Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samosir, Heru Poppy
"Ketimpangan kepemilikan tanah disebabkan oleh akses yang tidak setara terhadap tanah. Studi ini mengkaji dampak akses ke tanah terhadap total pengeluaran rumah tangga petani. Kebijakan reforma agraria diasumsikan membuka akses dan memperluas akses ke tanah untuk kelompok rumah tangga petani yang tidak memiliki tanah dan memiliki tanah tetapi ukuran tanah yang sangat kecil. Melalui pendekatan state-led dan market-led, penelitian ini memberikan kategorisasi akses ke tanah ke dua hal yaitu variabel access opening dan access expansion dengan masing-masing cakupan sampel. Pada pendekatan state-led, pembukaan akses dilihat dalam bentuk redistribusi tanah ke petani yang tidak memiliki tanah dan perluasan akses dilihat dari bentuk redistribusi tanah ke petani yang merupakan petani gurem. Pendekatan market-led mengacu pada pembukaan akses melalui skema sewa dan perluasan akses melalui skema penguatan hak milik melalui sertifikat hak milik (SHM). Melalui metode two period difference-in-difference (DID), penelitian ini menganalisis dampak pembukaan dan perluasan akses terhadap total pengeluaran rumah tangga petani dengan menggunakan data IFLS 2007 dan 2014. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan dalam total pengeluaran rumah tangga petani akibat adanya pembukaan dan perluasan akses mengacu pada skema distribusi tanah (pendekatan state-led), serta tidak terdapat perbedaan signifikan melalui pendekatan market-led terutama perluasan akses ke tanah. Kebijakan reforma agraria perlu dilakukan dengan penekanan redistribusi tanah kepada petani yang tidak memiliki tanah dan petani gurem.

Inequality of land ownership is caused by unequal access to land. This study examines the impact of land access on total farmer’s household expenditure. The Agrarian reform policy is assumed can open access and expand access to land for groups of farmer households who do not own land and own land but the size of the land is very small. Through state-led and market-led approaches, this research provides a categorization of access to land in two ways, namely access opening and access expansion variables with each sample coverage. In the state-led approach, the opening of acces is seen in the form of land redistribution to farmers who do not own land and the expansion of access is seen in the form of land redistribution to smallholders. The market-led approach refers to opening access through a rental scheme and expanding access through a scheme to strengthen property right through ownership certificates. Using the two period difference-in-difference (DID) method, this study analyzes the impact of opening and expanding access to the total expenditure of farmer household using IFLS 2007 and 2014 data.  The results show that there is significant differences in the total expenditures of farmer households due to the opening and expansion of access reffering to the land distribution scheme (state-led approach), and there are varying results significant difference through the market-led approach. Agrarian reform policies need to be carried out by emphasizing the implementation of land redistribution to landless and small farmers."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu cara pandang untuk hidup menurut Surbakti adalah dengan cara polap pertaninan. Komunitas lokal secara bersama-sama menggunakan lahan kering untuk bercocok tanam, seperti sayur-sayuran dan lainnya. Masalah yang ingin didiskusikan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh permanen atau tidak permanen perempuan petani dalam hal perekonomian, pendapatan keluarga, tingkat konsumsi dan tabungan. Analisa data yang digunakan adalah rata-rata tabulasi dan test perbedaan bentuk presentasi dari figur dan bentuk tabulasi menggunakan analisa multipel regresi. Penelitian ini menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: Ada perbedaan permanen dan tidak permanen perempuan petani di dalam aktif aktifitas ekonomi, yang mencapai derajad kepercayaan 95%. Kontribusi perempuan pekerja memberikan sumbangan yang lebih besar 50% ternyata ditolak. Pendapatan keluarga tidak berpengaruh terhadap persoalan ekspenditur. Ada hubungan antara tingkat pendapatan dari permanen dan tidak permanen perempuan petani dengan tingkat tabungan. Tidak ada relasi antara perempuan pekerja yang permanen dan tidak permanen terhadap tingkat dan pola konsumsi keluarga."
Lengkap +
JIPUR 12:21 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, Maxwell L.
Baltimore: John Hopkins University Press, 1979
636.010 681 BRO f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Rahmanto Moeis
"ABSTRACT
The economic conventional wisdom stated by Arthur Lewis in his dual sector theorem says that people that work in the agriculture traditional sector that move out to non agriculture modern sector will be better off due to the modern sector having higher productivity. This also applies to farmland as farmland should be reinvested into capital that gives higher returns. In Indonesia, the number of agriculture workers have continually decreased in the last decade. This process is also accompanied by the decrease of average farmland ownership of households. These two phenomena show that the farmers are completely leaving agriculture sector and in hand with Lewis rsquo s theorem. However, can we guarantee they are better off Observing the last three waves of IFLS Indonesia Family Life Survey and applying the poverty line of 3.2 PPP capita month the writer investigates the factors that influence poverty and welfare dynamics of agriculture household. The writer rsquo s econometric evidence confirms that the movement of agriculture has decreased the probability of poverty and positive effects on welfare only in the early decade 2000 2007. From 2007 2014 and in the long run, the effects of the movement are not significant. On the other hand, farmland ownership continues to have an important role for agriculture households as their main livelihood. Higher Education and agriculture assets show a decrease of probability of being poor. These findings suggest that moving out of agriculture is not the solution to improve farmers well being in the current situation. Keeping farmland ownership, investment in human capital, and modernization of agriculture should be the main focus in agriculture development.

ABSTRACT
Pemikiran konvensional ekonomi yang dinyatakan oleh Arthur Lewis di dalam teori dual sector-nya mengatakan bahwa orang yang bekerja di sektor pertanian tradisonal yang pindah keluar ke sektor non-pertanian modern akan lebih baik dikarenakan sektor modern memiliki produktivitas yang lebih tinggi. Hal ini juga berlaku terhadap lahan dimana lahan seharusnya diinvestasi ulang menjadi kapital yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi. Di Indonesia, jumlah dari pekerja pertanian secara terus-menerus menurun dalam satu dekade terakhir. Proses ini diiringi dengan berkurangnya rata-rata kepemilikan lahan rumah tangga. Kedua fenomena tersebut memperlihatkan bahwa petani sudah benar-benar meninggalkan sektor pertanian sesuai dengan teori Lewis. Namun, apakah dapat dijamin mereka lebih baik? Mengobservasi tiga gelombang IFLS Indonesia Family Life Survey terakhir dan menggunakan garis kemiskinan 3.2 PPP/kapita/bulan, penulis meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kemiskinan dan kesejahteraan rumah tangga pertanian. Bukti ekonometrika penulis dapat mengonfirmasi bahwa pergerakan keluar dari pertanian mengurangi probabilitas kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan hanya pada awal dekade 2000-2007. Dari 2007-2014 dan dalam jangka panjang, efek dari pergerakan keluar pertanian tidak signifikan. Di sisi lain, kepemilikan lahan tetap memiliki peran penting bagi rumah tangga pertanian sebagai sumber mata pencaharian. Pendidikan dan kepemilikan aset pertanian yang lebih tinggi menunjukkan penurunan probabilitas menjadi miskin. Penemuan ini menimbulkan pemikian bahwa keluar dari pertanian bukan solusi yang menjamin kenaikan kesejahteraan petani pada situasi sekarang. Mempertahankan kepemilikan lahan, investasi dalam human capital, dan modernisasi pertanian seharusnya menjadi fokus utama dalam pembangunan pertanian."
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran penyuluh pertanian, mengukur partisipasi petani, mengukur pendapatan petani sebelum dan sesudah adanya program FEATI, mengukur hubungan peran partisipasi petani pada FEATI dengan tingkat pendapatan petani. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Seterio, Desa Purwosari dan Desa Lubuk Saung Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin dengan menggunakan metode survei yang terdiri dari 25 peserta Farmers Managed extension Activities (FMA) yang dipilih secara sensus, sehingga sampel seluruhnya adalah 75 peserta FMA. Analisis data menggunakan statistika non parametrik, yaitu: uji koefisien peringkat spearman dan uji beda nilai tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam program FEATI di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin, termasuk kategori tinggi dengan nilai skor rata-rata = 26, partisipasi petani sampel dalam program FEATI di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin mengalami peningkatan, dimana pendapatan riil petani sampel sebelum program FEATI tahun 2009 dari Rp. 20.191.840,- per tahun meningkat menjadi Rp. 33.561.368,- pertahun setelah adanya program FEATI tahun 2010, terdapat hubungan antara partisipasi petani dalam program FEATI dengan pendapatan petani, koefisien korelasi Spearman (rs) = 0,913, artinya semakin tinggi tingkat partisipasi, semakin tinggi pendapatan petani. "
Lengkap +
JMSTUT 15:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library