Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Handayani
"Studi ini bertujuan untuk mendapatkan analisis tentang praktik khitan perempuan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi instansi terkait dalam rangka mencari upaya untuk mengeliminasi khitan perempuan yang dilakukan tenaga kesehatan di Kecamatan Sukmajaya. Kota Depok, Jawa Barat.
Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan informasi yang menggunakan wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan pengamatan melalui observasi praktik khitan perempuan. Jumlah keseluruhan informan bidan adalah 12 orang, yang bekerja di Puskesmas, Rumah Bersalin dan Bidan Praktik Swasta. Sedangkan informan kunci dalam studi ini terdiri dari ibu yang memiliki bayi perempuan yang anaknya dikhitan oleh tenaga kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Informasi yang diperoleh dalam studi ini menunjukkan bahwa informan tenaga kesehatan yang melakukan praktik khitan perempuan seluruhnya berprofesi sebagai bidan dengan rentang usia antara 23 hingga 49 tahun. Umumnya, informan bidan berasal dari suku Jawa dan Sunda serta beragama Islam. Masa kerja informan bidan yang > 5 tahun dan <5 tahun tidak memiliki perbedaan dari sisi pengetahuan, sikap, persepsi dan penawarannya terhadap khitan perempuan kepada masyarakat.
Informan bidan yang berusia < 30 cenderung longgar terhadap nilai-nilai tradisi. Sedangkan informan bidan yang berusia > 30 tahun memiliki nilai-nilai tradisi yang lebih melekat pada dirinya. Pada umumnya informan bidan beragama Islam dan terdapat perbedaan pendapat tentang kekuatan perintah pelaksanaan khitan perempuan.
Praktik khitan perempuan yang dilakukan oleh informan bidan, berdasarkan klasifikasi WHO (1984), masuk ke dalam tipe 4, yaitu `tidak terklasifikasi' unclassified, dan tipe simbolik (Pop Council) Alat yang digunakan adalah gunting kecil, jarum dan kapas, dilakukan pada saat bayi perempuan berusia 3 - 40 hari, dengan besar biaya bervariasi antara Rp 5.000 - Rp 50.000,-.
Informan bidan memiliki persepsi yang negatif terhadap mitos psikoseksual khitan perempuan. Namun, semua informan bidan memiliki persepsi bahwa khitan perempuan berhubungan dengan syarat sahnya masuk Islam.
Informan bidan menyatakan tidak menawarkan paket tindik kuping dan khitan perempuan kepada pasien yang baru melahirkan bayi perempuan. Namun, ada informan bidan yang mengakui secara otomatis menawarkan khitan perempuan kepada ibu yang baru melahirkan bayi perempuan. Informasi tersebut juga didukung oleh informan kunci ibu bayi yang mengatakan melakukan khitan perempuan karena ditawari oleh bidan penolong persalinan.
Informan bidan menyatakan tidak ada SOP khitan perempuan dan membutuhkannya supaya tidak melakukan praktik yang salah. Padahal SOP khitan perempuan tidak dapat dibuat karena tidak ada standar medis yang akan ditegakkan. Semua informan bidan menyatakan tidak tahu dan belum pernah mendengar bahwa WHO telah mengeluarkan pernyataan bulan Agustus 1982 tentang larangan tenaga kesehatan melakukan praktik khitan perempuan.
Praktik khitan perempuan oleh tenaga kesehatan kemungkinan akan tetap berlanjut di Kecamatan Sukmajaya. Selain karena eksistensi dukun yang semakin hilang dan masyarakat lebih memilih tenaga kesehatan untuk praktik khitan perempuan. Praktik ini juga didukung oleh tokoh agama dan lingkungan sosial. Perlu ada sosialisasi tentang manfaat dan bagi kesehatan perempuan serta peraturan yang jelas tentang praktik khitan perempuan serta kejelasan fatwa kejelasan fatwa dari MUI. Upaya ini perlu didukung oleh semua instansi terkait.

This study conducted to get analysis about the practices of FC by HCP in district of Sukmajaya, Town of Depok, West Java. The result of this study expected can become input to related institution in order to searching effort for elimination of FC by HCP in district of Sukmajaya, Town of Depok, West Java.
To achieve the objectives. data was collected qualitative method by indepth interview, focus group discussion and observation of the practices. informants of this study consists of 12 midwifes from Puskesmas, Rumah Bersalin and Midwife from private sector. To validate of information, this study also collected data from mother owned baby girl who circumcised by HCP, elite figure and religion figure.
Information which obtained in this study indicate that HCP who practices circumcised in district of Sukmajaya, entirely have profession as midwife. So that here in after referred to as midwife informan, spanned aged between 23 till 49 year. In general midwife informan come from ethnic Java and Sunda and also believe in Islam. In general, midwife informan year of service with year of service > 5 year < 5 year do not have difference of knowledge side, attitude, perception and promoted FC to client.
In general midwife informan which have age < 30 tend to diffuse to tradition values. While midwife informan which have age > 30 year have more coherent tradition values in them self. In general midwife informan believe in Islam and there are different idea about strength of command of the obligatory of FC. There is which is obliged, and there is which is mubah.
The practiced of FC by midwife informan, pursuant to classification of WHO ( 1984), coming into type 4, that is unclasified. While, pursuant to criterion of Population Council ( 2003), including symbolic classification, where there is no part of organ of kelamin crosscut or cut. Appliance the used was small scissors, cotton and needle, done at the time of baby woman of have age to 3 - 40 day, the expense of varying between Rp 5.000 - Rp 50.000,-.
In general midwife informan have negative perception to myth of FC flirtatiously and fertility.But, in general midwife informan have perception that FC relate to its islamization, In general midwife informan express do not offer the package of tindik and ear and FC to new patient who have just delivery baby girl. Though there is also midwife informan confessing automatically offer FC to new mother bear woman baby. The information is also supported by mother of baby girl who told conducted FC because offered by midwife.
In general midwife informan express there is no SOP(Standard Operation Procedure) FC and requiring her so that de not do wrong practices. Though SOP FC cannot be made by for no medical standard to be upheld. In general midwife informan express do not know and have never heard that WHO have released statement of August, 1982 that HCP prohibited to do FC practices. hi general midwife informan express that the FC practices conducted because request of public.
There is also indication that in all possibility the practice of FC by HCP will remain continue in District of Sukmajaya after time. Besides, because of tine traditional circumciser have not exist anymore, this practice also supported by religion figure and social environment. Need there is socialization about implication and benefit of FC to health of woman and also clear regulation about practices of FC by HCP and also supported from any institutions related.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Anfasa Moeloek
"ABSTRAK
Latar Belakang Dan Permasalahan
Dewasa ini, dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas hidup dan kehidupannya, membawa masalah tersendiri terhadap penanganan infertilitas dalam menangani masalah fertilitas secara menyeluruh. Sesungguhnya kehadiran berbagai disiplin ilmu baik dari dalam dunia kedokteran, maupun dari luar dunia kedokteran seperti psikologi, ilmu sosial, ilmu pendidikan, ilmu hukum, dan bahkan agama sekali pun diperlukan dalam mengatasi masalah ini, karena sedemikian majemuknya permasalahan yang dihadapi. Ini berarti dituntut tanggung jawab yang merupakan tantangan bagi terlaksananya pusat pengkajian ilmu bagi masalah-masalah kesehatan reproduksi di Indonesia.
Sampai saat ini di dalam dunia kedokteran sendiri, pemeriksaan klinik infertilitas yang bermaksud untuk memperoleh sejauh mungkin keterangan mengenai sebab infertilnya pasangan, agar dapat dibuat kebijaksanaan bagi pengobatannya yang tepat dan terarah, masih tetap merupakan masalah yang menarik perhatian. Kenyataan ini dihadapkan dengan masih berlangsungnya hingga kini suatu penelitian bersama dari WHO dalam Investigation and diagnosis of the infertile couple, Special Programme of Research Development and Research Training in Human Reproduction (study number 78923). Dengan demikian dapat dimaklumi, bahwa keberhasilan pengobatannya pun sampai saat ini masih banyak membawa kekecewaan, meskipun ada kalanya memberi kepuasan tersendiri baik bagi dokter pemeriksa dan pasiennya sendiri.
Adalah kenyataan dalam 10 tahun terakhir ini, bahwa banyak kelainan genitalia interna pada wanita dengan perkawinan infertil yang masih sulit dikenal melalui pemeriksaan-pemeriksaan klinik infertilitas lazimnya yang terdiri dari pemeriksaan dalam (ginekologik), suhu basah badan, sitologi vagina atau biopsi endometrium, uji pasca sanggama dan histerosalpingografi saja. Pasangan infertil yang dianggap "normal", yang masih belum dapat dibuktikan dengan pemeriksaan - pemeriksaan kiinik tersebut masih cukup tinggi, berkisar 10-20%. Sedangkan pemeriksaan klinik infertilitas wanita yang dilakukan di klinik ini masih meliputi pemeriksaan-pemeriksaan itu; pemeriksaan imuno-hormonologik lanjut yang mungkin dapat membantu menerangkan hal-hal lainnya masih belum sempurna dapat dilaksanakan di sini karena masih langkanya pemeriksaan tersebut.
Selain daripada itu, masalah lain yang dihadapkan dan dirasakan perlu mendapat perhatian pada pemeriksaan klinik infertilitas wanita adalah lamanya waktu pemeriksaan dengan segala macam halangannya. Masih dirasakan sampai saat ini, terutama bagi pihak istri, perlunya waktu yang relatif lama untuk mencari faktor penyebabnya itu; sedangkan mereka telah dihadapkan pada waktu yang cukup lama pula untuk menantikan datangnya keturunan. Behrman dan Kistner, dan Jain, 17 ;pernah mengutarakan 'bahwa'lamanya usaha ingin anak atau lamanya perkawinan berlangsung 'merupakan faktor yang turut pula bertanggung jawab terhadap kesuburan pasangan.
Kemajuan ilmu ,dan teknologi .kontemporer di dalam bidang kedokteran saat ini, ternyata banyak mengundang harapan baru bagi terciptanya cara pemeriksaan klinik dan pengobatan, yang lebih maju. Kemajuan dalam bidang penelitian teknologi kontrasepsi dan sumber cahaya dingin (fiber optik), ternyata membuka era baru pula bagi cara-cara pemeriksaan klinik dan pengobatan pada infertilitas wanita. Dari sekian banyak teknologi alat kontrasepsi yang sedang dikembangkan dan kini mulai banyak digunakan untuk maksud pemeriksaan, klinik genitalia interna dan pengobatan pada wanita dengan perkawinan infertil adalah endoskopi (laparoskopi dan kuldoskopi). Endoskopi (laparoskopi ,atau kuldoskopi) yang merupakan pemeriksaan langsung genitalia interna, yang dapat dilaksanakan dalam waktu tidak lebih dari satu jam saja, membuat kelainan-kelainan genitalia interna yang sulit dikenal dengan pemeriksaan-pemeriksaan klinik infertilitas lainnya dengan mudah, cepat, dan tepat dapat diketahui. Berdasarkan pandangan dari beberapa penulis tampaknya endoskopi dapat memperkecil masalah pemeriksaan klinik infertilitas wanita. Bahkan Frangenheim dan Lindemann lebih tegas menyatakan bahwa kini pemeriksaan genitalia interna belum sempurna dilaksanakan apabila pemeriksaan endoskopi belum dilakukan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1983
D233
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakasi, Diana Teresa
"Teks dan pembaca: Konstruksi tubuh, hasrat, dan relasi seksual perempuan dalam fitur majalah Popular.
145 halaman (termasuk daftar pustaka) + lampiran + halaman pengesahan + kata pengantar + abstract + abstrak + daftar isi + daftar tabel + daftar grafik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi seksualitas perempuan dalam fitur majalah Popular dan pemaknaan pembaca terhadap seksualitas perempuan yang terepresentasi dalarn fitur tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika dan studi etnografis. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada pembaca majalah Popular adalah Focus Grow.) Discussion dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks merepresentasi seksualitas perempuan sebagai objek yaitu objek fantasi seks dan objek pengaturan tubuh perempuan yang ditujukan untuk kepuasan laki-laki. Meskipun demikiarr, filur yang berformat wawancara memungkinkan suara perempuan hadir dan meresistensi objektifikasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembaca umumnya terhegemoni ideologi objektifikasi tubuh perempuan. Pembaca yang bernegosiasi terhadap objektifikasi tubuh perempuan tersebut dipengaruhi oleh latar belakangnya yang memiliki istri yang mampu berperan sebagai subjek dalam relasi seks.

Text and readers: The contraction of women's body, desire, and sexual relationship in the features of Popular magazine.
145 pages (including bibliography) + appendices + approval page + foreword + abstract (English and Indonesia) + table of contents + lists of tables + lists of graphics.
The objectives of this research are to show (a) the representation of 'women sexuality in the features of Popular magazine and (b) the readers' meaning toward the representation. This research used qualitative approach that combined semiotics and ethnography, Focus group discussion and in-depth interview were carried out to collect data from the readers. Research findings showed that text represents women sexuality as an object: as sexual fantasy object and object of regulation in order to gain men's sexual pleasure. However, the interview format features presented the women voices and the voices resisted the objectification. Research findings showed that ideology of objectification of women's body dominated readers. Reader who is negotiated with the objectification of women body is influenced by their spouse who can play the role of subject in sexual relationship.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This article is aimed to introduce a contemporary philosopher women from France named Luce Irigaray. She becomes well known as critisizing all of the written in public are rare to discuss about women significantly."
297 TURAS 13:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pipin Kurnia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan, female representation dalam dewan, dan konsentrasi kepemilikan terhadap kinerja perusahaan, yang diukur dengan PBV. Sampel penelitian berjumlah 51 perusahaan yang bergerak pada industri bahan dasar dan kimia yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode penelitian dari tahun 2001 sampai dengan 2006. Ukuran dewan komisaris berpengaruh secara tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan PBV.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pasar tidak melihat ukuran dewan komisaris sebagai faktor yang signifikan berpengaruh terhadap kinerja. Sedangkan ukuran dewan direksi berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan PBV.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Yermack (1996) yang menemukan bahwa semakin besar ukuran dewan direksi maka akan semakin besar kecurangan dalam pelaporan keuangan dan kemampuan dewan direksi untuk memonitor akan berkurang karena dengan semakin besarnya ukuran dewan direksi karena akan menimbulkan masalah dalam koordinasi, komunikasi dan pembuatan keputusan.
Hasil penelitian ini menunjukkan female representation di dewan komisaris berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan PBV. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Robinson dan Denchant (1997), Van der Walt dan Ingley (2003), Stephenson (2004) dan Catalyst (2004), yang mengatakan bahwa board diversity meningkatkan efektivitas dewan dan produktivitas kinerja perusahaan dan hasilnya akan meningkatkan profitabilitas dan nilai shareholders. Tetapi female representation di dewan direksi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PBV.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya agar kinerja perusahaan meningkat, bukan hanya mengelola diversitas dengan mengembangkan kemampuan para wanita saja.Konsentrasi Kepemilikan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan PBV.
Hasil ini sama dengan hasil penelitian Xu dan Wang (1999 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsentarsi kepemilikan dan kinerja perusahaan. Kepemilikan saham yang terkonsentrasi dapat memonitor manajemen secara lebih efektif sehingga akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25295
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bangladesh: Icomp, 2000
613.042 4 INT b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nabila Setiawan
"Praktik sunat perempuan menurut WHO tidak diperkenankan untuk dilakukan dalam bentuk dan tingkat apapun sebab membahayakan anak perempuan dan perempuan serta melanggar hak kesehatan reproduksi. Di Indonesia, 48.8% pada anak perempuan usia 0-11 tahun di Indonesia dengan 80% orang tua menunjukkkan persetujuan keberlanjutan sunat perempuan pada masa yang akan datang pada tahun 2013. Mahasiswa sebagai calon pemimpin dan orang tua di masa depan adalah yang menentukan keberlanjutan praktik sunat perempuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor yang mempengaruhi persetujuan mahasiswa terhadap praktik sunat perempuan di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2022. Disain studi dalam penelitian ini menggunakan studi potong lintang pada 248 mahasiswa yang berdomisili di DKI Jakarta yang dipilih secara acak pada Mei – Juni 2022. Analisis hubungan menggunakan chi-square dan pemodelan dengan regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan faktor mempengaruhi persetujuan mahasiswa terhadap praktik sunat anak perempuan pada masa depan di DKI Jakarta adalah persetujuan terhadap persepsi manfaat moral seksual sunat perempuan (aOR=4.05, p=0.025) dan mahasiswa fakultas non kesehatan (aOR=2.79, p=0.037). Intervensi direkomendasikan melalui pendidikan dan media massa untuk mengedukasi tidak adanya hubungan sunat perempuan memiliki manfaat moral seksual bagi mahasiswa kesehatan maupun non kesehatan.

Female circumcision is not allowed to be carried out in any form and level since it endangers girls and women and violates reproductive health rights. According to National Basic Health Riset 2013, female circumcision occurred 48.8% of girls aged 0-11 years followed with 80% of parents showing agreement of the continuation of female circumcision in the future. University students as future leaders and future parents are related to the continuation of the practice of female circumcision in the future. This study aims to describe and identify factors influencing agreement toward female circmcission of future daughter among university students in DKI Jakarta 2022. Analysis was performed using chi-square and binary logistic regression. Data was collected between May - June 2022 through an online questionnaire involving 248 students in DKI Jakarta. Students who agreed of sexual moral perceptions of female circumcision strongly influenced their agreement toward female circmcission of future daughter (aOR=4.05, p=0.025). Also, non-medical faculty students strongly agreed toward female circmcission of their future daughter (aOR=2.79, p=0.037) than medical faculty students. Interventions are recommended through education and mass media to educate that the absence of female circumcision has sexual moral benefits for both medical and non-medical students.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narisa Nurazizah
"Tiap masyarakat tentunya berbeda-beda dalam mengonstruksi seksualitas mereka dan hal tersebut tercermin pada norma-norma yang berlaku di masyarakat tersebut. Saya berusaha menjelaskan hubungan antara konstruksi masyarakat Mekarwaru tentang seksualitas perempuan dalam titik ini pengawasan dan pengaturan seksualitas kepada perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi, metode life-history, observasi partisipan, dan wawancara mendalam dengan melibatkan tidak hanya para perempuan sebagai subjek yang diawasi dan diatur, tapi juga orang tua, aparat desa, remaja Karang Taruna, serta masyarakat sekitar yang saya kategorikan menjadi gossipers sebagai bentuk triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian saya, ada dua hal yang menjadi alat untuk mengontrol seksualitas perempuan Mekarwaru, yakni pertalian rasa malu (kinship of shame) dan gosip. Rasa malu nyatanya tak dapat muncul begitu saja, tetapi diaktifkan menggunakan gosip. Tulisan ini juga ingin menunjukan bahwa aliran kekuasaan tidak melulu secara top-down ataupun bottom-up, tapi juga horizontal. Hal ini tercermin dari pelaksanaan apel malam serta bekerjanya pertalian rasa malu [kinship of shame] dan gosip sebagai praktik village biopower untuk mewujudkan performative regulation.

Each community constructs their ows sexuality, which could be reflected in their social norms that they carries and applies. Through this writing, I explained the connections between the social construction in the village of Mekarwaru regarding their women’s sexuality with the surveillance and sexuality regulation for women. I use ethnographic approach, life-history methods paired with participant observation and in-depth interview to not only the women as the subject that are being watched and regulated, but also their parents, village apparatus, Remaja Karang Taruna, and the community members that I categorizes as ‘the gossiper’ as a form of triangulation. My research shows that there’s two things that plays the role as a ‘tool’ to control Mekarwaru’s women’s sexuality, that are kinship of shame and gossip. The shame aspect could not stand by itself without the active role of gossip. Through this writing, I would also like to show that power flow is not as stagnant as ‘top-down’ or ‘down-top’, but could also be horizontal, which proven through the ’apel malam’ activity, and the work of kinship of shame with gossip as a practice of village biopower to manifest the performative regulation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara perineal higiene
dengan kejadian infeksi organ reproduksi pada siswi kelas I SMUN 65 Jakarta. Desain
yang digunakan adalah korelasional deskriptif dengan sampel berjumlah 55 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang organ reproduksi
masih kurang. Perineal higlne responden saat menstruasi lebih baik daripada perineal
higiene sehari-hari. Kejadian infeksi organ reproduksi masih tinggi, yaitu 96,4%. Tidak
didapatkan hubungan antara kegiatan perineal higiene dengan kejadian infeksi organ
reproduksi. Hal tersebut kemungkinan karena adanya faktor-faktor Iain yang
mempengaruhi kejadian infeksi organ reproduksi selain perineal higiene. Namun
demikian angka kejadian infeksi pada responden dengan perineal higiene yang buruk
lebih besar (98%) daripada responden dengan perineal higiene yang baik (33,3%).
Karena itu diperlukan konseling kesehatan reproduksi bagi remaja, perhatian terhadap
perineal higiene bagi pasien yang di hospitalisasi, dan perlu dilakukan penelitian
Ianjutan dengan desain dan instrumen yang lebih baik."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5014
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui oleh wanita dari fase akhir reproduksi sampai awal non reproduksi (FK-UI, 1999). Pada masa peralihan tersebut akan terjadi perubahan pada sistem hormonal yang mempengaruhi konstitusi fisik dan psikologis. Diantaranya adalah kecemasan. Tingkat kecemasan diduga terkait dengan berbagai faktor. Diantaranya faktor karakteristik; pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan ganaauan vasomotor. Untuk membuktikan keterkaitan antara tingkat kecemasan dengan karakteristik dilakukan penelitian ini. Jenis penelitian adalah deskriptif yang bersifat cross sectional. Populasinya adalah wanita yang menghadapi masa klimakterium yang melakukan perawatan dan pengobatan di Poliklinik Menopause RSCM Jakarta. Sampel diambil secara convenience sampling. Jumlah sampel 25 orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Hasil penelitian rnembuktikan bahwa gangguan jantung berdebar berhubungan dengan tingkat kecemasan (p=0,003). Sedangkan pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan gangguan vasomotor yang berupa rasa panas di dada dan keringat berlebihan belum dapat dibuktikan keterkaitannya denaan tingkat kecemasan (p>0,05)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5186
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>