Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danang Raditya
Abstrak :
Perkembangan Komposit berpenguat serat menjadi material yang populer dalam aplikasinya didunia kelautan disebabkan sifatnya yang menguntungkan yaitu ringan, pembuatan bentuk yang tidak terbatas, harga bahan baku yang rendah serta kemudahan dalam memperolehnya. Dalam berbagai aplikasi Komposit berpenguat serat alam telah banyak digunakan sebagai material alternatif untuk menggantikan serat sintetis. Dalam Penelitian ini dievaluasi penggunaan Komposit berpenguat serat Abaca dengan arah Orientasi Anyaman tipe Plain dengan matriks Epoksi Resin yang digunakan sebagai material alternatif untuk lambung kano. Untuk mengetahui karakteristik Komposit berpenguat Serat Abaca ini maka dilakukan pembuatan sample uji dengan menggunakan beberapa variasi antara lain Fraksi Volume ( 0,3 : 0,4 : 0.5 : 0.55) dan variasi anyaman (WR 74 dan WR 426) yang kemudian dilakukan pengujian terhadap Komposit yaitu pengujian Tarik dan Bending. Dari Hasil pengujian terhadap Komposit didapatkan bahwa Komposit Abaca WR 426 memiliki Nilai yang mendekati dengan Standar yang dikeluarkan oleh BKI, dari hasil pengujian Tarik, Komposit Abaca WR 426 memiliki nilai tertinggi yaitu Tensile Strength 81,5 NImm2 dan Modulus of Tensile sebesar 24430,42 NImm2 dan pada pengujian Bending Komposit Abaca WR 426 memiliki Nilai Terlinggi yaitu 116,39 N/mm2 dan Modulus of Bending sebesar 1643,7 N/mm2 pada Fraksi Volume 0,5. Komposit berpenguat serat Abaca WR 426 akan mengalami penurunan nilai kekuatan Tarik dan Kekuatan Bending setelah Fraksi Volume dinaikkan melebihi 0,5, dari hasil Foto Makro terlihat bahwa Matriks tidak dapat berfunsi lagi sebagai pengikal Serat sehingga Serat tidak dapat menahan beban yang dialaminya.
The Development of Fibers Reinforced Composite material become popular in the marine application because of its characteristic such as light, the unlimited of the composite making creature, the raw material is quite cheap and easy to get. In many application, Composite reinforced Natural Fibers its already used as an alternative material substitutes Glass Fibers. These Research evaluate the application of Composite Reinforced Abaca fibers which have Plain Woven orientation use as an alternative material for hull canoe. The Specimen were prepared and created with the variation of Volume Fraction ( 0,3 : 0.4 : 0,5 : 0,55 ) and wave Ratio ( WR 74 and WR 426 ) and tested in the laboratory for its Tensile Strength, Modulus of Tensile Strength, Bending Strength and Modulus of Bending Strength to identify and understand the characteristic of this Composite. From Testing in the laboratory, Composite Abaca WR 426 have the nearest Value with the value from BKI, from Tension Test, tensile Strength of Abaca WR 426 is 81,5 N1mm2and Modulus of Tensile is 24430,42 N1mm2, from Three Point Bending Test, the Bending Strength of Composite Abaca WR 426 is 116,39 NImm2 and Modulus of Bending is 1643,7 N/mm2 when the Volume Fraction is 0,5. The Value of Tensile Strength, Modulus of Tensile, Bending Strength and Modulus of Bending of Composite Reinforced Abaca fibers will decrease when the Volume Fraction is above 0,5. From the MacroPhoto its seen that the matrix cannot ruction as used to be, it makes fibers can reinforce composite.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Yulianto
Abstrak :
Komposit telah banyak digunakan oleh industri, khususnya industri otomotif sebagai bahan alternati£ pengganti Iogam berasal dari alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable) dan akan habis suatu saat nanti. Komposit berpenguat serat (fibre reinforced composite) mempunyai sifat yang menguntungkan dari bahan lainnya yaitu: ringan, kekuatan tinggi, harga bahan baku yang rendah, dan pembuatan bentuk yang tidak terbatas. Dalam penelitian ini akan dikaji rekayasa komposit serat slam (rami) dan akan digunakan sebagai atternatif pengganti bahan panel interior otomotif? dinilai iebih ekonomis, ramah lingkungan dan memiliki sifat yang tidak jauh berbeda dari komposit berpenguat serat sintetik. Hasil pengujian tank dan geser yang telah dilakukan, untuk fraksi volume fiber 0,3., 0,4, dan 0,5 diperoleh kekuatan tank rata-rata untuk Vf0,3 = 36,61 MPa, V10,4 = 37,032 MPa, Vf0,5 = 52,16 MPa. Dan ketiga fraksi volume ini yang memenuhi criteria mechanical properties untuk interior automotive dengan kekuatan tank 47 MPa adalah komposit dengan fraksi volume fiber 0,5(VfO,5). Sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu: pengujian untuk memenuhi standard SAE (Society of Automotive Engineers), Interior Automotive Plastic Part Testing - SAE .11717 Jun 94, diantaranya adalah pengujian kesetabilan dimensi pada temperatur kerja dengan nilai persentase perubahan rata-rata 0,211%, kesetabilan dimensi pada siklus II = 0,131% dan siklus HI = 0,027%, ketahanan warna dengan nilai perbandingan warna 1 dari standard warna, dan impak dingin dengan hasiI tidak pecah pada energi yang diberikan sebesar 2 Joule.
Most of industry was used composite, especially automotive industry as changes of material, it used to alternative material. Fiber reinforced composite has advantage various from another material: light, high tensile, etc. This research will be used to natural fiber as the alternative material like automotive interior, environment friendly and not different from plastic fiber reinforced composite, In this research, the variant variables of sample are 0,3; 0,4; 0,5 fraction volume. Tension lest and shear test used to get tension strength, value of result that test about If 0.3 = 36,61 MPa; Vf 0,4 = 37,03 MPa: VfV,S 52,16 MPa. Tensile strength of part of automotive interior is 47 MPa, comparison this value with test result shown fraction volume 0.5 (Vf 05) adequate to that specification of part So, this research can be continued to the next step with SEA (Society of Automotive Engineers) standards test. Interior Automotive Plastic Part Testing (SAE J1717, June' 1994) are dimensional stability at service temperature with value change (averaged) 0.211% . dimensional stability after hot/cold cycling with value change (averaged) cycles I = 0,211%. cycles II = 0,131% and cycles III 0,131 %, color and gloss retention with value color change 1 from color standard and cold impact with value no cracks or breakage to give energy 2 Joule.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T15009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Maulana Nazri
Abstrak :
Kondisi cuaca seringkali menjadi penyebab kerusakan permukaan jalan. Penggunaan bahan tambah pada aspal menjadi solusi alternatif untuk menjadikan aspal memiliki ketahanan terhadap suhu maupun air. Penelitian ini dimaksudkan penggunaan limbah serabut kelapa pada bitumen pen 60/70 sebagai beton campuran panas yang dimodifikasi. Pengujian karakteristik aspal meliputi: penetrasi sebelum dan setelah kehilangan berat aspal, titik lembek, titik nyala dan bakar, daktilitas, berat jenis, kelarutan dalam TCE. Semua pengujian telah dilakukan dengan variasi ukuran serat 0.5cm, 0.75cm, 1cm dalam persentase serat terhadap berat bitumen 0.5%, 0.75%, dan 1%. Penurunan terjadi pada pengujian penetrasi sebelum kehilangan berat, daktilitas dan kelarutan dalam TCE, serta meningkat pada pengujian penetrasi setelah kehilangan berat, titik lembek, titik nyala dan bakar, berat jenis dan penurunan berat. Penggunaan serat sabut kelapa sebagai bahan tambah pada aspal telah menunjukkan peningkatan ketahanan aspal terhadap pengaruh temperatur. Kandungan 0.75% serat terhadap berat bitumen telah menunjukkan hasil terbaik.
Weather conditions are often the cause of damage to the road surface . The use of materials added to asphalt be an alternative solution to make asphalt have resistance to temperature and water . This research aimed at using waste coconut fiber pen bitumen 60/70 as modified hot mix concrete . Testing of bitumen characteristics include : penetration before and after losing weight bitumen , softening point , flash point and burn , ductility , density , solubility in TCE . All tests have been done with the variation of fiber size 0.5cm , 0.75cm , 1cm in percentage of the weight of bituminous fiber 0.5 % , 0.75 % , and 1 % . The decline occurred in penetration testing before losing weight , ductility and solubility in TCE , as well as increases in penetration testing after losing weight , melting point , flash point and burn , density and weight . The use of coconut coir fiber as the material added to the asphalt pavement has shown an increased resistance to the effects of temperature . Fiber content of 0.75 % by weight of the bitumen has shown the best results .
2013
S53092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nabila Anindita
Abstrak :
Kebutuhan material semikonduktor untuk industri elektronika di Indonesia semakin meningkat ditandai dengan tren sumbangan dari industri elektronika terhadap ekspor industri yang terus meningkat setiap tahunnya. Namun demikian, ternyata Indonesia masih mengimpor bahan baku material semikonduktor. Permasalahan lain dari penggunaan material semikonduktor adalah komponen semikonduktor yang tidak dipergunakan lagi akan dibuang menjadi sampah plastik yang sulit diuraikan. Oleh karena itu pembuatan material semikonduktor yang berasal dari bahan alam dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Salah satu material yang dapat digunakan untuk material semikonduktor adalah komposit serat nata de coco dengan filler silika. Metode yang digunakan untuk membuat komposit serat nata de coco dengan filler silika adalah metode perendaman dengan variasi ukuran partikel silika, konsentrasi suspensi silika, dan lama perendaman. Dari hasil SEM-EDX dapat diketahui bahwa silika telah terdeposisi pada serat. Hasil uji konduktivitas listrik menunjukkan bahwa semua komposit yang dihasilkan bersifat semikonduktor. Nilai konduktivitas tertinggi sebesar 1,21 x 10-5 S/cm atau kurang lebih 48 kali konduktivitas serat nata de coco polos dihasilkan dari komposit serat nata de coco/silika dengan ukuran partikel 370 nm, konsentrasi suspensi 6%w/v, dan lama perendaman 3 hari.
The needs of semiconductor material for the electronic industry in Indonesia is increasing each year according to the postive trend of export from electronic industry in Indonesia. In contrast, the fact that Indonesia actually still import the raw material for the semiconductor material that is used in electronic industry is ironic. Another problem comes from the use of semiconductor material is that the unused semiconductor component can be a plastic waste that needs a long time to be degraded. As a solution for this condition, the making of semiconductor material from natural substances is needed. One of the natural substances that can be used as the semiconductor material is nata de coco fiber composite with silica filler. The submerged method is used in the production of nata de coco fiber composite with silica filler by using the immersion time, concentration of nanosilica suspension, and the size of silica particle as the variations. From the SEM-EDX results, it can be seen that silica particle is deposited on the nata de coco fiber. From the conductivity characterization, it is known that all of the composite can be categorized as semiconductor material. The highest electric conductivity, 1,21 x 10-5 S/cm or about 48 times higher than the conductivity of nata de coco fiber, is reached from the nata de coco fiber composite with silica filler that has a particle diameter of 370 nm, and submerged in silica suspension with concentration 6% w/v for 3 days.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Sharfina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jarak penyinaran terhadap depth of cure DOC resin komposit serat sebagai substruktur. Delapan belas spesimen EverX Posterior warna A3 berbentuk silinder diameter 6 mm dan tebal 4 mm dibagi menjadi 3 kelompok jarak penyinaran 0, 2, dan 4 mm yang dipolimerisasi dengan LED Litex 695, irradiansi 800 mW/cm2, selama 20 detik. Pengukuran DOC dilakukan melalui rasio kekerasan Vickers. Analisis data dilakukan menggunakan uji ANOVA satu arah. Hasil penelitian menunjukkan DOC pada jarak penyinaran 0, 2, dan 4 mm sebesar 79 0,7, 77 0,6, dan 75 0,8. Disimpulkan terdapat perbedaan bermakna pada nilai DOC pada seluruh jarak penyinaran.
This study aims to analyze the effect of light curing distance on the depth of cure DOC of fiber reinforced composite as substructure. Eighteen specimens consist of EverX Posterior shade A3, formed into a cylindrical shape 6 mm in diameter and 4 mm thickness divided into 3 groups according to light curing distance 0, 2, and 4 mm which were polymerized with LED Litex 695, irradiance 800 mW cm2, for 20s. Meansurement of DOC was carried out by Vickers hardness ratio of specimens. Data were analyzed statistically by one way ANOVA test. The result showed the DOC at a light curing distances of 0, 2, and 4 mm was 79 0,7, 77 0,6, and 75 0,8. It was concluded that there is a significant difference in DOC among the light curing distance.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan rekat geser resin komposit serat sebagai substuktur dengan resin komposit partikulat berbeda komposisi. Resin komposit partikulat G-aenial posterior Kelompok A, 10 spesimen dan Tetric N-ceram Kelompok B,10 spesimen digunakan sebagai lapisan atas resin komposit serat EverX Posterior. Uji kuat rekat geser dilakukan menggunakan UTM dengan beban 100 kgf dan crosshead-speed 0.5 mm/menit. Data dianalisis menggunakan uji statistik independent sample t test. Hasil penelitian menunjukan nilai rerata kuat rekat geser yakni 18,64 1.5 MPa A dan 22,05 1,8 MPa B . Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kuat rekat geser yang bermakna pada kedua kelompok.
The aim of this study was to identify shear bond strength fiber reinforced composite as a substructure with different composition of particulate filled composite. Particulate filled composite G aenial posterior Groups A, 10 specimen and Tetric N ceram Groups B, 10 specimen used as an upper layer of FRC EverX Posterior. Shear bond strength test was performed using UTM with a load of 100 kgf and crosshead speed of 0.5 mm min. Data were analyzed using statistical test independent sample t test. The result of this study showed the mean shear bond strength values are 18,64 1.5 MPa A and 22,05 1,8 MPa B . It was concluded that there is a significance difference of shear bond strength between two groups.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiki Ramadhani
Abstrak :
Pengangkutan ikan hasil tangkapan nelayan tradisional merupakan hal penting setelah penangkapan ikan. Penggunaan wadah angkut ikan merupakan salah satu upaya menjaga kualitas ikan. Selama ini pemanfaatan wadah angkut ikan masih kurang efektif dan efisien sehingga terjadi kerugian karena kualitas dan nilai jual ikan rendah. Penelitian ini difokuskan pada kajian rancang bangun wadah angkut yang mudah dipindahkan dan ramah lingkungan agar ikan bernilai jual tinggi. Wadah dirancang untuk ikan hidup yang diperlengkapi sirkulasi air dan udara serta penyaringan kotoran sehingga salinasi dan pH air terkendali. Bahan wadah terbuat dari material komposit berpenguat serat pisang abaca. Komposit dibentuk menjadi anyaman tenunan dan anyaman tikar. Dari hasil pengujian tarik diperoleh kekuatan tarik rata - rata sebesar 9 MPa dan tegangan luluh rata - rata sebesar 6,538 MPa. Sedangkan hasil perhitungan pembebanan pelat diperoleh tebal komposit minimum sebelum terjadi defleksi 3 mm yaitu 3,27 mm.
Transportation of fish catches is an important traditional fishing after catching a fish. The use of container transport fish is one of the efforts to maintain the quality of fish. During this time fish transport container utilization is still less effective and efficient so that there is a loss because of the quality and value of fish sold low. This study focused on the study design of container transport is easily removable and friendly environment for high value fish. Containers designed for live fish equipped air circulation and filtration of water and dirt so that the salinization and water pH control. Material container made of composite materials berpenguat abaca fiber. Composite formed into woven fabrics and woven mats. From the results obtained by tensile testing tensile strength - average of 9 MPa and yield stress - average of 6.538 MPa. While the calculation results obtained by the imposition of a thick composite plate minimum before the deflection of 3 mm is 3.27 mm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S52165
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Herman Yuwono
Abstrak :
Komposit dengan matriks polimer dan penguat serat telah menjadi material yang dipakai secara meluas pada aplikasi-aplikasi struktural dimana dibutuhkan rasio kekuatan dan kekakuan terhadap berat yang tinggi. Walaupun demikian komposit serat dengan matriks polimer memiliki kelemahan terhadap pembebanan tekan. Satu dan sekian banyak penjelasan untuk hal ini adalah karena mekanisme perpatahan mikro plastis (plastic microbuckling) yang disebabkan oleh adanya ketidak-lurusan serat (fibre misalignment, deformasi plastis matriks serta kehadiran peningkat tegangan seperti daerah kaya resin (resin-rich region). Pada aplikasi kelautan dalam iklim tropis seperti di Indonesia, kelemahan ini diperbesar oleh adanya mekanisme penurunan modulus kekakuan matriks polimer oleh absorpsi ion-ion klorida dari air laut, oksidasi dari udara serta serangan sinar ultraviolet matahari terhadap rantai karbon polimer. Sebagai salah satu pertimbangan untuk mendisain material komposit bagi aplikasi-aplikasi tersebut, informasi visual mengenai tahapan terjadinya kerusakan oleh perpatahan mikro plastis sebagai mekanisme dominan kegagalan tekan pada komposit matriks polimer perlu dipahami dengan baik. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan sebagai suatu usaha untuk memodelkan mekanisme perpatahan mikro-plastis tersebut, yang diharapkan dapat ditunjukkan oleh benda uji komposit yang telah diekspos dalam lingkungan air laut. Pengujian tekan uniaksial telah dilakukan pada komposit model yang memiliki ketidak sempurnaan berupa daerah ketidak lurusan serat terbatas. Komposit model dibuat dari lembaran-lembaran Baja tipis yang direkat dengan adhesive film (resin epoksi). Teknik perekaman dengan video digunakan untuk memperoleh tahapan-tahapan kerusakan yang terjadi pada benda uji dengan jelas. Dengan menggunakan komposit model dan teknik tersebut, awal terjadinya perpatahan mikro (microbuckling) serta tahap-tahapan kerusakan dapat diamati secara eksperimental dengan baik terutama pada benda uji yang belum diekspos dalam air laut. Pada benda uji yang telah diekspos dalam air laut mekanisme kerusakan yang dominan adalah splitting yang merupakan konsekuensi penurunan atau degradasi ikatan antar muka serat dan matriks. Hasil pengujian temperatur transisi gelas (g) mengindikasikan penurunan modulus kekakuan komposit yang selanjutnya akan menurunkan kekuatan tekan komposit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sianny Tirta
Abstrak :
Seiring dengan semaldn meningkatnya pemlintaan akan material dengan karakteristik unik yang tidak dimiliki logam, material komposit mulai diminati karena kekuatan terhadap berat yang tinggi. Salah satu jenis komposit tersebut adalah komposit poliester berpenguat serat E-glass. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai matenal tersebut dalam lingkungan keija yang aneka ragam Salah satu jenis lingkungan yang dapat ditemui oleh serat gelas/poliester adalah lingkungan dimana terdapat kombinasi antara kelembaban dan temperatur tinggi (higrotermal) yang dapat menyebabkan degradasi pada matriks serta ikatan antara serat-matriks. Penelirian ini bertujuan unluk melihat pengaruh perlakuan higrotermal terhadap kekuatan lentur komposit serat gelas/poliesten Sampel untuk penelitian dibuat dari matriks poliester yang diperkuat dengan dua jenis serat, yaitu CSM (Chopped Strand Mat) dan WR (Woven Roving). Susunan lapisan adalah 3 CSM/ IWR/3 CSM/1 WR/2 CSM dan dibuat dengan metode laminasi basah. Sebelum diberi perlakuan sampel ditimbang terlebih dahulu. Perlakuan yang diberikan adalah perendaman dalam media air ledeng pada temperatur 26°C, 60° C dan 90°C selama 504 jam, Setelah perendaman, dilakukan penimbangan sampel. Kemudian dilakukan pengujian lentur sesuai dengan standar ASTM D790-81. Pada sampel, baik yang diuji lentur maupun tidak dilakukan pengamatan makro. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berat sampel meningkat dengan semakin tingginya temperatur perendaman.Peningkatan berat sampel dan ternperatur perendaman diikuti dengan penurunan nilai kekuatan dan modulus lentur. Turunnya kedua nilai ini terjadi karena perendaman menyebabkan difusi air ke dalam matriks sehingga merusak matriks serta ikatan serat-matriks. Sedangkan pengarnatan foto makro memperlihatkan bahwa mode perpatahan yang dominan adalah mode perpatahan interlaminar terutama pada serat WR Bentuk perpatahan lain yang teramati adalah retak matriks, perpatahan Serat serta fiber pull-out.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>