Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulaiman Mamar
Abstrak :
ABSTRAk
Pembangunan masyarakat desa sudah lama menjadi bahan perbincangan para perencana pembangunan dan obyek penelitian para ilmuan, terutama di negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia. Obyek pembahasannya biasa difokuskan pada bidang-bidang tertentu seperti: masalah kependudukan dan lingkungan hidup, masalah kesehatan, masalah pendidikan, masalah pertanian, masalah perikanan dan lain-lain yang pada dasarnya mencari jalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Masalah perikanan yang tersebut terakhir termasuk salah satu diantaranya yang mendapat prioritas dan telah digalakkan pembangunannya oleh pemerintah Indonesia sejak beberapa tahun belakangan ini sesuai dengan arah pembangunan melalui Pelita demi Pelita. Pada Pelita kelima (GBHN 1988: 67-68) antara lain disebutkan :
?? Perhatian khusus perlu diberikan kepada usaha perlindungan dan pengembangan perikanan rakyat dalam rangka meningkatkan pendapatan dan taraf hidup nelayan serta memajukan desa-desa pantai. Dalam usaha pengembangan tersebut perlu ditingkatkan peranan koperasi serta keikutsertaan usaha swasta".

Berdasarkan arah dan tujuan pembangunan perikanan rakyat dan desa-desa pantai tersebut, maka pemerintah melalui para ilmuan dan perencana pembangunan telah menggalakkan aktivitas pembangunan perikanan dengan cara mengintroduksi teknologi perikanan berupa perahu motor tempel beserta alat penangkap ikan yang canggih. Menurut hasil survey sosial ekonomi perikanan laut (Dirjen Perikanan, 1978: 10), pembangunan perikanan laut melalui introduksi perahu motor tempel telah dilakukan sejak tahun 1955 sampai tahun 1980-an. Akan tetapi hasilnya belum banyak memperlihatkan peningkatan pendapatan dan taraf hidup para nelayan didesa-desa pantai Indonesia. Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan sebagai faktor penyebabnya, antara lain:
1. Masalah kemiskinan yang sampai kini masih mendominasi sebagian besar rumah tangga nelayan. Pada tahun 1982/1983 tercatat sekitar 60% rumah tangga nelayan masih berada di bawah garis kemiskinan (lihat Buletin Nelayan, 1982: 1).
Karena para nelayan tergolong miskin, maka mereka tidak memiliki modal, kurang memiliki skill dan jaringan sosial yang memungkinkan mereka memiliki serta mengoperasikan peralatan modern. Dengan demikian, para nelayan tetap mempergunakan peralatan dan cara-cara tradisional dalam menangkap ikan. Menurut Soegiarto (dalam Pieris, 1998: 47), sampai sekarang ini 95% produksi ikan di Indonesia berasal dari rakyat dengan cara penangkapan tradisional.
2. Masalah mekanisasi yang bukan sekedar memperkenalkan teknologi, tetapi membawa dampak sosial budaya dan lingkungan yang tidak kecil. Misalnya terjadi ketegangan dan kerawanan sosial dikalangan para nelayan, menurunnya jumlah rumah tangga nelayan, dan terjadinya pengurusan sumber hayati ikan pada wilayah-wilayah perairan terentu (Lubin dalam Buletin Nelayan, 1982: 4), yang tidak diikuti dengan meningkatkannya kesejateraan mereka. Akibatnya dapat diperkirakan semakin meningkatnya kesenjangan antara pemilik modal dan nelayan kecil. Hal itu tercermin dalam kasus-kasus ketegangan yang teriadi dikalangan para nelayan.

Ketegangan dan kerawanan sosial yang telah terjadi sebagai konsenkuensi penerapan teknologi yang tidak dimaksudkan (Unitended concenquences) antara lain seperti kerusuhan dan pembakaran rumah serta perahu motor di Muncar Bayuwangi (lihat Emerson, 1977), Kasus kemacetan kredit perahu motor dan dikenakannya PHK buruh nelayan di Jawa Tengah (Buletin Nelayan, 1983: 9), Kasus bentrokan antara nelayan tradisonal dan nelayan pukat teri di Sumatra Utara (Wudianto dalam Buletin Nelayan, 1983: 21), dan masih banyak kasus lain yang tidak sempat dikemukan dalam bagian ini.

Sementara itu, menurunnya sumberdaya ikan di wilayah perairan tertentu terutama disebabkan oleh adanya pemusatan pengoperasian alat penangkap ikan yang canggih yang dilakukan oleh dilakukan oleh investor asing. Misalnya, di perairan Selat Malaka, selat Sulawesi, pantai utara Jawa, perairan Riau dan lain telah terjadi overfishing (Lubis dalam Buletin Nelayan, 1984, Mubyarto, 1988). Bahkan di perairan Jepara pada tahun 1973 sampai dengan 1977, setiap, nelayan mengalami penurunan hasil tangkapan sebesar 58% (Plubyarto, 1984: 1B). Peta tingkat pemanfaatan ikan di?.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Setianingrum
Abstrak :
[ABSTRAK
Ikan kurisi merupakan salah satu ikan ekonomis penting di perairan Tangerang dan sekitarnya. Intensitas pemanfaatan sumberdaya ikan kurisi akhirakhir ini semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya permintaan akan komoditas ini terutama untuk bahan surimi. Penelitian bertujuan mengkaji aspek biologi ikan kurisi (N. peronii), potensi dan tingkat pemanfaatan, serta optimasi pemanfaatannya di perairan Tangerang. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan sampel ikan kurisi pada alat tangkap cantrang dan apollo. Analisis parameter populasi digunakan program FiSAT II dan pengkajian potensi lestari Maximum Sustainable Yield (MSY) dianalisis dengan model surplus produksi. Optimasi pemanfaatan dilakukan dengan analisis Linier Programing. Hasil penelitian menunjukkan pola pertumbuhan ikan kurisi bersifat allometrik negatif. Panjang dan berat ikan kurisi berkorelasi erat. Ukuran panjang pertama kali tertangkap (Lc) 16,34 cm. Parameter pertumbuhan menunjukkan ikan kurisi diperkirakan mampu mencapai panjang 28,03 cm dengan laju pertumbuhan lambat sebesar 0,49 cm per tahun. Laju mortalitas lebih besar disebabkan oleh kematian alami. Tingkat eksploitasi masih berada di bawah nilai optimum dan perlu kehati-hatian dalam pengelolaannya. Pendugaan MSY dan F-Opt sebesar 494 ton/tahun dan 743 unit alat tangkap standar cantrang. Dari analisis optimasi menghasilkan jenis alat tangkap yang direkomendasikan yaitu 743 unit alat tangkap cantrang.
ABSTRACT
Threadfin bream is one of the important and high economical fish that can be found in Tangerang?s waters and its surounding. The use of threadfin bream increases nowadays, alligned with the increasing demand of these commodities, especially for Surimi. The research is aimed to exercise the biological aspects of threadfin bream (N. peronii); the potential and the number of utilization of it, as well as the optimization of water utilization in Tangerang.The research method used by the writer was a survey method using threadfin bream caught by fishing gear named Cantrang and Apollo as the samples.The writer used FiSAT II program to do the analysis of population parameters, and used a surplus production model to assess the Maximum Sustainable Yield (MSY). Linear Programming Analysis was used to analize the use of optimization. The research?s result showed that the growing pattern of threadfin bream was negative allometric. There was a close correlation between the length and weight of the growing fish with their length when first being caught (Lc) 16.34 cm. Threadfin bream?s growth parameters showed that threadfin bream were expected to grow until 28.03 cm long, with a slow growth rate is 0.49 cm per year. Mortality rate was caused by natural fish death. The level of exploitation below the maximum value, so it needs to be managed prudentially. The estimation of MSY and F - Opt are 494 tons/ year, and 743 units of standard Cangkrang fishing gear. From the analysis of optimization, it produced the types of recommended fishing gears, 743 units of Cantrang fishing gear.;Threadfin bream is one of the important and high economical fish that can be found in Tangerang’s waters and its surounding. The use of threadfin bream increases nowadays, alligned with the increasing demand of these commodities, especially for Surimi. The research is aimed to exercise the biological aspects of threadfin bream (N. peronii); the potential and the number of utilization of it, as well as the optimization of water utilization in Tangerang.The research method used by the writer was a survey method using threadfin bream caught by fishing gear named Cantrang and Apollo as the samples.The writer used FiSAT II program to do the analysis of population parameters, and used a surplus production model to assess the Maximum Sustainable Yield (MSY). Linear Programming Analysis was used to analize the use of optimization. The research’s result showed that the growing pattern of threadfin bream was negative allometric. There was a close correlation between the length and weight of the growing fish with their length when first being caught (Lc) 16.34 cm. Threadfin bream’s growth parameters showed that threadfin bream were expected to grow until 28.03 cm long, with a slow growth rate is 0.49 cm per year. Mortality rate was caused by natural fish death. The level of exploitation below the maximum value, so it needs to be managed prudentially. The estimation of MSY and F - Opt are 494 tons/ year, and 743 units of standard Cangkrang fishing gear. From the analysis of optimization, it produced the types of recommended fishing gears, 743 units of Cantrang fishing gear., Threadfin bream is one of the important and high economical fish that can be found in Tangerang’s waters and its surounding. The use of threadfin bream increases nowadays, alligned with the increasing demand of these commodities, especially for Surimi. The research is aimed to exercise the biological aspects of threadfin bream (N. peronii); the potential and the number of utilization of it, as well as the optimization of water utilization in Tangerang.The research method used by the writer was a survey method using threadfin bream caught by fishing gear named Cantrang and Apollo as the samples.The writer used FiSAT II program to do the analysis of population parameters, and used a surplus production model to assess the Maximum Sustainable Yield (MSY). Linear Programming Analysis was used to analize the use of optimization. The research’s result showed that the growing pattern of threadfin bream was negative allometric. There was a close correlation between the length and weight of the growing fish with their length when first being caught (Lc) 16.34 cm. Threadfin bream’s growth parameters showed that threadfin bream were expected to grow until 28.03 cm long, with a slow growth rate is 0.49 cm per year. Mortality rate was caused by natural fish death. The level of exploitation below the maximum value, so it needs to be managed prudentially. The estimation of MSY and F - Opt are 494 tons/ year, and 743 units of standard Cangkrang fishing gear. From the analysis of optimization, it produced the types of recommended fishing gears, 743 units of Cantrang fishing gear.]
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Pandapotan
Abstrak :
Ikan tongkol adalah jenis ikan beruaya jauh dan merupakan komoditas penting di Indonesia dan dunia. Berdasarkan data tahun 2007 s/d 2016, produksi ikan tongkol di PPN Pekalongan berfluktuasi dengan tren menurun. Hal ini menunjukkan sumberdaya ikan tongkol di Laut Jawa telah mengalami penangkapan berlebihan secara biologi. Penelitian ini bertujuan menganalisis aspek biologi dan ekonomi pemanfaatan ikan tongkol di Laut Jawa yang meliputi tangkapan per upaya penangkapan Catch Per Unit Effort/CPUE, produksi maksimum lestari Maximum Sustainable Yield/MSY, produksi maksimum ekonomi Maximum Economic Yield/MEY, dan produksi keseimbangan akses terbuka Open Access Equilibrium/OAE. Berdasarkan pengolahan dan analisis data, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Produksi aktual adalah 2.867.53 ton/tahun dengan upaya 2.072,89 trip/tahun. Produksi optimal secara biologi pada MSY adalah 3.218,44 ton/tahun dengan upaya 2.537,10 trip/tahun. Oleh karena itu usaha penangkapan ikan tongkol di Laut Jawa belum mengalami penangkapan berlebihan secara biologi, 2. Usaha penangkapan ikan tongkol dengan kapal purse seine dan mini purse seine telah mengalami penangkapan ikan berlebihan secara ekonomi. 3. Produksi optimal secara ekonomi pada MEY dengan kapal mini purse seine adalah 1.814,01 ton/tahun pada upaya 861,13 trip/tahun. Produksi optimal secara ekonomi pada MEY dengan kapal gillnet adalah 3.182,34 ton/tahun pada upaya 2.268,39 trip/tahun. 4. Produksi optimal pada OAE dengan kapal mini purse seine adalah 2.886,46 ton/tahun pada upaya 1.722,27 trip/tahun. Produksi optimal pada OAE dengan kapal gillnet adalah 1.219,08 ton/tahun pada upaya 4.536,78 trip/tahun. 5. Produksi/upaya aktual kapal purse seine dan mini purse seine tidak dapat ditingkatkan ke MSY, karena akan mengalami total kerugian yang lebih besar. Produksi/upaya aktual kapal mini purse seine harus dikurangi ke MEY agar dapat memperoleh total keuntungan yang optimal. Produksi/upaya penangkapan ikan tongkol dengan kapal gillnet masih dapat ditingkatkan ke MSY untuk meningkatkan keuntungan dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya ikan tongkol di Laut Jawa atau ditingkatkan ke MEY untuk memperoleh keuntungan yang optimal.
Mackerel tuna is higly migratory species and important comodities in Indonesia and the world. Based on data 2007 to 2016, production of Mackerel tuna were fluctuated with the decreasing trend. It is shown that utilization of Mackerel tuna resources in Java Sea have been overfished biologically and economically. The objective of this research is to analyze biological and economical aspect of Mackerel tuna utilization in Java Sea that covering catch per unit effort CPUE , Maximum Sustainable Yield MSY, Maximum Economic Yield MEY, and Open Access Equilibrium OAE. Based on data processing and analyzing, it get some conclusions as follow: 1. Actual production is 2.867.53 ton year with fishing effort 2.072,89 trip year. Optimum production biologically on MSY is 3.218,44 ton year with fishing effort 2.537,10 trip year. Therefore Mackerel tuna fishing business in Java Sea have not been overfished biologically. 2. Mackerel tuna fishing business in Java Sea with purse seine vessel and mini purse seine vessel have been overfished economically. 3. Optimum production economically on MEY with mini purse seine vessel is 1.814,01 ton year with fishing effort 861,13 trip year. Optimum production economically on MEY with gillnet vessel is 3.182,34 ton year with fishing effort 2.268,39 trip year. 4. Optimum production on OAE with mini purse seine vessel is 2.886,46 ton year with fishing effort 1.722,27 trip year. Optimum production on OAE with gillnet vessel is 1.219,08 ton year with fishing effort 4.536,78 trip year. 5. Actual production effort of gillnet vessel and mini purse seine vessel can not be increased to MSY, because should get a bigger total loss. Production fishing effort of mini purse seine vessel should be decreased to MEY so it get optimum total profit. Production fishing effort of Mackerel tuna fishing in Java Sea with gillnet vessel can be increased to MSY for increasing profit with keeping sustainable of Mackerel tuna resources in Java Sea or to MEY for optimum total profit.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T49830
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahradina Putri Wardhani
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis evaluasi dari kebijakan tarif dan jenis PNBP SDA perikanan tangkap pasca diberlakukannya PP 75 tahun 2015, dan menganalisis proses penetapan target serta menganalisis realisasi penerimaan PNBP SDA perikanan tangkap pasca diberlakukannya PP 75 tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan teknik wawancara dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan pemungutan PNBP SDA Perikanan Tangkap pasca diterbitkannya PP 75 Tahun 2015 masih belum memenuhi beberapa asas ease of administration, yaitu terkait dengan asas convenience of payment. Proses penetapan target dengan menggunakan metode internal dan proses diskusi diantara Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Keuangan, Bappenas, dan DPR.
ABSTRACT
This research aim to analyze the evaluation of non tax revenue on natural resources policy after the published regulation No. 75 of 2015, and to analyze the process determaining revenue target from non tax revenue on natural resources and the realization of the revenue after the published regulation No. 75 of 2015. This research is a qualitative descriptive research with in dept interview and literature review as data collection techniques. The result of the research shows that non tax revenue on natural resouces in fishery is not matched yet with ease of administration which is the convenience of payment. the process determining of revenue target is by using internal method, and discussion process between The Ministry of Fishery, The Ministry of Finance, Bappenas and the People rsquo s Representative Council.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyogi Imam Fauzi
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia has a potential fishery resources around 6.4 million tons per year. Nonetheless, fishery resources that can be caught are limited in the amount of 5.2 million tons per year, because the rest of it still have to be maintained at the sea for continuous proliferation and scarcity prevention. In fact, fishery production is only collecting 4.7 million tons per year. Consequently, it remains 0.5 million tons per year, which is a good potential. This condition indicates that fishery resources have not been used optimally. Facing this challenges, government try to create regulations and policies. One of those things is blue revolution which is implemented by running Minapolitan policy, that is based on blue economy principle. The thing that has to be emphasized about this policy iscentral and local government are suggested to build synergy between each other to make the realization of this policy is successful. Actually, there is a region that has applied the Minapolitan policy, namely Cilacap Regency (Kabupaten Cilacap). Unfortunately, the fishery resources have not been used maximally as if it has become an old problem waiting for being solved. Based on the problem, this writing attempt to explain the implementation of Minapolitan policy and obstacles that may be faced during theprocess, in particular at Cilacap Regency, as a result of comprehensive research and study. The research method used is Sosio-Legal with qualitative approach and presented descriptively.
Jakarta: Universitas Indonesia, 2016
340 UI-JURIS 6:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Lembaga Oseanologi Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,, 1980.
551.465 7 LEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prasetyo Budi
Abstrak :
Komoditas terbesar untuk produksi ikan di PPS Nizam Zachman pada tahun 2013-2015 adalah cakalang dengan rata-rata produksi 34.472,08 ton/tahun. Peningkatan intensitas penangkapan sumberdaya ikan akan memberikan dampak negatif berupa pengurangan stok dan penurunan produksi hasil tangkapan. Fokus utama penelitian adalah para nelayan kapal purse seine yang beroperasi di WPP 572 Samudera Hindia Barat Sumatera yang menangkap ikan cakalang serta mendaratkan hasil tangkapannya di PPS Nizam Zahman. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi kondisi aktual tingkat pemanfaatan, menganalisa standarisasi alat tangkap, merumuskan CPUE, dan tingkat keuntungan. Metode penelitian yaitu kuantitatif, dan studi kasus. Analisis fungsi produksi menggunakan Model Schaefer dan Model Fox. Hasil standarisasi alat penangkapan ikan, alat tangkap purse seine lebih produktif dan efektif dibanding pemakaian alat rawai tuna dengan nilai FPI purse seine 1 dan rawai tuna 0,08. Nilai rata-rata upaya standar sebesar 917 upaya atau trip. Dari nilai hasil tangkapan didapat hasil CPUE standar rata-rata sebesar 24,69. Nilai produksi lestari penangkapan sebesar 180.884 ton, dengan EMSY senilai 19.185 trip dan TAC sebesar 144.707 ton. Tingkat pemanfaatan rata-rata masih dibawah jauh dari JTB yaitu 10 dari potensi model Fox dan 12,5 dari model Schaefer. Secara keseluruhan usaha penangkapan cakalang masih menguntungkan, yaitu 93,5 dari total responden mempunyai nilai BC ratio diatas 1 yaitu berkisar 1,01 ndash; 15,17 dan dinyatakan layak untuk diusahakan. ...... The largest commodity of fish production in PPS Nizam Zachman for 2013 2015 was skipjack with average production 34,472,08 ton year. The increasing intensity of captured fisheries resources gave a negative impact in stock reduction and decreased production of catches. The focus of this research was the purse seine vessel that has been operated in FMA 572 Indian Ocean West Sumatra that caught skipjack and landed at Nizam Zahman harbour. The purpose of this study was to evaluate the actual condition of skipjack resource utilization level, to analyze the standardization of fishing gear, and to formulate CPUE, also to analyze the level of skipjack tuna bussiness suistanability. This research was conducted by using quantitative research methods, based on case study. Analysis on sustainable capture fisheries production function used by Schaefer Model and Fox Model. The result of standardization of fishing gear show purse seine fishing gear was more productive and effective than the use of tuna longline tools with the value of FPI purse seine 1 and long line 0.08. The standard effort average value was 917 effort or trips. From the catch value obtained the result of CPUE average standard was 24.69. The value of sustainable tuna fishing production in FMA 572 landed at PPS Nizam Zachman was 180,884 tons, with EMSY worth 19,185 trips and TAC of 144,707 tons. The level of skipjack resource utilization was still below the average of TAC which was 10 of the potential Fox model and 12.5 of the Schaefer model. Overall skipjack fishing business was still profitable, that was 93.5 of the total respondents had a value of BC ratio above 1, which had ranged from 1.01 to 15.17 it was declared feasible to bussines.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewayany Sutrisno
Cibinong, Bogor: Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut, Bakosurtanal, 2008
551.465 7 DEW p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
kan Bada (Rasbora argyrotaenia) merupakan salah satu komoditas ikan asli di Danau Maninjau-Sumatera Barat. Ikan tersebut memiliki nilai ekonomis sebagai sumber protein masyarakat lokal, dan juga sangat berpotensi sebagai ikan hias. Kebutuhan terhadapnya selama ini masih mengandalkan hasil penangkapan, yang tentu saja sangat terbatas dan dikhawatirkan dapat menyebabkan penurunan populasi ataupun kepunahan bila tidak diimbangi dengan upaya pelestariannya. Usaha pelestariannya telah mulai dirintis dengan mencoba mengembangkannya. Penelitian ini ingin mengetahui kemampuan adaptasi ikan tersebut pada beberapa tingkat suhu media pemeliharaan, guna memprediksi kemampuannya dalam menghadapi pemanasan global apabila benar-benar berlangsung dan juga untuk mengetahi suhu terbaik untuk pengembangannya. Penelitian dilakukan pada bulan JuliOktober 2009 di Pusat Penelitian Limnologi-LIPI, Cibinong. Masing-masing 30 individu anak ikan bada umur 1,5 bulan dipelihara pada beberapa kisaran suhu air pemeliharaan yaitu: 24,526,0oC (kontrol);>2628 oC; >2830 oC; >3032 oC; dan >3234oC. Parameter adaptasi yang dianalisis yaitu ketahanan hidup dan pertumbuhannya. Hasil menunjukkan bahwa ikan bada mampu beradaptasi untuk hidup pada empat kisaran suhu dengan sintasan akhir antara 6070 persen, sedangkan pada kisaran suhu >3234oC ikan hanya mampu hidup selama 1 bulan dengan sintasan sebesar 19,85 persen, Pertumbuhan terbaik diperoleh pada kisaran suhu normal (kontrol) dengan pertumbuhan mencapai 30,74 mm atau pertumbuhan harian 0,256 mm/hari.
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Usman
Abstrak :
ABSTRAK
Ikan kakap merah (Lutjanus spp.) merupakan salah satu sumberdaya ikan demersal komoditas penting di perairan utara Cirebon, Laut Jawa. Tingginya tingkat operasi penangkapan ikan tradisional di sekitar perairan pantai diduga mempengaruhi ketersediaan stok sumberdaya ikan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengelolaan sumberdaya ikan kakap merah (Lutjanus spp.) di perairan utara Cirebon. Metode yang digunakan yaitu analisa aspek biologi (hubungan panjang-berat, panjang pertama kali tertangkap (Lc), pengamatan TKG, fekunditas, kebiasaan makan), analisa potensi sumberdaya (Maximum Sustainable Yield, tingkat pemanfaatan dan tingkat pengusahaan), analisa aspek lingkungan (suhu, salinitas, pH, kecerahan, kedalaman), analisa aspek sosial-ekonomi (observasi dan wawancara). Aspek biologi ikan kakap merah di perairan utara Cirebon menunjukan bahwa secara umum ikan kakap merah yang tertangkap belum matang gonad atau belum melakukan pemijahan. Hasil analisa potensi maksimum lestari (MSY), diperoleh informasi bahwa nilai hasil tangkapan optimum (Copt) sebesar 287,76 ton/tahun, dalam hal ini tingkat pemanfaatan ikan kakap merah di perairan utara Cirebon pada tahun 2009 telah melebihi nilai MSY. Aspek lingkungan fishing ground ikan kakap merah nenunjukan bahwa ikan kakap merah di perairan utara Cirebon umumnya tertangkap pada kedalamaan 9 – 45 m, dengan suhu permukaan laut berkisar antara 28 – 29,5 oC, salinitas perairan berkisar antara 30 - 32 ‰, pH antara 7 - 8, dan kecerahan perairan berkisar antara 5 - 5,5 m. Aspek sosial-ekonomi masyarakat nelayan menujukan terdapat perubahan sosial di sebagian masyarakat nelayan Cirebon, dari yang cenderung eksplotatif dengan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti arad menjadi pendekatan yang memperhatikan keberlanjutan sumberdaya ikan dengan menggunakan alat tangkap yang lebih ramah lingkungan berupa pancing dengan alat bantu pengumpul ikan berupa rumpon dasar, karena hasil tangkapan ikan kakap merah dengan pancing memiliki harga jual yang cukup tinggi dalam bentuk ikan segar (fresh). Pengelolaan sumberdaya ikan kakap merah di perairan utara Cirebon dapat dilakukan secara berkelanjutan melalui beberapa teknik pengelolaan diantaranya melalui pengaturan terhadap ukuran mata pancing, perluasan fishing ground, pengaturan jumlah armada penangkapan dan jenis alat tangkapan ikan, pengelolaan lingkungan melalui rumpon dasar sebagai terumbu karang buatan, dan penegakan hukum.
ABSTRACT
Red snapper (Lutjanus spp.) is one of the important commodity demersal fish resources at northern water of Cirebon, Java Sea. The high level of traditional fishing operations around the coastal area is suspected to affect the availability of fish stock. This study aims to analyze the red snapper management at the northern water of Cirebon. The methodology consists of are the biological aspects (length- weight relationship, length at firts capture(Lc), observation of gonad maturity level, fecundity, feeding habits), analysis of resources (Maximum Sustainable Yield, level of utilization, and level of effort), analysis of the environmental aspects (temperature, salinity, pH, brightness, depth), and the analysis of social- economic aspects (observation and interview). the red snapper biology aspects at the northern of Cirebon reveals that red snapper being caught immature gonads or not spawning yet generaly. The according to MSY analysis that the optimum catch (C-opt) is 287.76 tons/year, in thus case the utilize level of red snapper at the northern water of Cirebon in 2009 has over fishing. Environmental aspect of red snapper fishing ground shows that red snapper at the northern water of Cirebon are caught in 9-45 m generally, with sea surface temperatures 28 – 29,5 ° C, salinity 30-32 ‰, pH 7-8, and water transparence 5 - 5.5 m. Social-economic aspect of the fisheries communities are changing in most of Cirebon fisheries communities, with the tendention to use eco-fishing gear such as hand line with rumpon, due to the good price of the fresh product. The sustainability of the red snapper resource management in northern water of Cirebon can ensured by apply the several management techniques such as arrangement of hook size/ mesh size, the expansion of fishing ground, arrangement fishing vessels number and kind of fishing gears, environmental management through the rumpon as artificial reef, and law enforcement.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>