Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinar Amalia
"Daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) secara empiris memiliki kandungan flavonoid yang dapat memberikan aktivitas pada pertumbuhan rambut. Fitosom adalah suatu sistem pembawa obat dimana komponen ekstrak tanaman herbal berikatan dengan fosfolipid yang dapat meningkatkan absorpsi obat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat fitosom fraksi etil asetat daun mangkokan serta memperoleh karakteristik fitosom yang dibentuk dengan metode hidrasi lapis tipis. Selanjutnya fitosom diformulasikan ke dalam sediaan lotion untuk mengetahui stabilitas secara fisik. Uji kestabilan fisik dilakukan dengan pengamatan lotion fitosom yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah (4o±2oC), suhu kamar (25o±2oC), dan suhu tinggi (40o±2oC); cycling test; dan uji sentrifugasi. Pembuatan fitosom dengan perbandingan antara fraksi etil asetat dan fosfatidilkolin sebesar 1 : 2 menunjukkan nilai efisiensi penjerapan sebesar 74,36%, nilai distribusi ukuran partikel sebesar 335,4 nm, nilai polidispersitas sebesar 0,252, dan nilai zeta potensial sebesar -3,5 mV. Sediaan lotion fitosom fraksi etil asetat daun mangkokan 1%, 0,5%, dan 0,25% mengalami peningkatan ukuran partikel setelah fitosom ditambahkan ke dalam sediaan lotion tetapi secara fisik terbukti stabil dalam berbagai suhu penyimpanan, cycling test, dan uji sentrifugasi.

Nothopanax scutellarium leaves contain flavonoid compounds which have hair growth activity. Phytosome is a drug carrier system which herbal plant extracts bind with phospholipid that can enhance the absorption of the drug. The aims of this research are to formulate ethyl acetate fraction phytosome of Nothopanax scutellarium leaves and to obtain phytosome characteristic which formed by thin layer hidration method. Subsequently, the phytosome was formulated into lotion dosage form to know the physical stability. The physical stability test was conducted at low temperature (4o±2oC), room temperature (25o±2oC), and high temperature (40o±2oC) storage; cycling test; and centrifugation test. Phytosome formulation with a ratio of ethyl acetate fraction and phosphatidylcholine was 1 : 2 indicated the entrapment efficiency value was 74,36%, the particle size distribution value was 335,4 nm, polidispersity index was 0,252, and zeta potential value was -3,5 mV. Phytosome lotion containing ethyl acetate fraction of Nothopanax scutellarium leaves 1%, 0,5%, and 0,25% increased the particle size after phytosome was added to the lotion but phytosome lotion was physically proved that stable in a wide range of temperature storage, cycling test, dan centrifugation test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Rahmawati
"Daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas penumbuh rambut. Fitosom merupakan suatu sistem pembawa yang mengandung fitokonstituen bioaktif dari ekstrak tanaman yang dikelilingi dan diikat oleh lipid. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat dan memperoleh karakteristik fitosom yang terbentuk melalui metode hidrasi lapis tipis serta untuk memformulasikan dan menguji stabilitas fisik dari sediaan gel fitosom yang mengandung fraksi etil asetat daun mangkokan dengan konsentrasi yang bervariasi, yaitu 1%, 0,5% dan 0,25%. Pembuatan fitosom dengan perbandingan fraksi etil asetat dan fosfatidilkolin sebesar 1 : 2 menunjukkan nilai efisiensi penjerapan sebesar 74,37% dengan nilai distribusi ukuran partikel sebesar 335,4 nm, nilai polidispersitas sebesar 0,252 dan nilai potensial zeta sebesar -3,50 mV. Selanjutnya dilakukan uji stabilitas fisik terhadap gel fitosom yang dilakukan selama 8 minggu dengan uji stabilitas dipercepat. Hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa gel dengan konsentrasi fitosom sebesar 0,5% terbukti paling stabil dalam berbagai suhu penyimpanan dan cycling test.

Nothopanax scutellarium leaves contains flavonoid compounds which have hair growth activity. Phytosome is a carrier system which contains bioactive phytoconstituent of plant extract which surrounded and bonded by lipid. The aims of this research were to make and obtain phytosome characteristic which formed by thin layer hydration method and to formulate and examine the physical stability of phytosome gel containing ethyl acetate fraction of Nothopanax scutellarium with various concentration, that is 1%, 0,5% and 0,25%. Phytosome formulation by ethyl acetate fraction and phosphatydilcholine ratio was 1 : 2 indicated the entrapment efficiency value 74,34% with particle size distribution value 335,4 nm, polidispersity index 0,252 and zeta potential value -3,50 mV. Subsequently physical stability test was performed for phytosome gel during 8 weeks with accelerated stability test. The result of stability test indicated that gel with 0,5% phytosome concentration proved to be the most stable in various temperature storage and cycling test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putrie Fiana Azizah
"Radikal bebas dalam tubuh dapat menimbulkan stress oksidatif yang menjadi etiologi beberapa penyakit. Kondisi stress oksidatif ini dapat dihambat dengan adanya senyawa antioksidan. Garcinia merupakan salah satu marga tumbuhan yang telah diketahui manfaatnya sebagai antioksidan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia pada fraksi dari ekstrak etil asetat daun Garcinia bancana Miq. Fraksinasi ekstrak etil asetat daun Garcinia bancana Miq dilakukan dengan kromatografi kolom. Pengukuran aktivitas antioksidan fraksi dilakukan dengan menggunakan metode peredaman radikal DPPH dan metode FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power.
Hasil uji dengan metode DPPH menunjukkan aktivitas antioksidan paling aktif terdapat pada fraksi 4 dengan nilai IC50 sebesar 10,373 g/mL. Pada pengujian FRAP aktivitas antioksidan tertinggi juga terdapat pada fraksi 4 yaitu dengan nilai FeEAC sebesar 470,892 mol/g. Hasil identifikasi golongan senyawa kimia pada fraksi 4 sebagai fraksi teraktif menunjukkan adanya flavonoid dan terpenoid.

Free radicals in the human body can cause oxidative stress that becomes the etiology of some diseases. This oxidative stress condition can be inhibited by the presence of antioxidant compounds. Garcinia is one of the genus which is known to have antioxidant activity.
This study aimed to determine antioxidant activity and identify the chemical compounds of fraction from ethyl acetate extract of Garcinia bancana Miq leaves. Fractionation of ethyl acetate extract of Garcinia bancana Miq leaves was done by column chromatography. The measurement of antioxidant activity was determine by DPPH radical scavenging and FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power method.
The results showed that fraction 4 was the most active fraction with IC50 value 10.373 g mL. Meanwhile in FRAP method, the most active fraction was also found in fraction 4 with FeEAC value 470.892 mol g. The result of phytochemical screening in fraction 4 as the most active fraction, showed the existence of flavonoid and terpenoid compound. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meidha Putri Gandasari
"Inflamasi merupakan reaksi pertahanan dari organisme dan jaringannya terhadap infeksi dan terjadi karena adanya pelepasan mediator inflamasi. Leukotrien adalah salah satu mediator inflamasi yang dihasilkan dari asam arakhidonat melalui jalur enzim lipoksigenase. Penghambatan enzim lipoksigenase dapat mencegah produksi leukotrien. Spesies Garcinia diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi. Garcinia porrecta Laness adalah salah satu tanaman dari marga Garcinia yang mampu menghambat lipoksigenase. Penelitian lain menunjukkan ekstrak etil asetat kulit batang Garcinia porrecta Laness memiliki nilai IC50 sebesar 0,52 g/mL.
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji aktivitas antiinflamasi dengan metode penghambatan lipoksigenase pada fraksi dari ekstrak etil asetat kulit batang G. porrecta Laness dan penapisan fitokimia dengan teknik KLT kecuali saponin dan tanin pada fraksi teraktif. Fraksi yang diperoleh sebanyak 11 fraksi.
Hasil uji menunjukkan fraksi teraktif, yaitu fraksi G memiliki persentase inhibisi sebesar 48,50 . Hasil identifikasi fraksi G menunjukkan adanya flavonoid dan terpenoid.

Inflammation is a defensive reaction of the organism and its tissue to infection and occurs because of the release of inflammatory mediators. Leukotriene is one of the inflammatory mediators produced from arachidonic acid through the lipoxygenase enzyme pathway. Inhibition of lipoxygenase enzyme may prevent leukotriene production. Garcinia species are known to have anti inflammatory activity. Garcinia porrecta Laness is one of the genus of Garcinia which has ability to inhibit lipoxygenase. Another study showed the extract of ethyl acetate cortex of Garcinia porrecta Laness had an IC50 value of 0.52 g mL.
The objective of this study was to test anti inflammatory activity by lipoxygenase inhibition method of fraction from ethyl acetate extract of Garcinia porrecta Laness cortex and phytochemical screening by TLC technique except for saponin and tannin at the most active fraction. The fraction obtained is 11 fractions.
The test result shows the most active fraction, that is G fraction has inhibition percentage of 48,50 . The result of identification of G fraction shows the presence of flavonoid and terpenoid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalia Barnita
"Infark miokard (IM) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia pada dekade terakhir. Asam rosmarinat diketahui berpotensi sebagai kardioprotektif dari IM. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh fraksi etil asetat sarang semut (FEASS) yang memiliki kandungan utama asam rosmarinat, terhadap kadar AST, CKMB, cTnT dan cTnI pada tikus IM yang diinduksi isoproterenol (ISO). Total fenolik dan total flavonoid FEASS diuji dengan metode kolorimetri. Uji antioksidan FEASS dilakukan dengan metode DPPH dan MDA secara in vitro. Tikus galur wistar dibagi menjadi 6 kelompok: kontrol normal, kontrol herbal, ISO, dan kelompok perlakuan dengan dosis 3,84; 7,68; dan 15,36 mg/kgBB FEASS selama 30 hari. Injeksi subkutan ISO (85 mg/kgBB/hari) selama 2 hari digunakan untuk menginduksi IM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FEASS mengandung senyawa fenolik (55,8%) dan flavonoid (1,423%) serta nilai IC50 sebesar 10,275 ppm. FEASS dengan konsentrasi 100 ppm mampu mengatasi radikal bebas yang ditimbulkan oleh H2O2 secara in vitro pada sel darah merah domba. Peningkatan dosis FEASS ternyata dapat beralih fungsi menjadi prooksidan. Sifat prooksidan ini dapat merusak sel miokard sebagaimana radikal bebas, terbukti dari peningkatan kadar AST, CKMB, cTnT dan cTnI.

Myocardial infarction (MI) is a major cause of morbidity and mortality worldwide in the last decade. Rosmarinic acid known as cardioprotective potential of MI. The purpose of this study was to evaluate the effect of ethyl acetate fraction (EAF) which has the main content rosmarinic acid, on levels of AST, CKMB, cTnT and cTnI in rats induced MI by isoproterenol (ISO). Total phenolic and total flavonoid of EAF were tested by colorimetric method. Antioxidant test of EAF was conducted using DPPH method and MDA in vitro. Wistar strain rats were divided into 6 groups: normal control, kontrol herbal, ISO, and the group treated with a dose of 3,84; 7,68; and 15,36 mg/kg EAF for 30 days. ISO subcutaneous injection (85 mg /kg/day) for 2 days used to induce MI. The results showed that EAF contain phenolic compounds (55,8%) and flavonoids (1,423%) and the IC50 value of 10,275 ppm. EAF with a concentration of 100 ppm was able to overcome free radicals induced by H2O2 in vitro on sheep red blood cells. Enhancement dose of EAF was able to switch functions into prooxidant. Prooxidant properties of myocardial cells can destroy as free radicals as evidenced by increased levels of AST, CKMB, cTnT and cTnI."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T44549
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutauruk, Pavita Musi Sartika
"ABSTRAK
Dalam usaha untuk mencegah perburukan angka kejadian dan angka kematian akibat demam berdarah dengue DBD dilakukan pengontrolan terhadap nyamuk Aedes aegypti. Pengontrolan vektor yang telah dilakukan selama ini berfokus utama pada penggunaan insektisida sintetis berbahan kimia, sehingga telah muncul resistensi terhadap insektisida tersebut. Euphorbiaceae tirucalli, merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi resistensi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas larvasida dari ekstrak batang muda E. tirucalli dengan pelarut etil asetat terhadap larva Ae. aegypti instar III dan IV. Larva dipaparkan dengan 6 konsentrasi ekstrak berbeda 0,01 -0,08 , selama 24 jam. Setelah 24 jam, terdapat perbedaan bermakna kematian larva pada konsentrasi 0,01 dan 0,02 p.

ABSTRACT
In order to prevent the increasing number of incidence and death caused by dengue hemorrhagic fever DHF , there is a need to control Aedes aegypti. Previously, vector control has been done with the use of synthetic insecticide from chemicals thus causing resistance from the larval. Euphorbiaceae tirucalli, is an alternative which can be used to reduce the resistance. This study aims to evaluate the larvacide effectivity of dewy stem of Euphorbiaceae tirucalli extract with ethyl acetate against III IV larval instars of Aedes aegypti. Larva was exposed with 6 different concentration ranged 0,01 0,08 for 24 hours. After 24 hours, a significant difference of larval death number found in 0,01 and 0,02 p"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Zaini
"ABSTRAK
Pendahuluan: Indonesia memiliki insidensi kanker kolorektal yang cukup tinggi yaitu mencapai 12.8 banding 100.000 populasi penduduk dewasa serta tingkat kematian sebesar 9.5%. Sayangnya, tatalaksana kanker kolorektal yang ada masih belum efektif dan membutuhkan biaya yang mahal. Salah satu alternatif antikanker yang berasal dari tanaman adalah ekstrak dari perikarp kulit buah manggis. Untuk meningkatkan efektivitas dari ekstrak kulit manggis di daerah target, ekstrak kulit manggis dalam bentuk mikropartikel dikemas dalam enkapsulasi kitosan-alginat. Oleh sebab itu, dilakukan pengujian keamanan fraksi etil asetat ekstrak kulit manggis dalam mikroenkapsulasi kitosan-alginat untuk mengetahui keamanan ekstrak pada pemberian yang lebih lama dari uji toksisitas akut. Metode: Mencit dari strain Balb/C jantan dan betina dibagi menjadi tujuh kelompok yaitu kelompok dosis 0.5 g/kgBB, 1 g/kgBB, dan 2g/kgBB, kontrol akuades, kontrol pelarut GOM Arabicum, dan 2 kelompok kontrol satelit (dosis tertinggi dan kontrol akuades). Perlakuan diberikan setiap hari secara oral menggunakan sonde dan diamati hingga hari ke-14 dan ke-28 pada kelompok satelit. Setelah itu, dilakukan pembedahan pada mencit. Gambaran histologi ginjal dievaluasi berdasarkan dilasi tubular, nekrosis fokal (glomerulus), konsolidasi dari dinding vaskular, dan adanya nekrosis tubuler. Hasil: Dari studi tersebut, didapatkan bahwa gambaran histologi ginjal pada semua kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna (p=0.442). Kemudian, ketika dibandingkan dengan kelompok satelit, gambaran yang terjadi tidak berbeda bermakna (p=0.317). Kesimpulan: Fraksi etil asetat ekstrak kulit manggis dalam mikroenkapsulasi kitosan-alginat dosis 0.5g, 1g, dan 2g/kgBB yang diberikan selama 14 hari tidak menunjukkan efek toksik terhadap histologi ginjal.

ABSTRACT
Introduction: Indonesia has a fairly high incidence of colorectal cancer, reaching 12.8 to 100,000 adult population and a mortality rate of 9.5%. Unfortunately, the management of colorectal cancer is still not effective and requires high costs. One alternative anticancer derived from plants is extract from mangosteen pericarp rind. To increase the effectiveness of mangosteen peel extract in the target area, mangosteen peel extract in the form of microparticles is packaged in chitosan-alginate encapsulation. Subacute oral toxicity test was conducted to test the safety of the mangosteen peel extract ethyl acetate fraction in chitosan-alginate microencapsulation and to determine the toxic effects that did not appear in the acute toxicity test. Methods: Mice from Balb / C strains male and female were divided into seven groups, namely the dose group 0.5 g / kgBW, 1 g / kgBW, and 2g / kgBW, aquades control, GOM Arabicum solvent control, and 2 satellite control groups (highest dose and aquades control). The treatment was administered orally every day using a sonde and observed until the 14th and 28th days in the satellite group. After that, surgery is performed on mice. The renal histology was evaluated based on tubular dilation, focal necrosis (glomerulus), consolidation of the vascular wall, and the presence of tubular necrosis Results: From the study, it was found that the renal histology features in all treatment groups were not significantly different (p = 0.442). Then, when compared to the satellite group, the picture that occurred was not significantly different (p = 0.317). Conclusion: The fraction of ethyl acetate mangosteen peel extract in chitosan-alginate microencapsulation doses of 0.5g, 1g, and 2g / kgBB given subacute did not show toxic effects on renal histology.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Bagus Yoga Satriadinatha
"ABSTRAK
Komponen dalam fraksi etil-asetat ekstrak perikarp Garcinia mangostana Linn memiliki aktivitas antikanker dalam berbagai cell-line kanker kolon. Enkapsulasi ekstrak ini dalam kitosan alginat dapat mempercepat penghantaran senyawa aktif dalam ekstrak ke situs absorpsinya. Namun, belum terdapat penelitian yang mengevaluasi efek toksisitas senyawa ini pada hati (SGOT dan SGPT), ketika diadministrasi berulang selama 14 hari. Penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi efek toksisitas setelah pemberian berulang selama 14 hari dari pemberian oral mikropartikel ekstrak Garcinia mangostana Linn dilapisi kitosan-alginat. Lima puluh enam mencit BALB/c dibagi menjadi 7 kelompok, termasuk dosis 0.5 gram/kgBB, 1.0 gram/kgBB, 2.0 gram/kgBB, pelarut, kontrol (normal), satelit dosis 2.0 gram/kgBB), dan satelit akuades (kontrol). Setiap tikus diberi ekstrak menggunakan sonde selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada semua parameter toksisitas, kecuali SGOT. Pada parameter ini, kelompok perlakuan dosis tertinggi hingga terendah, menunjukkan kadar SGOT yang lebih tinggi dan bermakna dibandingkan kelompok kontrol (p=0.011). Setelah dilakukan subanalisis berdasarkan jenis kelamin hewan coba, perbedaan nilai SGOT yang signifikan terhadap kontrol hanya terjadi pada kelompok jantan (p=0.033). Akan tetapi, toksisitas ini bersifat reversibel, ditandai dengan tidak bermaknanya perbedaan nilai SGOT antar kelompok satelit (p=0.082). Nilai p untuk parameter SGPT, perubahan massa tubuh, dan massa hati berturut-turut sebesar 0.630, 0.202, dan 0.762. Administrasi harian per oral dari mikropartikel ekstrak perikarp buah manggis selama 14 hari menyebabkan peningkatan SGOT secara bermakna pada hewan coba jantan, dan bersifat reversibel. Administrasi ini tidak menunjukkan sifat toksisitasnya pada parameter lain (SGPT, massa tubuh, dan massa organ hati), baik pada kelompok jantan maupun betina.

ABSTRACT
Components in the ethyl-acetate fraction of the Garcinia mangostana Linn pericarp extract have anticancer activity in various colon cancer cell-lines. Encapsulation of this extract in chitosan alginate can accelerate the delivery of active compounds in the extract to its absorption site. However, there are no studies evaluating the toxicity effects of these compounds on the liver (SGOT and SGPT), when administered over and over for 14 days. This study was designed to evaluate the effect of toxicity after 14 days of repeated administration of oral administration of Garcinia mangostana Linn microparticles extract coated with chitosan-alginate. Fifty-six BALB / c mice were divided into 7 groups, including a dose of 0.5 gram / kgBB, 1.0 gram / kgBB, 2.0 gram / kgBB, solvent, control (normal), satellite dose 2.0 gram / kgBB), and aquades satellite (control). Each rat was given extract using intragastric tube for 14 days. The results showed that there were no differences in all toxicity parameters, except SGOT. In this parameter, the highest to lowest dose treatment group showed higher and significant SGOT levels compared to the control group (p=0.011). After sub-analysis based on the sex of the experimental animals, significant differences in SGOT values compared to controls only occurred in the male group (p=0.033). However, this toxicity is reversible, characterized by the insignificant difference in SGOT values between two satellite groups (p=0.082). The p value for the SGPT parameters, changes in body mass, and liver mass respectively were 0.630, 0.202 and 0.762. 14 days repeated daily oral administration of the mangosteen pericarp extract microparticles causes a significant increase in SGOT in male animals, and is reversible. This administration does not show its toxicity in other parameters (SGPT, body mass, and liver mass), both in male and female groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini merupakan merupakan studi awal dari proses-proses penjenuhan senyawa-senyawa etil ester dari minyak sawit dan minyak bunga matahari yang dianggap cukup potensial untuk digunakan sebagai aditif bahan bakar mesin diesel. Sebagai sumberdaya yang sangat mungkin dikembangkan di Indonesia, minyak-minyak nabati tersebut dikonversikan menjadi etil ester melalui reaksi transesteriiikasi menggunakan etanol dengan kehadiran katalis KOH dan kemudian diikuti dengan proses ozonolisis. Pada reaksi ozonolisis ini, etil ester direaksikan dengan ozon (Og) menjadi senyawa-senyawa ozonida atau kemudian menjadi senyawa yang memililci rantai karbon yang iebih pendek sehingga dapat meningkatkan karakteristilcnya sebagai bahan bakar, khususnya indeks setananya.
Sifat-sifat fisika yang akan diuji adalah densitas, viskositas, kadar air, keasaman, dan indeks setananya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ozonolisis merupakan suatu reaksi yang tepat untuk meningkatkan indeks setana pada bahan bakar, dalam hal ini bahan bakar yang disintesis dari minyak nabati. Hal ini terbukti dari meningkatnya indeks setana etil ester hasil ozonolisis sebesar sepuluh poin dibanding eti! ester yang tidak mengalarni reaksi ozonolisis.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Idzhar Arrizal
"ABSTRACT
Kanker kolorektal saat ini merupakan kanker tersering ketiga di Indonesia dunia. Perawatan yang tersedia untuk penyakit ini masih memiliki banyak pengaruh sisi sehingga peneliti mencoba mengembangkan terapi antikanker baru dengan efek samping minimal. Manggis (Garcinia mangostana Linn.), Yang mengandung α-mangostin yang diketahui memiliki aktivitas antikanker. Fraksi etil asetat digunakan untuk mendapatkan kadar α-mangostin tertinggi dari ekstraksi manggis. Namun, hal itu berpengaruh pada lambung, usus, hati, dan ginjal sebagai organ yang terlibat dalam proses absorpsi, metabolisme, dan ekskresi obat belum dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh fraksi etil asetat dari Garcinia mangostana Linn. (FGM) tentang perubahan histopatologis organ ini pada tikus. Penelitian ini menggunakan mencit betina berumur 6-8 minggu dengan berat 25-30 g dan diperoleh dari Balitbangkes Kemenkes RI yang terbagi dalam lima kelompok: kelompok kontrol negatif, kelompok pelarut, dan tiga kelompok uji yang menerima
FGM per oral dengan dosis tunggal 2, 4, dan 6 g / kg berat badan dengan masing-masing kelompok berisi lima tikus. Mencit diamati selama 14 hari. Selanjutnya, organ diambil untuk diperiksa secara histopatologi. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada lambung. ginjal, dan usus antara lima kelompok. Namun, memberikan fGM dengan dosis 6 g / kgBW menunjukkan peningkatan derajat kerusakan jaringan hati. Riset lebih lanjut Pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk pengembangan Garcinia mangostana Linn. sebagai terapi antikanker di masa depan.
ABSTRACT
Colorectal cancer is currently the third most common cancer in Indonesia in the world. The treatments available for this disease still have many side effects, so researchers are trying to develop new anticancer therapies with minimal side effects. Mangosteen (Garcinia mangostana Linn.), Which contains α-mangostin which is known to have anticancer activity. Ethyl acetate fraction was used to obtain the highest α-mangostin levels from mangosteen extraction. However, its effect on the stomach, intestines, liver, and kidneys as organs involved in the absorption, metabolism and excretion of drugs has not been evaluated. This study aims to assess the effect of the ethyl acetate fraction of Garcinia mangostana Linn. (FGM) regarding the histopathological changes of this organ in mice. This study used female mice aged 6-8 weeks weighing 25-30 g and were obtained from Balitbangkes Kemenkes RI which were divided into five groups: a negative control group, a solvent group, and three test groups that received FGM orally with a single dose of 2, 4, and 6 g / kg body weight with each group containing five mice. Mice were observed for 14 days. Next, the organs are removed for histopathological examination. This study shows that there are no significant differences in the stomach. kidney, and intestines among the five groups. However, giving fGM at a dose of 6 g / kgBW showed an increased degree of liver tissue damage. Further research Further development is required for the development of Garcinia mangostana Linn. as anticancer therapy in the future.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>