Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulis Setiawati
Abstrak :
ABSTRAK
Johann Wolfgang Goethe adalah salah seorang sastrawan besar dalam dunia kesusastraan Jerman, sehingga tak heran jika namanya diabadikan sebagai nama pusat kebudayaan Jerman yang tersebar di berbagai negara di dunia. Namun sayang sekali pada lingkup strata satu program studi Jerman FSUI belum ada penelitian tentang karya-karya Goethe. Oleh sebab itu saya memberanikan diri untuk meneliti aspek kritik sosial yang dilancarkan oleh Goethe dalam roman Die Leiden des jungen Werther.

Teori realisme milik Georg Lukacs saya jadikan pegangan dalam penelitian ini. Teori tersebut menyatakan; terdapat hubungan antara seniman, karya sastra dan masyarakat tempat sang seniman tinggal. Untuk menghasilkan karya seni realis, seniman harus terlibat dalam persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di sekitarnya.

Kehidupan pribadi Goethe (antara lain kisah cintanya dengan Charlotte Buff, kecenderungannya terhadap Maximiliane La Roche, kematian Karl Wilhelm Jerusalem) dan keadaan sosial politik pada zaman Sturm and Drang menjadi latar belakang penciptaan roman LJW.

Dalam roman LJW Goethe melancarkan kritik-kritik sosial, antara lain: kritik sosial sehubungan dengan pengekangan individu oleh norma-norma masyarakat, kritik sosial sehubungan dengan sikap dan gaya hidup golongan bangsawan dan kritik sosial sehubungan dengan tindakan yang buruk bagi jasad pelaku bunuh diri.

Dari penelitian ini diperoleh simpulan bahwa Goethe adalah seorang seniman realis karena ia terlibat dalam permasalahan-permasalahan sosial di lingkungan tempat ia tinggal. Lewat roman LJW ia menggambarkan keadaan sekaligus melancarkan kritiknya terhadap masyarakat zaman Sturm and Drang.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Dari kalimat-kalimat yang diucapkannya diatas dapat diketahui, betapa besar Kafta telah menggantungkan harapannya pada bab terakhir dari roman ini yaitu bab Das Naturtheater von Oklahoma. Kalimat-kalimat yang tersebut di atas, yang diucapkannya pada sahabatnya Max Brod, mengatakan bahwa bagaikan suatu muzizat surga, menurut Kafta pahlawannya akan menemukan kembali kebebasan, tempat berpijak bahkan tanah air dan orang tuannya, melalui sebuah pekerjaan yang hampir tak terpisahkan dari kegitan theater.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S14665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1974
S14741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Harnowo
Abstrak :
Kekalahan total Jarman dalam Perang Dunia II (1939-1945) telah mengakibatkan penderitaan bagi rakyatnya, baik secara fisik maupun mental. Terutama sekali dialami oleh para serdadu yang kembali ke tanah airnya. Sebagian besar dari mereka pulang dengan cacad jasmani ataupun rohani. Kepulangan mereka tidak disambut sebagaimana layaknya pahlawan yang kembali dari medan juang, dan mereka tidak mampu lagi menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat saat itu. Kehidupan mereka menjadi kacau, baik secara material, moral, dan agama. Kehancuranlah yang mereka dapatkan dari perang. Heinrich Bo11, seorang sastrawan, menuangkan masalah tersebut dalam romannya Lind sagte heir einziges Wort. Roman Und sagte kein einziges wort ini menceritakan dengan jelas masalah yang dihadapi masyarakat Jerman pada tahun-tahun awal sesudah berakhirnya Perang Dunia II melalui penokohan pasangan Fred dan Kate Bogner. Heinrich Boll menggambarkan pasangan itu sebagai korban perang. Kehancuran yang mereka alami akibat perang ternyata me_rembet pada kehancuran kehidupan mereka dalam masyarakat, bahkan nyaris pula menghancurkan kelangsungan rumah tang_ga mereka. Gereja dalam hal ini telah mengambil peran dengan menyadarkan mereka kembali untuk membangun kehidupan baru dari titik awal lagi. Roman yang sarat dengan pandangan dan cita-cita sang Pengarang ini, pada prinsipnya ingin menyampaikan pesan kepada generasi yang tidak mengalami perang, agar menjadi orang-orang yang membenci perang, dan menghindari segala bentuk usaha yang dapat menimbulkan ketegangan, serta mengakibatkan perang, karena perang tidak hanya berhubungan dengan masalah-masalah politik dan teritorial saja, tetapi menyangkut pula masalah moral dan agama yang akibatnya dapat menghancurkan umat manusia itu sendiri.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Julia
Abstrak :
ABSTRAK
Anna Seghers adalah seorang pengarang terkemuka yang karya-karya awalnya langsung mendapatkan hadiah Kleist. Melalui karya-karyanya wanita ini selalu berusaha mengangkat derajat kaum yang lemah dan tertindas, dan memilih tinggal di bekas negara Jerman Timur, walaupun berasal dari keluarga yang kaya raya. 'Grubetsch' mengisahkan tentang kehidupan kaum miskin di wilayah kumuh, dimana para penghuninya bermimpi untuk dapat keluar dari keadaan mereka yang sangat memprihatinkan dan tanpa harapan. Mereka tidak mempunyai niat atau keinginan untuk berusaha sendiri dengan sekuat tenaga mencari jalan keluar dari keadaan tersebut, akan tetapi sebagai gantinya mereka hanya menggantungkan harapan-harapan dan mimpi-mimpi mereka pada Grubetsch, seorang petualang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap, bahkan asal usulnyapun tidak mereka ketahui. Grubetsch tidak berhasil mewujudkan semua itu, sehingga akhimya dia menjadi korban. Semua yang terjadi dalam cerita ini merupakan kesia-siaan, seperti juga kehidupan para tokohnya. Kematian dan kehancuran yang mereka alami sama sekall tidak ada artinya, karena sesudah kematian Grubetsch, semuanya kembali seperti sediakala, kembali ke rutinitas semula, tidak ada.
1996
S14985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endries Juliawati
Abstrak :
Tujuan utama dari penelitian ini adalah menjelaskan makna kematian dalam tiga cerita pendek karya Thomas Mann berdasarkan psikoanalisa Sigmund Freud. Teori yang digunakan untuk meneliti ketiga cerita pendek ini adalah teori psikoanalisa Sigmund Freud, khususnya teori mengenai naluri kehidupan (Eros) dan naluri kematian (Thanatos). Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap ketiga cerita pendek karya Thomas Mann ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga cerita itu mengandung elemen-elemen teori Freud mengenai naluri kehidupan (Eros) dan naluri kematian (Thanatos). Elemen yang sangat dominan dalam ketiga cerita pendek itu adalah naluri kematian (Thanatos). kematian mempunyai makna yang penting dalam ketiga cerita tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widhiandari Kristianti
Abstrak :
Salah satu cara menganalisis sebuah karya sastra, sebagai hasil karya tangan yang terdiri dari rangkaian beberapa peristiwa, ialah menggolongkan karya tersebut secara keseluruhan atau hanya peristiwa tertentu ke dalam kelompok kenyataan dan kelompok fantasi. Analisis. semacam inilah yang sulit diterapkan pada karya E.T.A. Hoffmann yang berjudul Der Sandmann. Kejadian-kejadian yang mewarnai kehidupan Nathanael sebagai tokoh utama tidak dapat secara tegas dipisahkan menjadi kenyataan dan fantasi. Hal ini ditunjang oleh cara penulisan Hoffmann yang melukiskan tiap kejadian tersebut melalui dua sudut yang berbeda, yaitu Nathanael dan Clara. Sekalipun keduanya mengalami kejadian yang sama, namun hasil persepsi mereka saling berbeda. Di samping itu, pemakaian kata-kata yang tepat dalam membedakan pengamatan melalui panca indera dan pengamatan jiwa turut membantu Hoffmann dalam memperjelas pandangannya mengenai kenyataan dan fantasi. Hoffmann, pengarang terkenal dari jaman Romantik, telah berhasil membuktikan, bahwa penentuan isi sebuah karya sastra sebagai kenyataan atau fantasi tidak dapat dilihat dari kemasan luarnya saja, namun memerlukan penggalian karya secara mendalam. Kenyataan bagi seseorang, belum tentu berarti kenyataan bagi yang lain. Judul Der Sandmann mencerminkan usaha Hoffmann dalam memperkuat opininya; karena judul yang berbau dongeng itu, bukan merupakan indikasi jaminan digolongkannya karya tersebut sebagai sebuah fantasi.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Tjahjandari
Abstrak :
Pembahasan mengenai keterkekangan Ellen (tokoh utama) seorang anak keturunan Yahudi di masa Nazi berkuasa di Jerman dan harapannya akan kebebasan. Tujuannya adalahnya menunjukkan bahwa harapan memberikan suatu kekuatan atau motivasi bagi seseorang untuk dapat bertahan di suatu keadaan yang buruk. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap roman ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa harapan Ellen akan kebebasan telah membuat Ellen tidak putus asa, bahkan menjelang kematiannya di akhir roman Ellen memiliki hara_pan yang lebih besar dari harapannya semula.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S16177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
CH. Dian Vitriani
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas alur dan perkembangan kepribadian tokoh utama, Inka Karsten. Tujuannya adalah menunjukkan bahwa penggunaan alur yang bermacam-macam dalam roman Treffpunkt Weltzeituhr mempunyai hubungan yang erat dengan proses perkembangan keribadian tokoh utamanya. Bagian struktur alur yang pertama adalah : paparan, rangsangan dan gawatan. Bagian ini menjelaskan asal usul kehidupan Inka. Bagian tengah struktur alur roman Treffpunkt Weltzeituhr terdiri atas 7 bagian yakni tikaian, rumitan I, klimaks I, leraian I, rumitan 11, klimaks II, dan leraian II. Bagian ini sangat menentukan perkembangan kepribadian Inka karena banyak terjadi konflik yang seringkali membuat Inka sedih dan putus asa. Konflik-konflik tersebut sangat berperan dalam proses pencapaian kedewasaan Inka, karena - seperti yang dikemukakan oleh DR. Kartini Kartono - Kedewasaan tidak diukur dari absennya masalah dalam kedewasaan seseorang tetapi bagaimana ia menghadapi masalah dan segera bangkit dari kegagalan. Bagian selesaian merupakan penutup struktur alur. Selesaian roman ini mengisahkan bahwa hubungan Inka dan Katja, ibunya semakin membaik, begitu juga hubungan Inka dan teman-temannya. Pencapaian kedewasaan Inka diulas dalam bagian ini, hal tersebut diperlihatkan dari cara Inka memandang kehidupan ini. Analisis terhadap alur dan proses perkembangan kepribadian tokoh utama, Inka Karsten, menunjukkan bahwa pengarang roman ini berhasil menjalinkan kedua unsur cerita tersebut menjadi suatu jalinan yang unik dan menarik.
1995
S14615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richter, Helmut
Berlin Rutten & Loening 1962
833.9 K 26 zr
Buku Teks  Universitas Indonesia Library