coastal economic activities in penjaringan district, namely fishing , green mussel cultivation, fish processing industry , and holticulture. fishing was operated in kepulauan seribu, pulau bawean, gresik, Pulau Bangka belitung, and south china osean , fish processing industry includes dried fish. the four economic activities are financially feasible to be more developed. however, concerning health and ecology aspects, green mussel cultivation is not recommended since the mussel contains poisonous heavy metal contaminant.
302 JSI 15:1 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library