Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tresna Priyana Soemardi
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk meningkatkan nilai tambah dari pada bambu agar dapat dipergunakan sebagai pengganti atau paling tidak pendamping kayu, maka dibuatlah suatu susunan bambu dalam bentuk komposit yang disebut Laminasi Bambu.

Penelitian tentang laminasi bambu masih jarang dilakukan dan di Indonesia belum ada yang melakukan penelitiannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan pada laminasi bambu pada pengujian mekanik. Adapun jenis bambu yang dipergunakan adalah jenis bambu apus atau bambu tali (Gigantochloa Apus) dengan pertimbangan jenis bambu ini mengadung kadar pati rendah dan mudah didapat. Sedangkan perekat yang dipergunakan adalah jenis Urea Formaldehyde (UF) dan pengujian mekanik yang dilakukan, Pengujian mekanik yang dilakukan adalah Tarik, Bending dan Geser dengan penekanan dingin.

Pada pengujian ini mempergunakan mesin merk lnstron, model 1185 dengan beban maksimum 2000 kg, 720 kg dan 500 kg, kecepatan kertas 50 mm/menit dan jumlah sampel 8 (tarik), 9 (bending) dan 8 (geser).
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Karina
Abstrak :
ABSTRAK Perkembangan penelitian komposit diperkuat serat alam telah menunjukkan hasil yang signifikan. Komposit diperkuat serat daun nanas Subang (SDNS) untuk aplikasi non-struktural memberikan nilai tambah untuk limbah serat daun nanas Subang. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kekuatan lentur, absorpsi dan desorpsi air komposit yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Perlakuan alkali pada SDNS dilakukan dengan merendam SDNS dalam larutan NaOH 5%. SDNS setelah perlakuan alkali dan lembaran PP dibuat menggunakan teknik compression molding dengan variasi fraksi berat serat untuk PP adalah 20wt%, 30wt% dan 40wt%. Pengukuran sifat lentur, desorpsi dan absorpsi air dilakukan pada komposit PP dan PP/SDN. Hasil pengukuran densitas, bahan komposit dikelompokkan dalam papan serat kerapatan tinggi (PSKT) berdasarkan SNI 01-4449-2006. Dari variasi fraksi berat serat pada penelitian ini, kekuatan lentur tertinggi dimiliki oleh komposit PP/SDN40% dengan nilai (4,89 ± 0,37) MPa, meningkat sebesar 153,37% dibandingkan dengan PP murni. Nilai desorpsi dan absorpsi air masing-masing (1,08 ± 0,12) % dan (8,83 ± 3,35) %. Hasil pengamatan mikroskop optik menunjukkan bahwa komposit mengalami kegagalan matriks pada permukaan sampel sesudah uji lentur.
ABSTRACT The development of natural fiber reinforced composite research has shown significant results. Pineapple leaf fiber reinforced composites for non-structural application provide added value for Subang pineapple leaf fiber (PALF) waste. This study aimed to observe flexural strength, water absorption and desorption of composites which referred to the Indonesian National Standard (SNI). Alkali treatment on Subang PALF was performed to improve the interface bonding between PALF with polypropylene (PP), in which the PALF was soaked in 5% NaOH solution for 24 hours. Treated PALF and PP sheets were fabricated using compression molding (hot press) technique with the variation of fiber fraction to PP were 20 wt%, 30 wt% and 40 wt%. Flexural property, desorption and absorption water tests were conducted on PP and PP/PALF composites, and optical microscope (OM) observation was performed on the surfaces after the flexural test was conducted. The highest flexural strength was (4.89 ± 0.37) MPa, these values shown an increased respectively by (153,37) % compared to the pure PP. Then the desorption and the absorption water tests were (1,08 ± 0,12) % and (8,83 ± 3,35) % respectively. The morphology composites indicated that matrix failure it caused by there was a strong enough interface bond between the fiber and matrix.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T52150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Hadiwibowo
Abstrak :
Saat ini sudah banyak sekali produk-produk berbasis material polimer khususnya plastik. Namun, plastik sangat tidak ramah lingkungan karena sifatnya yang sulit untuk terdegradasi. Biokomposit yang mengandung matriks polimer dan serat alam merupakan salah satu alternatif dalam mereduksi penggunaan produk-produk plastik karena sifatnya yang mudah terdegradasi oleh alam. Serat alam yang memiliki potensi bagus untuk dijadikan sebagai penguat ialah serat sorgum. Selulosa dari serat sorgum diperlukan untuk menghasilkan penguat yang baik pada matriks polimer. Selulosa ini bisa didapatkan dengan mendefibrilasi serat sorgum sehingga kandungan non-selulosa seperti lignin dan hemiselulosa dapat berkurang. Proses defibrilasi dilakukan menggunakan teknik hidrotermal dengan metode rendam bertekanan dengan variasi waktu proses selama 5, 10, 15, 20, 25, 30, dan 60 menit. Hasil menunjukkan bahwa nilai optimum dalam mendefibrilasi serat sorgum terdapat pada proses hidrotermal rendam bertekanan selama 5 menit. Serat sorgum yang dihasilkan memiliki permukaan yang halus dan mengalami peningkatan kristalinitas, hidrofilisitas, dan kestabilan termal.
Nowadays, we have a lot of polymer based products, especially plastic. However, the plastic is not very environmentally friendly because it is difficult to degrade. Biocomposites containing polymer matrix and natural fibers is an alternative in reducing the use of plastic products because of its ease biodegradable. Natural fiber that has good potential to be used as a reinforce is sorghum fiber. Cellulose from sorghum fiber is required to produce a good compatibility with polymer matrix. This cellulose can be obtained by defibrillate the sorghum fibers so that non cellulose content such as lignin and hemicellulose can be reduced. The defibrillation process was performed using hydrothermal technique with pressure soak method with variation of processing time for 5, 10, 15, 20, 25, 30, and 60 minutes. The results showed that the optimum value in the defibrillation of sorghum fiber was found in the hydrothermal pressurized soak process for 5 minutes. The resulting sorghum fiber has a smooth surface and increases in crystallinity, hydrophilicity, and thermal stability.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Hafizhah
Abstrak :
Komposit ramah lingkungan telah berkembang dalam empat dekade terakhir karena kebutuhan terhadap material ramah lingkungan meningkat. Salah satu komposit ramah lingkungan adalah penggunaan serat alam sebagai penguat pada komposit. Indonesia memiliki berbagai macam serat alam, salah satunya serat daun nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kandungan serat daun nanas, yang berasal dari Subang, pada sifat tarik dan suhu defleksi komposit polipropilena/serat daun nanas Subang. Serat daun nanas diberi perlakuan awal alkalisasi, sedangkan butiran polipropilena sebagai matriks diekstrusi menjadi bentuk lembaran. Metode pembuatan komposit yang digunakan adalah metode Hot Press. Hasil uji tarik dan uji Heat Deflection Temperature menunjukkan komposit dengan fraksi berat serat daun nanas 30 wt.% adalah yang terbaik. Nilai nilai kuat tarik, modulus elastisitas an suhu defleksi masing-masing sebesar (64,04 ± 3,91) MPa; (3,976 ± 3,91) GPa dan (156,05 ± 1,77) °C, dengan kenaikan masing-masing 187,36%, 198,60%, 264,72% dibandingkan dengan polipropilena murni. Hasil pengamatan pada permukaan patahan menunjukkan moda kegagalan yaitu serat patah dan kegagalan matriks.
The development of eco-friendly composites has been increasing in the past four decades because the requirement of eco-friendly materials has been increasing. Indonesia has a lot of natural fiber resources and, pineapple leaf fiber is one of those fibers. This experiment aimed to determine the influence of weight fraction of pineapple leaf fibers, that were grown at Subang, to the tensile properties and the deflection temperature of polypropylene/Subang pineapple leaf fibers composites. Pineapple leaf fibers were pretreated by alkalization, while polypropylene pellets, as the matrix, were extruded into sheets. Hot press method was used to fabricate the composites. The results of the tensile test and Heat Deflection Temperature (HDT) test showed that the composites that contained of 30 wt.% pineapple leaf fiber was the best composite. The values of tensile strength, modulus of elasticity and deflection temperature were (64,04 ± 3,91) MPa; (3,976 ± 3,91) GPa and (156,05 ± 1,77) °C respectively, in which increased 187,36%, 198,60%, 264,72% respectively from the pure polypropylene. The results of the observation on the fracture surfaces showed that the failure modes were fiber breakage and matrix failure.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library