Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arnas
Abstrak :
Pada perhitungan model simulasi, yang terutama adalah untuk pengembangan desain alat penukar kalor (evaporator), tetapi dibatasi oleh spesifikasi dari komponen sistem dan jenis Refrijeran. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat permodelan matematika evaporator dari sistem Refrijerasi cascade untuk membantu permodelan seluruh sistem. Pada sistem Refrijerasi cascade ini menggunakan Refrijeran propane/CO2/ethane. Kerja evaporator sistem cascade pada temperatur yang sangat rendah yaitu -70°C. Sistem sirkuit temperatur rendah menggunakan refrijeran campuran CO2 dan ethane sedangkan pada sirkuit temperatur tinggi menggunakan propane. Permodelan dihitung dengan menggunakan software Matlab. Evaporator yang digunakan dalah jenis fin dan tube dengan fin berbentuk plat, di mana perhitungan dilakukan dengan mengadopsi persamaan dari EVSIM. Parameter yang diketahui adalah temperatur masuk evaporator, laju masa, koefisien heat transfer dan tekanan masuk dan keluar evaporator, temperatur kabin dan kecepatan udara di dalam kabin. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan variasi beban pendinginan pada evaporator kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan secara teori. Sehingga didapatkan prosentase penyimpangan antara hasil perhitungan dan eksperimental sebesar 38 %. ......In the simulation model calculations, which mainly are for the development of the design heat exchanger (evaporator), but limited by the specification of the system components and the type refrigerant. The purpose of this study is to make mathematical modeling of Refrijerasi cascade systems evaporator to help modeling the entire system. In this cascade system using refrigerant propane/CO2/ethane. Work evaporator cascade system at extremely low temperatures of -70°C. The low system using refrigerant mixture of CO2 and Ethane while at high temperature circuits using propane. Modeling calculated using Matlab software. Evaporator used fin and tube type with fin-shaped plate, in which the calculation is done by adopting the equation from EVSIM. Parameters that are known to inlet evaporator temperature, the mass flow rate, heat transfer coefficient and pressure inlet and outlet of the evaporator, cabin temperature and air velocity inside the cabin. Experiments performed using variations of the cooling load on the evaporator is then compared with the results of theoretical calculations. The percentage error between the calculated and experimental results by 38%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T29990
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harya Sidharta
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Alaydrus
Abstrak :
Penelitian ini menggambarkan desain flooded evaporator dalarn penggunaannya yang akan di pakai untuk pembibitan udang. Flooded evaporator ini menggunakan siklus aliran pendingin ini bertipe shell-and-tube hear exchanger, Serta memanfaatkan refrigeran R-22 dalam shell dan air laut yang ingin didinginkan pada bagian tube-nya. Konsep desain ini akan ditampilkan sejalan dengan deskripsi bagaimana sebuah evaporator bekerja sehingga terjadi perpindahan kalor yang berfungsi menurunkan temperatur air laut dalam range tertentu, sehingga dapat digunakan untuk tambak udang ini. Temperatur air laut keluaran dari evaporator yang diinginkan sebesar 25°C dengan temperatur masuknya air laut sebesar 35°C. Stainless steel digunakan sebagai material untuk shell dan juga tube-nya, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya karat pada bagian dalam dari keduanya. ...... This research describes a flooded evaporator’s design for seeding shrimp. Flooded evaporator uses shell-and-tube heat exchanger on its refrigerant flow cycle. It takes R-22 as the refrigerant in shell and seawater that will be cooled in tubes. The concept of designing this evaporator is how to make the temperature of seawater lower than before in a certain range caused by heat transfer on the evaporator. The seawater exit temperature coming out from the evaporator is 25°C while the intake temperature is 35°C. Stainless steel will be used for shell and tube to avoid corrosion on the inside of shell and tubes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulham Sasmita
Abstrak :
Kondisi udara merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia, lingkungan ataupun industri. Pada zaman sekarang kehidupan industri sudah banyak menggunakan mesin. Kebanyakan mesin yang digunakan tersebut menghasilkan kalor yang sangat besar. Biasanya kalor tersebut dilepas dengan menggunakan media air, tetapi pada beberapa mesin air tidak dapat meyerap seluruh kalor yang dilepas. Maka air tersebut harus didinginkan terlebih dahulu, disinilah peran mini chiller dipakai. Penulis hanya membahas bagian evaporator dan capillary tube pada mini chiller ini. Biasanya chiller mampu menurunkan perbedaan temperatur yang cukup besar maka di skripsi ini kita ingin mengetahui apakah mini chiller mempunyai kemampuan seeperti chiller yang dapat menurunkan temperatur yang cukup besar tersebut dilihat dari kapasitas evaporatornya. Dan kita juga ingin mengetahui apakah panjang pipa kapiler yang sudah cukup baik.
The air condition is one of the important things in human life, the environment or industry. In today's industrial life has many uses machines. Most machines that used produces the heat that very large. Usually the heat is removed by using water, but on some machines the water can not absorb all the heat that released. Then the water must be cooled, where the role of mini chiller used. The author discusses only part evaporator and capillary tube at this mini chiller. Usually the chiller can reduce the temperature difference is large enough then this thesis we want to know whether the mini chiller has the ability like chiller to lower substantial temperature that seen from the capacity of evaporator. And we also want to know whether the length of the capillary tube is good enough.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S55015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waluyo
Abstrak :
Sistem pengkondistan udara telah meniadi suatu komoditi yang sangat penting pada zaman modern ini. Sistem tersebut didukung oleh empat komponen utama, yaitu evaporator, kompresor, kondensor, serta katup ekspansi untuk berlangsungnya suatu siklus komproesi uap. Proses pengkondisian udara pada intinya adalan proses pertukaran kalor yang melibatkan sualu alat penukar kalon yaitu kondensor dan evaporator, dimana kalor diserap di evaporator selanjutnya dibuang di kondensor. Kenyataan menunjukkan bahwa kondensor dan evaporator sebagai alat penukar kalor tidak bisa dipakai begitu saja dalam semua kondisi atau jarang (bahkan tidak) bisa memberikan fungsinya sebagai alat penukar kalor yang optimum. Untuk mengatasi masalah di atas, kondensor dan evaporator perlu dirancang khusus sesuai dengan fungsinya, media yang saling bersinggungan dimana tempat terjadinya proses pertukaran kalor, serta penyesuaian (matching) dengan batasan-batasan yang ada (diketahui atau diinginkan), serta kekompakan dengan komponen-komponen lain dalam sistem pendingin tersebut. Penganalisaan kondensor dalam hal ini adalah kondensor berpendingin udara serta evaporatornya adalah jenis water-chilled evaporator, atau evaporator dimana media yang didinginkannya adalah air. Metodologi penulisan yang digunakan dalam pengumpulan berbagai macam data dan referensi, ditempuh melalui dua macam cara, yaitu : pertama studi kepustakaan, yaitu dengan melakukan pencarian data-data dan referensi mengenai teori, proses, atau tahap-tahap perhitungan melalui berbagai macam literatur. Kedua penelitian lapangan, yaitu pengambilan data atau penentuan variabel-variabel yang biasa terdapat di pasaran. Dalam penganalisaan, berbagai hal perlu diketahui terlebih dahulu, yaitu beban pendinginan yang diinginkan (50TR), jenis refrigeran yang digunakan (R-22), temperatur penguapan (5°C), temperatur pengembunan (45°C) serta harus diperhatikan temperatur udara sekitar(33°C). Dari perhitungan diperoleh hasil : Iuas permukaan perpindahan kalor pada kondensor= 90,9 mz, dengan total panjang pipa tembaga 460,69 m, daya kompresor 31,19 kW, sena daya motor penggerak fan 4,125 kW. Sedangkan untuk water-chilled evaporator; diameter shell (ID2) = 43,8 cm. diameter tube (OD2) = 1,9 cm, (ID1 = 1,23 cm, jumlah tube (N1 =150, panjang (L) = 243.8 cm. Dari perhitungan di atas dapat dislmpulkan bahwa dalam perancangan kondensor dan evaporator banyak variabel yang saling berpengaruh, bahkan saling berlawanan. Di satu sisi meningkatkan koefisien perpindahan kalor, di sisi lain menambah Iuas permukaan dan biaya, serta masih banyak lagi kombinasi-kombinasi yang Iain, tetapi yang jelas bahwa persyaratan pertukaran kalor (beban) harus tetap terpenuhi, disamping harus mempertimbangkan faktor biaya, ukuran fisis, serta karakteristik penurunan tekanan. Untuk itu, datam perancangan dipertukan ketelitian untuk mendapatkan kombinasi-kombinasi yang optimum.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S36862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liberty Trirahmadika Widyakusuma
Abstrak :
Ice slurry merupakan media pendingin yang dihasilkan melalui rekayasa sistem refrigerasi dengan memanfaatkan air laut sebagai bahan dasarnya. Ice slurry sebagai media pendingin merupakan alternatif terbaik untuk mendinginkan ikan, hal tersebut karena seluruh badan ikan dapat tertutupi oleh es berbentuk kristal dengan diameter 0.1-0.2mm dan temperatur dibawah 0 oC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang prototype ice slurry generator dan menganalisis laju produksi dengan membandingkan beberapa variasi salinitas air laut. Parameter dalam penelitian ini adalah laju produksi ice slurry generator hasil rancangan. Laju produksi terbaik ice slurry generator generasi ke-6 pada penelitian ini adalah 0.284 Ton/12 Hours , dihasilkan oleh air laut dengan salinitas 10 ppt dengan putaran 335 RPM pada scraper dan 1064 RPM pada pompa. ......Ice slurry is a cooling medium generated through refrigeration system engineering by utilizing sea water as its base material. Ice slurry as a cooling medium is the best alternative for fish cooling and preservation, this is because the whole body of fish can be covered by ice crystals with a diameter of 0.1 0.2 mm and temperatures below 0 oC. The purpose of this research is to design a prototype of ice slurry generator and analyze the production rate by comparing some salinity variation of seawater. The parameter in this research is the production rate of slurry ice generator specially designed for this research. The best production rate of slurry ice generator 6th generation in this research is 0.284 Ton 12 Hours , produced by 10 ppt salinity of seawater with 335 RPM rotation on scraper and 1064 RPM on the pump.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Permata Sari
Abstrak :
Ice Slurry merupakan hasil rekayasa sistem pendingin pada evaporator dengan memanfaatkan air laut sebagai media freezing point depressing additive. Teknologi ice slurry sangat berperan penting dalam proses penangkapan ikan di laut lepas, karena kualitas ikan yang di dinginkan oleh ice slurry jauh lebih baik di bandingkan oleh media pendingin lainya. Modifikasi evaporator dengan lapisan Teflon dan jarak clearance dimaksudkan untuk mengurangi daya dan mempersingkat waktu pembuatan ice slurry. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh modifikasi evaporator dan menganalisis kinerja dari generator dengan variasi salinitas air laut. Semakin tinggi salinitas air laut maka semakin rendah suhu ice slurry. Tetapi lebih tinggi salinitas belum tentu efisien dari segi daya pembentukan ice slurry yang dibutuhkan untuk mendinginkan ikan, karena hasil tangkapan rata-rata laut perlu suhu pendinginan antara -1 sampai -2 ?. Parameter dalam penelitian ini adalah daya terendah dan waktu tersingkat dalam pembentukan ice slurry. Modifikasi evaporator membuat friksi pada generator menurun sehingga mengurangi kebisingan, menurunkan kebutuhan daya pada generator ice slurry rata ndash; rata sebesar 63 Watt, juga mengurangi waktu pembentukan ice slurry rata ndash; rata sebesar 11 detik. ......Ice Slurry is the result of cooling system engineering on the evaporator by utilizing seawater as a freezing point depressing additive medium. Ice slurry technology plays an important role in the process of catching fish in the open seas, because the quality of the fish is cooled by ice slurry is much better in comparison with other cooling media. The evaporator modification with Teflon coating and clearance distance is intended to reduce power and shorten the ice slurry making time. The purpose of this research is to find the effect of evaporator modification and to analyze the performance of generator with salinity variation of seawater. The higher the salinity of sea water the lower the ice slurry temperature. But higher salinity is not necessarily efficient in terms of the ice slurry forming power required to cool the fish, since the average sea catch rate needs a cooling temperature between 1 to 2 . The parameters in this study are the lowest power and the shortest time in ice slurry formation. The evaporator modification causes the friction on the generator to decrease so as to reduce noise, decrease the power requirement on an average ice slurry generator by 63 Watt, also reducing the average ice slurry time by 11 seconds.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Gumelar
Abstrak :
Pabrik es mini yang bisa di bawa kemana saja merupakan salah satu solusi untuk ketersediaan es bagi nelayan di daerah-daerah terpencil. Yang sangat diperlukan oleh nelayan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kesegaran ikan dengan pembekuan. Sehingga mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Proses perancangan mini ice plant ini berdasarkan desain yang telah ada, yang di bahas pada penelitian sebelumnya. Analisa sensitivitas ini untuk mengoptimalkan desain dari mini ice plant. Sehingga menemukan parameter apa saja yang berpengaruh terhadap desain mini ice plant. Parameter yang ditinjau melipui temperatur evaporasi, waktu pembekuan dan jumlah tube. Selain itu juga dipertimbangkan mengenai beban listrik, proses pembuatan dan perawatan. Sehingga analisa dapat menemukan batasan parameter yang masuk dalam lingkup target yang dikehendaki. Evaporator merupakan salah satu alat penukar kalor, dimana proses pembekuan terjadi karena ada fenomena yang ditimbulkan dari evaporator. Dimensi evaporator berkaitan dengan panjang, tinggi dan lebar. Ditetapkan panjang tidak boleh lebih dari 3,5 m. hal ini yang dijadikan batasan utama dalam analisa ini yaitu untuk mencari panjang yang diinginkan dengan melakukan iterasi dari parameternya.
Portable mini ice plant is one solution of ice availability for fisherman in remote area. Which needed by fisherman to increase the quality of fish freshness by freezing. So there's an added value. This fabrication process of mini ice plant based on existing design, which already studied on previous research. Sensitivity analysis used for optimization design mini ice plants. So, it finds influence parameter where works in mini ice plant. Scope of arameters are freezing time, evaporation temperature and number of tubes. Otherwise, it considers about power consumption, manufacturer and maintenance. Analysis aims to get parameters are in limitation area where it wanted. Evaporator is a kind of heat-exchangers where freezing's process appears caused by its phenomena. Dimension of evaporator adhere with length, height and width. The limitation of length is 3,5 meters. There's main limit of analysis sensitivity evaporator's design which to get length by using iteration from its parameters.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50942
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qayyum Hamidi Alius
Abstrak :
ABSTRACT
Vaksin merupakan salah salah satu permasalahan yang ada di Indonesia. Berdasarkan data dari WHO menyatakan bahwa 75 vaksin di Indonesia terindikasi membeku pada saat distribusi.Vaksin pada umumnya harus di distribusikan dengan menggunakan kotak vaksin yang dimana suhuny harus berada pada temperatur 2 C - 8 C. Teknologi terbarukan dari kotak vaksin yaitu dengan menggunakan adsorption sebagai sumber pendingin. Teknologi ini terbagi menjadi 3 modul yaitu modul pendingin, kotak vaksin, dan solar heater. Pada modul pendingin dimana proses adsorpsi terjadi yaitu dengan memanfaatkan penurunan tekanan sehingaa terjadinya penurunan temperatur. Pada penelitian kali ini yaitu menguji peforma dari 3 jenis adsorbent yaitu zeolite alami, silica gel tipe RD, dan silica gel tipe A dengan menggunakan cooling modul. Parameter yang diuji dari penelitian kali ini yaitu temperatur evaporator, temperatur bed, serta lama waktu proses adsorpsi. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa untuk temperatur evaporator yang dapat dicapai oleh zeolite alami yaitu 11 C dan temperatur bed 110 C dan tekanan paling rendah yaitu -0.05 bar, dengan proses adsorpsi berlangsung selama 10,000s. Sedangkan untuk temperatur evaporator yang dapat dicapai oleh silica gel tipe RD yaitu 16 C dan temperatur bed 30 C dengan tekanan terendah 0.039 bar. Proses adsorpsi dapat berlangsung selama 5800s. Untuk temperatur evaporator yang dapat dicapai oleh silica gel type A yaitu 16 C akibat perbedaaan tekanan dan kembali naik hingga suhu 20 C dan mengalami penurunan lagi hingga suhu 18 C dengan temperatur bed yaitu 38 C. Sedangkan untuk tekanan yang dapat dicapai yaitu 0.059 bar.Pada proses adsorpsi dapat berlangsung dari 2000s hingga 8000s.
ABSTRACT
Vaccine is one of the biggest problem that happen in Indonesia. Almost 75 vaccine is frozen on shipment process from Province to healthcare in district. Vaccine usually is transferred using a vaccine box whose the temperatur has to be maintained at 2 8 C. The newest technology of vaccine box uses adsorption cooling and solar energy to keep the cold chain. This technology is separated into 3 modules which are cooling module contain zeolite and water , vaccine box, and solar heater. The cooling module using adsorption as the cooling process, where the adsorption makes a pressure drop and causes the decrease of the temperatur. The decrease temperatur will be used as source of the cooling in the vaccine box. This paper is about defined a performance of adsorbent natural zeolite, silica gel type RD, and silica gel type A that will be used in cooling module. The parameter that will be measured to defined a performance are temperatur of evaporator, bed, and how long the process of adsorption. According to experimental, the temperatur that can reach by natural zeolite is 11 C while the temperatur in bed is 110 C. The lowest pressure during adsorption process is 0.05 bar and adsorption rsquo s time is 5800s. While for silica gel type RD, the lowest temperatur of evaporator for adsorption process is 16 C and the temperatur of bed is 30 C with the pressure is 0.05 bar. The lowest temperatur that can reach for silica gel type A is 16 C because of large difference of pressure between evaporator and bed, because of that suddenly the temperatur rise to 20 C and after that the process of adsorption is running. The temperatur go down to 18 C and remain constant for 6000s.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>