Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chen Siu Li
Abstrak :
ABSTRAK
Citra wanita tradisional Amerika diambil alih oleh golongan W.A.S.P. sesuai gagasan Ratu Victoria, yang menggambarkan kewanitaan yang sejati sebagai lambang kesucian (purity), kesalehan (piety), ketaatan (submissiveness), dan sopan santun wanita (female propriety). Ratu Victoria yang bertahta di Inggris dari tahun 1837 sampai tahun 1901, mengutuk kaum wanita yang ingin berjuang untuk persamaan hak dengan kaum pria. Beliau mengajak kaumnya, baik di Inggris maupun di Amerika, untuk Join in checking this wicked folly of women's rights, on which my poor sex is bent, forgetting every womanly feeling and propriety (Djajanegara, 1987:32). (bersama-sama membendung perjuangan hak-hak wanita yang tolol dan buruk itu, dan yang menjadi tekad kaumku yang malang dengan melupakan segala perasaan serta sopan santun kewanitaan).

Menurut nilai-nilai Victoria, ruang lingkup kegiatan wanita harus terbatas pada rumah tangga dan dalam W.A.S.P. (White Anglo-Saxon Protestants/Kaum Protestan Anglo-Saxon kulit putih), kelas menengah yang berkuasa dalam kehidupan nasional, lingkungan keluarga, terkecuali kegiatan-kegiatan agama yang bertujuan meningkatkan moralitas warga masyarakat. Yang ditonjolkan ialah sifat inferior wanita apabila dibandingkan dengan kaum lelaki. Wanita dianggap sebagai mahluk yang lemah, pasrah, tak dapat berpikir, tak dapat mandiri dan secara total tergantung pada kaum pria yang berperan sebagai majikan mereka. Pada umumnya, citra wanita ideal hanya diterapkan pada kaum menengah atas kulit putih. Wanita diibaratkan sebagai sebuah barang hiasan yang mahal tetapi mudah patah. (Friedan, 1984:81). Fungsi wanita yang senantiasa dipuji-puji dan dianjurkan ialah: mengasuh anak-anak dan menyenangkan serta merawat para suami (the nurturing function of women).

Wanita dilarang banyak belajar karena hal ini akan merusak keseimbangan jiwa mereka dan mengakibatkan kemandulan. Kepercayaan ini didukung dengan antusias oleh mayoritas kaum pria pada pertengahan abad kesembilanbelas, bahkan juga oleh kaum wanita sendiri. Namun di tengah-tengah masyarakat yang didominasi oleh kaum pria ini terdapat sekelompok wanita intelektual yang menyadari ketimpangan kepercayaan umum ini, yang ingin membendung berkembangnya potensi-potensi pada wanita untuk dapat mencapai status yang sama dengan pria.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurin Amalia Pramudhani
Abstrak :
ABSTRAK
Setiap individu memiliki cara pandang mereka terhadap dunia. Cara pandang ini antara lain dipengaruhi oleh aspek gender, feminitas dan maskulinitas. Aspek gender ini juga mempengaruhi tindakannya dalam menangani dan mencari solusi untuk suatu permasalahan. Individu feminin lebih melibatkan subjektivitas, perasaan dan rasa terkait dengan individu lainnya dalam menyelesaikan masalah. Hal ini menjadi potensi yang dapat dikembangkan untuk menghasilkan arsitektur yang mempengaruhi perilaku pengguna melalui rancangannya. Pengaruh ini diyakini mampu menjadi solusi dari permasalahan kebutuhan manusia. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui penerapan aspek feminitas dalam rancangan arsitek Indonesia saat ini. Metode yang digunakan adalah dengan kajian teori dan analisis terhadap data sekunder dari sampel arsitek perempuan dan laki-laki Indonesia beserta rancangannya. Dari kajian pada penulisan ini ditemukan hasil bahwa aspek femininitas ditemukan pada kedua rancangan arsitek, baik pada rancangan arsitek perempuan maupun laki-laki.
ABSTRACT
Every individu has their own way of seeing the world. This way is affected by feminity and masculinity. It also affects the way they handle problems and how they solve it. Feminine tends to count the subjectivity, emotions, and ethic of care. Those are potentially developed to create the sensous architecture, which then could affect the users rsquo behavior. This affection is believed to be solutions for the human need problems. The aim of this writing is to know the presence of feminity aspects in architectural design by Indonesian rsquo s architects. The method use in this writing is literature review and analyzing the secondary data of female and male Indonesian architects. From this writing, it is found that feminity aspects are found in both female and male architect rsquo s design.
2017
S67693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library