Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pakasi, Diana Teresa
Abstrak :
Teks dan pembaca: Konstruksi tubuh, hasrat, dan relasi seksual perempuan dalam fitur majalah Popular. 145 halaman (termasuk daftar pustaka) + lampiran + halaman pengesahan + kata pengantar + abstract + abstrak + daftar isi + daftar tabel + daftar grafik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi seksualitas perempuan dalam fitur majalah Popular dan pemaknaan pembaca terhadap seksualitas perempuan yang terepresentasi dalarn fitur tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika dan studi etnografis. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada pembaca majalah Popular adalah Focus Grow.) Discussion dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks merepresentasi seksualitas perempuan sebagai objek yaitu objek fantasi seks dan objek pengaturan tubuh perempuan yang ditujukan untuk kepuasan laki-laki. Meskipun demikiarr, filur yang berformat wawancara memungkinkan suara perempuan hadir dan meresistensi objektifikasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembaca umumnya terhegemoni ideologi objektifikasi tubuh perempuan. Pembaca yang bernegosiasi terhadap objektifikasi tubuh perempuan tersebut dipengaruhi oleh latar belakangnya yang memiliki istri yang mampu berperan sebagai subjek dalam relasi seks.
Text and readers: The contraction of women's body, desire, and sexual relationship in the features of Popular magazine. 145 pages (including bibliography) + appendices + approval page + foreword + abstract (English and Indonesia) + table of contents + lists of tables + lists of graphics. The objectives of this research are to show (a) the representation of 'women sexuality in the features of Popular magazine and (b) the readers' meaning toward the representation. This research used qualitative approach that combined semiotics and ethnography, Focus group discussion and in-depth interview were carried out to collect data from the readers. Research findings showed that text represents women sexuality as an object: as sexual fantasy object and object of regulation in order to gain men's sexual pleasure. However, the interview format features presented the women voices and the voices resisted the objectification. Research findings showed that ideology of objectification of women's body dominated readers. Reader who is negotiated with the objectification of women body is influenced by their spouse who can play the role of subject in sexual relationship.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narisa Nurazizah
Abstrak :
Tiap masyarakat tentunya berbeda-beda dalam mengonstruksi seksualitas mereka dan hal tersebut tercermin pada norma-norma yang berlaku di masyarakat tersebut. Saya berusaha menjelaskan hubungan antara konstruksi masyarakat Mekarwaru tentang seksualitas perempuan dalam titik ini pengawasan dan pengaturan seksualitas kepada perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi, metode life-history, observasi partisipan, dan wawancara mendalam dengan melibatkan tidak hanya para perempuan sebagai subjek yang diawasi dan diatur, tapi juga orang tua, aparat desa, remaja Karang Taruna, serta masyarakat sekitar yang saya kategorikan menjadi gossipers sebagai bentuk triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian saya, ada dua hal yang menjadi alat untuk mengontrol seksualitas perempuan Mekarwaru, yakni pertalian rasa malu (kinship of shame) dan gosip. Rasa malu nyatanya tak dapat muncul begitu saja, tetapi diaktifkan menggunakan gosip. Tulisan ini juga ingin menunjukan bahwa aliran kekuasaan tidak melulu secara top-down ataupun bottom-up, tapi juga horizontal. Hal ini tercermin dari pelaksanaan apel malam serta bekerjanya pertalian rasa malu [kinship of shame] dan gosip sebagai praktik village biopower untuk mewujudkan performative regulation. ......Each community constructs their ows sexuality, which could be reflected in their social norms that they carries and applies. Through this writing, I explained the connections between the social construction in the village of Mekarwaru regarding their women’s sexuality with the surveillance and sexuality regulation for women. I use ethnographic approach, life-history methods paired with participant observation and in-depth interview to not only the women as the subject that are being watched and regulated, but also their parents, village apparatus, Remaja Karang Taruna, and the community members that I categorizes as ‘the gossiper’ as a form of triangulation. My research shows that there’s two things that plays the role as a ‘tool’ to control Mekarwaru’s women’s sexuality, that are kinship of shame and gossip. The shame aspect could not stand by itself without the active role of gossip. Through this writing, I would also like to show that power flow is not as stagnant as ‘top-down’ or ‘down-top’, but could also be horizontal, which proven through the ’apel malam’ activity, and the work of kinship of shame with gossip as a practice of village biopower to manifest the performative regulation.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kindy Aulia
Abstrak :
Pendahuluan dan tujuan: Meskipun prevalensi disfungsi seksual pada wanita tinggi, masalah seksual jarang menjadi fokus konsultasi klinis karena sifatnya yang intim dan pribadi. Di negara seperti Indonesia, lebih sulit lagi untuk mengatasi masalah ini, mengingat faktor budaya, etnis dan agama. Pengaruh kelelahan kerja di kalangan perawat di seluruh dunia terhadap disfungsi seksual jarang dipelajari. Dengan tingginya prevalensi burnout akibat pekerjaan perawat, disfungsi seksual bisa menjadi masalah signifikan yang dialami oleh perawat di seluruh negeri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kelelahan kerja dengan disfungsi seksual pada perawat wanita Indonesia. Metode: Sebuah studi cross sectional dilakukan di Rumah Sakit Umum Kardinah, Tegal, Jawa Tengah, Indonesia antara Januari 2022 dan Maret 2022 menggunakan kuesioner online yang dikelola sendiri dan bersifat anonim. Subjek penelitian kami adalah perawat wanita dari klinik rawat jalan, bangsal rawat inap, unit perawatan intensif/tinggi, unit gawat darurat, dan kamar operasi. Kami membagikan kuesioner online kepada perawat wanita yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Burnout pekerjaan di kalangan perawat dinilai menggunakan Copenhagen Burnout Inventory (CBI), sedangkan disfungsi seksual pada wanita dinilai menggunakan Female Sexual Function Index (FSFI). Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak IBM SPSS ver 25.0 Hasil: Sebanyak 285 perawat berpartisipasi sebagai sampel penelitian ini, 164 perawat (57,54%) berada pada kelompok beban kerja rendah dan 121 perawat (42,46%) pada kelompok beban kerja tinggi. Prevalensi disfungsi seksual pada perawat wanita dalam penelitian ini mencapai 87,7%, sedangkan kelelahan kerja pada perawat dengan beban kerja tinggi dan rendah dalam penelitian kami masing-masing adalah 42,2% dan 19,5%. Hasil analisis menunjukkan korelasi negatif yang signifikan antara skor CBI, sub skor, dan status burnout terhadap skor FSFI (p < 0,05) meskipun korelasi tersebut lemah. Data kami membuktikan bahwa tidak ada variabel independen yang dapat menjadi variabel predictor skor FSFI. Kesimpulan: Perawat wanita yang sudah menikah memiliki tingkat kelelahan kerja yang relatif tinggi dan rentan terhadap disfungsi seksual. Studi ini menunjukkan korelasi yang signifikan secara statistik tetapi lemah antara kelelahan kerja dengan disfungsi seksual pada perawat wanita yang sudah menikah dari skor total CBI, subskor dan status kelelahan dengan skor total dan subskor FSFI dalam hal lubrikasi, orgasme, kepuasan, dan nyeri. ......Introduction: Despite the high prevalence of female sexual dysfunction (FSD), sexual problems are rarely a focus of clinical consultation due to their intimate and private nature. In a conservative country like Indonesia, it is even more difficult to address these problems considering the culture, ethnic and religion factors. Therefore, this study aimed to see the correlation between occupational burnout and sexual dysfunction in Indonesian female nurses. Methods: A cross-sectional study was conducted in Kardinah General Hospital, Tegal, Central Java, Indonesia between January and March 2022. We distributed online questionnaires to female nurses who matched our eligibility criteria. Occupational burnouts among nurses were assessed using Copenhagen Burnout Inventory (CBI), while Female sexual dysfunction (FSD) was assessed using Female Sexual Function Index (FSFI). Results: A total of 285 nurses participated as samples of this study, 164 nurses (57,54%) were in the low workload group and 121 nurses (42,46%) in the high workload group. The prevalence of sexual dysfunction in female nurses in this study was as high as 87.7% While occupational burnout in high and low workload nurses in our study was 42.2% and 19.5%, respectively. The analysis shows a significant negative correlation between CBI score, sub scores, and burnout status to FSFI score (p < 0.05). Conclusion: Married female nurses have a relatively high occupational burnout and are prone to sexual dysfunction. This study showed statistically significant but weak correlation between occupational burnout with sexual dysfunction in married female nurses from the CBI total score, subscores and burnout status with FSFI total score and subscores.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Mega Anara
Abstrak :
Dampak disfungsi seksual pria (MSD) pada pasangan wanita sulit untuk dipahami. Disfungsi ereksi (DE) pria dan gangguan ejakulasi kemungkinan besar memengaruhi fungsi seksual wanita. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti prevalensi disfungsi dan gangguan seksual wanita serta hubungan antara persepsi MSD dan fungsi seksual wanita dengan menggunakan versi singkat dari Indeks Fungsi Seksual Wanita (FSFI-6) yang telah divalidasi dalam bahasa Indonesia. Penelitian cross-sectional ini dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia, dari Februari 2018 hingga Februari 2019. Sekitar 702 perempuan Indonesia yang sudah menikah, termasuk pasien, pengunjung, dan staf medis dan nonmedis, memberikan data sosiodemografi, FSFI-6, kualitas hidup, dan fungsi seksual (DE, gangguan ejakulasi, dan masalah hasrat), dan penyakit menular seksual (PMS). Hubungan antara variabel kategorikal dievaluasi menggunakan uji Fisher. Regresi logistik digunakan untuk analisis multivariat, dan nilai p-value 0,05 dianggap signifikan secara statistik. Di antara 702 wanita, sekitar 242 mengalami disfungsi seksual (34,5%), 20 mengalami gangguan seksual (2,8%), 172 mengalami hasrat rendah (24,5%), 72 mengalami gairah rendah (10,3%), 253 mengalami fungsi orgasme (36,0%), dan 575 mengalami nyeri seksual (81,9%). Para responden melaporkan adanya PMS, masalah hasrat, DE, dan gangguan ejakulasi pada pasangan mereka. Gangguan seksual wanita dan hasrat yang rendah dikaitkan dengan DE yang dirasakan. Gangguan seksual wanita dikaitkan dengan PMS (Wald = 10.3, p = 0.001) dan masalah hasrat (Wald = 6.89, p = 0.008). Tidak ada MSD lain yang dikaitkan dengan fungsi seksual wanita. Persepsi PMS dan masalah hasrat pria mempengaruhi gangguan seksual wanita. ......Male sexual dysfunction (MSD)’s impact on female partners is challenging to understand. Male erectile dysfunction (ED) and ejaculation disorder likely affect female sexual function. This study aimed to examine the prevalence of female sexual dysfunction and disorder as well as the relationship between perceived MSD and female sexual function using the validated Indonesian short version of the 6-item Female Sexual Function Index (FSFI-6). This cross-sectional study was conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia, from February 2018 to February 2019. About 702 Indonesian married women, including patients, visitors, and medical and nonmedical staff, provided the sociodemographic, FSFI-6, quality of life, and sexual function (ED, ejaculation disorder, and desire problems), and sexually transmitted disease (STD) data. The association between categorical variables was evaluated using Fisher’s test. Logistic regression was used for multivariate analysis, and a p-value of 0.05 was considered statistically significant. Among 702 women, about 242 had sexual dysfunction (34.5%), 20 had sexual disorder (2.8%), 172 had low desire (24.5%), 72 had low arousal (10.3%), 253 had orgasmic function (36.0%), and 575 had sexual pain (81.9%). The respondents reported their partners’ STD, desire problems, ED, and ejaculation disorder. Female sexual disorder and low desire were associated with perceived ED. Female sexual disorder was associated with STD (Wald = 10.3, p = 0.001) and desire problems (Wald = 6.89, p = 0.008). No other MSD was associated with female sexual function. Perceived STD and male desire problems affected female sexual disorder.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kanti Lituhayu
Abstrak :
ABSTRAK
Wanita Pekerja Seks (WPS) merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk terjadinya infeksi HIV/AIDS sampai sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan determinan konsistensi pemakaian kondom untuk mencegah HIV/AIDS pada WPSTL/Pelanggannya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survey Cepat Perilaku DKI Jakarta, jumlah sample adalah 240 responden. Hasil penelitian ini menemukan dari seluruh variabel pada studi ini faktor yang berhubungan dengan penggunaan kondom yang konsisten adalah : menawarkan kondom (OR= 19,539 95% CI 8,701-43,876), ketersedian kondom ( OR= 0 95% CI 0) dan pasangan seks (OR= 0,110 95% CI 0,057- 0,211). Penelitian ini merekomendaksikan adanya outlet kondom pada tempat tertentu yang mobile agar WPSTL dapat mengakses dan mendapatkan kondom secara berkala.
ABSTRACT
Female Sex Workers (FSW) is a high-risk population for infection HIV/AIDS until now. This study aims to explore the determinant consistency of condom use to prevent HIV/AIDS in FSW / client. This study used cross sectional study design by using Rapid Behavior Survey among key population at DKI Jakarta with total sample 240 respondents. This study found of all variables in this study factors associated with consistent condom use is: to offer condoms (OR = 19.539 95% CI 8.701 to 43.876), the availability of condoms (OR = 0. 95% CI 0) and sexual partners (OR = 0.110 95% CI 0.057 to 0.211). The study recommended to provide condom outlets in certain specific places to give more access for condom to WPSTL regularly.
2016
S66099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library