Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Nova Ariani
"Tingginya angka kecelakaan yang berhubungan dengan kelelahan dan ketidakperdulian pengemudi bulk truck Terhadap gejala-gejala kelelahan yang dialami saat mengemudi menjadi alasan penulis pada penelitian ini. Dengan metode penelitian deskripsi analitik dan disain penelitian crosssectional, penulis bertujuan untuk mengetahui tinjauan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan pada pengemudi bulk truck PT. Buana Centra Swakarsa subkontraktor PT. Holcim Indonesia Tbk Plant Narogong tahun 2009.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui faktor umur mempengaruhi kejadian kelelahan yang dirasakan oleh pengemudi dan proporsi tingkat kelelahan pada pengemudi bulk truck PT. BCS yaitu sebanyak 94 orang (95,9%) mengalami kelelahan tingkat ringan dan 4 orang (4,1%) mengalami kelelahan menengah. Serta diketahui gejala-gejala kelelahan yang sering dialami pengemudi antara lain haus, merasa ingin berbaring, menguap, menjadi mengantuk, menjadi lelah seluruh badan, tidak dapat tekun dalam bekerja, merasa nyeri di pinggang, kaku di bahu, merasa kurang sehat, dan tidak dapat mengontrol sikap.

The reasons of researcher carried out this research are the number of accident related fatigue which decreased and bulk truck drivers didn?t care about their fatigue complaints during driving at road. This research was crosssectional and descriptive study which were used to describe contributing factors for bulk truck driver fatigue BCS company as subcontractor Holcim Indonesia company Narogong Plant 2009.
The results showed that 94 person (95,9%) driver suffer light fatigue and about 4 person (4,1%) driver with moderate fatigue. Based on this research, actually age factor can influenced fatigue cases. Beside that, the most of symptoms bulk truck driver fatigue are feel thirsty, want to lie down, give a yawn, become drowsy, feel tired in the whole body, lack of patience, feel pain in the waist, stiff in the shoulders, feel ill and unable to straighten up in posture."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Kartiko Sari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas hubungan karakteristik individu (usia dan Indeks Massa Tubuh), gaya hidup (asupan energi, vitamin B Kompleks, dan zat besi, konsumsi air, minuman isotonik, kafein, dan suplemen, kuantitas kualitas tidur, dan merokok), dan faktor pekerjaan (masa kerja, shift kerja, durasi mengemudi, dan waktu istirahat kerja) terhadap Tingkat Kelelahan Pengemudi Taksi Express Group di Pool Taksi Cilangkap Tahun 2014. Penelitian menggunakan disain studi cross sectional. Sampel diambil secara acak sederhana dengan jumlah sebanyak 96 orang. Data dianalisis menggunakan uji chi square, uji t independen, dan uji regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kelelahan sebesar 74%, berusia rata ? rata 42, memiliki IMT lebih, asupan dan konsumsi mencukupi AKG 2013, kuantitas kualitas tidur buruk, dan nilai merokok rendah. Mayoritas mengambil shift sore, memiliki durasi mengemudi > 8 jam dan waktu istirahat > 2 jam. Kuantitas kualitas tidur dan shift kerja menunjukkan hubungan bermakna dengan tingkat kelelahan. Asupan energi diinterpretasikan sebagai faktor protektif terhadap tingkat kelelahan pengemudi taksi melalui analisis muktivariat. Disarankan agar para pengemudi mencatat asupan makanan harian dan menyempatkan tidur cukup terutama sebelum mengemudi pada shift malam serta meregulasi shift kerja pengemudi bagi perusahaan.

ABSTRACT
This undergraduate thesis discusses the relationship of individual characteristics (age and Body Mass Index), lifestyle (intake of energy, vitamin B-complex, iron, water, consumption of ion supply drink, caffeine, supplement, sleep quality, and smoking habits), and work related factor (years of service, work shift, driving duration, and rest break) with fatigue among Express Taxi Driver at Express Taxi Pool Cilangkap 2014. The study used cross-sectional design. Samples are taken randomly with a total of 96 people. The research data is calculated using the chi square test, t independent test, and regression logistic test.
The study result showed that the prevalence of driver fatigue is 74% and majority is at 42 yo, Overweight BMI, intake and consumption fit AKG 2013, bad sleep quality, low smoking dependence, taking night shift, > 8 hours of driving duration, and > 2 hours of rest break. There are relation of sleep quality, and work shift to fatigue. Furthermore, energy intake is shown as a protective factor in fatigue among taxi driver. It is recommended that drivers should write their daily food intake and have enough sleep before night shift driving also regulating the work shift for the taxi company.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Puspitasari Firdaus
"Pendahuluan: Fatigue merupakan gejala yang paling mengganggu bagi pasien sirosis, dan menurunkan kualitas hidup pasien, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang faktor yang paling berpengaruh terhadap fatigue pada pasien sirosis.
Metode: Desain penelitian cross sectional, jumlah sampel 70 orang, teknik pengambilan sampel: consecutive sampling. Data dikumpulkan menggunakan lima kuesioner: karakteristik responden, FSS, MOSsss, self efficacy for managing chronic disease 6 item scale, hasil laboratorium Hb dan skor child pugh. Analisis data dengan chi square dan regresi logistik.
Hasil: Terdapat tiga faktor yang paling berpengaruh terhadap fatigue pada pasien sirosis, diantaranya: anemia: OR = 6,556 (95%CI = 1,683 ; 25,535), dukungan sosial: OR = 5,914 (95%CI = 1,582 ; 22,113) dan self efficacy: OR = 4,559 (95%CI = 1,395 ; 14,901). Ketiga faktor tersebut dapat dijadikan acuan, dalam melakukan intervensi keperawatan yang tepat, untuk mengatasi fatigue pada pasien sirosis.
Rekomendasi: Perawat perlu memiliki format pengkajian deteksi dini fatigue yang valid, dan pemberian edukasi terkait faktor risiko fatigue.

Introduction: Fatigue is the most disturbing symptom for patients with cirrhosis, and decreases patients quality of life, so it is necessary to do research on the factors that most influence fatigue in patients with cirrhosis.
Method: Cross sectional study design, total sample 70 respondent, sampling technique: consecutive sampling. Data were collected using five questionnaires: respondent characteristics, FSS, MOSsss, self efficacy for managing chronic disease 6 items, laboratory Hb results and child pugh score. Data analysis with chi square and logistic regression.
Results: There were three factors that most influenced fatigue in cirrhotic patients, including: anemia: OR = 6.556 (95% CI = 1.683; 25,535), social support: OR = 5,914 (95% CI = 1,582; 22,113) and self efficacy: OR = 4,559 (95% CI = 1,395; 14,901). These three factors can be used as references, in carrying out appropriate nursing interventions, to overcome fatigue in patients with cirrhosis.
Recommendation: Nurses need to have a valid fatigue early detection assessment format, and education regarding risk factors for fatigue."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T52421
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Chairiana Rahmayanti
"ABSTRACT
Kelelahan pengemudi merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu
lintas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh waktu mulai terdeteksinya
kelelahan bagi pengemudi wanita saat mengemudi selama 1 jam, sehingga dapat
diketahui pada saat kapankah pengemudi wanita sebaiknya beristirahat sejenak
ketika mulai terdeteksi lelah. Pengukuran kelelahan ini menggunakan metode Eye
Tracking berdasarkan perubahan aktivitas visual yakni kedipan mata dan saccade
(gerak cepat mata). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengemudi wanita mulai
terdeteksi lelah pada menit ke-30-40, namun untuk kondisi yang membutuhkan
istirahat, yakni pada kondisi microsleep (sedikit tertidur dengan cepat) ditemukan
pada menit ke-40-50. Selain itu, pada penelitian ini variabel kedipan mata lebih
sensitif untuk mendeteksi kelelahan dibandingkan saccade untuk waktu
mengemudi selama 1 jam.

ABSTRACT
Driver fatigue is one of the causes of serious road accidents. The purpose of this
research was to detect when the female driver fatigued while driving for an hour,
so that it can be known when the female driver had to take a rest break. This
research used Eye Tracking method based on visual changes/oculomotor
parameters such as eye blink and saccade (rapid eye movement). The result shows
that the female drivers are started to fatigued at minute 30-40, whereas the
microsleep (slight fall asleep quickly), as condition that requires rest break, is
found at minute 40-50. In addition, in this study, eye blink is more sensitive to
detect driving fatigue than saccade."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Era Mahyuli
"Latar Belakang : Salah satu dampak sistemik dari penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yaitu modifikasi tipe otot skeletal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai tingkat kelelahan kaki dengan menilai skala Borg lelah dan asam laktat perifer sebagai penanda kelelahan kaki
Metode : Desain penelitian ini adalah studi potong lintang, terdiri dari 34 subjek PPOK dan 25 subjek kontrol sehat yang seusia dengan usia subjek PPOK. Subjek dinilai skala Borg kelelahan kaki lelah dan asam laktat perifer sebelum dan sesudah uji jalan 6 menit (UJ6M).
Hasil : Terdapat peningkatan lebih tinggi median asam laktat yang tidak bermakna (p > 0,05) secara statistik antara subjek PPOK (0,5) dibandingkan kontrol (0,45). Terdapat peningkatan median skala Borg lelah yang bermakna (p < 0,001) antara subjek PPOK (5,0) dibandingkan subjek kontrol (1,0). Terdapat jarak tempuh yang lebih besar secara bermakna pada subjek kontrol dibandingkan subjek PPOK (p < 0,05).
Kesimpulan : Kelompok PPOK memiliki peningkatan asam laktat yang tidak bermakna dibandingkan kelompok kontrol. Kelompok PPOK memiliki peningkatan skala Borg kaki lelah yang lebih besar dan berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol.

Background : One of systemic effects of COPD is a modification of skeletal muscle fiber types. The objective of this study is to determine the increase of leg fatigue by using Borg scale leg fatigue and lactic acid level.
Methods : This is a cross-sectional study design. The samples were 34 COPD patients and 25 healthy adults with the same age as COPD patients as the control. The lactic acid level and Borg leg fatigue scale were measured before and after six minute walking test (6MWT).
Results : There was an unsignificantly difference change of median of lactic acid level (p > 0,05) between COPD (0,5 mMol) compared to control (0,45 mMol). There was a statistically significant difference (p < 0,001) change of leg fatigue Borg scale between COPD (5,0) compared to control (1,0). There was a significantly (p < 0,05) higher mean of distance of 6MWT in control subjects (411,62 meters) compared to COPD (364 meters).
Conclusion : COPD patients had an unsignificantly increase of lactic acid level after the 6MWT compared to control subjects. COPD patients had a significantly higher leg fatigue Borg scale compared to control after the 6MWT.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Sudiyanto
"Kebugaran fisik yakni kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan secara efisien tanpa timbul kelelahan berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status kebugaran dan hubungannya dengan kelelahan pada operator haul truck PT A kalimantan selatan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan responden yang berstatus bugar sebesar 59,7 dan tidak bugar sebesar 40,3. Tidak ada hubungan antara usia, IMT, Kadar oksigen dalam darah, kebiasaan merokok, dan kebiasaan olahraga, namun terdapat hubungan signifikan antara obesitas sentral dengan kebugaran pada operator haul truck PT A Kalimantan Selatan. Penelitian ini menyarankan pengukuran kebugaran dengan YMCA 3 minutes step test agar hasil objektif dan melakukan evaluasi terhadap gizi kerja.

Physical fitness is the ability of a person to do the job efficiently without excessive fatigue so he can still enjoy his spare time. This thesis aims to find out the description of the fitness status and its relation to fatigue on haul truck operator PT A South Kalimantan. This research is analytical descriptive by using cross sectional research design. The result of the research shows that the respondent is in fitness condition 59,7 and not fitness for 40,3. There is no relationship between age, BMI, blood oxygen levels, smoking habits, and exercise habits, but there is a significant relationship between central obesity and fitness in haul truck operator PT A South Kalimantan. This study suggests fitness measurements with the YMCA 3 minutes step test for objective outcomes and evaluation of work nutrition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Surya Septiawan
"Latar belakang: Kelelahan yang muncul akibat aktivitas kerja dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas di kalangan pekerja di dunia. Hal ini mempengaruhi kinerja fisik dan mental selama jam kerja, yang muncul dalam berbagai tanda dan gejala. Vitamin B1, B6, dan B12 menjadi salah satu pendekatan farmakologis untuk mengatasi masalah kelelahan. Namun, hanya sedikit penelitian yang menjelaskan mengenai efek dari konsumsi multivitamin ini bagi orang dengan intensitas kerja yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi pengaruh multivitamin B1, B6, dan B12 terhadap kelelahan pada pekerja.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian berbasis bukti dengan menggunakan artikel penelitian terkait dari lima database terkemuka. Artikel penyaringan artikel dilakukan dengan menghilangkan judul dan abstrak yang tidak relevan, memilih artikel dengan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, menggunakan metode Randomized Control Trial, Systematic Review, serta menjelaskan tentang kelelahan. Artikel dengan data yang tidak lengkap dan eksperimen non-manusia dikeluarkan dari penelitian. Semua artikel yang diperoleh dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan pedoman dari Centre for Evidence-Based Medicine Universitas Oxford.
Hasil: Didapatkan tiga studi yang valid dan relevan dengan metode Randomized Control Trial (RCT), studi pertama oleh Clarissa et. al. dengan 24 sampel didapatkan adanya pengaruh pemberian asupan vitamin B1, B6 dan B12 terhadap terjadinya kelelahan otot pada fase anaerob dengan nilai RRR 36% dan ARR 29,17% (p = 0.035). Studi kedua oleh Dodd et. al. dengan 82 sampel didapatkan pemberian multivitamin B1, B6 dan B12 meningkatkan oksidasi karbohidrat untuk energi saat latihan (p = 0.0001 untuk kelelahan mental, p = 0.029 untuk kelelahan fisik) dengan nilai RRR 29% untuk kelelahan mental, 17% untuk kelelahan fisik, dan didapatkan nilai ARR 10% untuk kelelahan mental, 10% untuk kelelahan fisik. Sedangkan studi ketiga oleh Ferorelli et. al didapatkan terjadi penurunan gejala kelelahan yang signifikan pada 50 sampel yang diberikan vitamin B1, B6 dan B12 (p < 0.00001) dengan nilai RRR 34% dan nilai ARR 34%.
Kesimpulan: Ketiga artikel menunjukkan hasil positif mengenai pemberian multivitamin B1, B6, dan B12 dalam mengurangi kelelahan. Namun, studi terkait pemberian vitamin B dengan kelelahan masih sangat terbatas, dan jumlah sampel yang kecil dalam studi yang ada maka pemberian vitamin B1, B6 dan B12 belum direkomendasikan sebagai terapi adjuvant untuk menurunkan kelelahan pada pekerja. Tatalaksana okupasi lebih diutamakan dalam penanganan pekerja dengan kelelahan.

Background. Fatigue emergence due to working activity could lead morbidity and mortality among workers in the world. It affected to the physical and mental performance during working hours, which appeared in various sign and symptoms. Vitamin B1, B6, and B12 were being a pharmacological approach to address fatigue problem. However, only few studies explained regarding the effects of these multivitamin consumption for people with high intensities of working. Therefore, this study was carried out to explore the effect of multivitamin B1, B6, and B12 intake on the incidence of fatigue among workers.
Methods. This study was an evidence-based report using related research articles from five reputable databases. The article screening has employed by eliminating irrelevant title and abstract, selected articles with English and Bahasa Indonesia, used randomized Control Trial, Systematic Review, and explaining fatigue. Articles with incomplete data and non-human experiments were excluded from study. All obtained articles were analysed further using guideline from the Centre for Evidence-Based Medicine, University of Oxford.
Results. Three valid and relevant studies were obtained with the Randomised Control Trial (RCT) method, the first study by Clarissa et. al. with 24 samples found the effect of vitamin B1, B6 and B12 intake on the occurrence of muscle fatigue in the anaerobic phase with an RRR value of 36% and ARR 29.17% (p = 0.035). The second study by Dodd et. al. with 82 samples found that giving multivitamins B1, B6 and B12 increased carbohydrate oxidation for energy during exercise (p = 0.0001 for mental fatigue, p = 0.029 for physical fatigue) with an RRR value of 29% for mental fatigue, 17% for physical fatigue, and obtained an ARR value of 10% for mental fatigue, 10% for physical fatigue. While the third study by Ferorelli et. al found a significant reduction in fatigue symptoms in 50 samples given vitamins B1, B6 and B12 (p < 0.00001) with an RRR value of 34% and an ARR value of 34%.
Conclusion. The three articles showed positive results regarding multivitamins B1, B6, and B12 intake in reducing fatigue. However, studies related to the administration of vitamin B with fatigue are still very limited, and the sample size is small in the existing studies, so the vitamins B1, B6 and B12 intake has not been recommended as adjuvant therapy to reduce fatigue in workers. Occupational management takes priority in handling workers with fatigue.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Radityo Pradipta
"ABSTRAK

Fatigue Design Analysis pada Struktur Kapal merupakan hal yang cukup baru di dunia Enjiniring Perkapalan. Struktur Kapal yang sangat rumit dan sangat detail membutuhkan ketelitian yang tinggi untuk menghitung kekuatan strukturnya, lebih-lebih menghitung bagian per bagian strukturnya. Dengan menggunakan metode Finite Element penghitungan umur kelelahan kapal dapat dilakukan dengan lebih mudah, cepat dan akurat. Di samping itu, tidak hanya mencari nilai umur kelelahan kapal akan tetapi Finite Element dapat melakukan analisa frekuensi natural dari struktur, respon harmonik dari beban harmonik sinusoidal dan getaran acak dari beban yang acak.

Faktor utama yang mempengaruhi umur kelelahan kapal dibagi menjadi 3 kategori besar, yaitu beban statik, beban dinamik dan tekanan hidrostatik. Beban statik berasal dari muatan kapal, beban dinamik berasal dari gelombang laut, tekanan hidrostatik berasal dari kedalaman laut. Penghitungan beban dinamik dilakukan dengan menggunakan simplifikasi dan distribusi normal. Umur kelelahan kapal didapat sebesar 49 tahun dengan equivalent alternating stress von-misses terbesar terdapat pada Plate 5 mm sebesar 31,23 Mpa. Umur kelelahan kapal didapat dari bagian yang mengalami tegangan terbesar ketiga. Hal ini disebabkan oleh faktor material, bentuk, luas, permukaan dan produksi material. Frekuensi yang harus dihindari kapal ketika beroperasi adalah 50-90 Hz.


ABSTRACT

Fatigue Design Analysis on ship‟s structure is relatively new in Marine engineering. The ship structures is so complicated and details, that makes analyzing ship structures is so hard and take so much time. Using Finite Element for Fatigue Design Analysis makes the analysis easier, faster and more accurate. Beside that, not only doing the Fatigue Design Analysis but Finite element also can analyze the harmonic response of the structure from sinusoidal load and random vibration from random load.

The main factor affecting the life of a ship divided by three catgeories, Static Load, Dynamic Load and Hidrostatic Pressure. Static load caused by cargo load, dynamic load caused by sea wave and hidrostatic pressure caused by the depth of the sea. Dynamic load calculated using simplification and Gaussian distribution. The final result of the ship‟s life is 49 years with the biggest equivalent alternating stress von-misses in Plate 5 mm and the amount of equivalent alternating stress von-misses is 31,23 Mpa. Frequency that the ships must be avoided when the ship is in operation is 50-90 Hz.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library