Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Perwira Negara
"Salah satu tujuan Pembangunan Nasional adalah meningkatkan pendapatan perkapita dan mensejahterakan masyarakat. Sumber daya perairan merupakan salah satu sumber daya alam potensial hendaknya dimanfaatkan secara luas dan efisien. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi perikanan dalam upaya memenuhi kebutuhan gizi (protein hewani) dan meningkatkan pendapatan adalah melalui budidaya ikan. Budidaya ikan dalam keramba jaring apung di Indonesia khususnya Kabupaten Agam semakin berkembang baik air tawar maupun dilaut.
Datangnya krisis ekonomi yang melanda Negara Republik Indonesia khususnya di Kelurahan Siguhung, masyarakat tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarganya mencari alternatif usaha lain. Salah satu bentuk usaha perikanan yang berkembang di kelurahan Siguhung adalah budidaya keramba jaring apung. Meskipun keluarga petani ikan keramba jaring apung di Kelurahan Siguhung Kecamatan Lubuk Basung mampu bertahan terhadap terjadinya krisis ekonomi dan moneter, namun ini tidak berarti bahwa mereka telah dapat mencapai tingkat kesejahteraan yang baik. Karena itu sangat menarik dan penting pula untuk mengkaji sejauh mana tingkat kesejahteraan dan seberapa besar pendapatan rumah tangga petani keramba jaring apung Berta faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani tersebut.
Latar belakang dan pertanyaan tersebut mendasari penelitian ini yang bertujuan untuk : (a). mengetahui tingkat pendapatan rumah tangga petani keramba jaring apung di Kelurahan Siguhung dan terhadap total pendapatan keluarga, (b). mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga petani keramba jaring apung serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan keluarga petani keramba jaring apung tersebut.
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan data kuantitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk memberikan deskriptif/gambaran tentang tingkat kesejahteraan dan pendapatan keluarga petani budidaya keramba jaring apung. Sedangkan data kuantitatif yang dilakukan digunakan untuk analisis pendapatan usaha, analisis pengeluaran rumah tangga, analisis pendapatan rumah tangga dan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap besarnya pendapatan rumah tangga petani keramba jaring apung.
Analisis Uji Khi Kuadrat (X2) dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pendapatan dan kesejahteraan, sedangkan untuk uji t dan R2 dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan rumah tangga petani budidaya keramba jaring apung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha budidaya keramba jaring apung memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga petani dengan keuntungan rata-rata sebesar Rp. 748.187,50 per bulan atau sebesar Rp. 8.978.250,00 per tahun (68,78%) dari total pendapatan keluarga. Hasil uji khi kuadrat (X2) yang dilakukan terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan kesejahteraan keluarga petani keramba jaring apung.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha budidaya keramba jaring apung menguntungkan dan layak untuk terus dilakukan. Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani budidaya keramba jaring apung di Kelurahan Siguhung 57,50% termasuk tingkat kesejahteraan tinggi dan 42,50% termasuk tingkat kesejahteraan sedang. Dari hasil analisis uji statistik t, dapat diketahui bahwa variabel umur(Xl), pendidikan(x3 , pengalaman kerja (X3) tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pendapatan rumah tangga petani.
Variabel yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan rumah tangga adalah jumlah anggota rumah tangga usia praduktif (X4) dan jumlah jaring keramba apung (X5). Berdasarkan uji statistik F, semua variabel yaitu umur (X 1), pendidikan (X2), pengalaman kerja (X3), jumlah anggata keluarga (X4) dan jumlah jaringan keramba (X5) secara serentak berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dade Mahzuni
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk perlawanan nelayan, dalam konteks hubungan nelayan-Bok serta menganalisis kondisi-kondisi yang memicu munculnya perlawanan nelayan tersebut. Untuk tujuan tersebut, dalam penelitian digunakan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Dalam tesis ini Bok diartikan sebagai pemilik modal yang memberikan bantuan-bantuan kepada nelayan, juga sekaligus berperan sebagai pedagang pengumpul hasil laut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa memburuknya perimbangan pertukaran, dalam konteks hubungan kerjasama nelayan-Bok, dibarengi dengan semakin sulitnya kehidupan ekonomi nelayan sebagai akibat dari kelangkaan sumberdaya laut (ikan) serta meningkatnya biaya kebutuhan hidup, mendorong munculnya perlawanan nelayan terhadap Bok. Perlawanan nelayan tersebut juga dipicu karena keterbatasan alternatif-alternatif lainnya yang dapat diakses nelayan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan ekonominya.
Memburuknya perimbangan pertukaran, dari perspektif nelayan, dapat dilihat dari kondisi-kondisi: pertama, semakin berkurangnya atau bahkan hilangnya bantuan-bantuan yang biasa diberikan Bok kepada nelayan, terutama bantuan yang tergolong "non-marketing services", sehingga Bok tidak bisa lagi diandalkan sebagai jaminan hidup nelayan; kedua, hilangnya praktik-praktik keagamaan yang lazimnya dilakukan Bok seperti ritual yang berhubungan dengan usaha atau kehidupan kenelayanan yang dapat mempererat solidaritas, memberikan ketenangan dalam usaha serta dapat memberikan tambahan makanan kepada nelayan yang pada umumnya miskin; ketiga, terjadinya kecurangan-kecurangan yang dilakukan Bok terutama dalam proses penimbangan hasil tangkapan nelayan sebagai upaya menekan kerugian akibat terjadinya kelangkaan ikan dan meningkatnya biaya kebutuhan hidup serta sebagai upaya Bok untuk memperoleh keuntungan yang besar; dan keempat, penggunaan perahu jaring gardan (sejenis trawl) yang dilakukan Bok telah merusak ekosistem laut dan menyebabkan menurunnya hasil tangkapan serta merusak alat tangkap nelayan.
Adapun bentuk-bentuk perlawanan nelayan terhadap Bok adalah: pertama, bentuk-bentuk perlawanan sebagai upaya merusak nama baik Bok yaitu berupa penyebaran gosip dan pemberian julukan yang buruk; kedua, bentuk-bentuk perlawanan sebagai upaya menghalang-halangi beroperasinya perahu jaring gardan milik Bok, yaitu berupa teguran, pertengkaran mulut, sampai penenggelaman jaring gardan; ketiga, bentuk-bentuk perlawanan sebagai upaya menghadapi kecurangan-kecurangan yang dilakukan pihak Bok terutama dalam penimbangan hasil tangkapan yaitu berupa protes langsung, tidak menerima uang penjualan ikan dan mogok kerja; dan keempat, bentuk perlawanan sebagai upaya dalam memperoleh harga penjualan ikan yang lebih tinggi yaitu berupa penjualan ikan (sebagian) kepada pihak lain.
Bentuk-bentuk perlawanan nelayan tersebut di atas, yang umumnya dilakukan secara personal dan ada kalanya secara sembunyi-sembunyi, merupakan protes terhadap ketidakadilan Bok dan untuk menuntut Bok melakukan apa yang menurut anggapan nelayan merupakan kewajibannya, serta sebagai upaya nelayan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Kurniawati Ngonde
"Tesis ini membahas tentang pemanfaatan sumber daya laut oleh nelayan tradisional di tengah lokasi pelabuhan Surabaya yang dipedomani, oleh pengetahuan lokal dan faktor ekonomi, faktor kekerabatan dan faktor religi. Pengetahuan lokal nelayan Kenjeran, membekali mereka untuk mampu mengenal dan memahami tentang kondisi perairan laut. Kondisi tersebut, digunakan oleh para nelayan Kenjeran untuk menentukan waktu penangkapan dan jenis tangkapan. Selain itu, faktor-faktor tersebut melatar belakangi pembentukan pola wilayah kerja, jalur distribusi pemasaran dan kesepakatan pemanfaatan kawasan penangkapan ikan di sekitar Selat Madura.
Pemilihan kawasan perkampungan nelayan tradisional di Kecamatan Kenjeran khususnya di Kelurahan Kedung Cowek Kota Madia Surabaya, oleh karena pemukiman mereka, sebagai pemukiman pertama nelayan tradisional yang masih aktif dan memiliki keaneka ragaman dalam kegiatan melaut mereka. Untuk dapat belajar memahami aktivitas sehari-hari para nelayan tersebut, peneliti membina hubungan yang akrab, melakukan serangkaian wawancara langsung yang terfokus tentang aktivitas mereka, bahkan ikut serta terlibat dalam kegiatan sehari-harinya.
Maka, penelitian ini menghasilkan suatu pengetahuan bahwa kegiatan melaut para nelayan Kenjeran berpedomankan pada faktor religi, faktor ekonomi, faktor kekerabatan dan dibatasi pula oleh kebijakan dari pihak pelabuhan. Terutama yang berkaitan dengan penentuan batas kawasan penangkapan dan jalur lalu lintas kapal yang keluar dari pelabuhan. Kondisi_ tersebut terbentuk, oleh karena ada perbedaan kepentingan dalam memanfaatkan kawasan laut di sekitar Selat Madura, yaitu kepentingan bertahan hidup dengan bekerja sebagai nelayan tradisional dan kepentingan yang berorientasi pada keuntungan pemasukan pendapatan bagi pemerintah daerah."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulius Suroso
"Tujuan penelitian ini ialah mempelajari kegiatan masyarakat nelayan Marunda Besar di laut dan di darat dalam mempertahankan kelangsungan hidup diri dan keluarganya, dan kaitannya dengan ketahanan nasional. Kegiatan masyarakat nelayan Marunda Besar banyak dipengaruhi oleh kearifan lingkungan teknologi yang diterapkan nelayan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Rusaknya sistem lingkungan pantai Marunda mengakibatkan populasi ikan di dekat pantai Marunda semakin berkurang dan ikan menjauh dari pantai. Hal ini menuntut upaya yang lebih keras untuk memperoleh hasil tangkapan ikan.
Adanya pembangunan kota Jakarta dan Proyek Perkayuan Marunda menambah rusaknya lingkungan pantai. Di samping itu akibat pembebasan tanah yang dibangun Proyek Perkayuan Marunda, banyak fasilitas yang hilang, seperti gedung sekolah SLTP, sumur bor, pasar dan sarana transpoitasi. Hal ini merupakan kerugian bagi masyarakat Marunda, karena air minum harus beli. Juga anak-anak tidak dapat bersekolah lagi karena sekolah SLTP makin jauh di Cilincing. Di Marunda kini tinggal ada satu gedung sekolah SD yang ada di dekat Mesjid Alam, dan kondisinya sudah tidak memenuhi syarat lagi. Akibatnya tidak banyak anak-anak yang sekolah lanjutan, tidak mampu membiayai. Dengan bekal pendidikan rendah dan ketrampilan yang didapat dari orangtuanya, maka pekerjaan sebagai nelayan tetap menjadi andalan utama.
Dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan itu masyarakat nelayan Marunda Besar menghadapi berbagai kendala internal (budaya) maupun kendala eksternal (lingkungan hidup) tempat mereka bermukim. Akibatnya kehidupan mereka semakin terpuruk, kalau tidak terperangkap dalam kemiskinan structural.
Mereka harus bekerja lebih keras, menggunakan waktu untuk mencari nafkah dengan penghasilan yang tidak menentu dan semakin menyusut. Akibatnya waktu yang digunakan untuk bermasyarakat, membina keluarga dan mendidik anak-anak semakin berkurang dalam jumlah maupun intensitasnya.
Kenyataan ini menyebabkan kerentanan dalam pergaulan sosial masyarakat nelayan, ketahanan keluarga dan komunitas dalam gangguan keamanan. Mereka dengan mudah dipengaruhi oleh pihak luar yang memberikan ataupun menjanjikan berbagai kemudahan ataupun uang tanpa banyak pertimbangan. Akibatnya menjadi lahan subur bagi pencetus masalah sosial yang dapat mengancam ketahanan nasional."
Lengkap +
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T14624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanin Kholison
"Penelitian yang dilakukan untuk penulisan tesis ini bertujuan untuk menggambarkan potret perjuangan nelayan di kepulauan Anambas dalam mengatasi keberadaan kapal asing di wilayah tradisional mereka beserta faktor¬faktor yang melatarbelakangi perjuangan tersebut.
Wilayah kepulauan Anambas memiliki potensi dan hasil ikan yang cukup besar. Selain itu wilayah ini memiliki posisi yang sangat strategis karena berbatasan dengan Laut Cina Setatan, Vietnam, Kamboja, dan Malaysia Barat. Oleh karena itu, dengan potensi dan letak wilayah Kepulauan Anambas yang demikian, maka wilayah ini sangatlah rentan terhadap aksi eksploitasi sumber daya laut secara Regal, terutama dad pihak asing
Secara teoretis, laut dengan segala isinya sesungguhnya merupakan suatu sumber daya (resource) yang tergolong ke dalam public property resource. dimana laut sebagal sumber daya merupakan milik urnurn, di mana setiap orang dapat mengakses sumber daya tersebut. Oleh karena itu, orang cenderung berlomba-lomba melakukan eksploitasi sumber daya laut yang kemudian menyebabkan sumber daya laut menjadi semakin berkurang dan terbatas. Akan tetapi, masalah adalah ketika eksploitasi tersebut sudah mulai masuk ke wilayah tangkapan (fishing ground) nelayan lokal yang merupakan hak komuniti, apalagi dengan menggunakan peralatan yang justru merusak biota laut. Akibatnya, konflik menjadi sesuatu yang tak terhindarkan, terlebih-Iebih jika aparat turut bermain tentu akan menambah permasalahan semakin kompleks.
Fenomena di atas terjadi di Kepulauan Anambas di mana nelayan Iokal melakukan perlawanan terhadap terhadap aksi illegal fishing nelayan Thailand
dan terhadap aparat keamanan (Angkatan Laut) dianggap turut andil dalam memelihara keberadaan nelayan-nelayan Thailand. Untuk mengkaji masalah perjuangan perlawanan nelayan Anambas ini, digunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian yang bersifat deskriptif-ekplanatif. Untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif dan holistik dari permasalahan ini, digunakan dua jenis data, yakni data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam dengan berbagal pihak, baik kepada saksi maupun para aktor perjuangan nelayan dan melakukan observasi langsung di lokasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan melakukan kajian literatur terhadap berbagal dokumen dan bahan kepustakaan yang terkait. Sebagai satuan unit analisa, wilayah penelitian berada di Kecamatan Siantan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjuangan perlawanan yang dilakukan oleh nelayan Anambas terhadap kapal asing Thailand dilatarbelakangi oleh multi dampak negatif yang dirasakan masyarakat dan keluarga nelayan; dampak ekonomi, lingkungan, social dan dampak moral/budaya. Atas dasar dampak itu maka nelayan di wilayah kepulauan Anambas melakukan berbagal sikap dan tindakan sebagai wujud bentuk perlawanan anti kapal asing Thailand. sejumlah. Dalam melakukan perjuangan, nelayan Anambas menggunakan beberapa bentuk dan strategi yang berbeda-beda seperti: bentuk-bentuk penentangan dengan Cara menyampaikan protes kepada pihak pemerintah (desa dan kecamatan) serta kepada aparat Angkatan Laut; melakukan perlawanan secara terbuka dengan kekerasan; demonstrasi dan mengajukan tuntutan,serta senantiasa melakukan berbagai bentuk dukungan dari berbagai pihak, pemerintah kepada ketua-ketua nelayan, pengurus RT, pemerintah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga pemerintah pusat.
Dari perjuangan tersebut kemudian menghasilkan beberapa implikasi seperti semakin berkurangnya aktivitas nelayan Thailand di wilayah perairan Anambas; Mulai diterapkan kembali penerapan norma/aturan oleh penegak hukum di laut; terbentuknya wadah organisasi nelayan dalam Ikatan Kerukunan Keluarga Nelayan Siantan (IKKNS) sebagai media perjuangan nelayan yang memerankan terbukanya akses struktural ke jalur-jalur politik (kekuasaan), baik pemda Kabupaten Natuna, DPRD Kab. Natuna, pemerintah provinsi, hingga pemerintah pusat sehingga perjuangan nelayan lokal dalam upaya mengamankan zona tradisional dan juga teritori Indonesia dari praktik ilegal fishing mulai mendapatkan perhatian."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitya Harits Waskito
"Penggunaan es balok dalam dunia perikanan di Indonesia sebagai alat untuk pendinginan ikan masih dianggap tidak efektif dikarenakan bersifat keras dan merusak ikan. Selain itu es balok memiliki kemampuan yang rendah untuk mendinginkan ikan dan di beberapa daerah sulit untuk mendapatkan es balok dengan harga terjangkau dan kualitas baik. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah penggunaan ice slurry berbahan dasar air laut. Selain mempunyai luas kontak yang baik untuk pendinginan ikan, ice slurry juga dapat meningkatkan kualitas kesegaran ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan merancang sistem Ice Slurry Generator dengan Scraper Blade Evaporator sebagai tempat pembuat ice slurry yang efisien, cepat, dan biaya operasi yang murah.
Pengujian dilakukan dengan melakukan perhitungan waktu pendinginan ice slurry sampai temperatur terbentuknya ice slurry dengan metode perhitungan luas kontak antara pipa coil refrigeran dengan air laut. Selain itu dilakukan perbandingan antara hasil perhitungan dengan hasil percobaan pendinginan ice slurry dengan variasi volume 7 liter, 9 liter, dan 11 liter. Dan juga dilakukan pengujian variasi putaran motor augershaft pada 57 rpm, 63 rpm, 67 rpm,dan 77 rpm untuk mengetahui pengaruh putaran motor terhadap waktu pendinginan. Hasil yang didapatkan adalah terdapat perbedaan antara hasil perhitungan dan hasil percobaan, dengan perbedaan sebesar 35.77 %. Dan didapatkan juga hasil bahwa semakin cepat putaran motor maka semakin cepat pula waktu pendinginan ice slurry.

The use of a beam ice by a majority of fishermen in Indonesia is still considered to be less effective due to the harsh and destruction to the fish product. In addition that beam ices have a low ability to cool the fish and mantain the fish at good condition for food product. In some province in Indonesia, it is difficult to get a beam ice with reasonable price and good quality. One of proposed solution is the use of ice slurry made from sea water. In addition to having a good contact with fishes, ice slurry can also improve the quality of the freshness of the fish. This study is aimed to observe and design Ice Slurry Generator with Scraper Blade Evaporator Type as a ice slurry maker to provide an ice slurry with a good efficiency, fast, dan inexpensive operating cost.
The experimental is performed by calculating the chilling time of ice slurry untul nucletion temperature with surface area contacts method between refrigerant pipe coil with sea water. Moreover ,this study is comparising between the calculation results with the time actual results with variations of volume 7 litres, 9 litres,and 11 litres. And also variating the augershaft motor rotation at 57 rpm, 63 rpm, 67 rpm, 77 rpm, to determine the effect of motor rotation to the chilling time. Ther results obatained that there are the differences between the calculation and the experimental results, with a difference of 35.77% and also obtained the result that faster rotation of motor make the chilling time of ice slurry become faster.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeannette Natasha
"Komunitas nelayan menjadi masyarakat mayoritas yang hidup di wilayah pesisir. Dalam bertahan hidup, nelayan memanfaatkan alam sebagai modal utama yang dimiliki. Ketergantungan para nelayan dengan alam membuat mereka harus bertahan dalam kerentanan, yang disebabkan oleh kedinamisan dan ketidakpastian alam. Dengan begitu, para nelayan dituntut untuk bisa beradaptasi dengan lingkungannya dalam kesehariannya. Hasil adaptasi ini berupa modal sosial yang memicu adanya kebutuhan para nelayan akan kehidupan publik. Sejalan dengan itu, kehidupan publik mulai mendominasi dan memicu adanya kebutuhan akan ruang publik yang dapat mengakomodasi kebutuhan para nelayan. Maka, ruang publik terbentuk dari pengaruh modal alam dan modal sosial para nelayan. Skripsi ini akan membahas modal alam dan modal sosial para nelayan terhadap pembentukan ruang publik nelayan dengan mengambil studi kasus ruang publik nelayan di Blok Eceng, Muara Angke. Melalui pengkajian teori dan hasil observasi studi kasus tersebut, penulisan ini menghasilkan temuan bahwa beragam ruang publik nelayan terbentuk di area pesisir dengan kualitas fisik dan spasial yang unik. Ruang publik di area kanal memiliki intensitas penggunaan paling tinggi dan bersifat multifungsi. Keberadaan ruang publik ini bersifat adaptif mengikuti kedinamisan alam dan memungkinkan adanya modifikasi ruang secara dinamis.

The fishermen community is the majority community living in coastal areas. Fishermen use nature as their main capital to survive. Their dependence on nature has been making them to endure vulnerability, that is caused by the dynamics and uncertainties of nature's condition itself. Therefore, they are required to be able to adapt to their environment in their daily lives. The result of this adaptation is social capital, which triggers their urgency for public life. This public life aspect soon becomes dominant and triggers their need for public spaces that can accommodate their public needs. Therefore, public space is developed as an influence of the natural and social capital of fishermen. This study will discuss the natural and social capital of fishermen on the development of fishermen's public spaces by a case study observation of fishermen's public spaces in Blok Eceng, Muara Angke. From the results of theoretical studies and case studies, this paper finds that various fishermen's public spaces are developed in coastal areas with unique physical and spatial qualities. Public space in the canal area has the highest usage intensity and multifunctional. The existence of this public space is adaptive following the dynamics of nature and allows dynamic modification of space."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prihandoko Sanjatmiko
Depok: Departemen Antropologi FISIP Universitas Indonesia, 2016
338.372 7 PRI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Listyowati
"Perempuan nelayan di Desa Morodemak dan Desa Purworejo, Kecamatan Bonang Kabupaten Demak yang dalam kehidupan sehari-hari berjuang menghadapi ideologi patriarki, dan harus menghadapi banjir rob yang terjadi hampir setiap hari dengan ketinggian air yang berbeda-beda, mulai dari setinggi mata kaki sampai setinggi dada orang dewasa. Penelitian ini menggali pengalaman perempuan nelayan di dua desa tersebut dalam menggunakan agensinya untuk membangun respon atas ideologi patriarki dan bencana banjir rob yang berkelindan erat dengan berbagai bentuk ketidakadilan gender. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan feminis dan menggunakan teori agensi yang dikembangkan Ortner dan teori ekologi politik feminis yang dikembangkan Elmhirst sebagai pisau analisis. Penelitian ini menunjukkan bahwa walau menghadapi berbagai bentuk ketidakadilan gender, perempuan nelayan mempunyai kemampuan untuk menggunakan agensinya untuk bertindak mengatasi bencana di tengah komunitas pesisir yang mengadopsi ideologi patriarki yang kuat.

Women fishermen in Morodemak Village and Purworejo Village, Bonang District, Demak Regency, who in their daily lives struggle with the patriarchal system, have to face tidal floods that occur almost every day with varying water levels, from ankle-high to chest-high. mature. This research explores the experiences of fishing women in these two villages in using their agency to develop a response to the tidal flood disaster which is closely intertwined with various forms of gender inequality. This research was conducted qualitatively with a feminist approach and used agency theory developed by Ortner and feminist political ecology theory developed by Elmhirst as analytical tools. This research shows that despite facing various forms of gender inequality, female fishermen have the ability to use their agency to act to overcome disasters in coastal communities that have a strong patriarchal system."
Lengkap +
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan
"ABSTRAK
Ice slurry generator is a technology that is currently potential applied to
fishermen. The solution from seawater, moreover characteristict of ice is soft and the
temperature can be below 0 °C can make the fish quality will remain intact. The
current study focused to find the value of the scraper shaft motor rotation optimal to
obtain the optimum point of the process of making ice slurry of seawater with a
scraped surface ice slurry generator. Experimental data obtained by doing variation of
the pump and the auger shaft RPM conducted respectively by 4 variations. From the
sixteen trials, it was found that the optimum point on the pump rotation is 2000 rpm
and 1000 rpm for motor rotation.

ABSTRACT
Ice slurry generator merupakan teknologi yang saat ini potensial jika
diterapkan kepada nelayan. Bahan dasar dari air laut, serta karaktekteristik es yang
lembut dan suhunya bisa di bawah 0 oC membuat kualitas ikan akan tetap terjaga.
Penelitian kali ini memfokuskan untuk mencari nilai putaran auger shaft untuk
mendapatkan titik optimal dari proses pembuatan bubur es dari air laut dengan
scraped surface ice slurry generator. Data ekesperimental diperoleh dengan
melakukan variasi RPM pompa dan auger shaft yang dilakukan masing-masing
sebanyak 4 variasi. Dari 16 kali percobaan, ditemukan titik optimum berada pada
putaran pompa 2000 rpm dan motor 1000 rpm"
Lengkap +
2015
S65717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>