Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zebua, Lisye Iriana
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
D1766
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anisatu Zulkhistianingtias Wakhidah
Abstrak :
ABSTRAK
Di wilayah Halmahera Barat, khususnya di Desa Lako Akediri dan Bobanehena, terdapat suatu upacara adat yang bertujuan menyambut kedewasaan gadis yaitu upacara oke sou. Penelitian mengenai etnobotani upacara oke sou pada Desa Lako Akediri dan Bobanehena belum pernah dilakukan. Penelitian tersebut bertujuan untuk menjelaskan spesies-spesies tumbuhan yang digunakan dalam seluruh tahapan upacara oke sou di kedua desa, menjelaskan pengaruh perbedaan umur terhadap pengetahuan etnobotani masyarakat di kedua desa, dan memahami presepsi masyarakat di kedua desa terhadap konservasi tumbuhan yang digunakan dalam upacara oke sou. Penelitian awal dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014, kemudian dilanjutkan pada bulan September--Desember 2014. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode wawancara semi terstruktur dan participant observation. Dari hasil penelitian tersebut, terdata sebanyak 111 spesies tumbuhan dari 49 famili digunakan pada seluruh tahapan upacara oke sou, 86 spesies di Desa Lako Akediri dan 87 spesies di Desa Bobanehena. Pada kedua desa, pengetahuan etnobotani upacara oke sou kelompok umur >55 tahun lebih tinggi dibandingkan kelompok umur 13--35 tahun dan 35--55 tahun. Sebanyak 41% spesies tumbuhan yang digunakan berasal dari hasil budidaya, 31% merupakan tumbuhan ruderal, dan 28% spesies tumbuhan hidup secara liar.
ABSTRACT
In the region of West Halmahera, particularly in the village of Lako Akediri and Bobanehena, there is a ceremony aimed to welcome maturity girl named oke sou ceremony. Research on ethnobotany oke sou ceremony at both villages has never been done. The study aims to describe the species of plants that used in all phases of the oke sou ceremony at both villages, to explain the effect of difference in age toward knowledge of ethnobotany oke sou ceremony at community in both villages, and to understand the perception people at both villages about conservation of used plant in oke sou ceremony. Preliminary study conducted during May to June 2014, then resumed in September to December 2014. Data collection using semi-structured interviews and participant observation. From the results, recorded as many as 111 species of plants from 49 families used in all stages of the oke sou ceremony, 86 species in the village of Lako Akediri and 87 species in the village Bobanehena. In both villages, knowledge of ethnobotany about oke sou ceremony in age group >55 years higher than the age group 13-35 years and 35-55 years. As many as 41% plant species used were obtained from the cultivation, 31% were ruderal plants, and 28% of the species were obtained in the wild.
2015
S61423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Nur Fitri
Abstrak :
Di wilayah Halmahera Barat, khususnya di Desa Lako Akediri dan Bobanehena, terdapat suatu upacara adat yang bertujuan menyambut kedewasaan gadis yaitu upacara oke sou. Penelitian mengenai etnobotani upacara oke sou pada Desa Lako Akediri dan Bobanehena belum pernah dilakukan. Penelitian tersebut bertujuan untuk menjelaskan spesies-spesies tumbuhan yang digunakan dalam seluruh tahapan upacara oke sou di kedua desa, menjelaskan pengaruh perbedaan umur terhadap pengetahuan etnobotani masyarakat di kedua desa, dan memahami presepsi masyarakat di kedua desa terhadap konservasi tumbuhan yang digunakan dalam upacara oke sou. Penelitian awal dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014, kemudian dilanjutkan pada bulan September--Desember 2014. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode wawancara semi terstruktur dan participant observation. Dari hasil penelitian tersebut, terdata sebanyak 111 spesies tumbuhan dari 49 famili digunakan pada seluruh tahapan upacara oke sou, 86 spesies di Desa Lako Akediri dan 87 spesies di Desa Bobanehena. Pada kedua desa, pengetahuan etnobotani upacara oke sou kelompok umur >55 tahun lebih tinggi dibandingkan kelompok umur 13--35 tahun dan 35--55 tahun. Sebanyak 41% spesies tumbuhan yang digunakan berasal dari hasil budidaya, 31% merupakan tumbuhan ruderal, dan 28% spesies tumbuhan hidup secara liar.
In the region of West Halmahera, particularly in the village of Lako Akediri and Bobanehena, there is a ceremony aimed to welcome maturity girl named oke sou ceremony. Research on ethnobotany oke sou ceremony at both villages has never been done. The study aims to describe the species of plants that used in all phases of the oke sou ceremony at both villages, to explain the effect of difference in age toward knowledge of ethnobotany oke sou ceremony at community in both villages, and to understand the perception people at both villages about conservation of used plant in oke sou ceremony. Preliminary study conducted during May to June 2014, then resumed in September to December 2014. Data collection using semi-structured interviews and participant observation. From the results, recorded as many as 111 species of plants from 49 families used in all stages of the oke sou ceremony, 86 species in the village of Lako Akediri and 87 species in the village Bobanehena. In both villages, knowledge of ethnobotany about oke sou ceremony in age group >55 years higher than the age group 13-35 years and 35-55 years. As many as 41% plant species used were obtained from the cultivation, 31% were ruderal plants, and 28% of the species were obtained in the wild.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marwan Setiawan
Abstrak :
Tesis ini menjelaskan tentang penelitian konservasi sebagai salah satu ciri new museum dengan perspektif baru. Penelitian dilakukan terhadap manajemen konservasi Museum Etnobotani Indonesia, dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Kegiatan manajemen konservasi museum baru mencakup struktur organisasi, prinsip, program, penelitian, dan teknologi informasi dalam bidang konservasi. Hasil analisis dan pembahasan penelitian, menyimpulkan Museum Etnobotani Indonesia belum memiliki manajemen konservasi yang sesuai dengan konsep museum baru. Kegiatan konservasi masih berorientasi terhadap pelestarian koleksi benda budaya yang merupakan ciri museum tradisional. Untuk menjadi sebuah museum baru dalam bidang manajemen konservasi Museum Etnobotani Indonesia harus memperluas konsep pelestarian yang tidak hanya melestarikan koleksi benda budaya. Akan tetapi, melestarikan koleksi budaya tak benda seperti memori kolektif masyarakat dengan membuka informasi seluas luasnya terhadap publik. ...... This thesis describes the study of conservation as one of the characteristics of the new museum with a new perspective. Research conducted on conservation management Ethnobotany Museum Indonesia, using a qualitative approach. The new museum conservation management activities include organizational structure, principles, programs, research, and information technology in the conservation field. The results of the analysis and discussion of research concluded Ethnobotany Museum Indonesia does not have a conservation management in accordance with the concept of the new museum. Conservation activities are still oriented towards the preservation of cultural collections that are characteristic of traditional museums. To become a new museum in the field of conservation management Ethnobotany Museum Indonesia must expand the concept of preservation is not only to preserve a collection of cultural objects. However, preserving a collection of cultural objects such as people's collective memory with the widest breadth of information open to the public.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiah Rohmat
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang etnobotani pada masyarakat suku Dayak Ngaju di kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, dari Februari ndash; Juli 2014 dan Februari ndash; Mei 2017. Tujuan penelitian untuk mendokumentasikan pengetahuan lokal tentang keanekaragaman tumbuhan dan pemanfaatannya pada berbagai kategori guna, serta keanekaragaman tumbuhan obat yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, survey lapangan, observasi partisipatif dan Focus Group Discussion FGD dengan distribusi kerikil. Data dianalisis dengan statistika deskriptif, penghitungan nilai Local User rsquo;s Value Index LUVI dan nilai Index of Cultural Significance ICS . Terdapat 259 spesies yang termasuk ke dalam 193 genus dan 85 famili yang dikenal masyarakat suku Dayak Ngaju di kecamatan Mantangai. Spesies tetumbuhan tersebut dimanfaatkan untuk berbagai kategori kegunaan. Sebanyak 151 spesies dari 128 genus dan 68 famili dimanfaatkan untuk mengobati 78 jenis penyakit. Berdasarkan analisis LUVI, didapatkan 124 spesies tumbuhan yang dianggap penting berdasarkan persepsi masyarakat. Curcuma domestica dan Oryza sativa memeroleh nilai ICS tertinggi yaitu masing-masing 61 dan 60. C. domestica dimanfaatkan sebagai bumbu, obat dan pewarna, sedangkan O. sativa dimanfaatkan sebagai makanan pokok, ritual. dan obat tradisional. Nilai tertinggi ICS pada tumbuhan obat terdapat pada cabi Piper longum dan henda Curcuma domestica yang dimanfaatkan untuk mengobati meroyan dan berbagai jenis penyakit.
ABSTRACT
A research of ethnobotanical study of Dayak Ngaju tribe communities, in Mantangai sub district, Kapuas regency, Central Kalimantan was conducted from February to July 2014 and February to May 2017. The aim of this study was to preserve local knowledge of plant diversity and their uses and the diversity of medicinal plants to cure various disease. Data was collect through interview, field survey, participatory observation and Focus Group Discussion FGD by Pebble Distribution Method PDM . The data was analized by descriptive statistics, Local User rsquo s Value Index LUVI and Index of Cultural Significance ICS . A total of 259 plants species including 193 genus and 85 families known by Dayak Ngaju tribe communities in Mantangai sub district. Those plants species used for various useful category. A total of 151 plants species from 128 genus and 68 families used to cure 78 type of disease. Based on LUVI analysis, there were 124 plants species as important species based on communities perception. Curcuma domestica and Oryza sativa get the highest value of ICS as many as 61 and 60. Curcuma domestica used as flavor, medicine and dye color, while O. sativa used as staple food, ritual and traditional medicine. Cabi Piper longum and C. domestica get the highest value of ICS as medicinal category, which being used to cure meroyan and various of disease.
2018
T49384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Rifqi Al Author
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian tentang struktur dan komposisi vegetasi lanskap pekarangan dan pemanfaatan tanaman pekarangan di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat pada bulan Oktober-Desember 2018. Penelitian bertujuan untuk mengkaji struktur dan komposisi vegetasi lanskap pekarangan dan pengetahuan lokal dalam memanfaatkan tanaman pekarangan. Tipe pekarangan yang dijadikan objek penelitian ditentukan secara stratified random sampling berdasarkan lokasi yang berbeda-beda yaitu pekarangan yang berlokasi di dekat hutan, dekat jalan raya dan dekat sungai. Setiap tipe pekarangan dikelompokkan ke dalam dua kelas luasan yaitu kecil dan besar. Masing-masing kelas luasan dicuplik sebanyak 15 pekarangan. Data struktur dan komposisi vegetasi lanskap pekarangan dikumpulkan dengan mencatat nama lokal tanaman, menghitung jumlah individu tanaman dan mengukur diameter batang tanaman sedangkan data pemanfaatan tanaman pekarangan dengan pendekatan etnobotani melalui wawancara semi terstruktur, terbuka dan FGD (Focus Group Discussion). Wawancara dilakukan pada pemilik pekarangan atau anggota keluarga pemilik pekarangan. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dengan statistika deskriptif untuk menggambarkan pengetahuan lokal masyarakat. Analisis secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung indeks nilai penting, indeks keanekaragaman menurut Shannon-Wiener (H), indeks kesamaan Jaccard (Ji), indeks nilai kepentingan lokal (Local Users Value Index, LUVI) dan indeks kepentingan budaya (Index of Cultural Significance, ICS). Hasil pencuplikan sebanyak 90 pekarangan teridentifikasi sebanyak 300 spesies terdiri atas 236 genus dan 85 famili. Indeks keanekaragaman di tiap pekarangan tergolong tinggi yaitu 3,97-4,6. Indeks kesamaan tertinggi terdapat di pekarangan dekat sungai ukuran besar dengan pekarangan dekat sungai ukuran kecil. Indeks nilai penting tiap perawakan tanaman di setiap kategori pekarangan memiliki spesies yang berbeda-beda. Stratifikasi tanaman pekarangan lebih menyerupai stratifikasi hutan dengan lapisan tajuk yang rapat. Nilai LUVI di tiga tipe pekarangan menunjukkan adanya perbedaan persepsi mengenai spesies yang disukai pada beberapa kategori pemanfaatan. Nilai ICS tertinggi dimiliki oleh karambia (Cocos nucifera L.) sebesar 68.
Research about the structure and composition of vegetation of homegardens landscape and utilization of plants in the homegardens of Pariangan Subdistrict, Tanah Datar district, West Sumatra was conducted on October-December 2018. The purposes of this research were to investigate the structure and composition of vegetation homegardens landscape and the local knowledge in utilizing homegardens plants. The type of homegardens used as the object of research is determined by stratified random sampling based on different locations, namely the homegardens near the forest, near the highway and near the river. Furthermore, each type of homegardens is grouped into two broad classes, namely small and large. Each broad class is sampled as many as 15 homegardens. Data of the structure and composition of vegetation homegardens landscape were collected by recording as local names, calculating individual numbers and measuring in stem diameter while data of utilizing homegardens plants were collected using ethnobotanical approach through semi structured interview, open ended and FGD (Focus Group Discussion). Interview were conducted with the homegardens owner or the family members of the homegardens owner. Data were analyzed qualitatively using descriptive statistics to describe the local knowledge. Quantitative analysis was conducted by calculate the important value index, the diversity index according to the Shannon-Wiener index (HE), the similarity index according to the Jaccard index (Ji), Local Users Value Index (LUVI) and Index of Cultutral Significance (ICS). Sampling results as many as 90 homegardens identified 300 species consisting of 236 genera and 85 families. The diversity index in each homegardens is classified as high, namely 3.97-4.6. The highest similarity index was in the homegardens near the river with a large size with a homegardens near the river with a small size. The important value index for each plant stature in each homegardens category have different species. Stratification of homegardens plants is more like stratification of forests with a dense canopy layer. LUVI in three type of homegardens show the different perception of the preferred species in several utilization categories. The highest ICS has karambia (Cocos nucifera L.) (68).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairissa Trisliani Asmara
Abstrak :
Penelitian terhadap pengetahuan etnobotani dan perspektif pengembangan Arenga pinnata oleh masyarakat Desa Bulumario, Kecamatan Sipirok, Sumatera Utara telah dilaksanakan pada Bulan Agustus-Oktober 2019. Penelitian bertujuan mendokumentasikan pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan tumbuhan dan jenis tumbuhan apa saja yang penting bagi masyarakat Bulumario. Informasi yang dikumpulkan diharapkan dapat berperan dalam konservasi tumbuhan yang menunjang proses pengembangan kesejahteraan masyarakat di Desa Bulumario. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara secara mendalam dengan dipandu kuisioner, observasi partisipatif, dan survey lapangan. Pada penelitian etnobotani kategori guna terdapat 9 informan kunci dan 37 responden umum yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berusia 30 tahun. Penelitian mengenai kajian pemanfaatan aren, responden adalah masyarakat yang bekerja sebagai petani aren, penyadap aren maupun tengkulak hasil produksi aren. Data di analisis secara kualitatif yaitu deskriptif dan kuantitatif yaitu nilai indeks kultural (ICS) dan analisis vegetasi. Hasil menunjukkan terdapat 164 spesies tumbuhan dari 63 famili yang dimanfaatkan masyarakat dalam berbagai kategori guna. Nilai ICS tertinggi adalah bargot (Arenga pinnata (Wurmb) Merr) yaitu sebesar 110 dengan pemanfaatan sebagai obat, pangan, ritual, minuman dan bahan bangunan. Pemanfaatan Arenga pinnata sebagai tumbuhan multiguna cukup tinggi di Bulumario, persebaran individu Arenga pinnata juga merata dengan kerapatan pohonnya 94 ind/ha. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah air nira yang berasal dari bunga jantan. Masyarakat Bulumario masih memanfaatkan aren yang tumbuh liar dan belum ada upaya budidaya tumbuhan tersebut.
Research on the ethnobotany knowledge and perspective of Arenga pinnata development by the people of Bulumario Village, Sipirok District, North Sumatra has been carried out in August-October 2019. The research aims to document public knowledge about the use of plants and what types of plants are important for the Bulumario community. The information gathered is expected to play a role in the conservation of plants that support the process of developing community welfare in Bulumario Village. The research method used was in-depth interviews guided by questionnaires, participatory observation, and field surveys. In the ethnobotany category uses there were 9 key informants and 37 general respondents consisting of men and women aged 30 years. For study of the use of sugar palm, respondents are people who work as sugar palm farmers, sugar palm tappers and middlemen from the production of palm sugar. The data were analyzed qualitatively namely descriptive and quantitative namely the value of the cultural index (ICS) and vegetation analysis. The results showed that there were 164 plant species from 63 families that were utilized by the community in various use categories. The highest ICS value is bargot (Arenga pinnata (Wurmb) Merr) which is 110 with utilization as medicine, food, ritual, drinks and building materials. Utilization of Arenga pinnata as a multipurpose plant is quite high in Bulumario, the individual distribution of Arenga pinnata is also evenly distributed with a tree density of 94 ind/ ha. The most widely used part is sap water that comes from male flowers. The people of Bulumario are still using the sugar palm that grows wild and there has been no attempt to cultivate these plants
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Anggraeni
Abstrak :
Sebagian besar masyarakat menyampaikan pengetahuan etnobotani secara lisan sehingga banyak dari pengetahuan mereka tidak terdokumentasikan. Tingkat pengetahuan etnobotani dipengaruhi oleh umur pada masyarakat. Namun, beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat pengetahuan etnobotani tidak dipengaruhi oleh umur. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendekatan etnobotani untuk mendokumentasikan pengetahuan etnobotani dan mengetahui pengaruh umur pada masyarakat pada tingkat pengetahuan tersebut. Penelitian dilakukan pada masyarakat subetnis Batak Toba di Desa Peadungdung, Sumatera Utara. Pengumpulan data etnobotani dan deskripsi desa dilakukan dengan metode wawancara terbuka dan semistruktural. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif, yaitu mengelompokkan spesies tumbuhan berdasarkan kategori guna dan pendekatan kuantitatif, yaitu analisis UVs, ICS dan LUVI. Hasil penelitian menunjukkan 163 spesies tumbuhan berguna dimanfaatkan oleh masyarakat dan dikelompokkan berdasarkan kegunaan, yaitu bahan pangan (71 spesies), kayu bakar (25 spesies), teknologi lokal (18 spesies), obat-obatan (92 spesies), konstruksi bangunan (13 spesies), tali-temali 15 spesies), pakan ternak (20 spesies), kerajinan (11 spesies), simbol (21 spesies) dan berpotensi ekonomi (12 spesies). Arenga pinnata merupakan spesies tumbuhan dengan nilai kultural (ICS) dan nilai guna (UVs) tertinggi. Bahan pangan merupakan kategori guna dengan nilai kepentingan lokal (LUVI) tertinggi, yaitu 9,9%. Tingkat pengetahuan etnobotani terendah pada kelompok responden berumur 17--30 tahun.
Orally delivery about ethnobotanical knowledge cause the knowledge is not documented. The level of ethnobotanical knowledge in a society?s are different based on the age. However, some studies suggest that the level of ethnobotanical knowledge are not affected by age. Therefore, the ethnobotanical approach needs to documenting the ethnobotanical knowledge and identify the knowledge level of the local society about the use of plants. The study was conducted in Batak Toba sub-ethnic society in Peadungdung rural, North Sumatera. This study used open interview and semi-structured interview. The data were analyzed qualitatively by categorizing plant species based on their use dan quantitatively by measuring ICS, UVs and LUVI. The result show that 163 species of plant are used which are as food (71 species), fuelwood (25 species), local technology (18 species), medicines (92 species), the building materials (13 species), ropes (15 species), fodder (20 species), crafts (11 species), symbols (21 species) and economic potential (12 species). Arenga pinnata is the species with the highest value of ICS and UVs. Food is the most important use category because have the highest value of local interests (LUVI), that is 9,9%. The lowest level of ethnobotanical knowledge goes to 17--30 years-old respondent.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bye, Robert A.
581.6 BYE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>