Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yessy Qurrata A`yun
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah 3,75%; 7,5%; dan 15% konsentrasi etilen glikol (EG) dan susu skim (SS) dalam vitrifikasi dapat mempengaruhi morfologi ovarium tikus (Rattus norvegicus L.) Sprague-Dawley fase proestrus. Ovarium yang digunakan dalam penelitian berasal dari tikus dengan usia 12 minggu dan diisolasi ketika fase proestrus kemudian vitrifikasi selama 48 jam. Ovarium dibagi menjadi sembilan kelompok dengan tiga pengulangan, yaitu KK 1, KK 2, KK 3, KKP 1, KKP 2, KKP 3, KP 1, KP 2, dan KP 3. KK 1, KK2, dan KK 3 adalah ovarium fase proestrus tanpa vitrifikasi. KKP 1, KKP 2, dan KKP 3 adalah ovarium fase proestrus yang divitrifikasi menggunakan EG dengan konsentrasi 3,75%; 7,5%; dan 15%. KP 1, KP 2, dan KP 3 adalah ovarium fase proestrus yang vitrifikasi menggunakan kombinasi EG dan SS dengan konsentrasi 3,75%; 7,5%; dan 15%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah folikel preantral dengan morfologi utuh pada KKP 1, KKP 2, KKP 3, KP 1, KP 2, dan KP 3 lebih rendah dibandingkan KK dan tidak berbeda nyata. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa vitrifikasi ovarium tikus dengan etilen glikol dan susu skim memiliki pengaruh terhadap morfologi folikel preantral tikus.

The research aimed to find out whether 3,75%; 7,5%; and 15% concentration of ethylene glycol (EG) and skimmed milk (SM) in vitrification can influence the development of ovary of rat (Rattus norvegicus L.) strain Sprague-Dawley during the proestrus phase. The test ovary used were from rat with age 12 weeks and isolated when proestrus phase then vitrified for 48 hours. The test ovaries were divided into nine groups with three repetitions, namely KK 1, KK 2, KK 3, KKP 1, KKP 2, KKP 3, KP 1, KP 2, and KP 3. KK 1, KK2, and KK 3 are proestrus ovary without vitrification. KKP 1, KKP 2, and KKP 3 are proestrus ovary that vitrification on EG with concentrations of 3,75%; 7,5%; and 15%. KP 1, KP 2, and KP 3 are proestrus ovary that vitrification on EG and SM with concentrations of 3,75%; 7,5%; and 15%. The results showed that the average of the preantral follicle ovary in KKP 1, KKP 2, KKP 3, KP 1, KP 2, and KP 3 are lowest than KK and not were significantly different. However, this research showed that vitrification of rat ovary with ethylene glycol and skimmed milk may have effect to ovary morphology."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Awanis
"Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan kombinasi etilen glikol (EG) sebagai krioprotektan intraseluler dan kuning telur sebagai krioprotektan ekstraseluler dengan variasi konsentrasi dalam mempertahankan jumlah dan morfologi folikel preantral ovarium tikus setelah vitrifikasi selama 48 jam. 20 Sprague-Dawley betina berumur 12 minggu digunakan sebagai hewan model penelitian. Folikel yang diuji merupakan folikel tahap preantral yang berasal dari ovarium kanan saja. Sampel ovarium utuh (n = 20) dibagi ke dalam 7 kelompok yaitu KK, KKP 1, KKP 2, KKP 3, KP 1, KP 2, dan KP 3.
Kelompok kontrol (KK) merupakan ovarium segar tanpa vitrifikasi. Kelompok kontrol perlakuan (KKP 1, KKP 2, dan KKP 3) merupakan ovarium yang diberi perlakuan vitrifikasi dalam etilen glikol (EG) dengan konsentrasi berturut-turut 3,75%; 7,5%; dan 15%. Kelompok perlakuan (KP 1, KP 2, dan KP 3) merupakan ovarium yang diberi perlakuan vitrifikasi dalam kombinasi EG dan kuning telur (1 : 1) dengan konsentrasi masing-masing berturut-turut 3,75%; 7,5%; dan 15%. Setelah diisolasi dari tikus, ovarium KK segera difiksasi sedangkan ovarium KKP dan KP dibekukan dalam nitrogen cair (−196 ° C). Setelah 48 jam, sampel ovarium dicairkan dan difiksasi.
Seluruh kelompok ovarium difiksasi selama 48 jam. Masing-masing ovarium lalu dibuat sayatan histologis dengan ketebalan 5 um, kemudian diwarnai dengan pewarna hematoksilin eosin (HE). Folikel preantral ovarium diamati keutuhan morfologinya dan dihitung jumlahnya. Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa berdasarkan uji Kruskall-Wallis (P < 0,05) tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah folikel preantral ovarium 48 jam pascavitrifikasi. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa vitrifikasi menggunakan kombinasi etilen glikol (EG) dan kuning telur tidak berpengaruh dalam mempertahankan folikel preantral ovarium pascavitrifikasi.

The study was conducted to evaluate the effect of combination of ethylene glycol (EG) as intracellular cryoprotectant and egg yolk as extracellular cryoprotectant with varied concentrations in maintaining morphology and counts of ovarian pre-antral follicles after vitrification for 48 hours. Twenty 12 week old Sprague-Dawley female rats were used as animal models. The follicles tested were preantral stage follicles from right ovary only. Whole ovary samples (n = 20) were divided into 7 groups, namely NC; TCG 1; TCG 2; TCG 3; TG 1; TG 2; and TG 3.
The control group (NC) consists of fresh ovaries without vitrification. The treatment control group (TCG 1; TCG 2; and TCG 3) consists of ovaries treated with vitrification in ethylene glycol (EG) with a concentration of 3.75%; 7.5%; and 15%, respectively. The treatment group (TG 1; TG 2; and TG 3) were ovaries treated with vitrification in a combination of EG and egg yolk (ratio 1: 1) with a concentration of 3.75%; 7.5%; and 15%, respectively. After being isolated from the rats, the NC ovaries were immediately fixated while the TCG and TG ovaries were frozen in liquid nitrogen (−196 °C). After 48 hours, the ovary sample is thawed and fixated.
All ovarian groups were fixated for 48 hours. Each of the ovaries was then made a histological incision with a thickness of 5 µm, then stained with a hematoxylin eosin (HE). Ovarian pre-antral follicles were observed for the integrity of the structure and counted. The data based on Kruskall-Wallis test (P < 0.05) show that there were no significant differences in the number of ovarian preantral follicles 48 hours after vitrification. It can be concluded that vitrification using a combination of ethylene glycol (EG) and egg yolk has no effect in maintaining ovarian preantral follicles after vitrification.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi
"60 juta ton produksi minyak sawit dunia menghasilkan 600 ribu ton limbah SBE. SBE dikelola dengan cara dibakar (menggunakan incinerator) atau dibuang pada landfill. Namun, karena SBE mengandung kadar minyak yang tinggi, maka pembuangan SBE dalam bentuk landfill mengakibatkan polusi tanah dan air yang substansial (Raksi, 2009). SBE digunakan karena masih mengandung minyak nabati yang tinggi sekitar 20-40% yang berpotensial untuk dilakukannya pengolahan lebih lanjut seperti dijadikan biodiesel atau biolubricant.
Tujuan dari penelitian ini adalah mensintesis dan mengkarakterisasi ester propilen glikol atau biolubricant yang dihasilkan dari hasil modifikasi alkohol yaitu propilen glikol dengan asam lemak yang berasal dari SBE oil sebagai biolubricant. Hasil dari modifikasi ini adalah produk ester propilen glikol. Propilen glikol dipilih karena memiliki struktur yang bercabang, viskositas yang tinggi dan memiliki titik leleh yang rendah. Tahapan pada penelitian ini terbagi menjadi empat buah tahapan. Pada tahap pretreatment telah menghasilkan SBEO dengan kualitas sesuai dengan standar nilai RBDPO.
Pada tahap esterifikasi telah menghasilkan minyak SBE yang memiliki nilai asam lemak bebas yang rendah untuk mencegah penyabunan. Pada proses transesterifikasi tahap 1 minyak SBE telah diubah menjadi metil ester atau biodiesel dengan variasi rasio mol yaitu 1:6 antara SBEO dengan metanol dengan yield 99,21%. Proses transesterifikasi tahap 2 metil ester atau biodiesel telah diubah menjadi ester propilen glikol. Setelah proses sintesis selesai, tujuan terakhir yaitu karakterisasi, dilakukan uji GC-MS, densitas, viskositas, flash point, dan pour point. Hasil dari modifikasi ini adalah produk ester propilen glikol dengan nilai flash point adalah 252°C dan nilai pour point adalah -7°C

60 million tons of world palm oil production produces 600 thousand tons of SBE waste. SBE is managed by burning (using an incinerator) or disposed of at the landfill. However, because SBE contains high oil content, the disposal of SBE in the form of landfills can caused soil and air pollution (Raksi, 2009). SBE is used because it still contains about 20-40% high vegetable oil which has the potential to be processed further such as biodiesel or biolubricant.
The purpose of this study is to synthesize and characterize propylen glycol ester derived from propylen glycol and fatty acid from SBE oil as a hidraulic lubricant. The results of this modification are propylene glycol esters. Propylene glycol is chosen because it has a branching structure, high viscosity and has a low melting point. The stages of study are divided into four stages. In the pretreatment stage, the SBEO has been produced with quality in accordance to the RBDPO value standards. At the esterification stage, SBE oil produced a low value of free fatty acids to prevent saponification.
In the first transesterification stage, SBE oil has been converted into methyl esters or biodiesel with a variation of the mole ratio of 1:6 between SBEO and metanol with a yield of 99.21%. The step 2 transesterification process of methyl esters or biodiesel has been converted into propylene glycol esters. After the synthesis process is complete, the final goal is characterization, GC-MS test, density, viscosity, flash point, and pour point. The results of this modification are propylene glycol esters with a flash point value of 252°C and the pour point value is -7°C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Bimo Pratomo
"Korasi pada sistem pendingin mesin otomotif sering terjadi pada komponen-komponen ferrous di dalam sistem, dan mengganggu proses kerja keseluruhan dari mesin. Untuk mengatasi hal ini sering ditambalnkan inhibitor-inhibitor korosi ke dalam air pendingln. Pendingan mesin (engine coolant) sebagaf aditif air pendingin mengandung inhibitor-inhibitor korosi untuk mengataai hal di atas.
Penambahan Ethyleneglycol sebagai antibeku ke dalam pendlngin mesin dimalrsudlran agar kendaraan dapat bekerja sepanjang tahun, tidak terkecuali pada musim dingin. Diketahui bahwa ethylene glycol dapat menyebabkan korosi Sebagai contoh adalah graphitization' pada besi tuang dan dezmc.iflcatlon pada lfunlngan.
Penelitian ini mencoba untuk mellhat pengaruh sifat korosif pendingin mesin yang mengandung ethylene glycol dengan yang tidak mengandung ethylene glycol terhadap logam-logam yang biasa terdapat di dalam sistem pendingin mesin otomotif. Enam jenis logam dibuat dalam dua hubungan trigalvanllc, lalu dicelup di dalam media celup selama 336 jam pada temperatur konstan 7100, dan di dalam kondisi aerasi sifat korosif dilihat dan laju korosi yang diperoleh.
Dari hasil penelitian secara umum, terlihat laju korosi yang besar dari logam Dafa, besi tuang. aluminum, dan solder di dalam larutan korosif tanpa penambahan pendingin mesin . Kuningan dan tembaga memHlln? laju korosi yang relatif kecil karena sifat tahan korosi mereka yang tinggi. Setelah penambaban pendingin mesin sebesar 30 Z ke dalam larutan korosif terlihat penurunan dengan drastis semua laju korasi logam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dheasandra Nur Azzahra
"Kasus gagal ginjal akut misterius yang berkaitan dengan cemaran etilen glikol dan dietilen glikol menjadi pencetus bagi BPOM agar semakin ketat dalam melakukan pengawasan terhadap industri farmasi untuk memenuhi pedoman CPOB dengan mewajibkan setiap industri farmasi melakukan verifikasi metode analisis terhadap kompendial terbaru, tidak terkecuali PT Finusolprima Farma Internasional. Namun, untuk melakukan verifikasi metode analisis dalam waktu yang singkat sesuai batas waktu yang ditetapkan oleh BPOM, diperlukan suatu protokol untuk mempermudah analis dalam melakukan verifikasi. Pembuatan tugas khusus ini dilakukan melalui penyusunan protokol verifikasi metode analisis terhadap bahan baku di PT Finusolprima Farma Internasional, salah satunya adalah glisin, agar salah satu aspek CPOB yaitu verifikasi metode analisis dapat terpenuhi. Protokol verifikasi metode analisis glisin disusun mengacu pada Farmakope Indonesia VI dan menggunakan poin poin berisi kalimat perintah serta dibuat dalam bahasa inggris untuk mempermudah analis dalam melakukan verifikasi. Terdapat delapan parameter uji yang dilakukan menurut FI VI yaitu identifikasi, susut pengeringan, sisa pemijaran, klorida, sulfat, logam berat, senyawa terhidrolisis, dan penetapan kadar. Kedelapan parameter uji ini dibagi ke dalam 3 poin sesuai dengan ketentuan CPOB yaitu: uji identifikasi, uji impuritas, dan penetapan kadar. Protokol verifikasi metode analisis bahan baku glisin telah disusun mengikuti spesifikasi dan metode analisis yang dicantumkan oleh Farmakope Indonesia VI sehingga protokol ini dapat diterapkan dengan mudah oleh analis dalam proses verifikasi metode analisis glisin di PT Finusolprima Farma Internasional.

The mysterious case of acute renal failure related to ethylene glycol and diethylene glycol contamination became the trigger for the Indonesian Drug and Food Control Agency (BPOM) to tighten its supervision of the pharmaceutical industry, ensuring compliance with the Good Manufacturing Practices (GMP) guidelines. One of the measures taken is to mandate all pharmaceutical industries, including PT Finusolprima Farma Internasional, to verify their analytical methods against the latest compendial standards within the set time limit by BPOM. To achieve this verification within the given timeframe, a protocol is needed to facilitate the analysts in conducting the verification process. This specific task focuses on developing a protocol for the analysis method verification of raw materials at PT Finusolprima Farma Internasional, particularly for glycine, to meet one of the aspects of GMP, which is the verification of analytical methods. The protocol for the analysis method verification of glycine refers to the Indonesian Pharmacopoeia VI (FI VI) and is presented in English to ease its implementation by the analysts. It encompasses eight test parameters according to FI VI, namely identification, loss on drying, residue on ignition, chloride, sulfate, heavy metals, hydrolyzable substances, and assay. These eight parameters are categorized into three points in compliance with GMP requirements, which are identification test, impurity test, and assay determination. The developed protocol adheres to the specifications and analytical methods outlined in the Indonesian Pharmacopoeia VI, ensuring its straightforward application in the verification process of glycine analysis at PT Finusolprima Farma Internasional."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kelly Nagaruda
"Etilen glikol dan dietilen glikol ditemukan sebagai cemaran pada gliserin atau propilen glikol yang digunakan sebagai zat pelarut tambahan pada sediaan sirup yang beredar di Indonesia sehingga menyebabkan kasus GGAPA meningkat. Penulisan tugas khusus ini bertujuan untuk mengkaji bahaya cemaran etilen glikol dan dietilen glikol pada sediaan sirup dan mengkaji sediaan sirup yang dijual di Apotek Roxy Ciledug bebas dari cemaran etilen glikol dan dietilen glikol sehingga aman untuk dijual. Pada pengerjaan tugas khusus kali ini, sumber data akan diambil melalui literatur. Hasil yang didapatkan adalah bahaya yang ditimbulkan dari konsumsi etilen glikol dan etilen glikol adalah toksisitas ginjal yang akan mengarah pada gagal ginjal akut yang bersifat tidak reversibel. Selain itu, sediaan sirup yang dijual di Apotek Roxy Ciledug merupakan sediaan yang sudah dipastikan keamanannya bebas dari cemaran etilen glikol dan dietilen glikol.

Ethylene glycol and diethylene glycol are found as contamination in glycerin or propylene glycol which are used as additional solvents in syrup preparations circulating in Indonesia, causing increased cases of acute kidney injury. Writing this special task aims to examine the dangers of ethylene glycol and diethylene glycol contamination in syrup preparations and ensure syrup preparations sold at Roxy Ciledug pharmacies are free from ethylene glycol and diethylene glycol contamination so that it is safe for sale. In this special task work, data sources will be taken through literature. The results are consumption of ethylene glycol and ethylene glycol leading to kidney toxicity that will lead to acute kidney failure that is irreversible. In addition, syrup preparations sold at Roxy Ciledug pharmacies are preparations that have been confirmed to be free from ethylene glycol and diethylene glycol contamination."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Kartika Ratri
"Pada awal bulan Oktober 2022, tersiar informasi dari WHO mengenai obat sirop anak terkontaminasi etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang diduga kuat menjadi penyebab dari kasus gagal ginjal akut misterius pada anak yang mengalami peningkatan pada pertengahan Oktober 2022. Untuk melindungi masyarakat, BPOM menetapkan persyaratan saat registrasi obat bahwa semua produk obat sirop baik untuk anak maupun dewasa tidak diperbolehkan untuk menggunakan EG dan DEG. Meski begitu, kadar EG dan DEG dalam batas tertentu masih diperbolehkan ada dalam obat sirop karena kedua senyawa tersebut merupakan cemaran yang memungkinkan terdapat dalam bahan lain yang diperbolehkan. Puskesmas menjadi salah satu fasilitas untuk menyampaikan informasi dan melakukan edukasi terkait kasus ini kepada masyarakat untuk mencegah kepanikan dan kebingungan. Apoteker memiliki peran besar dalam mengumpulkan informasi dan menyampaikan hal ini. Salah satu media pemberi informasi yang dapat digunakan adalah leaflet karena praktis, mudah dibawa, biaya produksi relatif terjangkau, dan memiliki desain yang menarik dan unik.

n early October 2022, WHO released a statement about syrups for children contaminated with ethylene glycol (EG) and diethylene glycol (DEG), which were strongly suspected as the reason behind the rising cases of mysterious acute kidney failure in children in mid-October 2022. To protect public safety, BPOM stipulates requirements for drug or medicine registration that all syrup products for both children and adults are not allowed to use EG and/or DEG as ingredients. However, a certain amount of EG and/or DEG are still allowed in syrup products because these two compounds are contaminants that might be present in other permitted ingredients. Puskesmas is one of the community facilities that can take the role of conveying information and providing education regarding this case to the public to prevent panic and confusion. Pharmacists have a big role in gathering information and educating the public in this. One of the media that can be used to provide this kind of information is leaflets because they are practical, easy to carry, have relatively affordable production costs, and have an attractive and unique design."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Shabira Anjani
"Pada bulan Oktober 2022, World Health Organization (WHO) meminta setiap negara untuk melakukan pengawasan dan penelusuran terhadap produk obat sirup yang beredar. Hal ini dikarenakan telah ditemukan obat yang mengandung cemaran etilen glikol dan dietilen glikol yang dapat membahayakan nyawa. Menanggapi hal tersebut, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengawasan komprehensif terhadap produk obat yang beredar di Indonesia. BPOM juga menetapkan peraturan yang menyatakan bahwa semua produk obat sirup di Indonesia tidak diperbolehkan menggunakan etilen glikol maupun dietilen glikol. Akan tetapi, etilen glikol dan dietilen glikol tetap dapat ditemukan sebagai cemaran pada beberapa zat pelarut sirup, seperti gliserin dan propilen glikol. Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, teridentifikasi 9 produk obat yang memiliki kandungan cemaran diatas ambang aman. Untuk menindak lanjuti penemuan tersebut, BPOM memerintahkan industri farmasi pemiliki izin edar untuk melakukan penarikan dan pemusnahan seluruh bets produk. Sebagai seorang apoteker, sudah sewajarnya untuk memberikan informasi mengenai kasus penarikan obat sirup di Indonesia kepada para pasien. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari pelayanan farmasi klinis. Dengan memberi informasi mengenai kasus tersebut, maka diharapkan pasien dapat dibekali dengan pengetahuan yang akurat dan megurangi rasa cemas. Informasi disajikan dalam bentuk brosur yang dibuat semenarik mungkin dengan informasi yang singkat, padat, dan mudah dimengerti masyarakat awam. Informasi yang terdapat dalam brosur antara lain mengenai pengenalan kasus, pengenalan cemaran etilen glikol dan dietilen glikol, daftar obat apa yang ditarik, dan cara memilih obat yang tepat.

In October of 2022, the World Health Organization (WHO) asked every country to monitor and trace syrup medicinal products in circulation. It is because there have been a discovery of syrup medicine that contained ethylene glycol and diethylene glycol contaminant which can be life-threatening. In response to this, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) carried out comprehensive supervision of drugs that are circulating in Indonesia. BPOM also established regulations stating that all syrup medicine in Indonesia are not permitted to use ethylene glycol or diethylene glycol. However, ethylene glycol and diethylene glycol can still be found as contaminant in syrup solvents, such as glycerin and propylene glycol. After further investigation, 9 syrup products were identified that contained contaminant concenstration above the safety threshold. To follow up on this discovery, BPOM ordered the pharmaceutical industry that are responsible to withdraw and destroy all batches of products. As a pharmacist, it is our job to provide information regarding the syrup withdrawal case to patients. This is also a form of clinical pharmacy service. By providing information about the case, pharmacist hoped that the patient can be provided with accurate knowledge and reduce the patient's anxiety. Information is presented in the form of brochures which are made as attractive as possible with information that is short, concise and easy to understand. The information contained in the brochure includes case recognition, recognition of ethylene glycol and diethylene glycol contaminat, a list of recalled drugs, and methods to choose the right drug"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Huriyah Adani Saoemi
"Preservasi sel atau jaringan erat kaitannya dengan cryoinjury akibat pembentukan kristal es yang akan merusak struktur memban sel dan peningkatan kadar radikal bebas yang dapat memicu kejadian apoptosis. Vitrifikasi ovarium menggunakan krioprotektan intraseluler saja, seperti etilen glikol, diketahui masih memiliki efek toksik terhadap sel. Madu berpotensi sebagai krioprotektan ekstraseluler dengan cara menjaga kestabilan membran sel selama proses vitrifikasi dan kombinasinya dengan etilen glikol dapat mengurangi efek toksik dari etilen glikol tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan madu kelengkeng dalam menjaga integritas folikel preantral ovarium dan menekan laju apoptosis folikel selama vitrifikasi, melalui analisis densitas, indeks folikel, dan rasio Bax/Bcl-2. Pulasan histologis digunakan untuk menganalisis integritas folikel menggunakan pewarnaan Hematoksilin-Eosin, serta pewarnaan Imunohistokimia untuk melihat ekspresi dari protein proapoptosis dan antiapoptosis. Pengamatan dilakukan menggunakan Optilab 3.0, software Image Raster, dan ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian madu dengan konsentrasi 7,5% yang dikombinasikan dengan etilen glikol, baik 7,5% maupun 15%, dapat mempertahankan densitas dan indeks folikel preantral intak, serta menunjukkan rasio Bax/Bcl-2 yang lebih rendah dibandingkan kontrol vitrifikasi pada folikel preantral. Oleh karena itu, pemberian madu mampu mempertahankan integritas folikel preantral dan menekan laju apoptosis folikel preantral sesudah vitrifikasi.

Preservation of cells or tissues is related to cryoinjury due to the formation of ice crystals that will damage the cell and increase free radicals that can trigger apoptosis. Ovarian vitrification using single intracellular cryoprotectants, such as ethylene glycol, is known to still have a toxic effect on cells. Honey has the potential as an extracellular cryoprotectant by maintaining the stability of cell membranes during the vitrification process and their combinations can reduce the toxic effects of ethylene glycol. This study aims to utilize longan honey to maintain the integrity of the ovarian preantral follicles and reduce the rate of follicle apoptosis during vitrification, through density, follicle index, and Bax/Bcl-2 ratio analysis. Histological staining was used to analyze the integrity of the follicles using Hematoxylin-Eosin staining, and Immunohistochemical staining to see the expression of proapoptotic and antiapoptotic proteins. Observations were made using Optilab 3.0, Image Raster, and ImageJ software. The results showed that honey with a concentration of 7.5% combined with ethylene glycol, both 7.5%, and 15%, could maintain follicle density and intact preantral follicle index, and showed a lower Bax/Bcl-2 ratio than the vitrified control in the preantral follicle. Therefore, honey was able to maintain the integrity of the preantral follicles and reduce the rate of apoptosis of the preantral follicles after vitrification."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Mahmudi Wicaksono
"Selama Agustus hingga November 2022, BPOM RI menyatakan bahwa terdapat 324 jumlah kasus gagal ginjal dengan angka kematian 61%. Tingginya jumlah kasus gagal ginjal dikaitkan dengan ditemukannya pencemar berupa etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) di dalam obat sirup yang beredar. Untuk mengurangi bertambahnya kasus, dibutuhkan suatu metode edukasi yang mudah dicerna dan dapat meraih banyak orang dalam waktu singkat. Kemajuan teknologi telah menimbulkan metode-metode baru untuk menyampaikan informasi. Pertumbuhan metode-metode baru ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana penyampaian informasi kesehatan sehingga informasi tersebut dapat secara luas dengan waktu dan biaya yang lebih sedikit. Berdasarkan uraian di atas, tugas khusus ini bertujuan untuk memanfaatkan Whatsapp sebagai salah satu metode media informasi untuk mengirimkan informasi terkait cemaran EG dan DEG dalam sirup dalam bentuk infografis yang mudah dicerna bagi masyarakat. Tujuan dari sosialisasi pelarangan obat sirup yang tercemar etilen glikol dan polietilen glikol melalui media infografis untuk pasien Apotek Roxy Pondok Labu adalah memberikan informasi tentang produk obat sirup yang terdampak cemaran etilen glikol dan polietilen glikol kepada pelanggan Apotek Roxy Pondok Labu melalui broadcast aplikasi Whatsapp.

During August to November 2022, BPOM RI stated that there were 324 cases of kidney failure with a mortality rate of 61%. The high number of cases of kidney failure is associated with the discovery of contaminants in the form of ethylene glycol (EG) and diethylene glycol (DEG) in circulating drug syrups. To reduce the number of cases, an educational method that is easy to digest and can reach many people in a short time is needed. Technological advances have given rise to new methods of conveying information. The growth of these new methods can be utilized as a means of conveying health information so that this information can be widely available with less time and cost. Based on the description above, this special assignment aims to utilize Whatsapp as an information media method to send information related to EG and DEG contamination in syrup in an infographic form that is easy for the public to digest. The purpose of socializing the prohibition of syrup drugs contaminated with ethylene glycol and polyethylene glycol through infographic media for Roxy Pondok Labu Pharmacy patients is to provide information about syrup drug products affected by ethylene glycol and polyethylene glycol contamination to Roxy Pondok Labu Pharmacy customers via Whatsapp application broadcasts."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>