Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
[Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keberfungsian keluarga dan identitas ego pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama. Sebanyak 315 responden mengisi kuesioner alat ukur keberfungsian keluarga (FACES-II dan Family Communication Scale) dan identitas ego (Ego Identity Process Questionnaire). Pada penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki keberfungsian keluarga dan identitas ego yang tergolong cukup baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keberfungsian keluarga dan identitas ego (r = .220, p < .01). Hubungan tersebut dapat terjadi karena pembentukan identitas ego dipengaruhi oleh setting sosial individu, khususnya keluarga, walaupun juga dapat dipengaruhi oleh setting lain seperti hubungan pertemanan di sekolah., The aim of this research is to examine the relationship between family functioning and ego identity in Universitas Indonesia’s first-year college students. A total of 315 respondents complete questionnaires on family functioning (FACES-II and Family Communication Scale) and ego identity (Ego Identity Process Questionnaire). In this research, the result points out that the respondents have moderate family functioning and ego identity. The result of this research also indicates a positive and significant relationship between family functioning and ego identity (r = .220, p < .01). This relationship exists since the development of ego identity is influenced by individual’s social settings, especially family, even though it is also influenced by other social settings, such as peer relations at school.]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Penelitian dirancang untuk mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dan penalaran moral pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia. Keberfungsian keluarga diukur dengan Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale (FACES) II dan Family Communication Scale (FCS) berdasarkan Circumplex Model of Marital and Family System, sedangkan penalaran moral diukur dengan Defining Issues Test (DIT). Ada sebanyak 608 yang tersebar di 14 fakultas. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara keberfungsian keluarga dan penalaran moral (r=0.016, p>0.05). Rata-rata keberfungsian keluarga responden tergolong adekuat (M=170.47), sedangkan rata-rata penalaran moral responden tergolong sedang., This study was designed to investigate correlation between family functioning and moral reasoning among freshmen in Universitas Indonesia. Family functioning was measured by Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale (FACES) II and Family Communication Scale (FCS) in Circumplex Model of Marital and Family System, and moral reasoning was measured by Defining Issues Test (DIT). There were 608 participants from 14 faculties in Universitas Indonesia. The result show insignificant correlation between family functioning and moral reasoning (r=0.016, p>0.05). Mean of participants had adequate family functioning (M=170.47), and had moderate moral reasoning.]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai hubungan antara keberfungsian keluarga dan college self efficacy pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia. Keberfungsian keluarga didefinisikan sebagai cara masing-masing anggota keluarga untuk memenuhi peran yang dimiliki dan menjalankan tugas-tugas praktis yang dapat membantu keluarga untuk hidup bersama dan berkembang dari waktu ke waktu. College self efficacy didefinisikan sebagai derajat keyakinan bahwa individu mampu untuk sukses untuk melaksanakan tugas yang berkaitan dengan universitas. Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan alat ukur Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale (FACES) II yang disusun oleh Olson et al. (1982) dan Family Communication Scale (FCS). Pengukuran college self efficacy menggunakan alat ukur College Self Efficacy Inventory (CSEI) yang disusun oleh Solberg et al. (1993). Partisipan penelitian berjumlah 672 mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia. Melalui teknik statistik Pearson Correlation, diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara keberfungsian keluarga dan college self efficacy yang signifikan., This research was conducted to find the correlation between family functioning and college self efficacy among first year student in Universitas Indonesia. Family functioning defined as the manner in which family members fulfill necessary roles and perform practical tasks that help the family live together and move ahead through time. College self efficacy defined as a student’s degree of confidence that they could successfully complete a given college-related tasks. Family functioning was measured using an instrument named Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale (FACES) II made by Olson et al. (1982) and Family Communication Scale (FCS). College self efficacy was measured using College Self Efficacy Inventory (CSEI) made by Solberg ei al. (1993). Participants of this research were 672 first year student in Universitas Indonesia. The Pearson Correlation indicates positive significant correlation between family functioning and college self efficacy]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Cendra
Abstrak :
ABSTRAK
Kesepian merupakan perasaan yang paling sering muncul dan menimbulkan masalah pada masa remaja dibandingkan pada usia lainnya. Faktor keluarga yaitu keberfungsian keluarga diduga mempengaruhi munculnya rasa kesepian pada remaja di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara keberfungsian keluarga dan kesepian. Partisipan penelitian berjumlah 200 orang remaja laki-laki dan perempuan yang berusia antara 13-21 tahun. Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan alat ukur family assessment device sementara kesepian diukur menggunakan revised UCLA Loneliness Scale. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara keberfungsian keluarga dan kesepian pada remaja Indonesia (r = -.375, p < 0.01). Sebagai tambahan, hasil penelitian menemukan bahwa dimensi komunikasi dari keberfungsian keluarga paling berkorelasi dengan kesepian remaja. Tahap perkembangan remaja akhir juga menunjukkan rasa kesepian yang lebih tinggi dibandingkan remaja awal maupun tengah.
ABSTRAK
Loneliness is a feeling that most frequently arise and cause problems in adolescence than at any other age. Family factors such as family functioning are thought to influence the emergence of loneliness in adolescents in Indonesia. This study was conducted to find the relationship between family functioning and loneliness in Indonesian adolescents. Participants study of 200 teenage boys and girls between the ages of 13-21 years. The study was a correlational study using a quantitative approach. The results showed a significant relationship between family functioning and loneliness (r = -.375, p < 0.01). In addition, this research found that the communication dimension of family functioning most correlated with a lonely teen. Final stages of adolescent development also showed a sense of loneliness which is higher than the early adolescent and middle adolescent.
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Mudloyati Choiriyah
Abstrak :
ABSTRAK
Stress memiliki prevalensi yang tinggi di masyarakat. Pada usia remaja, potensi munculnya stress akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keberfungsian keluarga dan stress dengan moderator positive religious coping pada remaja akhir. Pengukuran variabel keberfungsian keluarga menggunakan alat ukur Family Assessment Device FAD skala general fuctioning untuk mengukur keberfungsian keluarga secara umum. Pengukuran stress menggunakan alat ukur Perceived Stress Scale PSS . Pengukuran positive religious coping menggunakan alat ukur The Brief RCOPE. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 426 94 laki-laki dan 332 perempuan dengan rentang usia 18-21 tahun. Pengujian hipotesis menggunakan teknik multiple regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga berhubungan dengan stress secara signifikan. Namun, positive religious coping tidak memberikan pengaruh secara signifikan R=0,429, p>.05 dalam hubungan antara keberfungsian keluarga dan stress. Hubungan moderasi yang tidak signifikan tersebut diasumsikan karena 1 hubungan keberfungsian keluarga dan stress sudah terlalu kuat, 2 adanya hubungan signifikan antara keberfungsian keluarga dan positive religious coping, dan 3 positive religious coping tidak efektif sebagai strategi coping pada usia remaja akhir.
ABSTRAK
Stress has a high prevalence in society. In adolescence, the potential for stress will increase. This research was conducted to see the relationship between family functioning and stress with religious coping as a moderator among the late adolescents. The measurement of family functioning variable was using the instrument of Family Assessment Device FAD general functioning scale to measure family functioning in general. The measurement of stress variable was using the Perceived Stress Scale PSS . The measurement of positive religious coping variable was using the Brief RCOPE. The participants in this study were 426 subjects 94 men and 332 women with the range of age between 18 21 years old. Hypothesis testing used the multiple regression technique. The result of this study showed that family functioning significantly correlated with stress. However, positive religious coping could not significantly moderate R 0,429, p .05 the relationship of family functioning and stress. This insignificant moderation relationship was assumed to be due 1 the relationship of family functioning and stress was too strong, 2 there was a significant relationship between family functioning and positive religious coping, and 3 positive religious coping was not effective as coping strategy in late adolescence.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library