Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Czinkota, Michael R.
Fort Worth (Texas): The Dryden Press, 1996
658.8 CZI g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Alexander Marisi
"Minyak sawit (Crude Palm Oil - CPO ) dapat dikatakan sebagai salah satu "ujung tombak" perolehan devisa ekspor natural base tersebut. Hal ini dimungkinkan dari tiga kondisi : (1) secara komparatif ketersediaan lahan memungkinkan untuk perluasan produksi; (2) secara kompetitif minimnya pesaing menjadi alasan tersendiri; (3) sebagai bahan baku dari banyak industri, permintaan akan komoditi ini akan terus meningkat seiring dengan tumbuhnya industri-industri tersebut. Akan tetapi kinerja ekspor CPO Indonesia ternyata belum optimal memanfaatkan ketiga kondisi ini.
Tesis ini mencoba mencari aspek-aspek yang paling menentukan keberhasilan/kegagalan kinerja ekspor dalam mempertahankan/memperluas pangsa pasar CPO Indonesia di pasar internasional. Metoda pengukuran yang digunakan adalah konstanta pangsa pasar (Constant Market Share Analysis - CMSA) yang telah disempurnakan oleh Fagerberg dan Softie (1987). Intuisi dalam pendekatan menggunakan metode ini adalah bahwa pertumbuhan ekspor merupakan efek dari : fluktuasi total impor negara tujuan, permintaan terhadap komoditi bersangkutan; dan efek daya saing yang merupakan selisih ekspor aktual dan hipotetik bila suatu negara ingin mempertahankan pangsa pasar.
Berdasarkan analisis CMSA periode 1994-1998, tidak memuaskannya prestasi kinerja ekspor Indonesia yang dalam mempertahankan/memperluas pangsa nilai ternyata lebih diakibatkan oleh kondisi daya saing atau kekuatan penawaran dari dalam negeri. Hal tersebut dicerminkan dengan dominasi efek daya saing yang menunjukkan angka negatip -54,64% periode 1995-1996 dan -76,24% periode 1997-1998 di pasar UE; -53,42% periode 1994-1995 dan -39,95% periode 1997-1998 di pasar India; dan -92% periode 1997-1998 di pasar Cina. Selain itu didapati hubungan negatif antara proporsi efek daya saing dengan besarnya pajak ekspor CPO Indonesia dimana pada proporsi negatip efek daya saing diatas, terjadi pada saat tingginya pajak ekspor Indonesia.
Dengan demikian kebijakan pengekangan ekspor pemerintah Indonesia adalah aspek daya saing yang paling signifikan. Dalam jangka pendek disarankan kepada pemerintah Indonesia untuk menurunkan pajak ekspor serendah mungkin untuk menyehatkan kembali persawitan nasional.
Berdasarkan angka indeks spesialisasi perdagangan (ISP), CPO Indonesia sudah berada dalam tahap kematangan. Kondisi ini sangat rentan terhadap penurunan daya saing karena sebagai komoditi primer, bargaining power pembeli sudah sangat kuat karena terus-menerus melakukan efisiensi di segala aspek (continues improvements). Dengan demikian, bersama para pengusaha sawit nasional pemerintah Indonesia disarankan untuk sedini mungkin mengembangkan industri derivatif. Dengan kata lain untuk mengoptimalkan keunggulan komparatif dari CPO, spesialisasi harus dilakukan melalui industri hilir.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gumilang Mohamad Yani
"Seiring dengan semakin meningkatnya persaingan dunia usaha dan semakin kritisnya para pelanggan, maka suatu perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya yang sejenis harus bisa memberikan produk, baik berupa barang maupun jasa, yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya. Agar dapat memberikan produk yang memenuhi kriteria itu perlu diketahui kebutuhan-kebutuhan pelanggan sehingga kemudian pihak perusahaan dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya yang harus ditempuh guna memenuhi harapan pelanggan tersebut.
Fritz sebagai perusahaan forwarder ingin mengetahui sejauh mana keinginan atau kebutuhan pelanggannya, telah terpenuhi dengan produk yang ditawarkannya. Untuk itu dilakukan analisa terhadap keinginan-keinginan pelanggan terhadap perusahaan jasa forwarding dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Dari empat fase yang ada, penggunaan metode ini dibatasi pads fase ketiga fase pertama.
Fase pertama dimulai dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada para pelanggannya melalui uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan program komputer seperti Excel dan SPSS. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisa dan diterjemahkan ke dalam matriks QFD level I. Dari matriks ini dapat diketahui antara lain tingkat kepentingan kebutuhan pelanggan, tingkat kepuasannya terhadap layanan yang diberikan baik oleh Fritz maupun oleh kompetitornya hingga karakteristik jasa yang harus dilakukan.
Fase kedua dimulai ketika beberapa dari karakteristik jasa tersebut memerlukan penjabaran lebih lanjut sehingga dapat diketahui mengapa karakteristik itu sedemikian penting untuk dikuasai.
Pada fase ketiga dibahas mengenai hal-hal yang bersifat kritis bagi perusahaan yang apabila tidak tangani secara cermat dapat mengakibatkan kerugian bagi pelanggan dan hilangnya kepercayaan terhadap perusahaan. Pada fase ini juga terdapat solusi pemecahan masalah guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan itu.

As the competition increases even harder and the customers become more critical than ever, a company who wishes to survive should provide products, goods or services, that the customers need. To provide such products, a company must recognize the customers' needs so then it can anticipate the next things to do to meet those requirements.
Fritz as a freight forwarder, should be aware how far the services it provides meet the customers' needs and requirements. For this reason, a QFD method seems to be a good solution. The QFD itself consists of four levels in which only three of them are adopted in this thesis.
The first level begins by collecting the data necessary by means of questionnaires and then test their results' validity as well as their results' reliability by using computer software such as Excel and SPSS. The results obtained have been analyzed and brought to the first OF D's matrix. From this matrix, readers should be aware from the importance level of customer's requirements as well as their competitive evaluation till the technical requirements that have to be done by Fritz.
The second level starts when few of these technical requirements need to be analyzed deeper so that one could realize why such technical things must be thoroughly studied.
The third level lists some critical points to Fritz that sould be taken care of. A wrong handling in this level could lead serious damage of the customers' good which in turn they don't trust the company any more. In this level, there are also some problem solutions that could be used by the company to neglect the negative effects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T 10271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Adha Pamekas
"Kaca lembaran merupakan salah satu komoditas yang dapat dikategorikan sebagai komoditas andalan. Hal ini ditandai dengan kinerja ekspor yang terus meningkat setelah sebelumnya mengalami penurunan yang cukup berarti pada saat krisis melanda Asia, dimana nilai ekspor terus meningkat dengan peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan ekspor dunia.
Daya saing kaca lembaran Indonesia di pasar dunia, sejak tahun 1996 - 2000 menunjukkan kecenderungan meningkat dan mampu bersaing dengan produk yang sama dari negara-negara pesaing walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan menurunnya konsumsi di dalam negeri dan nilai atau volume ekspor ke dunia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi kekuatan daya saing kaca lembaran Indonesia di pasar intemasional dan mencari alternatif strategi yang direkomendasikan dalam upaya meningkatkan daya saing.
Dari hasil perhitungan kinerja ekspor dan dengan metode Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP), diketahui bahwa untuk kaca lembaran secara umum, kinerja ekspornya terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan melebihi pertumbuhan ekspor dunia serta meningkatnya pangsa pasar komoditas tersebut memiliki kekuatan daya saing yang sedang dan juga menunjukkan bahwa dari tahun 1996 hingga tahun 2000 terjadi peningkatan dan tahap perluasan ekspor menjadi tahap net eksportir. Sementara itu, untuk komoditas-komoditas yang termasuk dalam kaca lembaran ini, diketahui bahwa dua komoditas yaitu HS 700521 dan 700510 memiliki kekuatan daya saing yang tinggi dan mempunyai peluang yang lebih besar dalam penguasaan pangsa pasar, serta komoditas lainnya yaitu 700530 memiliki kekuatan daya saing yang tingkat menengah.
Untuk menentukan alternatif strategi, digunakan teknik proses hirarki analitik (PHA), yaitu suatu permodelan dengan menggunakan skala prioritas berdasarkan penilaian para pakar. Dengan menggunakan metode ini diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh dalam upaya peningkatan daya saing kaca lembaran Indonesia, adalah : Kondisi Faktor; Kondisi Permintaan, Industri terkait dan pendukung, Strategi, Struktur dan Persaingan; Kesempatan / peluang serta Pemerintah.
Alternatif strategi dalam upaya peningkatan daya saing kaca lembaran didasarkan pada teori Strategi Generik Michael Porter. Selanjutnya dengan PHA dihitung bobot dari kuesioner yang telah diisi oleh responden dan diperoleh prioritas pertama dari alternatif strategi adalah keunggulan biaya menyeluruh dengan keunggulan pada biaya kumulatif yang dikeluarkan oleh industri dalam melaksanakan aktivitas rantai nilai lebih rendah dibandingkan dengan biaya kumulatif para pesaingnya, misalnya dalam bentuk harga yang rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan pesaingnya.
Dengan terpilihnya alternatif strategi tersebut, kemudian dapat dilaksanakan dengan baik oleh seluruh pihak-pihak yang terkait yang pada akhirnya akan kemampuan daya saing dan penguasaan pangsa pasar akan meningkat sehingga diperoleh peningkatan kinerja ekspor Indonesia guna meningkatkan keselahteraan masyarakat Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Prahastuti
"Perekonomian Cina mengalami peningkatan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir apalagi dengan masuknya Cina menjadi anggota WTO akan menambah keterbukaan ekonomi Cina dan akan memberikan peluang dan tantangan baru terhadap hubungan perdagangan Cina dengan mitra dagangnya.
Dalam hal tersebut, Indonesia dapat mengambil keuntungan dari Cina dengan melakukan penetrasi terhadap pasar Cina yang sedang tumbuh, mengembangkan hubungan yang saling melengkapi dengan perekonomian Cina, menarik investasi dari Cina dan menciptakan hubungan kerjasama pembangunan dengan Cina.
Untuk melihat peluang tersebut, penulis melakukan penelitian tentang ekspor Indonesia ke pasar Cina dengan tujuan untuk menggambarkan perkembangan ekspor komoditi Indonesia ke Cina; mengkaji potensi komoditikomoditi Indonesia yang mempunyai daya saing di pasar Cina; menjelaskan daya saing komoditi unggulan Indonesia tersebut, apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya khususnya Malaysia dan Thailand.
Selama ini hubungan perdagangan Indonesia dengan Cina mengalami perkembangan pesat sejak tahun 1990 dan pada tahun 2002 Cina menduduki urutan ke-4 baik sebagai negara tujuan ekspor dan urutan ke-3 sebagai negara asal impor bagi Indonesia. Indikasi hal itu antara lain dapat dilihat dari total nilai perdagangan dalam periode lima tahun terakhir (1997-2001) cukup besar dimana pada tahun 2001 sebesar US$ 4,04 milyar dengan posisi Neraca Perdagangan menunjukkan surplus bagi Indonesia.
Peluang yang ada di pasar Cina tersebut dapat dimanfaatkan dengan terus meningkatkan ekspor berbagai komoditi Indonesia, komoditi yang dimiliki Indonesia tersebut dihitung dengan menggunakan metoda analisis Revealed Comparative Advantage (RCA) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya saing komoditi Indonesia tersebut di pasar Cina dan metode analisa Constant Market Share (CMS) dapat melihat kinerja ekspor komoditas Indonesia di pasar internasional. Dari hasil analisis dapat diketahui pengaruh impor negara tujuan ekspor, komposisi komoditi, dan daya saing terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia.
Dari hasil analisis Revealed Comparative Advantage (RCA) dapat diuraikan 16 komoditi unggulan Indonesia yang mamiliki nilai trend dan RCA yang paling besar dan mempunyai daya saing sangat kuat yaitu Batang dan batang kecil besilbaja dalam gulungan, Kain tenun dari serat staple sintesis, Batu monumen dan batu bangunan, Belahan ikan tanpa tulang dan daging ikan lainnya, Asam lemak monokarboksilat industrial, Tempat duduk yang dapat ltidak menjadi tempat tidur, Sisa dan skrap tembaga, Minyak atsiri mengandung terpena atau tidak, Polimer akrilik dalam bentuk asal, Pati inulin, Wadah untuk mengangkut/mengemas dari plastik, Asam asiklik monokarboksilat jenuh, halida dsb, Kain tenun dari kapas, Bubuk/butir gosok alamiltiruan dari bahan tekstil, kertas, dll, Preparat untuk digunakan pada rambut, Bahan aktif permukaan organik.
Sedangkan hasil metode analisis Constant Market Share (CMS) dari 16 komoditi unggulan Indonesia di Pasar Gina yang mempunyai kinerja yang berdaya saing ada 3 (tiga) komoditi, yang permintaannya tinggi ada 6 (enam) komoditi, yang kinerja ekspornya sedang ada 6 (enam) komoditi dan yang kinerja ekspornya rendah hanya 1 (satu) komoditi.
Daya saing 16 komoditi unggulan Indonesia di pasar Cina, apabila dibandingkan dengan negara pesaing Indonesia terutama negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Indonesia lebih unggul terhadap 9 komoditi dan apabila dibandingkan dengan Thailand dengan komoditi serupa, Indonesia lebih unggul dan lebih mempunyai daya saing di pasar Cina. Sedangkan, daya saing komoditi Thailand di pasar Cina hanya dimiliki oleh 2 (dua) komoditi saja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Juni Wartono
"ABSTRAK
Komoditas mete Indonesia merupakan salah satu komoditas ekspor yang
memberikan kontribusi terhadap penerimaan devisa sektor non migas.
Kemampuan tanaman mete yang hidup di lahan kritis, ketersediaan lahan pengembangan yang masih Iuas, dan semakin tingginya minat rakyat untuk menanam tanaman ini merupakan harapan yang cerah bagi pengembangan komoditas ini.
Namun, seiring dengan cerahnya pasaran komoditas ini perlu kiranya
diantisipasi persaingan yang semakin ketat di pasaran dunia. Karakteristik pasar dunia dimana tersedia banyak preferensi yang ditawarkan oleh para produsen menuntut kemampuan untuk bersaing. Persaingan tidak hanya terbatas pada penyediaan komoditas, tetapi persaingan dimulai dari bagaimana komoditas itu diproduksi hingga ditawarkan pada konsumen. Pada akhirnya konsumen tentu akan memilih komoditas yang minimal sesuai dengan nilai yang dikeluarkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya saing komoditas mete di pasar global, mengetahui faktor-faktor apa yang dipertimbangkan dan Strategi yang digunakan dalam pengembangan dan peningkatan ekspor komoditas mete. Jenis penelitian ini adalah studi analisis deskriptif dengan penerapan model diamond Porter, dan untuk membantu menyusun strategi digunakan model analisis SWOT.
Kondisi faktor yang mendukung bagi peningkatan daya saing komoditas
mete Indonesia adalah ketersediaan lahan yang cukup Iuas, sehingga hal ini merupakan peluang untuk lebih mengembangkan tanaman mete di masa depan dengan prospek pasar ekspor yang cerah.
Peran pemerintah sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing
komoditas mete, yang pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung atau tidak langsung. Melalui berbagai kebijakan yang dlkeluarkan, peran pemerintah mempengaruhi faktor-faktor penentu (determinant) Iainnya, seperti kondisi faktor; kondisi permintaan; struktur, strategi dan persaingan; industri terkait dan penunjang; serta kesempatan. Oleh karena itu, maka peningkatan daya saing komoditas mete di pasar global mutlak membutuhkan adanya koordinasi lintas sektoral setiap lembaga yang terkait.
Strategi yang diterapkan untuk meningkatkan daya saing komoditas mete di pasar global yaitu dengan meningkatkan kualitas komoditas yang dihasilkan, sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan. Dengan demikian, dapat menjaga kepercayaan pelanggan dan pada gilirannya nanti akan dapat lebih meningkatkan ekspor komoditas mete."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi Bursan
"Propinsi Lampung sebagai salah satu daerah sentra produksi kopi di Indonesia, khususny.i untuk kopi jenis Robusta mengalami kemunduran dalam penerimaan devisa ekspor produk kopi, Penniman harga kopi dunia menyebabkan menurunnya pendapatan pemerintah Lampung dan juga mengakibatnya menurunnya pendapatan ditingkat petani kopi yang tersebar di beberapa daerah kabupaten yang menjadi sentra produksi kopi Lampung, seperti: Lampung Barat, Lampung Selatan, Tanggamus dan Lampung Tengah. Selma ini ekspor kopi Lampung didominasi hanya pada jenis kopi robusta dcngan kualitas (grade) IV, dan terbatas hanya berupa biji kopi saja.
Propinsi Lampung merupakan pengekspor terbesar untuk produk dengan rata-rata ekspor yang konstan 200.000 ton pertahun_ Jumlah ekspor yang konstan ini tidak diikuti dengan meningkatnya nilai pendapat ekspor. Keadaan ini diakibatkan dari menurunya harga kopi dunia yang disebabkan over produksi beberapa negara produsen biji kopi, diantaranya Vietnam dan Brazil mengalami peningkatan yang sangat pesal dalam produksi kopinya.
Permasalahan yang diuji dalam penelitian ini adalah bagaimana proses peruinusan dan pengembangan strategi pemasaran ekspor yang efektif bagi kopi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses perumusan dan pengembangan strategi pemasaran ekspor yang efektif bagi kopi Lampung. Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah faktor awal dalam proses pengembangan strategi, yaitu: sentralisasi dan formalisasi. Variabel proses pengembangan strategi yaitu analisis lingkungan, komprehensip, aset-aset pemasaran dan kapabilitas, komunikasi, konsensus dan sumber daya. Faktor awal dan 'variabel dalam proses ini dihubungkan dengan variabel basil yaitu: pengembangan strategi dan kinerja perusahaan. Model Penelitian yang digunakan mengadaptasi pemikiran yang dikembangkan oleh Menon et al (1999), Albaum et al (1989) dan Styles and Ambler (2000).
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik Co f rmarory Factor Analysis guna mereduksi variabel-variabel teramati dan mencari faktor skor untuk masing-masing variabel laten. Kemudian untuk mencari hubungan antar masingmasing konstruk dilakukan analisis regresi.
Hasil pengolahan data memperlihatkan terdapat hubungan yang signifikan antara:
1. Sentralisasi dan Formalisasi dengan analisis situasi
2. Sentralisasi dan Fomialisasi dengan komprehensip
3. Sentralisasi dan Formalisasi dengan aset-aset pemasaran dan kapabilitas
4. Sentralisasi dan Formalisasi dengan hubungan antar bagian perusahaan.
5. Sentralisasi dan Formalisasi dengan komunikasi
6. Sentralisasi dengan konsensus
7. Sentralisasi dan Formalisasi dengan sumber daya
8. Analisis lingkungan dengan pengembangan strategi
9. Komprehensip dengan pengembangan strategi
10. Aset-aset pemasaran dan kapabilatas dengan pengembangan strategi
11. Hubungan antar bagian perusahaan dengan pengembangan strategi
12. Komunikasi dengan pengembangan strategi
13. Konsensus dengan pengembangan strategi
14. Sumber daya dengan pengembangan strategi
15. Pengembangan strategi dengan kinerja perusahaan.
Hasil pengolahan data juga memperlihatkan hubungan yang tidak signifikan yaitu: formalisasi dengan konsensus. Sehingga variabel ini dapat diabaikan dalam pembentukan persamaan regresi. Hasil lain yang didapat dalam penelitian ini hanya terdapat hubungan yang negatif antara variabel sumber daya dengan variabel pengembangan strategi dan variabel kinerja perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukan proses perumusan strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan eksportir kopi Lampung hares diawali dengan memperhatikan faktor awal, yaitu:
1. Sentralisasi
2. Formalisasi
Kemudian selanjumya perusahaan eksportir hares memperhatikan faktordengan proses pengembangan strategi. Faktor-faktor tersebut Analisis lingkungan Komprehensi p Aset-aset pemasaran dan kapabilitas Hubungan antara bagian Komunikasi Konsensus Sumber daya.
Tahapan-tahapan ini apabila dilakukan dengan baik diharapkan akan menghasilkan suatu strategi pemasaran ekspor yang efektif bagi kopi Larnpung. Selanjumya strategi pemasaran yang efektif akan meningkatkan kinerja perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomasowa, Judith Marilyn
"Tesis ini secara khusus mengulas jaminan kualitas, sertifikasi dan penerapan spesifikasi teknis dalam perdagangan internasional, terutama di pasar Eropa. Kini jaminan kualitas dan sertifikasinya merupakan faktor kunci strategi pemasaran telah menjadi topik hangat di permbicaraan WTO. Hal ini disebabkan karena jaminan kualitas dan sertifikasinya dapat digunakan untuk menghambat perdagangan babas. Dimana kemudian hari, jika terjadi proteksi, maka proteksi tersebut akan mengancam daya saing pasar domestik negara yang bersangkutan di persaingan global.
Uni Eropa dalam rangkaian pilar kesatu dan kedua, Community and CFSP, berusaha untuk mengamankan kepentingan domestiknya, dengan meciptakan Neighboring Countries Policies, serta Growth and Stability Pact guna memicu pertumbuhan ekonomi yang stabil di kawasan sekitar Eropa. Uni Eropa, sekarang telah menjadi salah satu keltuatan ekonomi terbesar setelah Amerika Serikat dan Jepang. Uni Eropa lebih banyak terfokus pada negara-negara Afrika, ketimbang negara-negara Asia dan Pasifik area. Berbeda dengan Amerika Serikat dan Jepang yang bergerak aktif di region tersebut. Oleh karena itu, Uni Eropa saat ini sedang berada pada ancarnan potensial menjadi "outsider" di wilayah Asia dan Pasifik. Saat ini, Uni Eropa telah memberikan fasilitas perdagangan tidak hanya ke negara-negara Afrika, namun juga ke negara-negara Asia dan Pasifik. Hal ini dilakukan untuk merangkul lebih dekat negara-negara Asia dan Pasifik, termasuk salah satunya Indonesia.
Uni Eropa dan negara-negara ASEAN, dan asia lainnya mernbentuk sebuah forum ASEM yang bertujuan menjebatani perbedaan keduabelah pihak baik secara ekonomi, budaya, hukum, dsb, guna mencapai kesepakatan bersama dalam terapan bisnis, hukum dan kerja sama lainnya di bidang lain. Hal ini tidak terlepas dari rangkaian kesepakatan dan diskusi WTO dan PBB.
Oleh sebab itu, tesis ini berfokus pada bagaimana menggunakan fasilitas perdagangan yang diberikan Uni Eropa secara maksimal untuk menembus pasar Eropa daengan menggunakan celah sertifikasi dan standard kualitas export ke Eropa dalam sektor komponen automotive. Demikian tidak hanya perusahaan yang berasal dari Indonesia saja, namun perusahaan yang berasal dari Amerika Selatan, Eropa Timur dan negara Asia lainnya pun berlomba-lomba menggunakan celah tersebut untuk menembuh pasar Eropa_ Tak cuman itu, tesis ini juga memberikan dual paradigma celah kualitas tersebut yang merupakan celah yang dapat berguna bagi produsen dan pemerintah Indonesia, namun juga dapat menjadi bumerang bom waktu yang jika kita menjadi lengah, kita akan tertinggal jauh dibandingkan pesaing-pesaing Indonesia yang saat ini sedang menggalakkan standardisasi, sertifikasi dan pemasaran dalam berbagai negosiasi perdagangan akses pasar secara internasional.
Dan untuk memberikan pembelajaran lebih jelas, penulis mengangkat studi kasus dari PT Selamat Sampurna, tbk, yang merupakan perusahaan komponen automotive Indonesia yang telah aktif mengekspor ke pasar Eropa.Dan telah berhasil menembus pasar produk automotive Jerman, yang merupakan pasar automotive terbesar di Uni Eropa. Serta juga mengangkat daya export negara-negara pesaing Indonesia dalam mengekspor ke pasar Eroppa, khususnya dari Eropa Timur yang baru saja bergabung dengan Uni Eropa."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T 20795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cateora, Philip R.
New York: 2005
658CATI001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Majaro, Simon
London: George Allen & Uniwin, 1982
658.848 MAJ i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>