Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Olivia Bunga Pongtuluran
"ABSTRAK
Teknologi ekstraksi tanaman obat yang telah umum digunakan pada industri obat herbal memiliki kekurangan dari segi efisiensi waktu ekstraksi, beban pemeliharaan alat yang tinggi, konsumsi pelarut yang banyak dan tidak hemat energi. Metode ektraksi dengan ultrasonik menawarkan suatu proses yang berdasarkan hasil dari beberapa penelitian dianggap lebih sederhana dan efisien. Proses ultrasonik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: suhu, power dan frekuensi, intensitas, waktu, preparasi, jenis pelarut, dan jumlah pelarut yang digunakan. Pada penelitian ini digunakan frekuensi 20 kHZ, amplitudo 32% dan intensitas sebesar 0,5. Desain percobaan pada penelitian ini menggunakan metode Taguchi yang mengaplikasikan model Orthogonal Array dan RSM dengan model Central Composite Design(CCD). Ada tiga variable independen dalam penelitian ini yaitu waktu, rasio pelarut terhadap sampel dan kadar etanol, dimana masing- masing memiliki 3 level dan respon dari penelitian ini diukur dari persentase yield yang dihasilkan, banyaknya kandungan total fenol dan total flavonoid yang terdapat dalam ekstrak.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar etanol, semakin besar kadar total fenol dan flavonoid yang dihasilkan namun yield semakin rendah. Namun, rasio solvet yang semakin besar menghasilkan kadar yield yang tinggi, namun variabel ini tidak berpengaruh pada respon yang lain. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor waktu tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap  ketiga respon. 

ABSTRACT
The conventional medicinal plant extraction technologies that have been applied widely in herbal medicine industries neglect some matters i.e the time efficiencies, low cost maintenance, less  solvent and low energy consumption. An ultrasound- assisted extraction process which offered the modest and more effective outcome based on  several research influenced by some variables  such as temperature, power and frequency, intensity, extraction time, preparation process, type and quantity of solvent. This research used an ultrasound equipment which was set at frequency 20 kHz, amplitude 32% and the 0,5 of intensity. Moringa leaves have many chemical contents such as protein, vitamins A, B and C, beta carotene, phenolic acid, lignin, carbohydrates, fibre, and flavonoids whose pharmacological activities are as wound healing, anti-anemia, anti-inflammatory, antipyretic, analgesic, and antimicrobial. The experimental design of this research employed Taguchi method with 9 runs based on Orthogonal Array (OA) model and 40 runs of RSM experiments constructed by Central Composite Design (CCD) with 2 replications. There were 3 independent variables introduced namely extraction time, solvent-to-solid ratio, and ethanol concentration for each has 3 levels and the experiment responses are yield percentage, total phenolic content, and total flavonoid content of the extract.  The output showed that the more ethanol concentration used the more phenolic and flavonoid content generated, however the yield production decreases. On the other hand the higher the ratio creates the high yield yet this variables showing no impact towards two other responses. The result of this study also revealed that extraction time has no effect on all the responses."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariana M.
"ABSTRAK
Metode ekstraksi adalah suatu metode pemlsahan yang sudah lama digunakan untuk
tujuan pemlsahan. Metode ini bersifat sederhana dan mudah dikerjakan. Percobaan kali ini
bertujuan untuk memisahkan Cr (HI) dan Zn (U) dengan menggunakan metode ekstraksi
pelarut. Sebagai ligan pengkompleks digunakan asam salisilat sedangkan pelarut organik yang
digunakan adalah butanol.
Penentuan stokiometri kompleks dilakukan secara spektrofotometrik dengan
menggunakan metode perbandingan mol. Keberhasilan ekstraksi diukur dengan harga %E,
yang dihitung berdasarkan harga D (distribusi) , yaitu suatu harga yang menunjukkan
perbandingan antara konsentrasi logam di pelarut organik dengan konsentrasi logam di pelarut
air, setelah dilakukan ekstraksi. Pengukuran konsentrasi logam di air ditentukan dengan
menggunakan spektrofotometer serapan atom.
Di dalam fasa air interaksi antara Cr^"^ dan asam salisilat menghasilkan senyawa
kompleks Cr[(Hsal)2(H20)4]"^ sedangkan interaksi antara HSal dengan 2h menghasilkan
senyawa kompIeksZn[Hsal]2. Nilai pH optimum bagi ekstraksi Cr (III) berada pada pH 3
dengan harga % E =65,18% sedangkan pH optimum bagi ekstraksi Zn (II) terjadi pada pH
5 dengan harga %E=54,03 %
Terbentuknya kompleks Cr[(Hsal)2(H20)4]'^ dan Zn[HS^l] ditandai dengan
terbentuknya spektra yarig memiliki karakteristik berbeda dengan kharakteristik spektra
Cr(III), spektra ZnQl) ataupun spektra asam salisilat bebas.
Penambahan asam perklorat ke dalam ekstraksi Cr dan Zn salisilat menyebabkan harga
%E bagi Cr (III) meningkat menjadi 65,43% sedangkan harga %E bagi Zn (11) tidak
mengalami perubahan. Ini membuktikan bahwa asam perklorat yang ditambahkan mampu
menjadi pasangan ion bagi kompleks .
Harga rata-rata %E total Cr (HI) dari dua kali ekstraksi dari lima larutan campuran
Cr (III) dan Zn (II) adalah 88,044% sedangkan harga rata-rata %E total Zn (II) adalah
39,15% .

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris Ghiyats
"ABSTRAK
Peningkatan dan kemajuan teknologi untuk proses ekstraksi elemen berharga dari sumbernya terus maju dan berkembang dari waktu ke waktu. Banyak peningkatan dan penemuan yang dilakukan para peneliti untuk menemukan cara ekstraksi yang lebih efisien dan ekonomis. Sekam merupakan hasil sambilan dari proses produksi beras. Jumlah sekam yang tersedia di Indonesia merupakan bukti nyata dari peluang untuk dikembangkan manfaatnya. Namun, diperkirakan pada masa ini, pemanfaatan sekam belum maksimal dan sebanding dengan penghasilannya yang terus meningkat di Indonesia. Riset ini ditujukan untuk mempelajari penggunaan sekam dalam proses reduksi pasir besi. Proses ekstraksi pada pasi besi ini bertujuan untuk mendapatkan kandungan titanium yang terdapat pada pasir besi tersebut. Pada umumnya, proses reduksi pasir besi ini menggunakan batu- bara yang termasuk mineral yang langka dan tidak bisa diperbaharui sumbernya dimasa depan. Riset ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh sekam yang menjadi substitusi batu bara dalam proses reduksi. Riset yang dilakukan dalam riset ini meliputi proses roasting dan reduksi dan karakterisasi sample.

ABSTRACT<>br>
Technological improvements and advancements for the process of extracting valuable elements from their sources continue to advance and evolve over time. Many improvements and findings by researchers to find more efficient and economical extraction methods. Rice husk is a sideline result of the rice production process. The amount of rice husk available in Indonesia is a clear proof of the opportunity to develop its benefits. However, it is estimated that at this time, the utilization of husk has not been maximized and is proportional to its increasing income in Indonesia. This research is aimed at studying the use of husk in the process of iron sand reduction. The process of extraction on this iron sand aims to get the titanium content contained in the iron sand. In general, the processing of iron sand reduction uses coal which includes rare and non renewable minerals in the future. This research aims to find out how the effect of chaff that becomes coal substitution in the process of reduction. Research conducted in this research includes roasting and reduction process, Na2SO4 addition and sample characterization "
2017
T-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library