Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Delafriadi Bustami
Abstrak :
ABSTRAK
Di Indonesia Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali dilaporkan terjadi di Jakarta dan Surabaya pada tahun 1968, yakni 15 tahun setelah terjadi wabah di Filipina. Pada tahun 1973 DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dan sejak tahun 1985 DBD telah menyebar di 28 propinsi kecuali propinsi Timor Timur (Sumarmo, 1989). Pada tahun 1993 seluruh propinsi di Indonesia telah melaporkan eksistensi DBD (Wuryadi, 1994).

DBa adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus Dengue dan terutama ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang tersebar luas di Indonesia, terutama di kota-kota besar (Surname, 1989).

Saat ini pencegahan atau pemberantasan penyakit DBD hanya efisien dilakukan dengan memutus rantai penularan manusia-nyamuk-manusia, yakni memberantas nyamuk penular Ae, aegypti karena vaksin dan obat anti virus belum ditemukan (Wuryadi, 1994). Berbagai cara pemberantasan Ae, aegypti yang telah dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia adalah pemberantasan kimiawi menggunakan malation untuk nyamuk dewasa dan temefos untuk stadium larva, di samping pemberantasan lingkungan melalui kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Namun demikian, hasil yang diperoleh masih belum memuaskan, bahkan jumlah kasus DBD cenderung meningkat dan penyebaran semakin luas. Di sisi lain, penggunaan insektisida sintetis walaupun memberikan hasil nyata dalam waktu relatif singkat, akan tetapi memerlukan dana yang besar. Selain itu pemakaian insektisida sintetis secara terus menerus dapat menimbulkan ketidak seimbangan lingkungan karena masuknya zat asing tersebut, dan juga meningkatkan kemungkinan timbulnya resistensi hewan sasaran serta musnahnya hewan bukan sasaran.

Selain penggunaan insektisida sintetis, terbuka juga kemungkinan penggunaan insektisida alami yang berasal dari tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang menunjukkan potensi untuk itu adalah tumbuhan mindi.
Mindi (Melia azedarach lien.) adalah tumbuhan perdu yang tumbuh liar atau sengaja ditanam sebagai pelindung pada perkebunan kopi dan teh. Hampir seluruh bagian tumbuhan ini telah dimanfaatkan dalam pengobatan berbagai penyakit secara tradisional. Daun, buah, kulit batang dan kulit akar tumbuhan ini dijadikan bubuk kemudian diseduh dengan air panas untuk digunakan sebagai obat diare, cacing, dan penyakit lainnya (Burkill, 1935).

Berdasarkan hasil skrining fitokimia, diketahui bahwa tanaman mindi memiliki senyawa golongan flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid. Selain itu juga mengandung karotenoid, lipida, meliatin dan klorofil. Senyawa yang diduga memiliki aktivitas sebagai bahan insektisida adalah triterpen azadiraktin, meliantriol dan 7-trikosanol?
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Tjandrawinastuti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S31877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Hamid
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai stabilita fisik formula Injeksi Ekstrak Hati dengan berbagai metoda steri - lisasi yang rnenggunakan formula Injeksi Ekstrak Hati dengan konsentrasi 100% Ekstrak Hati,50% Ekstrak Hati dan . 100% Ekstrak Hati dengan penámbahan fenol 0,5%.

Metoda filtrasi relatif dinilal lebih balk dan pada metoda stenilisasi (dengan panas/uap air mengalir) dixnana formula F1,F2,F3 dengan rnetoda iii memberikan basil pH le. - bib kurang 5,70,stenil,.jernih,warna cokiat (resapan. ultra - violet 0,265 ).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Purwarini
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pendahuluan uji toksi.sitas 21 ekstrak etanol dari 20 tanaman. yang diduga mempuny i. khasiat, menggunakan metode Meyer yang dimodifikasi. Sebagai hewan percobaan digunakan Artemia sauna Leach umur 7 han. Dosis pemeriksaan adalah 100 dan 1000 ug/ ml dengan pengamatan setiap jam pada 6.. jam pertama dan 24 j'axn setelah penambahan ekstrak. Hasil pengamatan menunjukkan peningkatan prosentase kematian dengan bertambahnya dosis dan lamanya waktu kontak. ......A preliminary toxicity study was performed on 21 e - thanolic extracts of 20 plants, which were known to be active, using a modified Meyer's method. This study involved exposing one week old Artemia sauna Leach to plant ex - tracts of consentrations of 100 and 1000 ug/ml for 24 hours. Observations were done by counting, the number of death shrimp each hour in the first 6 hours and after 24 hours. The percentage of death shrimp increased . with higher extract concentration and longer length of exposure.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jennifer Christie
Abstrak :
[Kurkumin merupakan pigmen berwarna jingga kekuningan yang dapat mengalami dekomposisi struktur apabila terkena cahaya. Hal ini menyebabkan senyawa kurkumin menjadi tidak aktif. Salah satu upaya untuk mempertahankan kestabilan kurkumin ini adalah dengan penyalutan lapis tipis. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat mikropartikel ekstrak kunyit dengan hidroksipropil metilselulosa (HPMC) menggunakan fluidized bed. Proses penyalutan dilakukan pada ekstrak kunyit 35 mesh (F2) dan 60 mesh (F3) dengan penyalut hidroksipropil metilselulosa (HPMC) 0,5%. Hasil SEM menunjukkan permukaan halus dan glossy pada formula F2 dan F3. Mikropartikel ekstrak kunyit diuji stabilitasnya di bawah pengaruh suhu; sinar matahari; sinar UV 254 nm; dan sinar lampu. Pada formula F2 diperoleh perubahan kadar berturut-turut sebesar 0,09%; 1,62%; 0,09%; dan 0,15%. Pada formula F3 diperoleh perubahan kadar berturut-turut sebesar 4,88%; 9,35%; 3,32%; dan 3,84%. Proses penyalutan ekstrak kunyit dengan hidroksipropil metilselulosa menggunakan fluidized bed belum memberikan hasil yang optimal secara fisik serta penyalutan ekstrak kunyit dengan hidroksipropil metilselulosa dapat meningkatkan kestabilan dari pengaruh suhu dan cahaya. ...... Curcumin is yellow-orange pigment. The structure of curcumin can be decomposed when exposed to light, which causes the compound of curcumin becomes inactive. To maintain the stability, curcumin has performed thin film coating. This research was intended to produce microparticles of turmeric extract coated hydroxypropyl methylcellulose by fluidized bed. The coating process is performed on curcumin extract 35 mesh (F2) and 60 mesh (F3) with 0,5% hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) polymer. SEM results showed that formulation F2 and F3 have smooth surface and glossy. Microparticle of curcumin extract has been exposed at certain temperature condition, sunlight, UV 254 nm light, and light. F2 formulation is obtained change of assay consencutively by 0,09%; 1,62%; 0,09%; and 0,15%. F3 formulation is obtained change of assay consencutively by 4,88%; 9,35%; 3,32%; and 3,84%. Coating process of curcumin extract with hydroxyprophyl methylcellulose by fluidized bed, not provide optimal physically results yet. Coating of turmeric extract with hydroxypropyl methylcellulose could increases the stability of curcumin that affected by temperature and light exposure., Curcumin is yellow-orange pigment. The structure of curcumin can be decomposed when exposed to light, which causes the compound of curcumin becomes inactive. To maintain the stability, curcumin has performed thin film coating. This research was intended to produce microparticles of turmeric extract coated hydroxypropyl methylcellulose by fluidized bed. The coating process is performed on curcumin extract 35 mesh (F2) and 60 mesh (F3) with 0,5% hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) polymer. SEM results showed that formulation F2 and F3 have smooth surface and glossy. Microparticle of curcumin extract has been exposed at certain temperature condition, sunlight, UV 254 nm light, and light. F2 formulation is obtained change of assay consencutively by 0,09%; 1,62%; 0,09%; and 0,15%. F3 formulation is obtained change of assay consencutively by 4,88%; 9,35%; 3,32%; and 3,84%. Coating process of curcumin extract with hydroxyprophyl methylcellulose by fluidized bed, not provide optimal physically results yet. Coating of turmeric extract with hydroxypropyl methylcellulose could increases the stability of curcumin that affected by temperature and light exposure.]
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S60524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumitro Sunityoso
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk melihat pengaruh pencekokan ekstrak daun Lamtoro (Leucaena leucocephala) terhadap gejala klinik dan perubahan histologi organ hati dan ginjal mencit (Mus musculus L). Masing-masing kelompok mencit dicekoki pelet yang telah dicampur dengan ekstrak daun lamtoro pada dosis : 0 % (kontrol), 20 %, 40 % dan 60 % b/b setiap hari. Pengamatan harian menunjukkan tidak ditemukan adanya gejala klinik pada semua mencit kontrol dan yang diberi perlakuan ekstrak daun lamtoro. Semua mencit mengalami kenaikan berat badan yang hampir sama selama masa percobaan. Hasil uji ANAVA (a = 0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan nyata pencekokan ekstrak daun lamtoro terhadap rata-rata diameter vena sentralis organ hati dan rata-rata kerusakan glomerulus organ ginjal antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dosis 20% dan 40%, akan tetapi ada perbedaan nyata antara kelompok kontrol dengan kelompok periakuan dosis 60%. Pengamatan mikroskopik terhadap organ hati dan ginjal mencit dilakukan pada hari ke 36 setelah perlakuan. Pemberian ekstrak daun lamtoro dengan dosis 20 % pada mencit memperlihatkan gambaran histologi organ hati dan ginjal yang tidak berbeda dengan kontrol. Sedangkan pada dosis 40 % mulai tampak kerusakan ringan, dan dengan dosis 60 % kerusakan yang terjadi semakin meningkat yaitu pada organ hati kerusakan berupa perluasan vena sentralis dan vena porta, perlemakan, piknosis serta nekrosis. Kemudian berlanjut dengan peradangan di daerah vena porta. Sedangkan organ ginjal menampakkan kerusakan berupa penyusutan glomerulus dan pelebaran jarak antara kedua dinding kapsula Bowman. Kerusekan organ hati dan ginjal tampak jelas meningkat seiring dengan kenaikan dosis ekstrak daun lamtoro yang diberikan.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erna Hayati
Abstrak :
Tanaman obat sudah sejak lama digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat, mencegah maupun menyembuhkan penyakit. Salah satunya adalah kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Penelitian sebelumnya telah menguji aktifitas antioksidan dengan penangkapan radikal bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari pemberian ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) pada sel darah merah domba yang diberikan stres oksidatif dengan t-BHP secara in vitro, dan melindungi membran sel darah merah domba yang diberikan stress oksidatif dengan t-BHP secara in vitro (MDA). Hasil menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 50% kulit buah manggis (EEKBM) dengan konsentrasi 1,95mg/mL mampu mengatasi radikal bebas yang ditimbulkan oleh t-BHP dalam hal ini mampu mengatasi peroksidasi lipid membran SDMD oleh t-BHP, ditunjukkan dengan penurunan kadar MDA yang bermakna. EEKBM mampu meningkatkan kadar GSH pada SDMD yang diberi oksidator. EEKBM tidak menyebabkan pembentukan met-Hb, dan tidak berperan dalam menghambat pembentukan met-Hb. Disimpulkan bahwa EEKBM mampu mengatasi peroksidasi lipid. ...... Medicinal plants have long been used by the people of Indonesia to maintain the condition of their body to stay healthy, prevent or cure any disease. The one is the pericarp of the mangosteen fruit (Garcinia mangostana L.). Previous studies have tested the antioxidant activity 2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil. The question is whether this garcinia can prevent oxidative stress in red blood cells. This study aimed to examine the effect of ethanol extract of mangosteen pericarp (Garcinia mangostana L.) to the red blood cells of sheep (SDMD), that oxidative stress is given by t-BHP in vitro, and it can protects the sheep red blood cell membranes from oxidative stress is given by t-BHP in vitro (MDA). The results showed that given of 50% ethanol extract of mangosteen pericarp (EEKBM) with a concentration of 1.95 mg / mL able to reduce the free radicals generated by t-BHP and in this case it was able to overcome lipid peroxidation of SDMD membrane by t-BHP, indicated by the decreased levels of MDA. EEKBM can increase levels of GSH in SDMD that given the oxidant. EEKBM not lead the formation of metHb, and did not play a role in inhibiting the formation of met-Hb. It is concluded that EEKBM is able to reduce the lipid peroxidation.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T31343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuni Purwani
Abstrak :
Latar belakang: Aged garlic exlraci adalah bawang putih yang telah direndam didalam ethanol 15-20% selama 20 bulan pada suhu kamar sehingga zat aktif didalam bawang putih mentah berubah menjadi komponen sulfiu' yang mudah larut dalam air, yaitu S-allylcysteine (SAC), dan S-allylmercaptocysteine Aged garlic extract dapat meningkatkan produksi nitric oxide, karena S-ajlilcysteine dapat memicu masuknya kalsium kedalam sel endotel, selanjutnya merangsang endoiheliol nitric oxide .synihase memproduksi nitric oxide. Nitric oxide yang telah dibcntuk akan segera berdiiiisi kedalam sel otot polos yang berdekatan serta mengalctifkan beberapa mekanisme yang akan menyebabkan otot polos relaksasi dan tonus pembuluh darah menurun. Cold Pressor Test adalah suatu standar tes untuk memprediksi orang yang normotensi kelak akan mengidap hipenensi jika hasil tesnya masuk kedalam kategori hiper-reaktor, karena orang hiper-reaktor teljadi hipersesitivitas pada sistem saraf simpatisnya dan gangguan pada pembentukan nitirc oxide sebagai vasodilator di pembuluh darah. Bila aged garlic extract dapat meningkatkan kadar nitric oxide maka tonus pcmbuluh darah pada orang hiper-realctor dapat dijaga agar tidak meningkat ketika teriadi vasokonstfiksi. Tujuan: Mengetahui efek aged garlic extract pada proses peningkatan kadar nitric oxide dalam darah subyek laki-laki hiper realctor usia 20-30 tahun Metode: Mendapatkan sampcl hiper-realctor dengan melakukan uji cold pressor tes! pada subyek laki-laki yang bemmur 20 - 30 tahun. 10 Subyek dibcri aged garlic exiraci 1200 mg per oral, 10 subyek diberi plasebo, kemudian dilakukan pcrncriksaan kadar niiric oxide sebelum perlakuan, sesudah 60` perlakuan dan 90` perlalcuan menggunakan Mtratedilitrite Colorimezric Assay yang dikeluarkan Oleh Cayman Chemical Company. Hasil: Kadar nitric oxide sesudah pemberian aged garlic exrraci terlihat lebih tinggi daripada sebelumnyzg namun sccara statistik tidak bcrbcda bcrmakna (p > 0,05). Demikian juga nilai nitric oxide sebelum dan sesudah perlakuan pada masing-masing kelompok antara dua kclompok, tidak bcrbeda bcrmakna untuk A 60` (p > 0,05) dan A 90` (p > 0,05). Selanjutnya dilakukan uji untuk melihat apakah nilai nitric oxide dad waktu ke waktu tersebut berbeda antara kelompok perlakuan dengan kelompok plasebo, didapatkan hasil (p> 0.0S), dan nilai niiric oxide dari waictu ke waktu tersebut tidak ada kaitannya dengan beda perlakuan (p >o,o5). Kesimpulan: Sediaan aged garlic extract sebanyak 1200 mg yang diberikan per oral kepada manusia cenderung meningkatkan kadar nitric oxide, namun secara sratistik tidak berbeda bermakna. ......Introduction: Aged gmlic extract derives from garlic that has been remained in 15-20% ethanol for 20 months at room temperature so that the active substance in garlic changes into sulfur component that is water-soluble, S-allylcysteine (SAC), and S-allylmercaptocysteine_ Aged garlic extract increase the production of Nitric Oxide (NO), this is happen because SAC stimulate the entry of calcium into endothelial cell, furthermore stimulate endothelial nitric oxide synthase to produce NO. Nitric Oxide that has been formed diftitses immediately into neighboring smooth muscle and activates several mechanisms that cause smooth muscle relaxation and decrease vascular tone. Cold Pressure Test is a standard test to predict whether a person with normotension is at risk to become hypertension if the test results fallen into hyper-reactor category. Hyper-reactor people have sympathetic nerves hypersensitivity and alteration in the production of NO as vasodilator. IfAged garlic extract is able to increase NO level, then vascular tone in a hyper-reactor person can be maintained not to increase when vasoconstriction occur. Objective: Knowing the effects of aged garlic extract to the increase level of Nitric Oxide within blood of hyper-reactor men aged between 20 -30 years. Method: Acquiring the sample by performing cold pressure test to men subject aged between 20-30 years old. Ten subjects were given 1200 mg of aged garlic extract per oral and ten other subjects were given the placebo. Then, an examination been done to check the value ofN0 level before treatment, 60’ atier treatment, and 90’ after treatment using Nitrate/Nitrile Colorimetric Assay produced by Cayman Chemical Compatnt. Result: The value of nitric oxide (NO) level aiter aged garlic extract were given is higher than before, hut statistically does not shown significant difference (p > 0.05). Both does the value of NO level before and atter treatment in each group, between two groups shows no significant difference at A60` (p > 0.05) and A90` (p > 0.05). Furthermore, a test been done to observe whether the value of NO level from time to time were different between the treatment and the placebo group, the result is p > 0.05. In addition, the value of N0 level fiom time to time had nothing to do with the different treatment (p > 0.05). Conclusion: The preparation of 1200 mg aged garlic extract that was given orally to human tends to increase the level of NO, although statistically the increase is not significantly different.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T34570
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Numlil Khaira Rusdi
Abstrak :
Latar belakang: Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan tanaman yang sedang dikembangkan aktivitasnya sebagai antikanker. Salah satu senyawa aktifnya adalah Lunasin. Permasalahannya harga lunasin komersial sangat mahal karena biaya sintesis lunasin yang besar dan lama. Pada penelitian ini akan dikembangkan sediaan ekstrak tertarget Lunasin (ET-Lun) dengan tujuan untuk membuktikan aktivitas antikanker payudara ET-Lun secara in silico dan in vivo. Metode: Uji In silico, senyawa aktif pada kedelai sebagai ligan dilihat ikatannya terhadap protein ERα, ERβ, HER2, dan EGFR. Pengujian in vivo dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu kelompok kuratif dan preventif. Pada kelompok kuratif, tikus SD diinduksi dengan DMBA 20 mg/kg BB sebanyak 11 kali, 2 kali dalam seminggu kecuali kontrol normal (NOR). Setelah terbentuk nodul dengan volume 1-2 cm3, tikus diberikan perlakuan selama 8 minggu dengan tamoksifen 10 mg/kg BB (TAM), ET-Lun 500 mg/kg BB (ET- Lun), kombinasi ET-Lun dan tamoksifen (ADJ). Pada kelompok kontrol negatif (DMBA) pertumbuhan tumor diamati selama 8 minggu. Kelompok preventif (PREV), diberikan ET-Lun 1 minggu sebelum, selama, dan setelah induksi DMBA selama 24 minggu. Setelah perlakuan, tikus diterminasi, dan diambil tumornya. Volume tumor diukur, dan dilakukan pemeriksaan eskpresi ERα, ERβ, HER2, dan EGFR secara imunohistokimia dan qPCR. Hasil: Uji in silico menunjukkan Genistein dan Lunasin mempunyai afinitas terbesar terhadap ERα, ERβ, dan EGFR. Uji in vivo menunjukkan ET-Lun kelompok preventif dapat menekan pertumbuhan tumor sebesar 80%, sedangkan kelompok kuratif, terjadi perlambatan pertumbuhan tumor dibandingkan kelompok DMBA yaitu 0,31 kali pada kelompok ET-Lun; 0,37 kali pada tamoksifen; dan 0,15 kali pada kelompok adjuvan selama 8 minggu perlakuan. Secara molekuler, ET-Lun kelompok preventif dan kuratif dapat menurunkan ekspresi protein dan mRNA ERα, serta ekspresi protein EGFR jika dibandingkan kelompok DMBA. Kesimpulan: ET-Lun berpotensi sebagai kandidat antikanker pada pencegahan dan perlambatan karsinogenesis payudara tikus SD yang diinduksi DMBA. ......Background: Soybean (Glycine max (L.) Merr.) is a plant that is being developed for its anticancer activity. One of the active compounds is Lunasin. The problem is that the price of commercial lunasin is very expensive because of the high cost of synthesizing lunasin and it takes a long time. In this study, the soybean extract with targeted lunasin (ET-Lun) will be developed with the aim of proving the anti-breast cancer activity of ET-Lun in silico and in vivo. Method: In silico study, the active compounds in soybean as a ligand was seen for their binding to ERα, ERβ, HER2, and EGFR. In vivo assay, the rat was randomized into 2 major groups, namely curative and preventive groups. In the curative group, the SD rats were induced with DMBA 20 mg/kg BW 11 times, 2 times a week, except for normal controls (NOR). After forming nodules with a volume of 1-2 cm3, the rats were treated with tamoxifen 10 mg/kg BW (TAM), ET-Lun 500 mg/kg BW (ET-Lun), a combination of ET-Lun and tamoxifen (ADJ), for 8 weeks. For negative controls (DMBA), tumor growth in rats was observed in 8 weeks. In the preventive group (PREV), was given ET- Lun 1 week before, during, and after DMBA induction for 24 weeks. After treatment, all the rats were terminated, and the tumors were taken. Tumor volume was measured, and ERα, ERβ, HER2, and EGFR expression were examined by immunohistochemistry and qPCR. Results: In silico study showed the Genistein and Lunasin had the greatest affinity for ERα, ERβ, and EGFR. In vivo study showed ET-Lun in the preventive group could suppress tumor growth by 80%, while in the curative group, ET-Lun could delay tumor growth by 0,31 times DMBA, tamoxifen 0,37 times DMBA, and adjuvant group 0,15 times DMBA, in 8 weeks of treatment. Molecularly, ET-Lun in the preventive and curative group, could decrease the expression of ERα protein and mRNA, as well as the expression of EGFR protein when compared to the DMBA group. Conclusion: ET-Lun has potential as an anticancer candidate for the prevention and delays of tumor growth in the DMBA-induced breast cancer rat model.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>